Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    36 - Raja Yehuda yang Terakhir

    PADA permulaan pemerintahannya Zedekia dipercaya raja Babel sepenuhnya dan mempunyai seorang penasihat kawakan yakni nabi Yeremia. Dengan menempuh jalan penghormatan terhadap bangsa Babel dan dengan memperhatikan pekabaran-pekabaran dari Tuhan melalui Yeremia, ia dapat memelihara penghormatan banyak orang yang mempunyai kekuasaan yang tinggi dan mendapat kesempatan untuk menyampaikan kepada mereka pengetahuan tentang Allah yang benar. Dengan demikian para pengungsi sebagai tawanan yang sudah berada di Babel telah dapat ditempatkan di tempat yang menguntungkan dan diberi banyak kebebasan; nama Allah akan dapat dihormati sejauh-jauhnya dan seluas-luasnya; dan mereka yang tertinggal di tanah Yehuda akan dapat luput dari malapetaka-malapetaka yang mengerikan yang pada akhirnya menimpa ke atas mereka.PR 255.1

    Melalui Yeremia, Zedekia dan semua bangsa Yehuda, termasuk mereka yang telah dibawa ke Babel, dinasihati supaya takluk dengan tenang kepada peraturan para penakluk mereka untuk sementara waktu. Teristimewa adalah penting bagi mereka yang berada dalam tawanan harus mencarai perdamaian di negeri ke mana mereka telah dibawa. Namun, hal ini bertentangan dengan kecenderungan hati manusia; dan Setan, sambil menangguk di air keruh, menyebabkan nabi-nabi palsu muncul di antara orang banyak, baik di Yerusalem maupun di Babel, yang memaklumkan bahwa kuk perhambaan akan segera pecah dan prestasi bangsa itu sebelumnya akan dipulihkan.PR 255.2

    Perhatian terhadap nubuatan-nubuatan yang menggiurkan tersebut telah membawa gerakan yang mencelakakan baik di pihak raja maupun di pihak para pengungsi, dan menggagalkan rencana-rencana Allah demi keselamatan mereka. Jangan sampai suatu pemberontakan terjadi dan penderitaan besar berlaku, maka Tuhan memerintahkan Yeremia untuk menghadapi keadaan gawat itu tanpa bertangguh, dan dengan mengamarkan raja Yehuda tentang akibat yang pasti dari pemberontakan. Orang-orang yang ditawan juga dinasihati, dengan pemberitaan secara tertulis, jangan sampai tertipu percaya akan kelepasan mereka yang sudah dekat. “. . . Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu,. . .” katanya mendesak. Yeremia 29:8.PR 255.3

    Sehubungan dengan hal ini telah disebutkan tentang rencana Tuhan untuk memulihkan Israel pada akhir tujuh puluh tahun penawanan itu yang diramalkan oleh utusan-utusan-Nya.PR 255.4

    Alangkah lembut dan sabar Allah memberitahukan kepada umat-Nya yang ditawan tentang rencana-rencana-Nya bagi Israel! Ia mengetahui bahwa sekiranya mereka terpedaya oleh nabi-nabi palsu untuk mencari kelepasan dengan cepat, maka kedudukan mereka di Babel akan menjadi sangat sulit. Suatu demonstrasi atau pemberontakan di pihak mereka akan membangkitkan kewaspadaan dan kekerasan penguasa-penguasa Kasdim dan akan menyebabkan bertambahnya pembatasan terhadap kebebasan mereka. Penderitaan dan bahaya akan menjadi akibatnya. Ia menginginkan supaya mereka takluk dengan tenang terhadap nasib mereka dan membuat pelayanan mereka sedapat mungkin menyenangkan; dan nasihatnya kepada mereka adalah: “Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; . . . usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Ayat 5-7.PR 255.5

    Di antara guru-guru palsu di Babel ada dua orang yang mengaku suci, tetapi kehidupan mereka cemar. Yeremia telah mempersalahkan jalan yang jahat daripada kedua orang ini dan telah mengamarkan kepada mereka mengenai bahaya yang akan menimpa mereka. Menjadi marah terhadap teguran itu, mereka berusaha menentang pekerjaan nabi yang benar itu dengan menggerakkan orang banyak untuk meremehkan kata-katanya dan bertindak berlawanan dengan nasihat Allah dalam hal menaklukkan diri mereka kepada raja Babel. Tuhan menyaksikan dengan perantaraan Yeremia bahwa nabi-nabi palsu ini harus diserahkan ke dalam tangan raja Nebukadnezar dan dibunuh di depan matanya. Tidak lama kemudian, ramalan ini telah digenapi secara harafiah.PR 256.1

    Pada zaman akhir, orang-orang akan muncul untuk menciptakan kekacauan dan pemberontakan di antara mereka yang mengaku sebagai wakil-wakil Allah yang benar. Mereka yang bernubuat dusta akan mendorong manusia memandang dosa sebagai suatu perkara yang ringan. Apabila akibat-akibat mengerikan daripada perbuatan jahat mereka ditanyakan, jikalau mungkin mereka akan berusaha, untuk menjadikan orang yang setia memberi amaran kepada mereka, bertanggung jawab atas kesukaran mereka, sama seperti orang Yahudi menuding Yeremia dengan nasib buruk mereka. Tetapi sama pastinya seperti perkataan Yehova melalui nabi-Nya dipertahankan dahulu kala, begitulah nanti kepastian pekabaran-pekabaran-Nya akan berdiri teguh sekarang.PR 256.2

    Sejak mulanya, Yeremia telah mengikuti suatu jalan yang tetap dengan nasihat supaya taat kepada bangsa Babel. Nasihat ini bukan saja hanya diberikan kepada Yehuda, tetapi kepada banyak bangsa di sekeliling. Pada permulaan pemerintahan Zedekia, para duta dari raja Edom, Moab dan Tirus, serta bangsa-bangsa lain mengunjungi raja Yehuda untuk mempelajari apakah menurut pertimbangannya waktunya menguntungkan untuk mengadakan suatu persekutuan dan apakah ia mau bergabung dengan mereka bertempur melawan raja Babel. Sementara para duta ini sedang menunggu jawabnya, Firman Tuhan datang kepada Yeremia, bunyinya, “Buatlah tali pengikat dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu! Kemudian kirimlah pesan kepada raja Edom, kepada raja Moab, kepada raja bani Amon, kepada raja Tirus dan kepada raja Sidon, dengan perantaraan utusan-utusan yang telah datang ke Yerusalem menghadap Zedekia, raja Yehuda.” Yeremia 27:2, 3.PR 256.3

    Yeremia diperintahkan untuk menyampaikan kepada para utusan supaya mengatakan kepada raja mereka bahwa Allah telah menyerahkan mereka semua ke dalam tangan Nebukadnezar, raja Babel itu, sehingga dengan demikian mereka harus “takluk kepadanya dan kepada anaknya dan kepada cucunya, sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri.” Ayat 7.PR 256.4

    Lebih jauh para utusan itu diberi petunjuk untuk memaklumkan kepada raja mereka bahwa jikalau mereka tidak mau takluk kepada raja Babel maka mereka akan dihukum “dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar,” sampai mereka musnah. Teristimewa mereka harus berpaling dari pengajaran para nabi palsu yang dengan kata lain harus diberi nasihat. “Janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu,” kata Tuhan memaklumkan, “juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu, dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu, Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel, sebab mereka bernubuat palsu kepadamu, dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga kamu Kucerai-beraikan dan menjadi binasa. Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah Firman Tuhan, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana.” Ayat 8-11. Hukuman paling ringan yang dapat ditimpakan Allah yang berkemurahan kepada suatu bangsa yang begitu durhaka adalah menaklukkan diri kepada undang-undang Babel, tetapi jikalau mereka berperang melawan perintah melayani ini maka mereka harus merasakan kehebatan penuh daripada hukuman-Nya.PR 257.1

    ketgamPR 257.2

    Di hadapan para imam dan orang banyak, Yeremia dengan sungguh-sungguh mendesak agar mereka mau tunduk kepada raja Babel.PR 257.3

    Keheranan majelis bangsa-bangsa yang berkumpul tidak terhingga sama sekali ketika Yeremia, dengan membawa kuk penaklukan di sekeliling tengkuknya, menjadikan mereka sampai mengetahui kehendak Allah.PR 257.4

    Terhadap perlawanan yang kuat Yeremia berdiri dengan teguh mempertahankan kebijaksanaan untuk menaklukkan diri. Yang menonjol di antara mereka yang memberanikan diri untuk melawan nasihat Tuhan adalah Hananya, salah satu dari nabi palsu terhadap siapa orang banyak itu telah diberi amaran. Dengan mengira akan memperoleh kebaikan raja dan seisi istana kerajaan, ia mengangkat suaranya mengadakan protes, sambil memaklumkan bahwa Tuhan telah memberinya kata-kata membangkitkan semangat bagi orang-orang Yahudi. Ia berkata: “Beginilah Firman Tuhan semesta alam, AllahPR 257.5

    Israel, Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikian Firman Tuhan! Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!” Yeremia 28:2-4. Yeremia di depan para imam dan orang banyak, dengan sungguh-sungguh mengajak mereka supaya takluk kepada raja Babel untuk selama jangka waktu yang Tuhan telah tentukan. Ia mengingatkan orang-orang Yehuda kepada nubuatan-nubuatan Hosea, Habakuk, Zefanya dan yang lain-lain yang pekabaran-pekabaran mereka mengenai teguran dan amaran sama dengan pekabaran-pekabarannya sendiri. Ia mengingatkan mereka kepada peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam kegenapan nubuatan-nubuatan mengenai ganjaran untuk dosa tidak bertobat. Pada masa yang lampau hukuman-hukuman Allah telah ditimpakan ke atas orang yang tidak menyesali dosanya dengan kegenapan yang tepat terhadap rencana-Nya seperti yang dinyatakan melalui para utusan-Nya.PR 257.6

    “Nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera,” kata Yeremia menarik-narik kesimpulan, “jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan.” Ayat 9. Jikalau Israel memilih untuk menanggung risiko, perkembangan masa depan akan menentukan dengan tepat siapakah nabi yang benar itu.PR 258.1

    Perkataan Yeremia yang menasihati supaya takluk merangsang Hananya untuk mengadakan suatu tantangan yang berani terhadap adanya pekabaran yang telah disampaikan itu. Dengan merebut kuk lambang dari tengkuk Yeremia, Hananya mematahkannya sambil berkata, “Beginilah Firman Tuhan; Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, daripada tengkuk segala bangsa.PR 258.2

    “Tetapi pergilah nabi Yeremia dari sana.” Ayat 11. Tampaknya tidak ada yang dapat dilakukannya lagi daripada mengundurkan diri dari pertengkaran yang nyata itu. Tetapi Yeremia diberi pekabaran lain. “Pergilah mengatakan kepada Hananya,” begitulah ia disuruh, “Beginilah Firman Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya. Sebab beginilah Firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel; sungguh, mereka akan takluk kepadanya!PR 258.3

    “Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya; Dengarkanlah hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah Firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap Tuhan.” Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang Ketujuh. Ayat 13-17.PR 258.4

    Nabi palsu itu telah menguatkan ketidakpercayaan orang banyak terhadap Yeremia dan pekabarannya. Dengan jahatnya ia telah menyatakan dirinya sendiri utusan Tuhan, dan ia menderita kematian sebagai akibatnya. Pada bulan yang kelima Yeremia menubuatkan kematian Hananya, dan pada bulan yang Ketujuh kata-katanya terbukti benar oleh kegenapannya.PR 258.5

    Keresahan yang disebabkan oleh pernyataan-pernyataan para nabi palsu itu menyebabkan Zedekia dicurigai akan berkhianat, dan hanya dengan tindakan cepat dan menentukan di pihaknya ia diizinkan terus memerintah sebagai raja yang membayar upeti. Kesempatan untuk melakukan hal tersebut dipergunakan tidak lama sesudah para utusan kembali dari Yerusalem kepada bangsa-bangsa di sekeliling, ketika raja Yehuda disertai Seraya, “kepala perlengkapan,” pada suatu tugas penting pergi ke Babel. Yeremia 51:59. Selama kunjungan ke istana orang Kasdim ini, Zedekia membarui sumpah kesetiaannya kepada Nebukadnezar. Melalui Daniel dan orang-orang Ibrani lain yang ditawan, raja Babel itu telah diperkenalkan kepada kuasa dan kewibawaan Agung Allah yang benar itu; dan ketika Zedekia sekali lagi dengan khidmat berjanji akan tetap setia, maka Nebukadnezar menyuruhnya bersumpah untuk perjanjian ini dalam nama Tuhan Allah Israel. Sekiranya Zedekia menghormati pembaruan sumpah perjanjiannya, maka kesetiaannya itu akan mempunyai suatu pengaruh yang mendalam pada pikiran banyak orang yang sedang memperhatikan tindak langkah mereka yang mengaku hendak menghormati nama dan hendak membesarkan Allah orang Ibrani.PR 258.6

    Tetapi raja Yehuda kehilangan pandangan terhadap kesempatannya yang tinggi untuk menghormati nama Allah yang hidup. Tentang Zedekia ada tertulis: “Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, Allahnya, dan tidak merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa pesan Tuhan. Lagipula ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah menyuruhnya bersumpah demi Allah. Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan tidak berbalik kepada Tuhan, Allah Israel.” 2 Tawarikh 36:12, 13.PR 259.1

    Sementara Yeremia terus menyampaikan kesaksiannya di tanah Yehuda, nabi Yehezkiel muncul dari antara para tawanan di Babel, untuk memberi amaran dan menghibur para pengungsi, dan juga untuk meneguhkan Firman Tuhan yang telah diucapkan melalui Yeremia. Selama tahun-tahun sisa pemerintahan Zedekia, Yehezkiel menjadikan sangat jelas kebodohan percaya akan ramalan-ramalan palsu dari mereka yang menyebabkan para tawanan mengharapkan kembali ke Yerusalem lebih awal. Ia juga disuruh untuk meramalkan, dengan arti pelbagai macam lambang dan pekabaran yang khidmat, mengenai pengepungan dan kebinasaan Yerusalem secara tuntas. Pada tahun keenam pemerintahan Zedekia, Tuhan menyatakan kepada Yehezkiel dalam khayal beberapa perbuatan keji yang sedang diamalkan di Yerusalem, dan di dalam pintu gerbang rumah Tuhan, bahkan sampai di halaman bagian dalam. Kamar tempat ukir-ukiran, dan segala gambar-gambar berhala,” segala gambar-gambar binatang melata dan binatang-binatang lain yang menjijikkan dan segala berhala-berhala kaum Israel”--segala perkara ini berganti dengan cepat berlalu di hadapan nabi itu yang memandang dengan keheran-heranan. Yehezkiel 8:10.PR 259.2

    Mereka yang seharusnya menjadi pemimpin-pemimpin kerohanian untuk orang banyak, “tua-tua kaum Israel,” yang berjumlah tujuh puluh orang, terlihat sedang mempersembahkan bokor ukupan di depan lambang-lambang berhala itu yang telah ditaruh di dalam kamar yang tersembunyi bersama-sama di dalam lingkungan kudus halaman bait suci. “Tuhan tidak melihat kita,” kata orang-orang Yehuda memuji-muji diri mereka sendiri ketika mereka terlibat dalam perbuatan-perbuatan mereka secara kafir; “Tuhan sudah meninggalkan tanah ini,” kata mereka sambil menyatakan dengan berolok-olok. Ayat 11, 12.PR 259.3

    Masih ada lagi “perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar” yang harus dilihat nabi itu. Di pintu gerbang yang dari bagian luar menuju ke bagian dalam halaman kepadanya diperlihatkan “perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tamus,” dan di dalam “pelataran dalam rumah Tuhan; . . . dekat jalan masuk ke bait Tuhan, di antara balai Bait Suci dan mezbah, ada kira-kira duapuluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait Tuhan dan menghadap ke sebelah Timur sambil sujud pada matahari di sebelah Timur.” Ayat 13-16.PR 259.4

    Dan kini Dia yang penuh kemuliaan itu yang menyertai Yehezkiel selama menyaksikan pemandangan perbuatan kejahatan di tempat-tempat tinggi negeri Yehuda, bertanya kepada nabi-nabi itu: “Kau lihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda untuk melakukan perbuatan-perbuatan kekejian yang mereka lakukan di sini? Bahwa mereka memenuhi tanah ini dengan kekerasan dan dengan itu terus menyakiti hati-Ku? Sungguh, mereka berkelakuan tak senonoh di hadapan-Ku. Oleh karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka.” Ayat 17, 18.PR 260.1

    Melalui Yeremia Tuhan telah memaklumkan tentang orang-orang jahat yang dengan gegabah berani berdiri di hadapan orang banyak dalam nama-Nya: “Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik, di rumah-Ku pun juga Aku mendapati kejahatan mereka.” Yeremia 23:11. Dalam tuduhan yang mengerikan terhadap Yehuda sebagaimana yang tercatat dalam bagian akhir cerita penulis riwayat pemerintahan Zedekia, pengaduan tentang merusak kesucian bait suci ini diulangi kembali. “Juga,” penulis kudus itu memaklumkan, “semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan Tuhan di Yerusalem itu dinajiskan mereka.” 2 Tawarikh 36:14.PR 260.2

    Hari yang malang bagi kerajaan Yehuda dengan cepat semakin dekat. Tuhan tidak dapat lagi membiarkan pengharapan yang dibentangkan kepada mereka dengan mencegah hukuman-Nya yang paling sengit. “Masakan kamu ini akan bebas dari hukuman?” kata-Nya bertanya. “Kamu tidak akan bebas dari hukuman.” Yeremia 25:29.PR 260.3

    Malahan kata-kata inipun diterima dengan ejekan dan olokan. “Sudah lama berselang, tetapi satu penglihatan pun tak jadi,” kata orang yang keras kepala. Tetapi melalui Yehezkiel penolakan terhadap perkataan nubuat ini ditegur dengan keras. “Katakanlah kepada mereka,” kata Tuhan memaklumkan, “Aku akan menghentikan sindiran ini, dan orang tidak akan mengucapkannya lagi di tanah Israel; sebaliknya katakanlah kepada mereka, waktunya sudah dekat dan tiap penglihatan akan jadi. Sebab tidak akan ada lagi penglihatan yang menipu ataupun tenungan yang menyesatkan di tengah-tengah kaum Israel. Sebab Aku, Tuhan, akan berfirman dan apa yang Kufirmankan akan terjadi, dan Firman itu tidak akan ditunda-tunda lagi, sebab pada masa hidupmu, hai kaum pemberontak, Aku akan mengucapkan suatu Firman dan Aku akan menggenapinya, demikianlah Firman Tuhan Allah. “Lalu,” kata Yehezkiel menyaksikan, “datanglah Firman Tuhan kepadaku, Hai anak manusia, lihatlah, kaum Israel berkata, Penglihatan yang dilihatnya itu, harinya masih jauh, nubuatan yang diucapkannya, waktunya masih lama. Oleh karena itu katakanlah kepada mereka, Beginilah Firman Tuhan Allah, Tidak satu pun dari Firman-Ku akan ditunda-tunda. Apa yang Kufirmankan akan terjadi, demikianlah Firman Tuhan Allah.” Yehezkiel 12:22-28.PR 260.4

    Yang terutama dari mereka yang cepat membawa bangsa itu kepada kehancuran adalah raja mereka Zedekia. Dengan tidak menghiraukan nasihat-nasihat Tuhan yang diberikan melalui nabi-nabi sama sekali, dengan melupakan hutang penghormatan yang harus ia bayar kepada Nebukadnezar; dengan merusak sumpah khidmat mengenai kesetiaannya yang dilakukan dengan nama Tuhan Allah Israel, raja Yehuda itu memberontak terhadap para nabi, terhadap yang berbuat baik kepadanya, dan terhadap Allahnya. Dalam kebijaksanaannya sendiri yang sia-sia itu ia mencari pertolongan kepada musuh kejayaan Israel dahulu kala, “dengan menyuruh utusannya ke Mesir, supaya ia diberi kuda dan tentara yang besar.”PR 261.1

    “Apakah ia akan berhasil?” Tuhan bertanya tentang orang yang pada dasarnya telah mengkhianati setiap tanggung jawab yang kudus; “Apakah orang yang berbuat demikian dapat luput? Apakah orang yang mengingkari perjanjian dapat luput? Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan Allah, ia pasti mati di Babel, di tempat raja yang mengangkatnya menjadi raja. Karena ia memandang ringan kepada sumpah yang dimintakan raja itu daripadanya dan mengingkari perjanjian raja itu dengan dia. Dan Firaun tidak akan membantu dia dalam peperangan dengan tentara yang besar dan sekumpulan orang banyak: . . . memandang ringan kepada sumpah dan mengingkari perjanjian, sungguh, walaupun ia menyuguhkan hal itu dengan berjabat tangan, tetapi ia melanggar semuanya itu, maka ia tidak dapat luput.” Yehezkiel 17:15-18.PR 261.2

    Bagi “orang fasik yang durhaka” harinya telah tiba untuk penghakiman terakhir. “Jauhkanlah serbanmu,” beginilah Firman Tuhan, “dan buangkanlah mahkotamu.” Yehuda tidak boleh lagi diizinkan mempunyai seorang raja sampai Kristus Sendiri mendirikan kerajaan-Nya. “Puing, puing, puing akan Kujadikan dia,” adalah pernyataan Ilahi tentang takhta keluarga Daud; “Inipun tidak akan tetap, sampai Ia datang yang berhak atasnya, dan kepada-Nya akan Kuberikan itu.” Yehezkiel 21:25-27.PR 261.3

    ketgamPR 261.4

    Pada akhir penggulingan Yerusalem oleh Nebukadnezar, banyak orang Yahudi dibawa sebagai tawanan bekerja bagi raja Babel itu.PR 261.5

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents