Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    16 - Jatuhnya Keluarga Ahab

    PENGARUH kejahatan yang dijalankan Izebel terhadap Ahab sejak dari mulanya berlangsung terus sampai tahun-tahuan terakhir masa hidupnya dan berbuahkan perbuatan-perbuatan yang memalukan dan kekerasan yang jarang terjadi dalam sejarah keramat. “Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel istrinya.”PR 118.1

    Berdasarkan pembawaan yang iri hati, dalam perbuatan yang salah dikuatkan dan disokong oleh Izebel, didorong oleh hatinya yang jahat, Ahab sampai dikendalikan oleh roh mementingkan diri sendiri sepenuhnya. Ia tak dapat mengekang keinginan-keinginannya, karena barang yang dikehendakinya dirasakannya sudah harus menjadi kepunyaannya.PR 118.2

    Godaan yang menguasai diri Ahab ini, yang mempunyai pengaruh yang sangat berbahaya bagi keberuntungan kerajaan di bawah pada penggantiannya, terbukti dalam suatu peristiwa yang terjadi ketika Elia masih sebagai seorang nabi di Israel. Di samping istana raja terdapat kebun anggur Nabot, orang Yizreel. Ahab tertarik.PR 118.3

    font kecil sekaliPR 118.4

    Pasal ini diangkat dari 1 Raja-raja 21; 2 Raja-raja 1PR 118.5

    hatinya untuk memiliki kebun anggur itu, dan ia bermaksud untuk membelinya atau menukarnya dengan sebidang tanah yang lain. Ia berkata kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku: Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik daripada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang.”PR 118.6

    Nabot menilai kebun anggurnya tinggi sekali, karena itu tadinya adalah milik para leluhurnya, dan ia tidak mau berpisah dengan milik pusakanya. Ia berkata kepada Ahab, “Kiranya Tuhan menghindarkan aku daripada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu.” Sesuai dengan undang-undang orang Lewi tidak ada tanah yang dapat dipindah tangankan oleh menjual atau menukarkannya; masing-masing anak-anak Israel haruslah “memegang milik pusaka suku nenek moyangnya.” Bilangan 36:7.PR 118.7

    Penolakan Nabot membuat raja yang mementingkan dirinya sendiri itu jatuh sakit. “Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot orang Yizreel itu kepadanya . . . maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkup mukanya dan tidak mau makan.”PR 118.8

    Izebel segera mengetahui akan hal ini dan menjadi marah sebab ada orang yang berani menolak permohonan raja, ia mengatakan dengan pasti kepada Ahab bahwa ia tidak akan lama-lama bersedih. “Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel?” katanya.PR 118.9

    “Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira: Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.”PR 119.1

    Ahab tidak menghiraukan cara bagaimana istrinya akan dapat mencapai sasaran yang diinginkannya itu, dan tiada berapa lama antaranya Izebel bertindak menjalankan niatnya yang jahat. Ia menulis surat atas nama raja, memeterainya dengan meterai raja, lalu mengirimkannya kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot, katanya: “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat: suruh jugalah dua orang dursila untuk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia dengan mengatakan, engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.”PR 119.2

    Perintah itupun dilaksanakan. “Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, . . . melakukan seperti yang diperintahkan Izebel. . . seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka.” Kemudian Izebel pergi kepada raja dan menyuruhnya bangun lalu mengambil kebun anggur itu. Maka Ahab dengan tidak menghiraukan akibat-akibatnya, membabi buta mengikuti anjuran istrinya lalu turun pergi merampas milik pusaka yang didambakannya.PR 119.3

    Sang raja tidak diizinkan menikmati apa yang telah diperolehnya dengan curang dan yang menyebabkan pertumpahan darah tanpa mendapat teguran. “Firman Tuhan datang kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya, Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria: Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya, demikian, Beginilah Firman Tuhan, engkau telah membunuh, serta merampas juga!” Selanjutnya Tuhan memberi petunjuk kepada Elia untuk menyampaikan kepada Ahab suatu penghukuman yang mengerikan.PR 119.4

    Nabi itu segera pergi menyampaikan perintah Ilahi. Raja yang bersalah itu saling bertatapan muka di kebun anggur dengan pesuruh Yehova yang tegas, dengan gugup mengeluarkan kata-kata, “Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?”PR 119.5

    Dengan tenang pesuruh Tuhan itu menjawab, “Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Sesungguhnya, aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu, dan melenyapkan keturunanmu.” Tidak ada belas kasihan yang akan diberikan. Keluarga Ahab harus dibinasakan sama sekali, “sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia,” melalui hamba-Nya Allah mengatakan, “oleh karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa.”PR 119.6

    Dan untuk Izebel Allah memaklumkan, “Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara.”PR 119.7

    Ketika raja mendengar berita yang menggetarkan hati ini, “ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah yang lamban.PR 119.8

    “Lalu datanglah Firman Tuhan kepada Elia, orang Tisbe itu, sudahkah kau lihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.” Kurang lebih tiga tahun kemudian Ahab menemui ajalnya di tangan orang Syria. Ahazia, yang menggantinya “melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan hidup menurut kelakuan ayahnya dan ibunya dan Yerobeam bin Nebat.” “Ia beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya dan dengan demikian ia menimbulkan sakit hati Tuhan, Allah Israel,” sama seperti yang dilakukan Ahab ayahnya itu. 1 Raja-raja 22:52, 53. Akan tetapi pehukuman datang mengikuti dosa-dosa raja yang mendurhaka itu. Peperangan yang berbahaya dengan Moab, kemudian satu kecelakaan atas mana nyawanya sendiri terancam, menunjukkan murka Allah kepadanya.PR 120.1

    Jatuh “dari kisi-kisi kamar atasnya,” dengan menderita luka parah, dan merasa takut akan kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan, maka Ahazia menyuruh beberapa utusannya pergi bertanya pada Baal-Zebub, Allah di Ekron, apakah ia akan sembuh atau tidak. Mungkin saja Allah di Ekron dapat memberikan keterangan melalui medium dari imam-imam, sehubungan dengan kejadian di masa yang akan datang. Banyak sekali orang-orang yang pergi bertanya kepada medium-medium seperti ini, tetapi ramalan yang diucapkannya, dan informasi yang diberikannya berasal dari raja kegelapan. Utusan-utusan Ahazia bertemu dengan nabi Allah, yang menyuruh mereka pulang kepada raja dengan berita: “Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, Allah di Ekron? Sebab itu beginilah Firman Tuhan, Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati.” Setelah menyampaikan beritanya, nabi itupun pergilah.PR 120.2

    Utusan-utusan yang keheran-heranan itu bergegas-gegas kembali kepada raja, dan mengulangi di hadapan raja perkataan nabi Allah itu. Sang raja bertanya, “Bagaimanakah rupa orang itu?” Jawab mereka, “Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya.” Ahazia berkata: “Itu Elia, orang Tisbe!” Ia mengetahui bahwa kalau orang asing yang bertemu dengan para utusannya memang benar-benar Elia, maka perkataan menyatakan nasibnya pastilah akan berlaku. Dalam kerinduan untuk menghindarkan hukuman yang mengancam sekiranya mungkin, maka ia memutuskan untuk mengirim utusan pergi menemui nabi itu.PR 120.3

    Dua kali Ahazia mengutus serombongan serdadu untuk menakut-nakuti nabi itu, dan dua kali murka Allah berlaku ke atas mereka. Rombongan serdadu yang ketiga datang merendahkan diri mereka di hadapan Allah, ketika mereka telah dekat kepada pesuruh Allah itu, kapten mereka “berlutut di depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya, katanya: ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga di matamu.” “Maka berfirmanlah Malaikat Tuhan kepada Elia, turunlah bersama dia: janganlah takut kepadanya. Lalu bangunlah Elia dan turun bersama-sama dia menghadap raja. Berkatalah Elia kepada raja,PR 120.4

    Beginilah Firman Tuhan, Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, Allah Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan Firman-Nya? Maka sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring sebab engkau pasti akan mati.”PR 121.1

    ketgamPR 121.2

    Seorang utusan datang menemui Ahazia dengan kata-kata dari Elia. Pekabaran Ilahi yang ditujukan kepada raja yang sedang sakit itu ialah, “Engkau . . . pasti . . . mati.”PR 121.3

    Selama masa pemerintahan ayahnya, Ahazia telah menyaksikan pekerjaan-pekerjaan yang mengherankan dari Yang Mahatinggi. Ia telah melihat peristiwa-peristiwa mengerikan yang didatangkan Allah ke atas Israel murtad dengan cara yang dianggap-Nya pantas dikenakan kepada orang-orang yang meremehkan tuntutan-tuntutan hukum-Nya yang mengikat itu. Ahazia telah bertindak seolah-olah kenyataan-kenyataan ini hanyalah khayalan yang hampa belaka. Gantinya merendahkan hatinya di hadapan Allah, ia mengikuti Baal, dan akhirnya ia telah menerjunkan diri ke arah ini, yakni tindakannya yang berani menghina Allah. Dalam keadaan memberontak dan tak sudi bertobat. Ahazia meninggal dunia, “sesuai dengan Firman Tuhan yang dikatakan oleh Elia.”PR 121.4

    Sejarah dosa Raja Ahazia dan hukuman ke atas dirinya mengandung suatu amaran yang tak boleh diremehkan oleh seorang pun dengan seenaknya. Orang-orang pada masa kini mungkin tidak menyembah Allah-Allah orang kafir, namun beribu-ribu orang berbakti di kuil setan sebagaimana yang dahulu dilakukan raja Israel. Roh menyembah berhala telah tersebar luas di dunia sekarang, walaupun ada pengaruh ilmu pengetahuan dan pendidikan, hal itu telah mengambil bentuk-bentuk yang lebih matang dan menarik daripada zaman Ahazia mencari Allah di Ekron. Setiap hari keadaan bertambah menyedihkan karena iman terhadap Firman nubuatan jadi merosot, dan bahwa secara tetap takhyul dan ilmu sihir setan menawan pikiran banyak orang. Pada masa kini rahasia-rahasia perbaktian kafir telah diganti oleh hubungan-hubungan dan kontak-kontak tersembunyi, kegelapan dan mukjizat-mukjizat yang diadakan oleh para medium aliran spiritisme. Pernyataan-pernyataan para medium ini diterima oleh beribu-ribu orang dengan penuh kerinduan yang tidak mau menerima terang dari Firman Allah atau melalui Roh-Nya. Para penganut spiritisme boleh saja memaki-maki para ahli sihir zaman dulu, akan tetapi si penipu besar itu tertawa atas kemenangannya ketika orang-orang ini menyerah kepada cara kerja si penipu itu dalam bentuk yang lain.PR 121.5

    Banyak orang merasa takut bila memikirkan untuk menghubungi para medium, tetapi sangat tertarik dan lebih menyenangi bentuk-bentuk spiritisme itu. Orang-orang lain telah tersesat oleh ajaran-ajaran Christian Science (Pengetahuan Kristen)--Gereja Ilmu Pengetahuan Kristen, dan oleh aliran kepercayaan Keagamaan dan agama-agama Ketimuran lainnya.PR 121.6

    Rasul-rasul dari hampir semua bentuk aliran spiritisme menyatakan mempunyai kuasa menyembuhkan. Mereka menyifatkan kuasa ini sebagai listrik, magnetisme, yang dinamakan “pengobatan dengan tenaga dalam,” atau menyimpan tenaga-tenaga ke dalam pikiran manusia. Dan tidak sedikit orang-orang, yang walaupun pada zaman Kristen ini, pergi kepada orang-orang yang menyembuhkan dengan cara ini, gantinya percaya akan kuasa Allah yang hidup dan keahlian dokter-dokter yang bermutu tinggi. Si ibu yang sedang menunggui anaknya yang sakit di tempat tidur, mengeluh, “Aku tak dapat berbuat apa-apa lagi. Tidakkah ada dokter yang mempunyai kuasa untuk menyembuhkan anakku?” Ia telah mendengar berita mengenai kesembuhan ajaib yang diadakan oleh tukang ramal atau penyembuhan dengan pengaruh pikiran, jadi ia mempercayakan anaknya yang dikasihinya itu untuk dirawat oleh orang yang demikian, yang sebenarnya menyerahkan anak itu ke tangan setan dengan sungguh-sungguh seakan-akan setan itu ada di sampingnya. Banyak kali terjadi masa depan anak itu dikendalikan oleh kuasa setan yang tampaknya tak mungkin diterobos.PR 122.1

