Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    43 - Pengawal Yang Tak kelihatan

    MENJELANG akhir hayat Daniel perubahan-perubahan besar sedang terjadi di negeri di mana lebih enampuluh tahun sebelumnya, ia dan tiga temannya orang Ibrani dibawa sebagai tawanan. Nebukadnezar, “bangsa yang paling ganas” (Yehezkiel 28:7), telah mangkat beradu, dan Babel, “negeri pujian seluruh bumi” (Yeremia 51:41), telah hancur di bawah perintah raja penggantinya yang tidak bijaksana, dan pelan-pelan tetapi pasti kemusnahan adalah akibatnya. Melalui kebodohan dan kelemahan Beltsazar, cucu Nebukadnezar, Babel yang sombong segera akan jatuh. Dalam usianya yang muda untuk memegang kekuasaan sebagai raja, Beltsazar dimuliakan dalam kuasanya dan mengangkat hatinya melawan Allah yang di surga. Banyak kesempatan baginya untuk mengetahui kehendak Ilahi dan untuk mengerti tanggung jawabnya menunjukkan penurutan ketika itu. Ia telah mengetahui pembuangan kakeknya, oleh perintah Allah, dari masyarakat manusia; dan ia telah memaklumi pertobatan dan pemulihan ajaib Nebukadnezar. Tetapi Beltsazar membiarkan kasih akan kesenangan dan meninggikan diri menghapus pelajaran-pelajaran yang seharusnya tidak boleh dilupakannya. Ia menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan yang dikaruniakan kepadanya dengan kemurahan, dan lalai menggunakan sarana yang berada dalam jangkauannya supaya dapat berkenalan lebih lengkap dengan kebenaran. Itulah yang pada akhirnya dicapai Nebukadnezar dengan harga penderitaan dan kehinaan yang tak terkatakan, dilalui Beltsazar dengan ketidakacuhan.PR 303.6

    Tidak lama datanglah kemalangan itu. Babel dikepung oleh Kores, kemanakan Darius orang Madai, yang menjadi panglima pasukan gabungan Madai dan Persia. Tetapi dengan berlindung di dalam benteng yang tampaknya tidak dapat ditembusi, dengan temboknya yang tebal dan pintu-pintu gerbangnya yang terbuat dari tembaga, dilindungi oleh sungai Efrat, dan terpelihara oleh perbekalan yang berlimpah-limpah, raja yang memanjakan nafsunya itu merasa aman dan melewatkan waktunya dengan berfoya-foya dan berpesta-pora. Dalam kesombongan dan kecongkakannya, dengan perasaan tidak peduli akan keamanan, Beltsazar “mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya, dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.” Segala pertunjukan yang kekayaan dan kuasa dapat berikan, menambah kemeriahan pemandangan di sana. Perempuan-perempuan cantik dengan daya pikat mereka berada di tengah-tengah para tamu yang menghadiri pesta yang diadakan raja itu. Orang-orang yang pintar berpendidikan berada di sana. Para pembesar dan negarawan minum anggur seperti air dan berfoya-foya di bawah pengaruhnya yang menggilakan.PR 304.1

    Dengan akal budi yang merosot melalui kemabukan yang tidak mengenal malu, dan dengan dorongan dan nafsu yang rendah kini sedang mempengaruhi, raja itu sendiri yang memimpin pesta pora itu. Ketika pesta itu berlangsung, ia “menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil Nebukadnezar. . . dari dalam Bait Suci di Yerusalem; supaya raja dan para pembesarnya, para istri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu.” Raja itu hendak membuktikan bahwa tidak ada benda yang terlalu suci untuk dipegang oleh tangannya. “Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, . . . lalu raja dan para pembesarnya, para istri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.” Beltsazar sedikit saja memikirkan bahwa ada Saksi dari Surga yang menyaksikan pesta poranya yang menyembah berhala; bahwa Penjaga Ilahi yang tidak kelihatan, sedang menyaksikan pemandangan najis, sedang mendengar keramaian yang mencemarkan benda-benda kudus, sedang melihat penyembahan berhala ini. Tetapi Tamu yang tidak diundang itu segera membuat kehadiran-Nya terasa. Ketika pesta pora itu mencapai puncaknya sebuah tangan yang tidak mengeluarkan darah muncul dan menulis di atas tembok istana yang huruf-hurufnya menyala seperti api--kata-kata yang walaupun tidak dimengerti oleh orang banyak yang berada di sana, adalah merupakan alamat yang tidak baik bagi raja dan tamu-tamunya yang diserang oleh ketakutan. Pesta pora yang riuh dan meriah itu menjadi senyap, sementara para pria dan wanita diserang dengan ketakutan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, memperhatikan tangan yang pelahan-lahan menuliskan huruf-huruf rahasia. Seperti memandangi suatu panorama, di hadapan mereka lewat perbuatan-perbuatan kehidupan mereka yang jahat; tampaknya mereka menjadi tertuduh di depan ruangan pengadilan Allah yang kekal, yang kuasa-Nya mereka remehkan. Di tempat di mana baru beberapa saat sebelumnya sedang berlangsung kegembiraan yang meriah dan perkataan-perkataan yang mengolok-olok, kini terdapat wajah-wajah pucat dan tangis ketakutan. Bilamana Allah membuat manusia takut, maka mereka tidak dapat menyembunyikan kehebatan rasa takut mereka.PR 304.2

    Beltsazarlah yang paling ketakutan dari mereka semua. Di atas semua orang yang hadir di sana dialah yang bertanggungjawab atas pemberontakan melawan Allah yang pada malam itu telah mencapai puncaknya dalam kerajaan Babel. Di hadapan Penjaga yang tidak kelihatan itu, perwakilan Dia yang kuasa-Nya telah ditantang dan yang nama-Nya telah diolok-olok, raja itu menjadi lemas dan ketakutan. Kesadaranpun bangkitlah. “Sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan.” Beltsazar yang tidak beriman meninggikan dirinya sendiri melawan Allah yang di surga dan yang mengandalkan kekuatannya sendiri itu, tidak mengharapkan bahwa ada orang yang akan berani berkata, “Mengapa engkau melakukan hal tersebut?” tetapi kini ia menyadari bahwa ia harus memberikan pertanggunganjawab terhadap penatalayanan yang dipercayakan kepadanya, dan bahwa untuk kesempatan-kesempatannya yang disia-siakan dan sikapnya yang mendurhaka ia tidak dapat dimaafkan.PR 305.1

    ketgamPR 305.2

    Dalam kesombongan dan keangkuhannya raja Beltsazar mengadakan perjamuan pesta pora di istana, dan raja memimpin acara untuk bermabuk-mabuk serta kacau. Di tengah-tengah pesta pora itu hadirat Allah dinyatakan dengan tulisan di atas tembok istana.PR 305.3

    Dengan sia-sia saja raja itu berusaha membaca huruf-huruf yang sedang menyala itu. Tetapi di sini terdapat rahasia yang tidak dapat dimengertinya, suatu kuasa yang ia tidak mengerti dan tidak dapat menyangkalnya. Dalam keadaan putus asa ia beralih kepada orang-orang pintar dalam kerajaannya untuk mencari pertolongan. Teriakannya yang liar bergema dalam perjamuan besar itu, memanggil para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum untuk membaca tulisan itu. “Setiap orang yang dapat membaca tulisan ini,” katanya berjanji, “dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, kepadanya akan dikalungkan rantai emas, dan di dalam kerajaanku ia akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.” Tetapi penawarannya kepada para penasihat yang dipercayainya, dengan menawarkan hadiah yang limpah tidak ada hasilnya sama sekali. Hikmat surga tidak dapat dijual atau dibeli. “Semua orang bijaksana dari raja . . . tidak sanggup membaca tulisan itu dan tidak sanggup memberitahukan maknanya kepada raja.” Mereka tidak lebih sanggup untuk membaca huruf-huruf rahasia itu daripada orang-orang bijaksana angkatan sebelumnya untuk menerangkan mimpi Nebukadnezar.PR 305.4

    Kemudian permaisuri teringat akan Daniel, yang lebih setengah abad lalu, telah memberitahukan kepada raja Nebukadnezar mimpi tentang patung yang besar sekalian dengan maknanya. “Ya raja, kekallah hidup tuanku,” katanya. “Janganlah pikiran tuanku menggelisahkan tuanku dan janganlah menjadi pucat: sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan Roh para dewa yang kudus; dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang seperti hikmat para dewa. Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar . . . menjadi kepada orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum; karena pada orang itu terdapat Roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan, yakni pada Daniel yang dinamai oleh Raja Beltsazar: baiklah sekarang panggil Daniel dan ia akan memberitahukan maknanya.PR 306.1

    “Lalu dibawalah Daniel menghadap raja.” Dengan berusaha mengembalikan ketenangannya, Beltsazar berkata kepada nabi itu: “Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah diangkut oleh raja, ayahku, dari tanah Yehuda? Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan Roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa. Kepadaku telah dibawa orang-orang bijaksana, para ahli jampi, supaya mereka membaca tulisan ini dan memberitahukan maknanya kepadaku, tetapi mereka tidak sanggup mengatakan makna tulisan (perkataan) itu. Tetapi telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu, jikalau engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.”PR 306.2

    Di hadapan orang banyak yang disengat rasa takut, Daniel yang tidak bergerak dengan janji-janji raja itu, berdiri dengan tenang dalam keagungan seorang hamba Yang Mahatinggi, bukan untuk mengucapkan kata-kata memuji diri, melainkan hendak menerangkan pekabaran tentang malapetaka. “Tahanlah hadiah tuanku,” katanya, “berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain; namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan maknanya kepada tuanku.”PR 306.3

    Mula-mula nabi itu memperingatkan Beltsazar tentang hal-hal yang ia telah maklumi, tetapi hal-hal itu tidak mengajari dia pelajaran tentang kerendahan hati yang dapat menyelamatkannya. Ia menceritakan tentang dosa dan kejatuhan Nebukadnezar, dan tentang hubungan Tuhan dengan dia--kekuasaan dan kemuliaan yang dikaruniakan kepadanya, pehukuman Ilahi atas kesombongannya, dan pengakuannya untuk takluk terhadap kuasa dan rahmat Allah Israel; kemudian dengan kata-kata yang berani dan tegas ia menegur Beltsazar karena kejahatannya yang besar. Ia menekankan dosa raja itu di hadapannya, menunjukkan kepadanya pelajaran yang dapat dipelajarinya tetapi tidak dipelajarinya. Beltsazar tidak membaca dengan betul pengalaman kakeknya, bahkan juga tidak menghiraukan amaran peristiwa-peristiwa yang begitu penting baginya sendiri. Kesempatan untuk mengenal dan menurut Allah yang benar telah diberikan kepadanya, tetapi tidak dimasukkan ke dalam hati, dan ia sudah hendak menyabit akibat pemberontakannya.PR 307.1

    “Tetapi tuanku, Beltsazar, . . .” kata nabi itu memaklumkan, “tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini; tetapi tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di surga, perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, pada istri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; dan tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui; dan tuanku tidak muliakan Allah, yang menggenggam napas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku. Sebab itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah tulisan ini.”PR 307.2

    Beralih kepada pekabaran yang dikirim dari Surga di atas tembok itu, nabi itu membaca, “MENE, MENE, TEKEL, UFARSIN.” Tangan yang telah menuliskan huruf-huruf itu tidak lagi kelihatan, tetapi keempat kata ini masih tetap bersinar dengan jelas dan mengerikan; dan kini dengan menahan napas orang banyak itu mendengarkan ketika nabi yang sudah tua ia memaklumkan:PR 307.3

    “Inilah makna perkataan itu: MENE; masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; TEKEL; tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; PERES; kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”PR 307.4

    Pada malam kebodohan dan gila-gilaan yang terakhir itu, Beltsazar dan para pembesarnya telah mengisi sampai penuh ukuran kesalahan mereka dan kesalahan kerajaan Kasdim itu. Allah tidak tahan lagi kalau belum mengakhiri kejahatan yang merajalela. Melalui pemeliharaan yang berlipatganda, Allah telah berusaha mengajar mereka untuk menghormati akan hukum-Nya. “Kami tadinya mau menyembuhkan Babel,” kata-Nya memaklumkan tentang mereka yang penghukumannya kini telah sampai ke langit, “tetapi ia tidak dapat disembuhkan.” Yeremia 51:9. Oleh sebab kekerasan hati manusia yang aneh, maka Allah pada akhirnya mendapati bahwa adalah penting untuk memperlakukan hukuman yang tidak dapat dielakkan itu. Beltsazar harus jatuh, dan kerajaannya harus dialihkan ke tangan orang lain. Ketika nabi itu berhenti bicara, raja memerintahkan supaya kedatangannya dianugerahi kehormatan yang telah dijanjikan itu; dan sesuai dengan hal ini, “dikenakanlah kepada Daniel pakaian dari kain ungu dan pada lehernya dikalungkan rantai emas, dan dimaklumkan tentang dia, bahkan di dalam kerajaan ia akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.”PR 307.5

    Lebih daripada satu abad sebelumnya, Ilham telah meramalkan bahwa “malam hari yang . . . kurindukan itu” yaitu ketika raja dan para pembesarnya berlomba-lomba satu dengan yang lain menghujat Allah, dengan tiba-tiba berubah menjadi suatu saat yang menggetarkan dan membinasakan. Dan kini, dalam perubahan yang cepat, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktunya saling beruntun satu dengan yang lain tepat seperti yang telah dikemukakan dalam nubuatan kitab-kitab suci bertahun-tahun sebelum tokoh-tokoh dalam drama itu dilahirkan.PR 308.1

    Sementara masih berada dalam ruangan pesta, dikelilingi oleh mereka yang nasibnya telah ditentukan, raja mendapat berita dari seorang pesuruh bahwa “kotanya telah direbut” oleh musuh terhadap siapa ia merasa perlengkapannya begitu aman; “tempat-tempat penyeberangan telah diduduki, . . . prajurit-prajurit telah menjadi gempar.” Ayat 31, 32. Oleh karena ketika ia dan para pembesarnya sedang minum-minum dari perkakas suci Yehova, dan memuji-muji dewa mereka dari emas dan perak, pasukan Media dan Persia, yang telah mengalihkan aliran sungai Efrat, sedang bergerak menuju ke jantung kota yang tidak dijaga itu. Kini tentara Kores berdiri di bawah tembok-tembok istana; kota itu sudah penuh dengan serdadu-serdadu musuh, “seperti belalang” (ayat 14); dan teriakan kemenangan mereka sudah dapat didengar mengatasi tangisan putus asa orang-orang yang berpesta pora yang terkejut itu. “Pada malam itu juga terbunuhlah Beltsazar, raja orang Kasdim itu,” dan seorang raja yang berkebangsaan asing duduk di atas takhta kerajaan.PR 308.2

    Dengan jelas nabi-nabi Ibrani berbicara tentang cara di mana Babel akan jatuh. Sebagaimana dalam khayal Allah telah menyatakan kepada mereka peristiwa-peristiwa pada masa yang akan datang, maka mereka telah menyatakan: “Betapa Sesakh direbut, dan negeri pujian seluruh bumi diduduki! Betapa Babel menjadi kengerian di antara bangsa-bangsa!” “Betapa remuk-redamnya dan hancurluluhnya martil seluruh bumi itu! Betapa Babel menjadi kengerian di antara bangsa-bangsa!” “Bumi akan goncang karena kabar: Babel sudah direbut; ratap mereka akan terdengar di antara bangsa-bangsa!” “Tiba-tiba Babel jatuh dan pecah.” “Namun atas Babel akan datang perusak, para pahlawannya akan tertangkap dan busur-busurnya akan hancur: sebab Tuhan adalah Allah pembalasan! Aku akan membuat mabuk para pemukanya, orang-orang bijaksananya, para bupatinya, para pembesarnya dan para pahlawannya, sehingga mereka jatuh tertidur untuk selama-lamanya, tidak akan bangun-bangun lagi, demikianlah Firman Sang Raja yang Tuhan semesta alam nama-Nya.”PR 308.3

    “Aku memasang jerat bagimu, dan memang engkau terjebak, hai Babel, dengan tidak mengetahuinya. Engkau terdapat dan memang engkau tertangkap, sebab engkau telah menentang Tuhan. Tuhan telah membuka tempat perlengkapan-Nya dan mengeluarkan senjata-senjata geram-Nya, sebab ada pekerjaan bagi Tuhan Allah semesta alam di negeri orang-orang Kasdim.”PR 308.4

    “Beginilah Firman Tuhan semesta alam: Orang Israel tertindas bersama-sama dengan orang Yehuda. Semua orang yang menawan mereka tetap menahan mereka, tidak mau melepaskan mereka. Tetapi Penebus mereka adalah kuat; Tuhan semesta alam nama-Nya. Tentulah Ia akan memperjuangkan perkara mereka, supaya Ia memberi ketenteraman kepada bumi, tetapi kegemparan kepada penduduk Babel.” Yeremia 51:41; 50:23, 46; 51:8, 56, 57; 50:24, 25, 33, 34.PR 309.1

    Demikianlah “tembok-tembok tebal Babel” akan “disamaratakan, dan pintu-pintu gerbangnya yang tinggi. . . dibakar dengan api.” Begitulah Yehova semesta alam “kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan,” dan “kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan.” Begitulah dengan “Babel, yang permai di antara kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kasdim yang megah,” akan sama seperti Sodom dan Gomora--suatu tempat yang dikutuk selama-lamanya. “Tidak ada penduduk untuk seterusnya,” demikianlah yang dimaklumkan oleh Ilham, “dan tidak ada penghuni turun-temurun: orang Arab tidak akan berkemah di sana, dan gembala-gembala tidak akan membiarkan hewannya berbaring di sana; tetapi yang akan berbaring di sana ialah binatang gurun, dan rumah-rumah mereka akan penuh dengan burung-burung hantu; burung-burung hantu akan diam di sana, dan jin-jin akan melompat-lompat; anjing-anjing hutan akan menyalak di dalam puri-purinya, dan serigala-serigala di dalam istana-istana kesenangan.” “Aku akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan, demikianlah Firman Tuhan semesta alam.” Yeremia 51:58; Yesaya 13:11, 19-22; 14:23.PR 309.2

    Kepada raja Babel yang terakhir, sebagaimana dalam cara kepada rajanya yang pertama, telah datang kata-kata Penjaga Ilahi: “Kepadamu dinyatakan, ya raja, . . . kerajaan telah beralih daripadamu.” Daniel 4:31.PR 309.3

    font kecilPR 309.4

    “Turunlah dan duduklah di atas debu, hai anak dara putri Babel!
    Duduklah di tanah dengan tidak bertakhta. . . .
    Duduklah dengan berdiam diri,
    Dan masuklah ke dalam gelap, hai putri Kasdim!
    Sebab Engkau tidak akan disebutkan lagi ratu atas
    kerajaan-kerajaan.

    “Aku tadinya murka terhadap umat-Ku,
    Menajiskan milik pusaka-Ku, dan menyerahkan ke dalam tanganmu:
    Dan engkau tidak menaruh belas kasihan kepada mereka, . . .

    “Katamu tadinya: Untuk selama-lamanya aku tetap menjadi ratu!
    Sedang engkau tidak menyadari dan tidak memikirkan kesudahan
    semuanya itu.
    PR 309.5

    “Oleh sebab itu, dengarlah ini,
    hai orang yang hidup bermanja-manja,
    yang duduk-duduk dengan tenang,
    yang berkata dalam hatimu:
    Tiada yang lain di sampingku!
    Aku tidak akan jadi janda Dan tidak akan menjadi punah!

    “Kedua hal itu akan menimpa engkau dalam sekejap mata, pada satu hari juga,
    Kepunahan dan kejandaan dengan sepenuhnya
    Akan menimpa engkau, sekalipun banyak sihirmu dan sangat kuat manteramu.
    Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu,
    Katamu: Tiada yang melihat aku!

    “Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan
    engkau,
    Sehingga engkau berkata dalam hatimu:
    Tiada yang lain di sampingku!
    Tetapi malapetaka akan menimpa engkau,
    Engkau tidak tahu mempergunakan jampimu terhadapnya;
    Bencana akan jatuh atasmu,
    Engkau tidak sanggup menampiknya dengan mempersembahkan korban;
    Kebinasaan akan menimpa engkau dengan sekonyong-konyong,
    Yang tidak terduga olehmu.

    “Bertahan sajalah dengan segala manteramu dan sihirmu yang banyak
    itu,
    Yang telah kau repotkan dari sejak kecilmu;
    Mungkin engkau sanggup mendatangkan bantuan,
    Mungkin engkau dapat menimbulkan ketakutan.
    “Engkau telah payah karena banyaknya nasihat!
    Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau,
    Orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik
    bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa
    yang akan terjadi atasmu!
    Sesungguhnya, mereka sebagai jerami. . . .
    Mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; . .
    Tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau.”
    PR 310.1

    Yesaya 47:1-15.

    Setiap bangsa yang muncul di atas pentas perbuatan telah diizinkan untuk menduduki tempatnya di bumi, supaya bukti dapat ditentukan apakah bangsa itu akan memenuhi rencana-rencana Penjaga dan Dia Yang Kudus. Nubuatan telah menyusuri timbulnya dan majunya kerajaan-kerajaan besar dunia--Babel, Media-Persia, Yunani dan Roma. Dengan masing-masing kerajaan ini, sebagaimana dengan bangsa-bangsa yang kurang kuasanya, sejarah telah mengulanginya sendiri. Masing-masing mempunyai waktu ujiannya; masing-masing tidak lulus, kemuliaannya lenyap, kuasanya punah.PR 310.2

    Sementara bangsa-bangsa telah menolak prinsip-prinsip Allah, dan dalam penolakan ini telah mendatangkan kebinasaan mereka sendiri, namun suatu rencana Ilahi yang mencakup semuanya ternyata telah bekerja sepanjang zaman. Inilah yang dilihat nabi Yehezkiel dalam pemandangan ajaib yang diberikan kepadanya selama dalam pembuangan di negeri Kasdim, ketika di hadapan pemandangannya yang mencengangkan ditonjolkan lambang-lambang yang menyatakan suatu Kuasa yang mencakup segala-galanya yang harus berurusan dengan masalah-masalah raja di bumi.PR 311.1

    Di tepi sungai Khebar, Yehezkiel memandang suatu angin badai yang tampaknya bertiup dari utara, “segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.” Sejumlah roda yang silang menyilang satu dengan yang lain digerakkan oleh empat makhluk hidup. Tinggi di atas kesemuanya ini “ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit: dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.” “Pada kerub-kerub itu tampak yang menyerupai tangan manusia di bawah sayap mereka.” Yehezkiel 1:4, 26; 10:8. Roda-roda tersebut susunannya begitu rumit sehingga pada penglihatan pertama tampaknya roda-roda itu kacau; namun roda-roda tersebut bergerak dengan keserasian yang sempurna. Makhluk-makhluk surga ditunjang dan dibimbing oleh tangan di bawah sayap-sayap kerub itu, yang mendorong roda-roda tersebut; di atasnya, di atas takhta lazurit, adalah Dia yang Kekal; dan melingkungi takhta itu adalah sebuah pelangi, lambang rahmat Ilahi.PR 311.2

    Sama seperti roda-roda yang rumit itu berada di bawah bimbingan tangan di bawah sayap-sayap kerub, demikianlah pula kerumitan permainan peristiwa-peristiwa manusia yang berada di bawah pengendalian Ilahi. Di tengah-tengah pergumulan dan kemelut bangsa-bangsa Ia yang duduk di atas kerub tetap menuntun masalah-masalah di bumi ini.PR 311.3

    Sejarah bangsa-bangsa berbicara kepada kita sekarang. Bagi setiap bangsa dan bagi setiap orang, Allah telah menentukan suatu tempat di dalam rencana-Nya yang besar. Sekarang manusia dan bangsa-bangsa sedang diuji dengan batu penguji yang berada di tangan Dia yang tidak melakukan kesalahan. Semua orang oleh pilihannya sendiri memutuskan nasib mereka, dan Allah mengendalikan semuanya untuk merampungkan rencana-rencana-Nya. Nubuatan-nubuatan yang diberikan oleh AKU INILAH yang besar dalam Firman-Nya, menyambung mata rantai demi mata rantai dalam rangkaian peristiwa, sejak dari zaman yang kekal dahulu sampai kepada zaman yang kekal di masa yang akan datang, memberitahukan di mana kita sekarang berada dalam zaman yang sedang berlangsung ini dan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Semua yang nubuatan ramalkan akan terjadi, sampai pada masa kini, telah ditelusuri dalam halaman-halaman sejarah, dan kita boleh memastikan bahwa semua yang belum terjadi akan digenapi pada waktunya.PR 311.4

    Sekarang tanda-tanda zaman menyatakan bahwa kita sedang berdiri di ambang pintu peristiwa-peristiwa besar dan khidmat. Segala sesuatu yang ada di dunia kita adalah hasutan. Di depan mata kita sedang digenapi nubuatan Juruselamat mengenai peristiwa-peristiwa yang mendahului kedatangan-Nya: “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. . . . Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.” Matius 24:6, 7.PR 312.1

    Masa kini adalah suatu zaman penuh perhatian kepada segala yang hidup. Para raja dan negarawan, manusia yang menduduki jabatan yang dipercayakan dan berkuasa, pria dan wanita dari segala golongan yang berpikir, mengarahkan perhatian mereka terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. Mereka sedang mengamati-amati hubungan yang ada di antara bangsa-bangsa. Mereka mengadakan pengamatan terhadap kehebatan yang terjadi pada setiap unsur di bumi, dan mereka mengetahui bahwa sesuatu yang besar dan menentukan sudah hendak terjadi,--bahwa dunia berada di tepi krisis yang mencengangkan.PR 312.2

    Alkitab, dan hanya Alkitab saja, yang memberikan pandangan yang benar tentang perkara-perkara ini. Di sinilah disingkapkan pemandangan-pemandangan besar terakhir dalam sejarah dunia kita, peristiwa-peristiwa yang sudah membayang sebelumnya, bunyi peristiwa-peristiwa yang sudah dekat itu menyebabkan bumi bergetar, dan hati manusia yang tidak menghendakinya menjadi takut.PR 312.3

    “Sesungguhnya, Tuhan akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya. . . sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. Sebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman.” Yesaya 24:1-6.PR 312.4

    “Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya seperti pemusnahan dari Yang Mahakuasa. . . . Biji-bijian menjadi kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas, rengkiang-rengkiang sudah runtuh, sebab gandum sudah habis. Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada lagi padang rumput baginya; juga kawanan kambing domba terkejut.” “Pohon anggur sudah kering dan pohon ara sudah merana; pohon delima, juga pohon kurma dan pohon apel, segala pohon di padang sudah mengering. Sungguh, kegirangan melayu dari antara anak-anak manusia.” Yoel 1:15-18, 12.PR 312.5

    “Jantungku berdebar-debar, aku tidak dapat berdiam diri, sebab aku mendengar bunyi sangkakala, pekik perang. Kehancuran demi kehancuran dikabarkan, seluruh negeri dirusakkan.” Yeremia 4:19, 20.PR 312.6

    “Hai, alangkah hebatnya hari itu, Tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan daripadanya.” Yeremia 30:7.PR 312.7

    font kecilPR 313.1

    “Sebab Tuhan ialah tempat perlindungan,
    Yang Mahatinggi telah kau buat tempat perteduhanmu,
    Malapetaka tidak akan menimpa kamu,
    Dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu.”
    PR 313.2

    Mazmur 91:9, 10.

    “Hai putri Sion, . . . engkau akan ditebus oleh Tuhan dari tangan musuhmu. Sekarang banyak bangsa berkumpul melawan engkau, dengan berkata: ’Biarlah dia dicemarkan, biarlah mata kita puas memandangi Sion!’ Tetapi mereka tidak mengetahui rancangan Tuhan; mereka tidak mengerti keputusannya.” Mikha 4:10-12. Allah tidak akan membiarkan gereja-Nya pada saat bahaya paling besar menimpanya. Ia telah menjanjikan kelepasan. “Aku akan memulihkan kemah-kemah Yakub,” kata-Nya memaklumkan, “dan akan mengasihani tempat-tempat tinggalnya.” Yeremia 30:18.PR 313.3

    Barulah rencana Allah digenapi; prinsip-prinsip kerajaan-Nya akan dihormati oleh semua yang berada di bawah matahari.PR 313.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents