Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    46 - “Nabi Allah Menolong Mereka”

    DEKAT dengan orang-orang Israel yang telah menetapkan diri mereka untuk tugas membangun bait suci itu kembali, tinggallah orang-orang Samaria, suatu bangsa campuran yang telah menjadi banyak melalui antar perkawinan para penduduk orang kafir dari propinsi-propinsi Asyur dengan sisa-sisa sepuluh suku yang tertinggal di Samaria dan Galilea. Pada tahun-tahun kemudian orang-orang Samaria mengaku menyembah Allah yang benar, tetapi dalam hati dan amal mereka adalah para penyembah berhala. Memang benar, mereka mempertahankan bahwa berhala mereka semata-mata adalah untuk mengingatkan mereka kepada Allah yang hidup, Raja semesta alam; sekalipun demikian orang-orang cenderung menyembah patung-patung ukiran.PR 328.4

    Selama masa pemulihan, orang-orang Samaria ini muncul dan dikenal sebagai “lawan orang Yehuda dan Benyamin. Mendengar bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun bait suci bagi Tuhan, Allah Israel, maka mereka mendekati Zerubabel serta para kepala kaum keluarga,” dan menyatakan keinginan untuk bersatu dengan mereka dalam mendirikan bait suci itu. “Biarlah kami turut membangun bersama-sama denganmu,” kata mereka menawarkan diri; ‘karena kami pun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu; lagipula kami selalu mempersembahkan korban kepada-Nya sejak zaman Esar Hadon, raja Asyur, yang memindahkan kami ke mari.” Tetapi kesempatan yang mereka minta ditolak mereka. “Bukanlah urusan kita bersama, sehingga kamu dan kami membangun rumah bagi Allah kami,” kata para pemimpin Israel memaklumkan; “karena kami sendirilah yang hendak membangun bagi Tuhan, Allah Israel, seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Koresy, raja negeri Persia.” Ezra 4:1-3.PR 329.1

    Hanyalah sisa orang-orang yang telah memutuskan untuk pulang dari Babel; dan sementara kini mereka melaksanakan suatu pekerjaan yang tampaknya tidak dapat mereka laksanakan dengan kekuatan mereka, maka tetangga-tetangga mereka yang terdekat datang menawarkan pertolongan. Orang-orang Samaria menerangkan peribadatan mereka kepada Allah yang benar, dan menyatakan suatu kerinduan untuk mendapat bagian dalam hak-hak dan berkat yang berkaitan dengan upacara bait suci. “Kami pun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu,” kata mereka. “Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu.” Tetapi sekiranya para pemimpin Yahudi ini menerima tawaran pertolongan ini, maka mereka akan membuka pintu masuknya penyembahan berhala. Mereka mengerti ketidaksungguh-sungguhan orang-orang Samaria. Mereka menyadari bahwa pertolongan yang mereka peroleh dengan jalan bersekutu dengan orang-orang ini akan tidak ada artinya dibandingkan dengan berkat yang mereka akan dapat terima dengan mengikuti perintah-perintah Yehova yang jelas. Mengenai hubungan yang hendak Israel teruskan dengan orang-orang di sekeliling, Tuhan telah memaklumkan melalui Musa: “Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. Janganlah juga engkau kawin-mengawini dengan mereka; . . . sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang daripada-Ku, sehingga mereka beribadah kepada Allah lain. Maka murka Tuhan akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan kamu dengan segera.” “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, dan engkau dipilih Tuhan untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi.” Ulangan 7:2-4; 14:2.PR 329.2

    Akibat yang akan terjadi apabila mengadakan suatu perjanjian hubungan dengan bangsa-bangsa di sekeliling telah diramalkan dengan jelas. “Tuhan akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi;” kata Musa memaklumkan; “di sanalah engkau akan beribadah kepada Allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, yakni kepada kayu dan batu. Engkau tidak akan mendapat ketenteraman di antara bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada tempat berjejak bagi telapak kakimu; Tuhan akan memberikan di sana kepadamu hati yang gelisah, mata yang penuh rindu dan jiwa yang merana. Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan khawatir akan hidupmu. Pada waktu pagi engkau akan berkata: Ah, kalau malam sekarang! Dan pada waktu malam engkau akan berkata: Ah, kalau pagi sekarang! Karena kejut memenuhi hatimu, dan karena apa yang dilihat matamu.” Ulangan 28::64-67. “Dan baru di sana engkau mencari Tuhan, Allahmu,” itulah janjinya, “dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.” Ulangan 4:29. Zerubabel dan teman-temannya telah mengenal dengan baik akan hal ini dan banyak tulisan lain dalam kitab-kitab suci; dan pada penawanan yang baru lalu mereka mempunyai bukti demi bukti akan kegenapan hal-hal tersebut. Dan kini, setelah bertobat dari kejahatan-kejahatan yang telah mendatangkan kepada mereka dan leluhur mereka hukuman yang diramalkan begitu jelas melalui Musa; setelah berbalik dengan segenap hati kepada Allah, dan membarui perjanjian hubungan mereka dengan Dia, mereka telah dibolehkan pulang ke Yehuda, supaya mereka dapat memulihkan apa yang telah dibinasakan. Haruskah mereka pada permulaan sekali pekerjaan mereka, mengadakan suatu perjanjian dengan para penyembah berhala? “Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka,” Allah telah berfirman; dan mereka yang baru saja membaktikan diri mereka sendiri kepada Tuhan di mezbah yang didirikan di depan reruntuhan bait suci-Nya, menyadari bahwa garis pembatas antara umat-Nya dan dunia selalu harus dijaga dengan jelas tidak dapat salah. Mereka tidak mau mengadakan persekutuan dengan orang-orang yang walaupun mengetahui akan syarat-syarat dalam hukum Allah, tetapi tidak mau menyerah pada tuntutan-tuntutannya.PR 329.3

    Prinsip-prinsip yang dibentangkan dalam buku Ulangan sebagai petunjuk kepada orang Israel harus diikuti oleh umat Allah sampai masa kesudahan. Kemakamuran sejati bergantung atas hubungan perjanjian kita dengan Allah selama-lamanya. Kita tidak akan dapat mengadakan pemaduan prinsip dengan jalan mengadakan persekutuan dengan orang-orang yang tidak takut kepada-Nya.PR 330.1

    Ada bahaya yang tetap bahwa orang-orang yang mengaku Kristen akan datang kepada pemikiran bahwa supaya dapat mempengaruhi orang-orang duniawi, maka mereka sampai kepada suatu hal yang tertentu mengadakan penyesuaian dengan dunia. Karena meskipun jalan yang seperti itu tampaknya dapat memberikan keuntungan-keuntungan besar, hal itu akan berakhir dengan kerugian rohani. Terhadap pengaruh halus yang berusaha masuk dengan sarana bujuk rayu dan pujian dari musuh-musuh kebenaran, umat Allah harus berjaga-jaga dengan ketat. Mereka adalah pengembara dan orang asing di dunia ini, yang menempuh suatu jalan yang penuh dengan bahaya. Terhadap alasan yang sangat masuk akal dan rayuan memikat yang diulurkan untuk menggoda dari kesetiaan, mereka tidak boleh memperhatikannya.PR 330.2

    Bukanlah musuh-musuh yang terang-terangan dan berterus terang dalam pekerjaan Allah yang sangat ditakuti. Mereka yang sama seperti musuh orang-orang Yehuda dan Benyamin, yang datang dengan kata-kata halus dan pembicaraan yang baik, muncul untuk mencari persahabatan dan persekutuan dengan anak-anak Allah, mempunyai kuasa yang lebih besar untuk menipu. Terhadap orang-orang yang demikian setiap jiwa harus waspada, jangan sampai orang-orang yang bersembunyi diam-diam dan pintar memasang perangkap menangkapnya tanpa sadar. Dan terutama sekarang, sementara sejarah dunia hendak berakhir, Tuhan menuntut dari anak-anak-Nya suatu ketekunan yang tidak mengenal kesantaian. Tetapi walaupun pergumulan tidak putus-putusnya, tidak ada orang yang dibiarkan bergumul sendirian. Malaikat-malaikat menolong dan melindungi mereka yang berjalan dengan rendah hati di hadapan Allah. Belum pernah Tuhan kita mengkhianati orang yang berharap pada-Nya. Bilamana anak-anak-Nya datang mendekat kepada-Nya meminta perlindungan dari kejahatan, dengan kasih dan sayang Ia mengangkat bagi mereka suatu standar melawan musuh itu. Janganlah menyentuh mereka, Firman-Nya, karena mereka adalah milik-Ku. Aku telah mengukirkan mereka di atas telapak tangan-Ku.PR 330.3

    Dengan tidak mengenal lelah, orang-orang Samaria dalam perlawanan mereka, “melemahkan semangat orang-orang Yehuda, dan membuat mereka takut membangun. Bahkan, selama zaman Koresy, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan mereka.” Ezra 4:4, 5. Dengan laporan-laporan palsu mereka menimbulkan kecurigaan yang dengan mudah membawa kepada sangkaan. Tetapi bertahun-tahun lamanya kuasa-kuasa jahat tetap dapat ditanggulangi, dan orang-orang di Yehuda memperoleh kebebasan meneruskan pekerjaan mereka. Sementara Setan berjuang untuk mempengaruhi penguasa-penguasa tertinggi dalam kerajaan Media Persia supaya berlaku kurang senang kepada umat Allah, maka malaikat-malaikat bekerja demi keselamatan orang-orang yang berada dalam pembuangan. Peperangan itu hanyalah satu di mana segenap surga menaruh perhatian. Melalui nabi Daniel kita diberi sepercik kenyataan tentang perjuangan yang dahsyat ini antara kekuatan-kekuatan kebaikan dan kekuatan-kekuatan kejahatan. Tiga minggu lamanya Jibrail bergumul dengan kuasa-kuasa kegelapan, berusaha melawan pengaruh-pengaruh yang bekerja pada pikiran Koresy, dan sebelum pertandingan berakhir, Kristus sendiri datang membantu Jibrail itu. “Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri duapuluh satu hari lamanya menentang aku,” kata Jibrail; “tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.” Daniel 10:13. Segala yang di surga dapat lakukan demi keselamatan umat Allah telah dilakukan. Pada akhirnya kemenangan diraih; kekuatan-kekuatan musuh telah dapat ditanggulangi pada zaman Koresy, dan sepanjang zaman putranya Kambises, yang memerintah tujuh setengah tahun lamanya.PR 331.1

    Ini adalah suatu zaman yang merupakan kesempatan luar biasa bagi orang-orang Yahudi. Wakil-wakil surga yang tertinggi sedang bekerja pada hari para raja, dan adalah bagian umat Allah bekerja dengan mengerahkan segenap tenaga melaksanakan perintah Koresy. Mereka tidak boleh mengecilkan usaha untuk memulihkan bait suci dan upacara-upacaranya, dan untuk membangun kembali keadaan mereka dalam rumah mereka di Yehuda. Tetapi pada hari kuasa Allah dinyatakan ternyata banyak orang yang enggan. Perlawanan musuh mereka kuat dan hebat, dan lambat laun para pembangun kehilangan semangat. Ada orang yang tidak dapat melupakan pemandangan pada peletakan batu dasar, ketika banyak orang yang memberikan kesan kurangnya keyakinan mereka dalam pembangunan ini. Dan ketika orang-orang Samaria sudah semakin berani, banyak orang Yahudi bertanya-tanya apakah telah tiba waktunya yang tepat untuk membangun kembali. Perasaan itu segera tersebar luas. Banyak dari para pekerja menjadi putus asa dan patah semangat, kembali ke rumah mereka dan kembali mencari nafkahnya seperti biasa.PR 331.2

    Selama pemerintahan Kambises pekerjaan pembangunan bait suci maju pelahan-lahan. Dan selama pemerintahan Smerdis palsu (yang disebut Artahsasta dalam Ezra 4:7) orang-orang Samaria membujuk penipu yang sangat jahat untuk mengeluarkan perintah yang melarang orang-orang Yahudi membangun kembali bait suci dan kota mereka. Selama satu tahun lebih bait suci itu terbengkalai dan hampir saja dilupakan. Orang-orang tinggal di rumah mereka dan berusaha mencapai kemakmuran sementara, tetapi keadaan mereka menyedihkan. Bekerja dengan sekuat tenaga, mereka tidak menjadi makmur. Unsur-unsur alam tampaknya bersekutu melawan mereka. Oleh karena mereka telah membiarkan bait suci itu terlantar, maka Tuhan mendatangkan ke atas tanah mereka musim kemarau yang tidak menghasilkan. Allah telah memberi kepada mereka buah-buah di ladang dan kebun, gandum dan anggur dan minyak, sebagai suatu tanda kebaikan-Nya, tetapi oleh karena mereka telah menggunakan pemberian yang berlimpah-limpah ini dengan begitu mementingkan diri, maka berkat-berkat itu diangkat.PR 332.1

    Begitulah keadaan yang berlaku selama bagian permulaan pemerintahan Darius Hystapes. Baik secara rohani maupun secara jasmani, orang-orang Israel sedang dalam keadaan yang menyedihkan. Begitu lama mereka telah bersungut dan bimbang, begitu lama mereka telah menetapkan menjadikan kepentingan-kepentingan pribadi yang nomor satu, sedangkan memandangi dengan perasaan acuh bait suci Tuhan yang dalam keadaan hancur, bahwa banyak yang telah kehilangan pandangan terhadap rencana Allah mengembalikan mereka ke Yehuda, dan inilah yang dikatakan, “Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!” Hagai 1:2.PR 332.2

    Tetapi walaupun demikian saat yang gelap ini bukan tanpa pengharapan bagi mereka yang berharap pada Allah. Nabi Hagai dan Zakharia diangkat untuk menghadapi krisis ini. Dalam menggerakkan kesaksian utusan-utusan yang ditunjuk ini mengungkapkan kepada orang banyak penyebab kesulitan mereka. Kurangnya kemakmuran jasmaniah adalah akibat kelalaian menaruh kepentingan Allah yang nomor satu, kata nabi-nabi itu. Sekiranya orang-orang Israel telah menghormati Allah, sekiranya mereka telah menunjukkan penghormatan dan penghargaan yang layak kepada-Nya, dengan menjadikan pembangunan rumah-Nya sebagai pekerjaan mereka yang nomor satu, maka mereka akan dapat mendatangkan hadirat dan berkat-Nya.PR 332.3

    Kepada mereka yang telah menjadi putus asa, Hagai mengajukan pertanyaan menyelidik, “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah Firman Tuhan semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!” Mengapa sedikit sekali yang kamu lakukan? Mengapakah kamu sangat memikirkan rumahmu sendiri dan tidak memikirkan pembangunan rumah Tuhan? Di manakah semangat yang pernah kamu rasakan untuk membangun kembali rumah Tuhan? Apakah yang kamu peroleh dengan melayani diri sendiri? Kerinduan untuk menghindari kemiskinan telah menyebabkanmu melalaikan bait suci, tetapi kelalaian ini telah mendatangkan ke atas kamu apa yang kamu takutkan. “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang, kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang!” Ayat 4-6.PR 333.1

    Kemudian, dengan kata-kata yang mereka dapat mengerti, Tuhan menyatakan penyebab yang telah membuat mereka kekurangan: “Kamu mengharap banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah Firman Tuhan semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.” Ayat 9-11. “Perhatikanlah keadaanmu!” kata Tuhan mendesak. “Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ.” Ayat 7, 8.PR 333.2

    Pekabaran nasihat dan teguran yang diberikan melalui Hagai ditaruh dalam hati oleh para pemimpin dan orang-orang Israel. Mereka merasa bahwa Allah memang bersungguh-sungguh dengan mereka. Mereka tidak berani meremehkan nasihat yang diulangi kepada mereka--bahwa kemakmuran mereka baik secara jasmaniah maupun secara rohani, bergantung atas penurutan kepada perintah-perintah Allah. Digerakkan oleh amaran-amaran melalui nabi itu, Zerubabel dan Yosua, “dan selebihnya dari bangsa itu mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai.” Ayat 12.PR 333.3

    Segera setelah Israel memutuskan untuk menurut, kata-kata teguran diikuti dengan pekabaran yang menambah semangat. “Maka berkatalah Hagai . . . kepada bangsa itu demikian: ‘Aku ini menyertai kamu, demikianlah Firman Tuhan’. Tuhan menggerakkan semangat Zerubabel” dan Yosua, dan “semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah Tuhan semesta alam, Allah mereka.” Ayat 13, 14.PR 333.4

    Tidak sampai satu bulan lamanya sesudah pekerjaan membangun bait suci dimulai kembali, para pembangun menerima pekabaran lain yang membawa penghiburan. “Kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel,” Tuhan Sendiri memberikan dorongan melalui nabi-Nya; “kuatkanlah hatimu, hai Yosua; . . kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah Firman Tuhan, bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah Firman Tuhan semesta alam.” Hagai 2:5.PR 333.5