    Allah mempunyai alasan untuk tidak menyenangi sikap Ahazia yang tidak hormat itu. Apakah yang ia tidak lakukan untuk memenangkan hati orang-orang Israel dan memberikan ilham agar mereka yakin di dalam Dia sendiri? Berabad-abad lamanya Ia memberikan pernyataan kepada umat-umat-Nya tentang kasih dan kemurahan-Nya yang tiada taranya. Sejak dari mulanya ia telah menyatakan bahwa kesenangan-Nya “adalah anak-anak manusia.” Amsal 8:31. Ia telah menjadi suatu penolong pada saatnya kepada semua orang yang mencarinya dengan sungguh-sungguh hati. Namun, pada saat ini raja Israel, berpaling dari Allah pergi mencari pertolongan pada musuh umat-umat-Nya yang paling jahat, memaklumkan kepada orang kafir bahwa ia lebih yakin akan dewa-dewa mereka daripada Allah yang di surga. Dalam tindakan yang sama pria dan wanita tidak menghormati-Nya apabila mereka menjauhkan diri dari Sumber kekuatan dan akal budi lalu pergi mencari pertolongan atau nasihat dari kuasa-kuasa kegelapan. Kalau murka Allah menyala-nyala atas perbuatan Ahazia, bagaimanakah dengan perlakuan Allah bagi orang-orang yang memiliki terang yang sedikit lebih besar yang mengambil langkah mengikuti perbuatan yang sama?PR 122.2

    Orang-orang yang menyerahkan diri mereka sendiri kepada ilmu sihir setan, boleh menyombongkan hasil besar yang dicapai, tetapi apakah hal itu membuktikan bahwa pekerjaan mereka yang terbaik dan selamat? Bagaimana kalau kehidupan itu diperpanjang? Apakah jadinya kalau keuntungan yang bersifat sementara saja akan dapat menjamin? Apakah pada akhirnya ada ganjaran terhadap tidak mempedulikan kehendak Allah? Semua keuntungan yang berbentuk demikian pada akhirnya akan terbukti mendatangkan kerugian yang tak dapat dibayar kembali. Kita tidak akan dibiarkan tanpa hukuman bila merubuhkan satu saja benteng yang didirikan Allah untuk melindungi umat-Nya dari kuasa Setan.PR 122.3

    Oleh karena Ahazia tidak mempunyai putra, maka ia diganti oleh adiknya, Yoram, yang memerintah sepuluh suku itu selama duabelas tahun. Dalam tahun-tahun ini ibunya Izebel masih hidup, dan ia terus menanamkan pengaruhnya yang jahat terhadap urusan-urusan kebangsaan. Kebiasaan-kebiasaan menyembah berhala masih tetap dilakukan oleh banyak orang. Yoram sendiri “melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, tetapi bukan seperti ayahnya dan seperti ibunya: ia menjauhkan tugu berhala Baal yang didirikan ayahnya. Namun demikian ia masih berpaut kepada dosa Yerobeam bin Nebat yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula; ia tidak menjauhinya.” 2 Raja-raja 3:2, 3.PR 122.4

    Ketika Yoram memegang tampuk pemerintahan atas Israel, Yosafat meninggal dunia, dan putranya yang juga bernama Yoram naik takhta kerajaan di Yehuda. Oleh perkawinannya dengan putri Ahab dan Izebel, Yoram dari Yehuda erat perhubungannya dengan raja Israel; dan dalam pemerintahannya ia mengikuti Baal, “seperti yang dilakukan oleh keluarga Ahab.” “Lagipula ia membuat bukit-bukit pengorbanan di gunung-gunung Yehuda. Ia membujuk penduduk Yerusalem untuk berzina, dan ia menyesatkan Yehuda.” 2 Tawarikh 21:6, 11.PR 123.1

    Raja Yehuda tidak dibiarkan terus melakukan kemurtadannya yang mengerikan tanpa diperbaiki. Nabi Elia ketika itu belum diangkat, maka ia tak dapat berdiam diri saja sementara kerajaan Yehuda sedang terjerumus kepada perbuatan yang sama yang telah menyeret kerajaan di utara itu ke tepi jurang kebinasaan. Nabi itu mengirim suatu pesan tertulis kepada Yoram di Yehuda, di mana raja yang jahat itu dapat membaca kata-kata yang berupa amaran:PR 123.2

    “Beginilah Firman Tuhan, Allah Daud, bapa leluhurmu, Karena engkau tidak hidup mengikuti jejak Yosafat, ayahmu, dan Asa raja Yehuda, melainkan hidup menurut kelakuan raja-raja Israel dan membujuk Yehuda dan penduduk Yerusalem untuk berzina, sama seperti yang dilakukan keluarga Ahab, dan juga karena engkau telah membunuh saudara-saudaramu, seluruh keluarga ayahmu yang lebih baik daripadamu, maka Tuhan akan mendatangkan tulah besar atas rakyatmu, anak-anakmu, istri-istrimu, dan atas semua harta milikmu. Dan engkau sendiri akan menderita penyakit yang dahsyat, ....”PR 123.3

    Menggenapi nubuatan ini “Tuhan menggerakkan hati orang Filistin dan orang Ahab yang tinggal berdekatan dengan orang Etiopia untuk melawan Yoram. Maka mereka maju melawan Yehuda, memasukinya dan mengangkut segala harta milik yang terdapat di dalam istana raja sebagai jarahan, juga anak-anak dan istri-istrinya, sehingga tidak ada seorang anak yang tinggal padanya kecuali Yoahas, anaknya yang bungsu.PR 123.4

    “Sesudah semuanya ini Tuhan menulahinya dengan penyakit usus yang tidak dapat sembuh. Beberapa waktu berselang, kira-kira sesudah lewat dua tahun, . . . ia mati dengan penderitaan yang hebat.”PR 123.5

    “Maka Ahazia anaknya, menjadi raja menggantikan dia.” Ayat 12-19; 2 Raja-raja 8:24.PR 123.6

    Yoram putra Ahab masih tetap memerintah di kerajaan Israel ketika kemanakannya, Ahazia, menduduki takhta kerajaan Yehuda. Ahazia memerintah hanya satu tahun, dan selama tahun ini ibunya, Atalya, mempengaruhinya, “menasihatinya untuk melakukan yang jahat,” “Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan sama seperti keluarga Ahab.” 2 Tawarikh 22:3, 4: 2 Raja-raja 8:27. Neneknya Izebel, masih hidup, dan dengan beraninya ia bersekutu dengan Yoram raja Israel, pamannya itu.PR 123.7

    Ahazia raja Yehuda segera menemui akhir hayatnya yang tragis. Keluarga Ahab yang masih hidup telah menjadi “penasihat-penasihatnya yang mencelakakannya.” 2 Tawarikh 22:3, 4. Ketika Ahazia mengunjungi pamannya di Yizreel, nabi Elisa mendapat petunjuk Ilahi untuk mengirimkan salah satu dari nabi muda ke Ramotgilead untuk mengurapi Yehu menjadi raja Israel. Penggabungan pasukan-pasukan Yehuda dan Israel pada saat itu sedang bersatu padu dalam suatu kampanye militer melawan bangsa Syria di Ramotgilead. Yoram telah terluka di medan pertempuran, dan telah pulang ke Yizreel, meninggalkan Yehu yang menjadi panglima tentara kerajaan.PR 124.1

    Ketika mengurapi Yehu, utusan Elisa memaklumkan, “Telah kuurapi engkau menjadi raja atas umat Tuhan, yaitu orang Israel.” Kemudian dengan khidmat ia meminta Yehu untuk melakukan suatu pekerjaan yang berasal dari surga. “Maka engkau akan membunuh keluarga tuanmu Ahab,” Tuhan menyatakan hal ini melalui pesuruh-Nya, “dengan demikian Aku membalaskan kepada Izebel darah hamba-hamba-Ku, nabi-nabi itu, bahwa darah semua hamba Tuhan. Dan segenap keluarga Ahab akan binasa.” 2 Raja-raja 9:6-8.PR 124.2

    Setelah ia dimaklumkan sebagai raja oleh tentara, dengan segera Yehu pergi ke Yizreel, di mana ia memulaikan pekerjaannya menghukum mati orang-orang yang dengan seenaknya telah memilih terus-menerus berbuat dosa dan yang menyebabkan orang lain berbuat dosa. Yoram raja Israel, Ahazia raja Yehuda, dan Izebel sang ibu yang ratu, dengan “semua orang yang masih tinggal dari keluarga Ahab yang di Yizreel, juga semua orang besarnya, orang-orang kepercayaannya dan imam-imamnya,” dibunuh. “Semua nabi Baal, semua orang yang beribadah kepadanya dan semua imamnya” yang tinggal di pusat penyembahan Baal dekat Samaria, telah dibinasakan dengan pedang. Patung-patung berhala dihancurkan dan dibakar, dan kuil Baal dijadikan kerubuhan batu. “Demikianlah Yehu memunahkan Baal dari Israel.” 2 Raja-raja 10:11, 19, 28.PR 124.3

    Berita hukuman mati secara masal ini tiba kepada Atalya, putri Izebel yang masih memegang kendali pemerintahan di kerajaan Yehuda. Ketika ia melihat bahwa anaknya sudah mati, “maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja dari kaum Yehuda.” Dalam pembantaian ini semua keturunan raja Daud yang berhak menaiki takhta kerajaan, sudah dibinasakan, hanya satu yang selamat, yaitu bayi yang bernama Yoas, yang disembunyikan oleh istri Yoyada imam besar, di dalam rumah Allah. Selama enam tahun anak ini tetap disembunyikan, sementara “Atalya memerintah negeri.” 2 Tawarikh 22:10, 12.PR 124.4

    Pada akhir waktu ini “Orang-orang Lewi dan seluruh Yehuda” (2 Tawarikh 23:8) bersatu dengan Yoyada imam besar itu untuk menobatkan dan mengurapi Yoas yang masih kecil itu serta memaklumkannya sebagai raja mereka. “Sambil bertepuk tangan berserulah mereka, Hiduplah raja.” 2 Raja-raja 11:12.PR 124.5

    “Ketika Atalya mendengar pekik rakyat yang berlari-lari menyambut raja dan memuji-muji dia, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah Tuhan.” 2 Tawarikh 23:12. “Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja, dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri.”PR 124.6

    “Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru, Khianat, Khianat.” 2 Raja-raja 11:14. Tetapi Yoyada memerintahkan kepala pasukan untuk menangkap Atalya beserta dengan seluruh pengikutnya dan membawa mereka ke luar ke tempat pelaksanaan hukuman mati, di mana mereka akan dibunuh.PR 125.1

    Begitulah kebinasaan anggota terakhir dari keluarga Ahab. Kejahatan hebat yang telah terjadi melalui persekutuannya dengan Izebel, berlangsung terus hingga keturunannya yang terakhir sudah dibinasakan. Di tanah Yehuda pun, di mana penyembahan kepada Allah yang benar secara resmi tidak pernah dilalaikan, Atalya telah berhasil membunuh banyak orang. Tidak lama setelah pelaksanaan hukuman mati terhadap ratu yang durhaka itu “masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merubuhkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu.” Ayat 18.PR 125.2

    Suatu pembaharuan mengikuti peristiwa ini. Dengan khidmatnya orang-orang yang merajakan Yoas berjanji “bahwa mereka menjadi umat Tuhan.” Kini oleh karena pengaruh kejahatan putri Izebel telah dihilangkan dari kerajaan Yehuda, dan imam-imam Baal telah dibunuh dan rumah berhalanya telah dibinasakan, maka “bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu.” 2 Tawarikh 23:16, 21.PR 125.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents