Pasal ini dialaskan atas Kejadian 19.
Di antara kota-kota yang terdapat di Lembah Yarden yang terindah adalah kota Sodom, yang terletak di sebuah padang yang “bagaikan taman Allah” dalam kesuburan dan keindahannya. Di sini tanaman-tanaman iklim panas tumbuh dengan suburnya. Ini merupakan tempat bersemainya pohon palem, pohon zaitun dan pohon anggur; dan bunga-bunga menyebarkan harum semerbaknya sepanjang tahun. Gandum yang menguning menutupi ladang-ladang, dan kawanan domba dan ternak memenuhi bukit-bukit sekelilingnya. Seni dan perdagangan menambah kebanggaan kota yang terletak di atas padang itu. Harta kekayaan negeri-negeri Timur menghiasi istana-istananya, dan kafilah-kafilah di padang pasir mengangkut barangbarang yang berharga untuk melengkapi pusat-pusat perdagangannya Dengan pemikiran serta usaha yang sedikit, segala kebutuhan hidup dapat dipenuhi, dan sepanjang tahun seolah-olah merupakan satu babak yang penuh dengan pesta pora. PB1 156.1
Kelimpahan yang terdapat di mana-mana telah menimbulkan kemewahan dan kesombongan. Kemalasan dan kekayaan telah mengeraskan hati manusia yang belum pernah menderita kekurangan, atau tertindih oleh kesedihan. Kesukaan terhadap kepelesiran ditingkatkan oleh kemewahan serta waktu yang senggang, dan orang banyak telah menyerahkan diri mereka kepada pemanjaan akan nafsu birahi. Nabi berkata: “Bahwasanya inilah kesalahan Sodom adikmu itu; jemawa dan kekenyangan makan dan alpa; selamat sentosalah menjadi bahagiannya, dan anak-anaknyapun, tetapi tiada dikuatkannya tangan orang yang kesukaran dan miskin; maka mereka itu makin sombong dan dibuatnya barang yang keji di hadapan hadliratKu; setelah kulihat hal itu maka kubuanglah mereka itu.” Yehezkiel 16:49, 50. Tidak ada sesuatu yang lebih disukai oleh orang banyak pada saat itu daripada kekayaan dan waktu yang luang, tetapi hal-hal inilah yang telah menimbulkan dosa-dosa yang telah mendatangkan kehancuran atas kota-kota besar yang ada di atas padang luas itu. Kehidupan mereka yang sia-sia dan malas, telah menjadikan mereka sebagai mangsa penggodaan setan, dan mereka telah menodai peta Allah itu, serta mereka telah lebih menyerupai iblis daripada sesuatu yang bersifat ilahi. Kemalasan adalah kutuk yang terbesar yang dapat terjadi ke atas diri manusia, karena kejahatan dan kekejaman akan mengikutinya. Itu melemahkan pikiran, merusakkan pengertian dan menjadikan merosotnya jiwa seseorang. Setan berada di tempat yang tersembunyi, siap untuk membinasakan mereka yang tidak waspada, yang waktu luangnya memberikan kepada setan kesempatan untuk menutupi dirinya di bawah jubah yang menarik. Ia tidak pernah lebih berhasil selain daripada apabila ia datang kepada manusia di saat-saat ia sedang bermalas-malasan. PB1 156.2
Di kota Sodom terdapat kepelesiran, pesta pora dan mabuk-mabuk. Nafsu-nafsu yang paling jahat dan paling kejam merajalela tidak terkendalikan. Orang banyak dengan terang-terangan menghina Allah dan hukumNya, dan bersuka-suka dalam perbuatan-perbuatan yang kejam. Sekalipun di hadapan mereka ada contoh dari dunia sebelum air bah, dan mengetahui bagaimana murka Allah telah dinyatakan di dalam kebinasaan mereka, tetapi mereka tetap mengikuti jalan hidup yang jahat. PB1 157.1
Pada waktu Lut pindah ke Sodom, kejahatan belum merajalela, dan Allah di dalam rahmatNya membiarkan pancaran-pancaran terang bersinar di tengah-tengah kegelapan moral. Apabila Ibrahim menyelamatkan orang-orang tawanan dari bangsa Elam, perhatian orang banyak tertarik kepada iman yang benar. Ibrahim bukanlah seorang yang asing kepada penduduk kota Sodom, dan perbaktiannya kepada Allah yang tidak kelihatan itu telah menjadi bahan ejekan di antara mereka, tetapi kemenangannya terhadap satu kekuatan yang jauh lebih besar daripadanya dan sikapnya yang penuh kemurahan terhadap para tawanan dan barang-barang rampasan itu, telah menimbulkan perasaan heran dan kagum. Sementara keahlian dan keberaniannya itu dikagumi, tidak seorangpun yang dapat mengelakkan diri dari satu keyakinan bahwa satu kuasa ilahi telah menjadikannya sebagai seorang pemenang. Dan rohnya yang agung dan tidak mementingkan diri, merupakan bukti yang lain akan adanya kelebihan pada agama yang ia telah hormati olehkarena keberaniannya dan kesetiaannya. Melkisedek, di dalam memberikan berkatnya kepada Ibrahim, telah mengakui Tuhan sebagai sumber kekuatannya, dan sebagai penyebab daripada kemenangan-kemenangannya: “Bahwa Abraham diberkati Allah ta’ala, yang mempunyai langit dan bumi. Maka segala puji bagi Allah ta’ala, yang telah menyerahkan segala musuhmu kepada tanganmu. Maka dipersembahkan Abraham ke- padanya dalam sepuluh asa daripada segala harta bendanya.” Kejadian 14:19, 20. Tuhan sedang berbicara kepada orang-orang itu melalui pimpinanNya, tetapi pancaran terang yang terakhir itu telah ditolak sebagaimana halnya terang yang diberikan sebelumnya. Dan sekarang malam terakhir bagi Sodom semakin dekat. Awan pembalasan itu telah melemparkan bayangannya ke atas kota itu. Tetapi manusia tidak memperhatikannya. Sementara malaikat-malaikat semakin dekat untuk melaksanakan tugas untuk membinasakannya, manusia sedang memimpi-mimpikan kemakmuran dan kepelesiran. Hari yang terakhir itu berjalan sama seperti hari-hari yang lainnya yang telah berlalu. Senja menutupi pemandangan yang indah dan aman itu. Padang luas yang keindahannya tidak ada bandingannya itu bermandikan sinar matahari yang tengah terbenam. Kesejukan udara di senja hari itu telah memanggil keluar akan penduduk kota itu, dan orang banyak yang sedang mencari kepelesiran berjalan hilir mudik, asyik dalam jam-jam yang penuh kenikmatan. PB1 157.2
Menjelang malam dua orang asing mendekati gerbang kota itu. Mereka kelihatannya seperti pelancong-pelancong yang masuk ke kota untuk menginap karena hari sudah malam. Tak ada seorangpun yang dapat melihat di dalam diri kedua orang asing itu bahwa mereka itu adalah pesuruh-pesuruh yang berkuasa untuk melaksanakan hukuman ilahi, dan orang banyak yang sedang bersuka-suka dan tak acuh itu tidak menyangka bahwa di dalam perlakuan mereka terhadap pesuruh-pesuruh sorga pada malam itu, mereka telah tiba kepada puncak kejahatan mereka yang mendatangkan kehancuran ke kota kebanggaan mereka itu. Tetapi ada satu orang yang menunjukkan perhatian yang baik terhadap orang-orang asing itu, dan mengundang mereka ke rumahnya. Lut tidak mengetahui sifat mereka yang sebenarnya, tetapi sopan-santun serta keramah-tamahannya adalah merupakan kebiasaan dalam hidupnya; hal tersebut merupakan sebagian daripada agamanya—pelajaran-pelajaran yang telah didapatnya dari teladan hidup Ibrahim. Kalau saja ia tidak membiasakan diri dengan kesopansantunan; boleh jadi ia akan dibiarkan binasa bersama-sama dengan penduduk Sodom yang lainnya. Banyak rumah tangga, dengan menutup pintu terhadap seorang asing, telah menolak pesuruh Allah yang sebenarnya dapat membawa berkat, pengharapan dan damai. Setiap tindakan dalam hidup, bagaimanapun kecilnya, akan memberikan pengaruh untuk kebaikan atau kejahatan. Kesetiaan atau kelalaian terhadap tugas yang nampaknya paling kecil sekalipun dapat membukakan pintu kepada berkat-berkat yang limpah atau malapetaka yang hebat dalam hidup kita. Adalah perkara-perkara yang kecil yang menguji tabiat kita. PB1 158.1
Adalah perbuatan sehari-hari yang tulus, yang penuh penyangkalan diri dan dilaksanakan dengan hati yang senang dan sukarela yang disukai oleh Allah. Janganlah hendaknya kita hidup bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Dan hanya dengan melupakan diri, dengan memupuk roh yang penuh kasih serta penolong, bahwa kita dapat menjadikan hidup kita sebagai satu berkat. Perhatian yang sedikit, kesopan-santunan yang sederhana dan dalam hal yang remeh memberikan pengarah yang besar terhadap kebahagiaan hidup dan sebaliknya, mengabaikan hal-hal tersebut, akan memberikan pengaruh yang besar pula terhadap penderitaan manusia. PB1 159.1
Melihat adanya kemungkinan bahaya yang akan mereka hadapi di Sodom, Lut telah berusaha untuk melindungi mereka pada waktu mereka masuk dengan cara mengajak mereka untuk bermalam di rumahnya. Ia sedang berada di pintu gerbang kota itu pada waktu mereka masuk dan pada waktu ia melihat mereka, ia pergi menemuinya dan dengan sopan berkata: “Baiklah sekarang tuan singgah ke rumah hamba dan bermalamlah di sana.” Mereka seolah-olah menolak keramah-tamahannya, dengan berkata, “tidak, melainkan kami hendak bermalam di luar ini.” Maksud jawab mereka itu ada dua hal—untuk menguji kesungguh-sungguhan Lut, dan juga untuk menunjukkan bahwa mereka kelihatannya tidak mengetahui sifat orang-orang Sodom, sehingga mereka menyangka bahwa adalah aman untuk bermalam di jalan. Jawab mereka menjadikan Lut lebih bersungguh-sungguh untuk tidak membiarkan mereka jatuh ke tangan orang banyak yang jahat itu. Ia memaksakan undangannya sampai mereka menyerah dan mengikut dia ke rumahnya. PB1 159.2
Ia berharap akan dapat menyembunyikan maksudnya daripada orang banyak yang ada di pintu gerbang, dengan membawa orang-orang asing itu ke rumahnya melalui satu jalan yang berkeliling; tetapi rasa segan mereka serta sikap yang berlambatan, dan ajakan Lut yang terus-menerus telah menyebabkan diri mereka diamat-amati, dan sebelum mereka tidur malam itu orang banyak yang jahat itu telah mengerumuni rumah Lut. Jumlah mereka besar sekali, orang muda dan orang tua sama-sama dipenuhi oleh nafsu jahat. Orang-orang asing itu sedang bertanya-tanya tentang keadaan kota itu, dan Lut telah mengamarkan mereka untuk tidak memberanikan diri keluar dari rumahnya malam itu, dan pada saat itu terdengar suara ejekan dan cemoohan orang banyak sambil menuntut agar orang asing itu dibawa kepada mereka. PB1 159.3
Menyadari bahwa jikalau dihadapi dengan kekerasan mereka dengan mudah akan dapat mendobrak rumahnya, Lut mencoba untuk membujuk mereka. “Hai saudaraku,” katanya, “janganlah kamu berbuat jahat begitu.” Dengan menggunakan istilah “saudara” dalam arti bertetangga ia berharap akan dapat meredakan mereka dan menjadikan mereka merasa malu akan niat jahat mereka. Tetapi kata-katanya itu adalah bagaikan minyak yang disiramkan ke api. Amarah mereka bergemuruh seperti angin topan. Mereka mengejek bahwa Lut telah menjadikan dirinya sebagai hakim terhadap mereka, dan mereka mengancam akan memperlakukan dia lebih jahat lagi daripada apa yang telah mereka rencanakan terhadap tamu-tamunya. Dengan cepat mereka mendatangi Lut, dan kalau saja tidak diselamatkan oleh malaikat-malaikat Allah, mereka telah mengoyak-ngoyakkannya. Pesuruhpesuruh sorga “mengulurkan tangan mereka dan menarik Lut ke dalam rumah dan menutup pintu.” Peristiwa yang berikutnya menyatakan sifat tamu-tamu yang telah diundangnya. “Maka dipalu oleh keduanya akan segala orang yang ada di pintu rumah itu daripada kecil dan besar dengan mengaburkan matanya, sehingga penatlah mereka itu hendak mendapat pintu.” Andaikata mereka yang hatinya keras itu tidak dibutakan, maka pukulan Allah terhadap diri mereka itu akan menyebabkan mereka takut dan berhenti daripada perbuatan jahat mereka. Malam terakhir itu tidak ditandai oleh dosa-dosa yang lebih besar daripada dosa-dosa pada malammalam sebelumnya; tetapi rahmat, yang sejak lama diremehkan akhirnya tidak lagi memberikan panggilannya. Penduduk Sodom telah melampaui batas panjang sabar ilahi—”batas yang tersembunyi antara kesabaran Allah dan murkaNya.” Api pembalasannya segera akan diturunkan ke lembah Siddim. PB1 159.4
Malaikat-malaikat menyatakan kepada Lut tujuan kedatangan mereka. “Karena kami hendak membinasakan negeri ini, sebab telah besarlah serunya di hadapan hadirat Tuhan, dan Tuhanpun telah menyuruhkan kami untuk membinasakannya.” Orang-orang asing yang hendak dilindungi Lut, sekarang berjanji akan melindungi dia, dan juga menyelamatkan seluruh anggota keluarganya yang mau lari dari kota jahat itu bersama-sama dengan dia. Orang banyak itu telah merasa kepayahan dan pergi dari tempat itu, dan Lut pergi ke luar untuk mengamarkan anak-anaknya, la mengulangi kata-kata malaikat itu, “Bangkit dan keluarlah kamu dari tempat ini; karena Tuhan akan membinasakan kota ini.” Tetapi kepada mereka ia kelihatannya seperti seorang penipu. Mereka menertawakan apa yang mereka sebut sebagai perasaan takut Lut yang bersifat tahyul. Anak-anak perempuannya terpengaruh oleh suami-suami mereka. Mereka merasa cukup baik di tempat mereka berada. Mereka tidak melihat bukti-bukti akan adanya bahaya. Segala sesuatu berjalan seperti sebelumnya. Mereka memiliki banyak harta benda, dan mereka merasa bahwa mustahil Sodom yang indah itu akan dibinasakan. PB1 160.1
Lut kembali ke rumahnya dengan hati yang sedih dan menceritakan kegagalannya itu. Kemudian malaikat-malaikat memerintahkan untuk bangkit dan membawa isterinya serta kedua anak perempuannya yang ada di rumahnya, dan meninggalkan kota itu. Tetapi Lut berlambatan. Sekalipun setiap hari merasa susah menyaksikan perbuatan-perbuatan yang kejam, ia tidak mempunyai pandangan yang sebenarnya tentang kejahatan-kejahatan yang keji yang dilakukan di kota yang jahat itu. Ia tidak menyadari akan perlunya hukuman Allah untuk menghentikan dosa. Beberapa dari anakanaknya berpegang erat kepada Sodom, dan isterinya menolak untuk pergi tanpa mereka. Pikiran untuk meninggalkan mereka yang paling dekat di hatinya di atas dunia ini kelihatannya lebih berat daripada apa yang dapat ditanggungnya. Adalah berat untuk meninggalkan rumahnya yang mewah dan segala harta benda yang telah diperoleh dengan jerih payah usaha selama hidupnya dan kemudian pergi sebagai seorang pengembara yang miskin. Dipengaruhi oleh rasa susah ia berlambatan dan enggan untuk pergi dari tempat itu. Tetapi bagi malaikat-malaikat Allah ini berarti bahwa mereka semua akan binasa di dalam puing-puing kota Sodom. Pesuruh-pesuruh sorga itu memegang tangannya dan membawa dia dan isterinya, dan anak-anaknya perempuan keluar dari kota itu. PB1 160.2
Di sini malaikat-malaikat meninggalkan mereka, dan kembali ke Sodom untuk melaksanakan tugas membinasakan kota itu. Seseorang yang lain—yang kepadaNya Ibrahim telah memohon—aatang dekat kepada Lut. Di seluruh kota itu tidak terdapat sekalipun hanya sepuluh orang yang benar; tetapi sebagai jawab atas doa Ibrahim, satu orang yang takut akan Allah ditarik dari kebinasaan. Perintah itu diberikan dengan sangat tegas: “Lari lepaskanlah nyawamu; janganlah kamu menoleh ke belakang dan janganlah berhenti di seluruh padang ini; larilah kamu ke gunung, supaya kamupun jangan binasa.” Rasa enggan atau sikap berlambatan dalam hal ini berarti kebinasaan. Melemparkan satu pandangan kepada kota itu, berlambatan sesaat karena rasa menyesal telah meninggalkan rumah yang sangat indah itu, akan mengakibatkan hilangnya nyawa mereka. Topan pehukuman ilahi hanya tinggal menunggu agar pengungsi-pengungsi yang malang ini lari untuk menyelamatkan diri. PB1 161.1
Tetapi Lut, merasa bingung dan gentar, menyatakan bahwa ia tidak dapat berbuat seperti apa yang dituntut daripadanya; ia takut kalau-kalau marabahaya akan menimpanya, dan iapun akan mati. Hidup di kota yang jahat itu, di tengah-tengah orang yang tidak percaya, imannya telah menjadi tawar. Pemerintah sorga ada di sampingnya, tetapi ia meminta supaya hidupnya diselamatkan seolah-olah Allah, yang telah menyatakan penjagaan serta kasih baginya, tidak akan lagi memeliharakannya. Seharusnya ia telah mempercayakan dirinya sepenuhnya kepada Pesuruh Ilahi itu, menyerahkan hidup dan kehendaknya ke dalam tangan Tuhan tanpa keragu-raguan. Tetapi seperti banyak orang lain,gia berusaha untuk berencana bagi diri sendiri: “Tengoklah negeri itu dekat, dapat hamba lari ke sana, lagi ia itu sebuah negeri kecil; biarlah kiranya hamba melindungkan diri hamba di sana dan melepaskan nyawa hamba daripada bahaya ini. Bukankah ia itu sebuah negeri yang kecil?” Kota ini bernama Bela yang kemudian disebut Zoar. Letaknya beberapa mil dari Sodom dan seperto Sodom kota ini jahat dan telah ditetapkan untuk dibinasakan. Tetapi Lut meminta agar kota ini diselamatkan dengan menyatakan bahwa hal ini hanyalah satu permintaan yang tidak berarti; dan kehendaknya itu dikabulkan. Tuhan memberikan kepadanya satu jaminan, “Bahwasanya akan hal inipun telah kululuskan permintaanmu, yaitu tiada Aku hendak membinasakan negeri, yang telah kau katakan itu.” Oh, betapa besarnya rahmat Allah terhadap mahlukmahlukNya yang berdosa! PB1 161.2
Sekali lagi perintah yang khidmat itu diberikan supaya cepat-cepat pergi karena hujan api itu hanya akan ditangguhkan sedikit waktu lagi. Tetapi salah seorang dari pengungsi itu memberanikan diri untuk menoleh ke belakang, ke kota yang celaka itu, dan iapun menjadi satu tugu peringatan akan pehukuman Tuhan. Jikalau Lut sendiri tidak menunjukkan sikap berlambatan untuk menurut amaran malaikat, tetapi dengan sungguhsungguh telah lari ke gunung-gunung, tanpa sepatah katapun yang menawarnawar dan yang menyatakan penyesalan, maka isterinya juga akan berlari melepaskan diri. Pengaruh teladan hidupnya akan menyelamatkan isterinya dari dosa yang telah memeteraikan kebinasaannya. Tetapi rasa segan serta sikap yang berlambatan telah menyebabkan isterinya meremehkan amaran ilahi. Sekalipun tubuhnya berada di atas padang itu tetapi hatinya berpegang erat ke Sodom, dan iapun binasa besertanya. Ia memberontak terhadap Allah oleh sebab pehukumanNya mencakup kebinasaan harta benda dan anak-anaknya. Sekalipun Allah telah berkenan untuk memanggil dia keluar dari kota yang jahat itu, ia merasa telah diperlakukan dengan kejam, olehkarena kekayaannya yang telah dikumpulkan bertahun-tahun lamanya itu harus dibinasakan. Gantinya dengan rasa syukur menerima kelepasan itu ia dengan gegabah telah menoleh ke belakang kepada keinginan akan kehidupan mereka yang telah menolak amaran ilahi. Dosanya menunjukkan bahwa ia tidak layak untuk hidup, tidak layak untuk mendapat perlindungan yang tidak dihargainya. PB1 162.1
Kita harus berhati-hati agar jangan meremehkan usaha Allah yang penuh kemurahan untuk keselamatan kita. Ada orang Kristen yang berkata, “Saya tidak mau diselamatkan kecuali isteri dan anak-anak diselamatkan bersamasama dengan saya.” Mereka merasa bahwa sorga bukanlah sorga tanpa kehadiran mereka yang sangat dikasihi. Tetapi apakah mereka yang memanjakan perasaan seperti ini mempunyai satu pemikiran yang benar akan hubungan mereka kepada Allah, mengingat akan kebajikan serta rahmatNya yang besar itu terhadap diri mereka? Apakah mereka telah melupakan bahwa mereka telah diikat oleh ikatan kasih dan hormat serta kesetiaan yang paling erat kepada pelayanan akan Khalik dan Penebus mereka? Panggilan rahmat ditujukan kepada semua orang; dan oleh sebab sahabat kita menolak panggilan kasih dari Juruselamat, apakah kita juga akan menolaknya? Penebusan jiwa mahal harganya. Kristus telah membayar dengan satu harga yang tidak terbatas bagi keselamatan kita, dan tidak seorangpun yang menghargakan nilai daripada pengorbananNya yang besar ini, atau daripada nilai jiwa itu akan menyia-nyiakan rahmat Allah itu hanya karena orang lain telah memilih untuk berbuat demikian. Kenyataan bahwa orang lain mengabaikan tuntutan-tuntutanNya yang adil harus membuat kita lebih sungguh-sungguh, agar kita sendiri menghormati Allah, dan menuntun orang lain yang dapat kita pengaruhi untuk menerima kasihNya. PB1 162.2
“Matahari terbit di atas bumi pada waktu Lut memasuki kota “Zoar.” Pagi yang terang benderang itu kelihatannya hanya menyatakan kemakmuran serta ketenangan ke kota-kota yang ada di padang itu. Kesibukan-kesibukan kerja mulai terlihat di jalan-jalan; orang banyak hilir mudik dalam urusan dagangnya, yang lain asyik mencari kepelesiran. Anak-anak mantu Lut sedang mengolok-olok perasaan takut serta amaran orang tua yang lemah ingatan itu. Tiba-tiba dan tanpa diharapkan seperti gemuruh guntur dari langit yang tak berawan, topan melanda. Tuhan telah menurunkan belerang dan api dari langit ke atas kota-kota serta padang yang subur itu; istanaistana serta kuil-kuilnya, tempat-tempat tinggal yang mewah, kebun-kebun anggur dan orang banyak yang sedang bersuka-suka dalam kepelesiran yang pada malam sebelumnya telah menghinakan pesuruh-pesuruh sorga—semuanya dibakar. Asap api yang berkobar-kobar itu naik ke atas seperti dapur api yang besar. Dan lembah Siddim yang indah menjadi tempat yang sunyi-senyap, satu tempat yang tidak pernah dibangun atau dihuni lagi—satu kesaksian kepada semua generasi akan pasti pehukuman Allah terhadap pelanggaran. PB1 163.1
Api yang membakar kota-kota di padang itu memancarkan terang amaran sampai ke zaman kita sekarang ini. Kepada kita diberikan satu pelajaran yang khidmat dan menakutkan bahwa sekalipun Allah yang penuh rahmat itu bersikap panjang sabar terhadap orang-orang yang melanggar, ada satu batas di mana lebih daripada itu manusia tidak akan dibiarkan terus-menerus berbuat dosa. Bilamana tiba kepada batas itu, panggilan rahmat akan ditarik dan pehukumanpun mulailah. PB1 163.2
Penebus dunia ini menyatakan bahwa ada dosa-dosa yang lebih besar daripada dosa-dosa untuk mana Sodom dan Gomorah telah dibinasakan. Mereka yang mendengar panggilan Injil yang mengajak orang berdosa untuk bertobat dan tidak memperdulikannya, adalah lebih bersalah kepada Allah daripada penduduk yang ada di padang Siddim. Dan lebih besar lagi adalah dosa mereka yang mengaku kenal Allah dan menurut hukumhukumNya, tetapi menyangkal Kristus di dalam tabiat serta hidup mereka sehari-hari. Di dalam terang amaran Juruselamat, nasib Sodom adalah satu nasihat yang khidmat, bukan hanya kepada mereka yang bersalah dalam perbuatan dosa, tetapi juga kepada semua yang meremehkan terang serta kesempatan yang dikirimkan dari sorga. PB1 164.1
Kata saksi yang benar itu kepada sidang Efesus: “Tetapi Aku ada satu hal ke atasmu, yaitu engkau sudah meninggalkan kasihmu yang mula-mula itu. Sebab itu ingatlah dari mana engkau jatuh, dan bertobatlah, dan lakukanlah perbuatan yang mula-mula itu; jikalau tiada, Aku akan datang kepadamu, lalu mengalihkan kaki dianmu itu daripada tempatnya, kecuali engkau bertobat.” Wahyu 2:4, 5. Juruselamat menunggu satu jawab terhadap tawaran kasih serta pengampunanNya, dengan satu belas kasihan yang lebih dalam daripada belas kasihan yang menggerakkan hati orang tua di dunia ini, untuk mengampuni anaknya yang tersesat dan menderita, sambil mengejar anaknya yang tersesat itu, Ia berseru: “Kembali kepadaKu maka Akupun akan kembali kepadamu.” Maleakhi 3:7. Tetapi jikalau orang yang berdosa itu terus-menerus menolak untuk memperhatikan suara yang memanggilnya dengan kasih yang lemah lembut serta belas kasihan itu, maka akhirnya ia akan dibiarkan dalam kegelapan. Hati yang sejak lama telah meremehkan rahmatNya, menjadi keras dalam dosa, dan tidak lagi peka terhadap anugerah Allah. Sungguh menggentarkan celaka yang menimpa jiwa terhadap siapa Juruselamat akhirnya akan mengumumkan, ia “telah dirantai bersama-sama dengan segala berhalanya; biarkanlah dia.” Hosea 4:17. Pada hari pehukuman orang-orang yang hidup di kota-kota yang di padang itu lebih dapat ditolerir daripada mereka yang telah mengenal kasih Kristus tetapi berpaling untuk memilih kepelesiran dunia yang penuh dosa ini. PB1 164.2
Engkau yang sedang meremehkan panggilan rahmat, bayangkanlah betapa panjangnya susunan catatan-catatan tentang dirimu di dalam buku sorga; karena di sana terdapat satu catatan tentang dosa-dosa daripada bangsa-bangsa, keluarga serta individu-individu. Allah boleh jadi bersikap panjang sabar sementara catatan itu terus diadakan dan panggilan untuk bertobat serta pengampunan diberikan; tetapi waktunya akan datang bilamana catatan itu akan penuh; bilamana keputusan daripada orang itu telah diadakan; bilamana oleh pilihannya sendiri nasibnya telah ditetapkan. Kemudian tanda akan diberikan di mana pehukuman itu akan dilaksanakan. PB1 164.3
Ada sebab untuk menjadi takut akan adanya bahaya di dalam keadaan dunia keagamaan dewasa ini. Rahmat Allah telah diremehkan. Orang banyak telah meniadakan hukum Allah, “sambil mengajarkan hukum-hukum akal manusia.” Matius 15:9. Kekapiran sedang merajalela di banyak gereja di dunia ini; bukan kekapiran dalam arti yang luas—yaitu penyangkalan yang terang-terangan terhadap Alkitab—melainkan satu kekapiran yang berpakaikan jubah kekristenan, sementara itu ia mencoba menghancurkan iman terhadap Alkitab sebagai satu wahyu dari Allah. Ketekunan serta kesalehan yang sangat penting itu, telah diganti oleh formalitas yang dangkal. Sebagai akibatnya, kemurtadan dan nafsu merajalela. Kristus mengumumkan, “Demikian juga seperti yang berlaku pada zaman Lut, . . . seperti itu juga kelak berlaku pada hari Anak Manusia dinyatakan,” Lukas 17:28, 30. Catatan sehari-hari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi menyaksikan kegenapan kata-katanya. Dunia ini dengan cepat sekali telah matang untuk dibinasakan. Segera pehukuman Allah akan dijatuhkan dan dosa serta orang yang berdosa akan dibakar. PB1 165.1
Kata Juruselamat: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan ditakluk oleh gelojoh dan mabuk dan percintaan kehidupan ini, sehingga dengan tiada disangka-sangka hari itu terentang ke atasmu seperti jerat. Karena demikianlah kelak datangnya ke atas sekalian orang yang diam di seluruh muka bumi.” Lukas 21:34, 35. PB1 165.2
Sebelum kehancuran Sodom, Allah telah mengirimkan satu berita kepada Lut, “Lari lepaskanlah nyawamu, janganlah kamu menoleh ke belakang dan janganlah berhenti di seluruh padang ini; larilah kamu ke gunung, supaya kamupun jangan binasa.” Kejadian 19:17. Suara amaran yang sama telah terdengar oleh murid-murid Kristus sebelum kehancuran Yerusalem: “Tetapi apabila kamu nampak Yerusalem dilingkungi oleh laskar, lalu kamu ketahui, bahwa kebinasaannya sudah dekat. Pada masa itu hendaklah orang yang di tanah Yudea lari ke gunung, dan orang yang di dalam negeri itu hendaklah lari keluar dan orang di luar negeri itu jangan masuk ke dalamnya.” Lukas 21:20-21. Mereka tidak boleh berlambatan untuk menyelamatkan sesuatu dari harta benda mereka, melainkan harus menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menyelamatkan diri. PB1 165.3
Ada satu usaha untuk lari ke luar, satu perpisahan dari yang jahat, satu usaha untuk menyelamatkan diri. Demikianlah itu terjadi pada zaman Nuh; demikian pula dengan Lut; demikian juga dengan murid-murid sebelum kehancuran Yerusalem; dan demikian pula akan terjadi pada zaman akhir. Sekali lagi suara Allah terdengar dalam satu amaran, memerintahkan umatNya untuk memisahkan diri dari kejahatan yang sedang merajalela. PB1 165.4
Keadaan yang penuh kejahatan dan kemurtadan pada zaman akhir yang akan timbul di dalam dunia keagamaan, telah dinyatakan kepada rasul Yohanes dalam khayal tentang Babilon, “negeri yang besar, yang memerintah segala raja-raja di bumi!” Wahyu 17:18. Sebelum kehancurannya satu panggilan diberikan dari sorga, “Keluarlah daripadanya hai kaumKu, supaya jangan kamu terbabit di dalam segala dosanya, dan jangan kamu sama kena balanya.” Wahyu 18:4. Sebagaimana pada zaman Nuh dan Lut, harus ada satu perpisahan yang nyata dari dosa dan orang-orang yang berdosa. Tidak akan ada kompromi antara dunia ini dengan Allah, tidak akan ada penyimpangan untuk memperoleh harta duniawi. “Tiadalah dapat kamu bertuhankan Allah bersama-sama dengan Mammon.” Matius 6:24. PB1 166.1
Seperti penduduk lembah Siddim, orang banyak sedang memimpimimpikan kemakmuran dan damai. “Lari dan selamatkan dirimu,” adalah amaran dari malaikat Allah; tetapi suara yang lain terdengar berkata, “Jangan panik; tidak ada alasan untuk jadi takut.” Orang banyak berseru,” Damai dan selamat,” sementara sorga mengumumkan bahwa kehancuran yang cepat akan segera datang ke atas orang-orang yang melanggar. Pada malam sebelum kebinasaan mereka, kota-kota di padang itu mabuk-mabuk dalam kepelesiran dan mencemoohkan amaran dari pesuruh Allah; tetapi pengolokolok itu binasa dalam api yang berkobar-kobar; pada malam itu juga pintu rahmat ditutup untuk selama-lamanya kepada penduduk Sodom yang bersikap tidak acuh dan jahat itu. Tuhan tidak akan dapat selalu diolokolok; Ia tidak akan dapat diremehkan senantiasa. “Bahwasanya hari Tuhan akan datang dengan bengis dan geram, dan murka yang sangat akan menjadikan negeri itu sunyi, dan akan menumpas segala orang yang berdosa dari dalamnya.” Yesaya 13:9. Sebahagian besar daripada penduduk dunia ini akan menolak rahmat Allah, dan akan dilanda oleh kehancuran yang cepat dan tidak dapat dielakkan. Tetapi mereka yang memperhatikan amaran itu akan tinggal “di tempat perlindungan Yang Mahatinggi”, dan “bermalam di bawah naungan Yang Mahakuasa.” Kebenarannya akan menjadi perisai mereka. Bagi merekalah janji, “Maka aku akan memuaskan dia dengan lanjut umur dan menunjukkan kepadanya selamatku.” Mazmur 91:1, 4, 16. PB1 166.2
Lut bermukim di Zoar untuk sementara waktu saja. Kejahatan merajalela di sana sebagaimana halnya di Sodom, dan ia merasa takut tetap tinggal di sana. Karena jangan-jangan kota inipun akan dibinasakan pula. Tidak lama sesudah itu Zoar dibakar, seperti yang telah direncanakan Allah. Lut berjalan menuju ke gunung dan tinggal di dalam sebuah goa, kehilangan segala sesuatu untuk mana ia telah berani membiarkan keluarganya berada di bawah pengaruh-pengaruh kota yang jahat itu, tetapi kutuk Sodom mengikuti dia hingga di tempat ini sekalipun. Perbuatan yang keji dari putri-putrinya adalah akibat daripada pergaulan yang salah di kota yang jahat itu. Kejahatan akhlaknya telah demikian berpadu dengan tabiat-tabiat mereka sehingga mereka tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Keturunan Lut, orang-orang Moab dan Amon, adalah bangsa yang jahat dan penyembah berhala, pemberontak terhadap Allah dan musuh besar daripada umatNya. PB1 166.3
Betapa besar perbedaan hidup Ibrahim dan Lut! Dulu mereka bersahabat, berbakti pada satu mezbah yang sama, tinggal berdampingan di dalam tenda-tenda mereka; tetapi sekarang betapa jauhnya perpisahan mereka! Lut telah memilih Sodom untuk memperoleh kepelesiran dan keuntungannya. Dengan meninggalkan mezbah Ibrahim dan korban hariannya kepada Allah yang hidup, ia telah mengizinkan anak-anaknya bercampur baur dengan bangsa jahat dan menyembah berhala; namun demikian ia telah memelihara di dalam hatinya rasa takut akan Allah, karena di dalam Alkitab ia dikatakan sebagai seorang yang “benar”; jiwanya yang benar itu terganggu oleh percakapan yang jahat yang didengarnya setiap hari; oleh kejahatan serta kekejaman yang ia sendiri tidak berdaya untuk mencegahnya. Akhirnya ia diselamatkan seperti “satu puntung yang sudah direbut dari dalam api.” Zakharia 3:2, tetapi kehilangan segala harta bendanya, berkabung atas isteri dan anak-anaknya, tinggal di dalam sebuah goa, seperti binatang-binatang buas, dipenuhi rasa malu pada masa tuanya; dan ia telah menurunkan ke atas dunia ini, bukan satu bangsa manusia yang benar, tetapi dua bangsa penyembah berhala, yang bermusuhan dengan Allah dan berperang dengan umatNya, sampai cawan kejahatan mereka itu penuh, dan merekapun ditetapkan untuk dibinasakan. Betapa ngerinya akibat daripada satu langkah yang tidak bijaksana! PB1 167.1
Kata orang yang bijaksana itu, “Janganlah engkau berlelah hendak menjadi kaya, jikalau kiranya engkau berakal, maka tinggalkanlah akan dia.” Amsal 23:4. Dan rasul Paulus berkata, ‘Tetapi orang yang berkehendakkan menjadi kaya itu jatuh ke dalam pencobaan dan jerat dan banyak keinginan yang bodoh dan yang mendatangkan bencana, yang menenggelamkan manusia ke dalam kerusakan dan kebinasaan,” 1 Timotius 6:9. PB1 167.2
Pada waktu Lut memasuki Sodom ia bermaksud dengan sepenuhnya akan menjaga dirinya dari kejahatan, dan memerintahkan rumah tangganya untuk menuruti akan dia. Tetapi ia telah gagal. Pengaruh-pengaruh jahat di sekelilingnya telah memberikan satu akibat buruk terhadap imannya dan hubungan anak-anaknya dengan penduduk Sodom sedikit banyak telah mengikat perhatiannya menjadi satu dengan perhatian mereka. Dan akibatnya ada di hadapan kita. PB1 167.3
Banyak orang yang sedang berbuat kesalahan yang sama. Di dalam memilih sebuah rumah mereka lebih mementingkan keuntungan-keuntungan duniawi yang fana lebih daripada pengaruh-pengaruh sosial dan akhlak yang akan mengelilingi mereka dan keluarga mereka. Mereka memilih satu daerah yang indah dan subur atau pindah ke kota yang makmur dengan harapan akan dapat memperoleh kemakmuran yang lebih besar; tetapi anak-anak mereka dikelilingi oleh pencobaan-pencobaan dan terlalu sering mereka mengadakan pergaulan yang tidak baik pengaruhnya terhadap perkembangan hidup rohani mereka dan pembentukan satu tabiat yang benar. Suasana akhlak yang merosot, sikap tidak percaya, sikap acuh tak acuh akan hal-hal keagamaan, mempunyai satu kecenderungan untuk meniadakan pengaruh orang tua. Contoh-contoh daripada pemberontakan terhadap wewenang orang tua dan ilahi, ada di hadapan mata orang-orang muda; banyak yang mengadakan persekutuan dengan orang-orang kapir dan orang-orang yang tidak percaya, dan menetapkan nasib mereka bersama sama dengan musuh Allah. PB1 168.1
Di dalam memilih rumah Allah menghendaki agar kita mempertimbangkan, pertama-tama pengaruh akhlak serta keagamaan yang akan mengelilingi kita dan keluarga kita. Boleh jadi kita ditempatkan di dalam satu kedudukan yang menguji kita, karena banyak orang yang tidak dapat memilih keadaan lingkungan seperti yang mereka inginkan; dan bilamana saja tugas memanggil kita, Allah akan menyanggupkan kita untuk berdiri teguh tanpa ternoda oleh kejahatan, jikalau kita berjaga-jaga dan berdoa, sambil berharap dalam anugerah Kristus. Tetapi kita tidak perlu dengan sengaja mendekatkan diri kepada pengaruh-pengaruh yang tidak baik bagi pembentukan tabiat Kristus. Bilamana kita, atas pilihan sendiri, menempatkan diri kita dalam suasana duniawi dan tidak percaya, kita menyusahkan hati Allah dan mengusir malaikat-malaikat suci dari rumah tangga kita. PB1 168.2
Mereka yang mencari kekayaan dan kehormatan duniawi buat anak-anak mereka dengan mengorbankan perkara-perkara yang baka akan mendapati kelak pada akhirnya bahwa keuntungan-keuntungan ini adalah satu kerugian yang besar. Seperti Lut, banyak orang yang mendapati anak-anaknya telah rusak, dan juga tidak dapat menyelamatkan jiwa mereka sendiri. Pekerjaan hidup mereka merupakan satu kerugian, kehidupan mereka merupakan satu kegagalan yang menyedihkan. Kalau saja mereka telah menggunakan kebijaksanaan yang benar, anak-anak mereka boleh jadi memiliki sedikit saja kemakmuran duniawi, tetapi mereka akan mem- peroleh satu kepastian akan hak untuk mendapat warisan yang baka. PB1 168.3
Pusaka yang telah dijanjikan Allah kepada umatNya tidak terdapat di dalam dunia ini. Ibrahim tidak mempunyai harta benda di dunia ini, “setapak kakipun tidak.” Kisah 7:5. Ia mempunyai banyak perkara dan ia gunakan semuanya itu demi kemuliaan Allah dan untuk kebajikan sesama manusia; tetapi ia tidak menganggap dunia ini sebagai rumahnya. Tuhan telah memanggil dia untuk meninggalkan bangsanya yang menyembah berhala dengan janji akan memberikan kepadanya tanah Kanaan sebagai harta milik untuk selama-lamanya; namun demikian baik ia atau anakanaknya atau cucunya, tidak memperolehnya. Pada waktu Ibrahim mencari satu tempat untuk kuburan, ia harus membelinya dari seorang Kanaan. Satu-satunya harta miliknya di Tanah Perjanjian itu adalah liang kubur yang ada di goa Makpelah. PB1 169.1
Tetapi firman Allah tidak pernah gagal; itu juga tidak menemui kegenapannya yang terakhir dengan didudukinya Kanaan oleh bangsa Yahudi. “Kepada Ibrahim dan benihnya janji-janji itu telah diadakan.” Galati 3:16. Ibrahim sendiri harus ambil bahagian dalam warisan itu. Kegenapan janji Allah boleh jadi kelihatannya lama tertunda—olehkarena “satu hari kepada Tuhan seperti seribu tahun dan seribu tahun seperti satu hari” (2 Petrus 3:8); boleh jadi itu kelihatannya berlambatan tetapi pada waktu yang telah ditetapkan “itu pasti akan datang dan tidak akan berlambatan.” Habakuk 2:3. Pemberian kepada Ibrahim dan benihnya mencakup bukan hanya tanah Kanaan tetapi seluruh bumi ini. Demikianlah kata rasul, “Karena bukannya oleh sebab Torat datang perjanjian itu kepada Ibrahim dan benihnya, bahwa ia menjadi waris dunia ini, melainkan oleh sebab kebenaran yang daripada iman.” Rum 4:13. Dan Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa janji-janji yang diberikan kepada Ibrahim akan digenapkan melalui Kristus. Semua orang yang menjadi milik Kristus adalah “benih Ibrahim dan waris sesuai dengan perjanjian itu”—pewaris kepada “satu pusaka yang tidak akan binasa dan tidak bercacat dan tiada akan layu”—bumi yang bebas dari kutuk dosa. Galati 3:29; 1 Petrus 1:4. Olehkarena “kerajaan dan pemerintahan dan kuasa segala kerajaan yang di bawah segala langit itu akan dikaruniakan kepada segala umat kesucian Yang Mahatinggi”, Daniel 7:27; dan “orang yang lemah lembut hatinya itu akan memusakai tanah itu kelak dan merasai kesukaan dan sejahtera dengan kelimpahannya.” Mazmur 37:11. PB1 169.2
Allah telah memberikan kepada Ibrahim satu pandangan akan pusaka yang kekal itu, dan ia puas dengan pengharapan ini. “Dari sebab iman juga ia sudah menumpang di tanah yang dijanjikan seperti di tanah orang, maka duduklah ia di dalam kemah, demikian juga Ishak dan Yakub, yang sama waris dengan dia di dalam perjanjian itu juga, karena ia berharap akan negeri yang beralas itu, yang dibangunkan dan dijadikan oleh Allah.” Ibrani 11:9, 10. PB1 169.3
Tentang keturunan Ibrahim tertulis sebagai berikut, “Di dalam iman juga sekaliannya itu sudah mati dengan tiada sempat menerima perjanjian itu, tetapi menurut imannya tampak sekaliannya itu serta menyambut dari jauh, sambil mengaku dirinya orang dagang dan penumpang di dalam dunia ini.” Ayat 13. Kita harus hidup sebagai pengembara dan orang asing di dunia ini jikalau kita ingin memperoleh “satu negeri yang lebih baik yaitu sorga.” ayat 16. Mereka yang menjadi anak-anak Ibrahim, akan berusaha memperoleh kota yang dicari oleh Ibrahim, “yang dibangunkan dan dijadikan oleh Allah.” PB1 170.1