    Kepada Israel yang berkemah di muka gunung Sinai Tuhan telah memaklumkan: “Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan Aku akan menjadi Allah mereka. Maka mereka akan mengetahui, bahwa Akulah, Tuhan, Allah mereka, yang telah membawa mereka ke luar dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka: Akulah Tuhan, Allah mereka.” Keluaran 29:45, 46. Dan kini, walaupun terdapat kenyataan bahwa mereka telah kembali “memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya” (Yesaya 63:10), sekali lagi Allah, melalui pekabaran-pekabaran nabi-Nya, mengulurkan tangan-Nya untuk menyelamatkan. Sebagai pengakuan terhadap kerja sama mereka dengan rencana-Nya, Ia membarui kembali perjanjian-Nya bahwa Roh-Nya akan tinggal di antara mereka; dan ia mendorong mereka supaya, “Janganlah takut.”PR 334.1

    Kepada anak-anak-Nya sekarang Tuhan memaklumkan, “Kuatkanlah hatimu, . . . bekerjalah: sebab Aku ini menyertai kamu.” Orang Kristen selalu mempunyai penolong yang kuat di dalam Tuhan. Caranya Tuhan menolong mungkin kita tidak tahu; tetapi yang kita ketahui ialah: Ia tidak pernah mengecewakan mereka yang berharap pada-Nya. Sekiranya orang-orang Kristen menyadari berapa banyak kali Tuhan mengatur jalan mereka, supaya rencana musuh terhadap mereka tidak akan terlaksana, maka mereka tidak akan tersandung dalam persungutan. Iman mereka akan tinggal pada Allah, dan tidak ada kesusahan yang berkuasa menggoyangkan mereka. Mereka akan mengakui Dia sebagai hikmat dan keberhasilan mereka, dan Ia akan melaksanakan apa yang diinginkan-Nya untuk dilakukan melalui mereka.PR 334.2

    Ajakan yang sungguh-sungguh dan penambahan semangat yang diberikan melalui Hagai dikukuhkan dan ditambah oleh Zakharia, yang dimunculkan Allah untuk berdiri di samping dalam memberi dorongan kepada Israel untuk melaksanakan perintah supaya bangun dan membangun. Pekabaran Zakharia yang pertama adalah suatu kepastian bahwa Firman Allah tidak pernah gagal dan merupakan janji berkat kepada yang mau mendengarkan perkataan nubuat yang pasti itu. Dengan lading yang tidak memberi hasil, dengan persediaan perbekalan mereka di gudang sedikit, cepat akan habis, dan dikelilingi sebagaimana adanya mereka oleh orang-orang yang tidak bersahabat, sekalipun demikian orang-orang Israel bergerak maju dalam menyambut panggilan yang disampaikan oleh para utusan Allah, dan bekerja dengan rajin untuk memulihkan bait suci yang tinggal reruntuhan itu. Itulah pekerjaan yang menuntut supaya bersandar teguh para Allah. Ketika bangsa itu berusaha melakukan bagian mereka, dan mencari suatu pembaruan kasih karunia Allah dalam hati dan kehidupan, maka pekabaran demi pekabaran diberikan kepada mereka melalui Hagai dan Zakharia, dengan kepastian-kepastian bahwa iman mereka akan mendapat pahala yang berlimpah-limpah dan dengan demikian Firman Allah mengenai kemuliaan masa depan bait suci itu yang temboknya mereka sedang bangun tidak akan gagal. Pada bangunan inilah akan muncul, tepat pada waktunya, kerinduan segala bangsa sebagai Guru dan Juruselamat umat Manusia.PR 334.3

    Dengan demikian para pembangun tidak dibiarkan berjuang sendirian; “Mereka didampingi dan dibantu oleh nabi-nabi Allah;” dan Tuhan semesta alam Sendiri telah memaklumkan, “Kuatkanlah hatimu, . .. bekerjalah: sebab Aku ini menyertai kamu.” Ezra 5:2; Hagai 2:5. Dengan hati yang bertobat dan kemauan untuk maju dengan iman, datanglah janji untuk kemakmuran jasmaniah. “Mulai dari hari ini,” Tuhan telah memaklumkan, “Aku akan memberi berkat!” Ayat 20. Kepada Zerubabel pemimpin mereka--ia yang sepanjang tahun-tahun sejak mereka kembali dari Babel, mendapat pencobaan yang begitu sengit--diberi suatu pekabaran yang sangat indah. Harinya sudah tiba, kata Firman Tuhan, apabila segala musuh umat pilihan-Nya akan ditumbangkan. “Pada waktu itu, demikianlah Firman Tuhan semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel, hamba-Ku, . . .dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih.” Ayat 24. Kini gubernur Israel dapat melihat arti pemeliharaan yang telah memimpinnya melalui keputusasaan dan kebimbangan; ia dapat mengenal maksud Allah dalam kesemua hal itu. Perkataan kepada Zerubabel secara pribadi ini telah menjadi catatan untuk memberi dorongan kepada anak-anak Allah dalam setiap zaman. Allah mempunyai suatu maksud dengan mengirim pencobaan kepada anak-anak-Nya. Ia tidak pernah memimpin mereka terbalik daripada yang mereka tetapkan untuk dituntun jikalau mereka dapat melihat akhir dari permulaan, dan mengerti kemuliaan rencana yang mereka sedang genapi. Semua yang Ia kenakan ke atas mereka berupa ujian dan pencobaan adalah supaya mereka menjadi kuat untuk bekerja dan menderita bagi-Nya.PR 335.1

    Pekabaran-pekabaran yang diberikan oleh Hagai dan Zakharia membangkitkan semangat orang banyak untuk mengerahkan setiap usaha yang dapat dilakukan untuk pembangunan kembali bait suci itu; tetapi sementara mereka bekerja, dengan sedih mereka menghadapi bahaya dari orang-orang Samaria dan orang-orang lain yang merencanakan banyak rintangan. Pada suatu kejadian para pegawai propinsi dalam kerajaan Media-Persia mengunjungi Yerusalem dan menanyakan nama orang yang telah memberikan kuasa untuk memulihkan bangunan itu kembali. Jikalau pada waktu itu orang-orang Yahudi tidak berharap dalam bimbingan Allah, maka orang-orang yang bertanya ini akan mengakibatkan bahaya bagi mereka. “Tetapi mata Allah mengamat-amati para tua-tua orang Yahudi, sehingga mereka tidak dipaksa berhenti oleh orang-orang itu sampai ada berita diterima oleh Darius.” Ezra 5:5. Para pegawai pemerintah itu mendapat jawaban dengan begitu bijaksana sehingga mereka memutuskan menulis surat kepada Darius Hystapes, kemudian raja Media-Persia, perhatiannya terarah kepada perintah asli yang dibuat oleh Koresy, yang memerintahkan bahwa rumah Allah di Yerusalem harus dibangun kembali, dan bahwa pembiayaan untuk hal itu dibayar dari perbendaharaan kerajaan.PR 335.2

    Darius mencari perintah ini, lalu mendapatinya, dan berdasarkan hal itu ia memberi petunjuk kepada mereka yang menyampaikan pertanyaan supaya mengizinkan pembangunan kembali bait suci itu maju terus. “Biarkanlah pekerjaan membangun rumah Allah itu,” katanya memerintahkan; “Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula.”PR 335.3

    “Lagipula,” kata Darius melanjutkan, “telah dikeluarkan perintah olehku tentang apa yang harus kamu perbuat terhadap para tua-tua orang Yahudi mengenai pembangunan rumah Allah itu, yakni daripada penghasilan kerajaan, daripada upeti daerah seberang sungai Efrat, haruslah dengan saksama dan dengan tidak bertangguh diberi biaya kepada orang-orang itu. Dan apa yang diperlukan, yakni lembu jantan muda, domba jantan, anak domba untuk korban bakaran bagi Allah semesta langit, juga gandum, garam, anggur dan minyak, menurut petunjuk para imam yang di Yerusalem, semuanya itu harus diberikan kepada mereka hari demi hari tanpa kelalaian, supaya mereka selalu mempersembahkan korban yang menyenangkan kepada Allah semesta langit dan mendoakan raja serta anak-anaknya.” Ezra 6:7-10. Selanjutnya raja memerintahkan bahwa hukuman berat akan dikenakan kepada mereka yang dengan suatu kebijaksanaan hendak mengubah perintah itu; dan ia mengakhirinya dengan suatu pernyataan yang luar biasa: “Maka Allah yang sudah membuat nama-Nya diam di sana, biarlah Ia merobohkan setiap raja dan setiap bangsa, yang mengacungkan tangan untuk melanggar keputusan ini dan membinasakan rumah Allah yang di Yerusalem itu. Aku, Darius, yang mengeluarkan perintah ini. Hendaklah itu dilakukan dengan saksama.” Ayat 12. Begitulah Tuhan menyediakan jalan untuk merampungkan bait suci itu.PR 336.1

    Berbulan-bulan lamanya sebelum perintah ini diadakan, orang-orang Israel telah bekerja terus dengan iman, nabi-nabi Allah tetap membantu mereka dengan perantaraan pekabaran-pekabaran pada waktunya, yang olehnya rencana Ilahi bagi Israel tetap dipelihara di hadapan para pekerja. Dua bulan sesudah pekabaran Hagai yang tertulis disampaikan, Zakharia mendapat serangkaian khayal mengenai pekerjaan Allah di bumi. Pekabaran-pekabaran ini, diberikan dalam bentuk perumpamaan dan lambang, datangnya pada saat ketidakpastian dan keresahan besar, dan merupakan kenyataan yang aneh bagi orang-orang yang sedang memajukan nama Allah Israel. Tampaknya bagi para pemimpin seakan-akan keluasan yang diberikan kepada orang-orang Yahudi untuk membangun kembali sudah hendak ditarik kembali; masa depan kelihatannya gelap sekali. Allah melihat bahwa umat-Nya sedang dalam keadaan perlu dibantu dan dihibur oleh suatu kenyataan daripada kasih dan kemurahan-Nya yang tidak terbatas.PR 336.2

    Di dalam khayal Zakharia mendengar malaikat Tuhan bertanya, “Ya Tuhan semesta alam, berapa lama lagi Engkau tidak menyayangi Yerusalem dan kota-kota Yehuda, yang telah tujuh puluh tahun lamanya Kau murkai itu? Lalu kepada malaikat, yang berbicara dengan aku itu, Tuhan menjawab,” kata Zakharia memaklumkan, “dengan kata-kata yang ramah dan yang menghiburkan.PR 336.3

    “Berkatalah kepadaku malaikat yang berbicara dengan aku itu: Serukanlah ini: Beginilah Firman Tuhan semesta alam: Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion, tetapi sangat besar murka-Ku terhadap bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang sementara Aku murka sedikit, telah membantu menimbulkan kejahatan. Sebab itu beginilah Firman Tuhan, Aku kembali lagi kepada Yerusalem dengan kasih sayang. Rumah-Ku akan didirikan pula di sana, . . . dan tali pengukur akan direntangkan lagi di atas Yerusalem.” Zakharia 1:14-16.PR 336.4

    Kini nabi itu disuruh untuk meramalkan, “Beginilah Firman Tuhan semesta alam: Kota-kota-Ku akan berlimpah-limpah pula dengan kebajikan, dan Tuhan akan menghiburkan Sion dan akan memilih Yerusalem pula.” Ayat 17.PR 337.1

    Kemudian Zakharia melihat penguasa-penguasa yang telah “menyerakkan Yehuda, Israel dan Yerusalem,” dilambangkan oleh empat tanduk. Segera setelah itu ia melihat empat tukang kayu, melambangkan wakil-wakil yang digunakan oleh Tuhan dalam memulihkan umat-Nya dan rumah tempat berbakti kepada-Nya. Lihat ayat 18-21.PR 337.2

    “Aku melayangkan mataku dan melihat:” kata Zakharia, “tampak seorang memegang tali pengukur. Lalu aku bertanya: ‘Ke manakah engkau ini pergi?’ Maka ia menjawab aku: ‘Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa lebarnya dan panjangnya.’ Dan sementara malaikat yang berbicara dengan aku itu maju ke depan, majulah seorang malaikat lain mendekatinya, yang diberi perintah: ‘Berlarilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana itu, demikian: Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. Dan Aku sendiri, demikianlah Firman Tuhan, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya.” Zakharia 2:1-5.PR 337.3

    Tuhan telah memerintahkan supaya Yerusalem dibangun kembali; khayal tentang pengukuran kota itu adalah suatu kepastian bahwa Ia akan memberi penghiburan dan kekuatan kepada umat-Nya yang berada dalam kesusahan, dan menggenapkan kepada mereka janji-janji perjanjian-Nya yang kekal. Ia memaklumkan, bahwa pemeliharaan dan penjagaan-Nya, akan sama seperti “tembok berapi baginya di sekelilingnya;” dan dengan perantaraan mereka kemuliaan-Nya akan dinyatakan kepada segala anak-anak manusia. Sehingga apa yang ia sedang laksanakan bagi umat-Nya akan diketahui di seluruh bumi. “Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!” Yesaya 12:6.PR 337.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents