Pertarakan dan Pengendalian Diri
Ketelitian dengan mana ibu itu harus menjaga kebiasaan-kebiasa-an hidupnya diajarkan dalam Kitab Suci. Ketika Tuhan akan mengang-kat Simson sebagai penyelamat Israel, “malaikat Tuhan” menampakkan diri kepada ibunya, membawa petunjuk khusus mengenai kebiasaankebiasaannya, dan juga tentang perawatan anaknya. “Oleh sebab itu” katanya, “janganlah minum anggur atau minuman yang memabukkan dan janganlah makan sesuatu yang haram.” MKS 338.3
Akibat dari pengaruh terhadap janin dalam kandungan dianggap oleh banyak orangtua sebagai soal sepele dan cuma sementara saja; tetapi surga tidak menganggapnya demikian. Pekabaran yang disampaikan melalui malaikat Allah, dan dua kali diberikan dengan cara paling khidmat, menunjukkan bahwa hal itu sebagai sesuatu yang layak mendapat perhatian kita yang sangat teliti.MKS 338.4
Dalam kata-kata yang diucapkan kepada ibu bangsa Ibrani ini, Allah berbicara kepada semua ibu dari setiap zaman. “Perempuan itu,” kata malaikat, “harus memelihara dirinya terhadap semua yang Kuka-takan kepadanya.” Kesejahteraan sang anak akan terpengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan si ibu. Selera dan nafsunya harus dikendalikan oleh prinsip. Ada sesuatu yang harus dia hindari, sesuatu yang dia harus berusaha untuk lawan, kalau dia memenuhi maksud Allah dalam dirinya untuk memberikan seorang anak kepadanya. Jika sebelum kelahiran anaknya itu dia memanjakan diri, kalau dia mementingkan diri, tidak sabar, dan cerewet, maka sifat-sifat ini akan terpantul dalam tabiat anak itu. Demikianlah banyak anak-anak yang menerima, sebagai hak kesulungan, kecenderungan kepada kejahatan yang hampir tak dapat ditaklukkan.MKS 338.5
Tetapi kalau si ibu tanpa tergoyahkan tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang benar, kalau dia bertarak dan menyangkal diri, jika dia ramah, lemah lembut dan tidak mementingkan diri, maka dia bisa berikan kepada anaknya ciri-ciri tabiat luhur yang sama. Sangat tegas perintah larangan penggunaan anggur oleh ibu. Setiap tetes minuman keras yang diminumnya untuk memuaskan seleranya itu membahayakan kesehatan fisik, mental dan moral anaknya, dan itu adalah dosa yang langsung terhadap Khalik.MKS 339.1
Banyak penasihat menganjurkan agar tiap keinginan ibu harus dikabulkan; artinya, kalau dia menginginkan sesuatu makanan, walaupun berbahaya, dia harus dengan bebas memanjakan seleranya. Nasihat seperti itu palsu dan menjerumuskan. Kebutuhan fisik si ibu bagaimanapun jangan diabaikan. Dua nyawa sedang bergantung padanya, dan keinginannya harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, keperluannya harus dipenuhi dengan limpah. Tetapi pada saat ini, secara khusus dia harus hindarkan makanan dalam bentuk apa pun yang akan melemahkan kemampuan fisik atau mental. Atas perintah Allah sendiri, dia berada di bawah satu kewajiban serius untuk melatih pengendalian diri.MKS 339.2