Pasal ini dialaskan atas Kejadian 32 dan 33. PB1 198.1
Sekalipun Yakub telah meninggalkan Padan-Aram sesuai dengan petunjuk ilahi, kebimbangan-kebimbangan memenuhi pikirannya. Sementara ia menyusuri jalan yang pernah dilaluinya sebagai seorang pelarian dua puluh tahun sebelumnya, dosanya dalam memperdayakan bapanya selalu terlintas dalam pikirannya. Ia tahu bahwa masa pembuangannya yang lama itu adalah merupakan akibat langsung dosa tersebut, dan ia tetap merenungrenungkan akan hal ini siang dan malam, hukuman angan-angan hatinya itu telah menjadikan perjalanannya itu diliputi kesedihan. Apabila bukitbukit yang ada di kampung halamannya nampak di kejauhan, hatinya merasa amat terharu. Segala masa lalunya muncul kembali dengan jelas di dalam ingatannya. Bersama-sama dengan pemikirannya tentang dosanya timbul juga pemikiran tentang kebaikan Allah terhadap dirinya, dan janji tentang pertolongan dan bimbingan ilahi. PB1 198.2
Apabila ia mendekati ujung perjalanannya, pemikiran tentang Esau telah menimbulkan rasa takut yang dalam akan bahaya. Setelah larinya Yakub, Esau telah menganggap dirinya sebagai satu-satunya pewaris harta benda bapanya. Berita tentang kembalinya Yakub akan membangkitkan rasa takut bahwa ia datang untuk menuntut harta pusaka itu. Kini Esau dapat membalas dendam kepada saudaranya, jikalau ia mau berbuat demikian, dan ia bisa saja berbuat kekejaman terhadap diri Yakub, bukan saja sekedar untuk balas dendam, tetapi agar dapat memperoleh hak milik atas kekayaan yang telah lama ia anggap sebagai kepunyaannya. PB1 198.3
Kembali Tuhan memberikan kepada Yakub satu tanda akan penjagaan ilahi. Apabila ia meneruskan perjalanannya ke arah Selatan dari bukit Gilead, dua pasukan malaikat-malaikat sorga mengawal dia di depan dan di belakangnya, dan bergerak maju bersama dengan rombongannya seolah- olah menjadi sebagai pelindung bagi mereka. Yakub mengingat akan khayal di Baitel yang diterima lama sebelumnya, dan beban berat yang menindih hatinya kini menjadi lebih ringan apabila ia melihat bukti bahwa pesuruhpesuruh ilahi yang telah memberikan pengharapan serta keberanian pada waktu ia melarikan diri dari Kanaan, telah menjadi perlindungannya dalam perjalanan pulang. Dan ia berkata, “Bahwa inilah bala tentara Allah; maka dinamai tempat itu Mahanaim”—”dua pasukan”. PB1 198.4
Namun demikian Yakub merasa bahwa ia harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan dirinya. Olehkarena itu ia mengirimkan pesuruh-pesuruhnya dengan satu salam perdamaian kepada saudaranya. Ia memberikan kepada mereka itu kata-kata yang tepat yang harus diucapkan kepada Esau. Telah diramalkan sebelumnya tentang kelahiran kedua bersaudara ini, bahwa yang sulung akan menjadi pelayan bagi sibungsu, dan agar hal ini jangan menimbulkan kebencian, Yakub mengatakan kepada hamba-hambanya itu bahwa mereka telah diutus kepada “Esau tuanku;” bilamana dibawa menghadap kepadanya, mereka harus menyebut majikannya sebagai “Yakub hambamu,” dan untuk menghilangkan rasa takut dalam diri Esau bahwa ia telah kembali, sebagai seorang pengembara yang miskin, dan datang untuk menuntut warisan orang tua, Yakub sangat berhati-hati dalam menyusun berita yang akan disampaikan kepada Esau, “Maka adalah pada hamba lembu dan keledai dan kambing domba dan sahaya laki-laki dan perempuan, maka inilah hamba suruh beritahukan kepada tuan, supaya hamba beroleh kasihan daripada pemandangan tuan.” PB1 199.1
Tetapi hamba itu kembali dengan satu kabar bahwa Esau akan segera datang menemuinya dengan disertai empat ratus orang, dan tidak ada jawab yang diberikan sebagai balasan daripada salam persahabatannya itu. Sekarang nampaknya sudah pasti bahwa ia datang untuk mengadakan pembalasan. Kegentaran mencekam kemah-kemah Yakub. “Maka Yakub merasa amat takut dan gentar.” Ia tidak bisa mundur, dan ia takut untuk maju. Rombongannya, tanpa senjata dan tak berdaya, sama sekali tidak bersedia untuk menghadapi peperangan. Kemudian ia bangkit dan membagi-bagi pengikutnya itu menjadi dua kelompok, sehingga kalau yang satu diserang, maka yang lain mempunyai kesempatan untuk melarikan diri. Dari antara kawanan kambing dombanya yang banyak itu ia telah mengasingkan sejumlah ternaknya sebagai hadiah untuk Esau dengan satu salam persahabatan. Ia telah berbuat menurut segala kesanggupannya untuk menebus kesalahan yang telah diperbuatnya kepada saudaranya, dan untuk mencegah bahaya yang mengancam, dan kemudian dengan kerendahan hati serta pertobatan ia memohon perlindungan ilahi: “Engkau telah berfirman kepadaku demikian: Pulanglah engkau ke negerimu dan kepada kaum keluargamu, maka Aku akan berbuat baik akan dikau. Bahwa hamba ini tiada patut beroleh sedikitpun daripada segala kebajikan dan setia yang Tuhan telah lakukan akan hamba Tuhan ini; karena dengan tongkat hamba ini juga hamba telah menyeberangi sungai Yarden, maka sekarang hamba telah menjadi dua pasukan. Sentakkanlah kiranya hamba dari tangan saudara hamba. dari tangan Esau, karena takutlah hamba ini juga akan dia, kalau-kalau ia datang menyerang akan hamba dan akan ibu dan anak-anaknya.” PB1 199.2
Sekarang mereka telah tiba di sungai Yabok, dan bila malam datang, Yakub menyuruh keluarganya menyeberangi sungai itu sementara ia sendiri tinggal di belakang. Ia telah bertekad untuk menggunakan malam itu dalam doa, dan ia ingin untuk berasing bersama dengan Allah. Allah dapat melembutkan hati Esau. Di dalam Dialah terdapat satu-satunya pengharapan Yakub. PB1 200.1
Ini terjadi di satu tempat yang sunyi dan bergunung, tempat tinggal binatang buas dan tempat di mana perampok dan pembunuh mengintai mangsanya. Terpencil dan tanpa perlindungan, Yakub sujud di atas bumi dengan rasa sedih yang dalam. Saat itu tengah malam. Semua kekasihkekasihnya berada jauh daripadanya, dan sedang terancam bahaya dan kematian. Yang paling menggetirkan dari semuanya itu adalah pikirannya bahwa dosanya sendirilah yang telah mendatangkan bahaya terhadap orangorang yang tidak bersalah itu. Dengan tangis dan air mata, ia melayangkan doanya kepada Allah. Tiba-tiba satu tangan yang kuat memegang tubuhnya. Ia pikir seorang musuh sedang berusaha untuk mengakhiri hidupnya, dan iapun mencoba untuk melepaskan dirinya dari pegangan sipembunuh itu. Di dalam kegelapan keduanya bergumul untuk saling menguasai. Tidak sepatah katapun diucapkan, tetapi Yakub mengeluarkan segenap tenaganya dan tidak mengendorkan usahanya sesaatpun. Sementara ia terus bertarung untuk membela hidupnya, perasaan bersalah menekan jiwanya; dosanya muncul di hadapannya dan menutup dia daripada Tuhan. Tetapi di dalam kepicikannya itu ia mengingat janji-janji Allah dan segenap hatinya terangkat dalam permohonan akan rahmatNya. Pergumulan itu terus berlangsung sampai fajar hampir menyingsing, bilamana orang asing itu memegang pangkal pahanya, saat itu juga Yakub menjadi timpang. Yakub kini menyadari watak yang sebenarnya dari musuhnya itu. Ia tahu bahwa ia telah bergumul dengan seorang pesuruh sorga, dan itulah sebabnya mengapa usahanya yang hampir melebihi tenaga manusia itu tidak berhasil untuk memperoleh kemenangan. Itu adalah Kristus, “Malaikat perjanjian,” yang telah menyatakan diriNya kepada Yakub. Yakub sekarang tidak berdaya dan merasa benar-benar kesakitan tetapi ia tidak mau mengendorkan pegangannya itu. Dengan hati yang hancur dan penuh pertobatan, ia bergantung kepada Malaikat itu, dan “ia menangis dan minta doa” (Hosea 12:5), memohon atau berkat. Ia harus memperoleh satu jaminan bahwa dosanya telah diampuni. Rasa sakit pada tubuhnya tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya dari tujuan tersebut. Tekadnya bertambah kuat, imannya lebih teguh dan lebih tabah sampai kepada akhirnya. Malaikat itu berusaha untuk melepaskan diriNya, Ia mendesak, “Lepaskanlah Aku karena fajar sudah merekah,” tetapi Yakub menjawab, “Tiada engkau akan kulepaskan sebelum engkau memberkati aku.” Kalau saja hal ini merupakan satu kepercayaan yang sombong dan takabur, maka Yakub akan binasa pada saat itu juga; tetapi kepercayaannya itu adalah jaminan dari seorang yang mengakui keadaannya yang tidak layak, tetapi berharap kepada kesetiaan Allah yang selalu memegang janji. PB1 200.2
Yakub “mempunyai kuasa terhadap malaikat itu dan telah menang.” Hosea 12:5. Melalui kerendahan hati, pertobatan dan penyerahan diri, manusia yang berdosa ini telah menang terhadap Pemerintah sorga. Ia meneguhkan pegangannya terhadap janji-janji Allah, dan hati daripada Kasih yang tidak terbatas itu tidak dapat menolak permohonan orang yang berdosa itu. PB1 202.1
Kesalahan yang telah menuntun kepada dosa Yakub dalam memperoleh hak kesulungan dengan tipu daya sekarang jelas dinyatakan di hadapannya. Ia tidak berharap kepada janji-janji Allah, tetapi telah mencoba dengan usaha sendiri untuk mewujudkan sesuatu yang akan dilaksanakan Allah di dalam waktu dan caraNya sendiri. Sebagai satu bukti bahwa ia telah diampuni, namanya telah diganti dari sesuatu yang mengingatkan akan dosanya kepada sesuatu yang menjadi peringatan akan kemenangannya. Kata Malaikat itu, “Tidak lagi engkau bernama Yakub, melainkan Israel, karena telah engkau berlaku seperti seorang raja di hadapan Allah dan kepada manusia dan engkau telah menang.” PB1 202.2
Yakub telah menerima berkat yang telah menjadi kerinduan jiwanya. Dosanya sebagai seorang penipu telah diampuni. Krisis dalam hidupnya telah berlalu. Kebimbangan, kecemasan dan penyesalan telah menjadikan hidupnya getir, tetapi sekarang semuanya telah berubah; dan betapa nikmat damai yang dari Tuhan itu. Yakub tidak lagi merasa takut untuk bertemu dengan saudaranya. Allah, yang telah mengampuni dosanya, dapat menggerakkan hati saudaranya Esau untuk menerima pertobatan serta penyerahannya. PB1 202.3
Sementara Yakub sedang bergumul dengan Malaikat itu, seorang pesuruh sorga yang lain telah diutus kepada Esau. Di dalam satu mimpi, Esau telah melihat saudaranya sebagai seorang yang terbuang dari rumah bapanya selama dua puluh tahun, ia menyaksikan rasa dukanya pada waktu mengetahui bahwa ibunya telah mati; ia telah melihat Yakub dikelilingi oleh malaikatmalaikat Allah. Mimpinya ini oleh Esau telah diceritakan kepada tentaratentaranya, dengan satu pesan agar jangan menyakiti Yakub, karena Allah bapanya itu menyertai dia. PB1 202.4
Kedua rombongan itu akhirnya saling mendekati, penghulu padang pasir itu memimpin tentaranya, dan Yakub dengan isteri-isteri dan anakanaknya, diiringi oleh gembala-gembala dan hamba-hamba perempuannya, dan diikuti oleh barisan yang panjang dari kawanan kambing dombanya. Sambil bertumpu kepada tongkatnya, Yakub menemui rombongan tentara itu. Ia kelihatan pucat dan tidak berdaya sebagai akibat daripada pergumulannya itu, dan ia berjalan dengan lambat dan dengan rasa sakit, ia harus berhenti setiap langkah; tetapi wajahnya diterangi oleh kesukaan dan damai. PB1 203.1
Pada waktu melihat penderita yang timpang itu, “Maka berlarilah Esau datang mendapatkan dia, lalu didekapnya akan dia dan dipeluknya lehernya serta diciumnya akan dia, maka bertangis-tangisanlah keduanya.” Apabila mereka melihat peristiwa ini, hati tentara-tentara Esau yang kasar itu sekalipun telah terjamah. Walaupun ia telah menceritakan kepada mereka tentang mimpinya itu, mereka tidak dapat melihat adanya perubahan yang terjadi di dalam diri pemimpin mereka itu. Sekalipun mereka telah melihat penderitaan Yakub, mereka tidak berpikir bahwa kelemahannya inilah yang telah dijadikan sebagai kekuatannya. PB1 203.2
Pada malam pergumulannya di tepi sungai Yabok, pada waktu kebinasaan seolah-olah sudah berada di hadapannya, Yakub telah diajar betapa sia-sianya segala pertolongan manusia itu, betapa sia-sianya segala pengharapan kepada kekuatan manusia itu. Ia menyadari bahwa satu-satunya pertolongan harus datang dari Dia, yang terhadapNya ia telah berbuat dosa yang amat keji. Dengan rasa tidak berdaya dan tidak layak, ia telah memohon janji rahmat Allah kepada orang berdosa yang bertobat. Janji itulah yang menjadi jaminan bahwa Allah akan mengampuni dan menerima dia. Langit dan bumi bisa lenyap tetapi kata-kataNya itu tidak pernah gagal, dan hal inilah yang menguatkan dia pada waktu pergumulan yang menakutkan itu. PB1 203.3
Pengalaman Yakub selama pergumulan dan penderitaannya itu, menggambarkan ujian yang akan dialami oleh umat Allah sebelum kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Nabi Yermia, di dalam khayalnya yang suci memandang kepada saat tersebut dan berkata, “Kedengaranlah bunyi yang hebat, adalah ketakutan, bukan perdamaian . . . dan muka sekaliannya berubah menjadi pucat. Aduh, bagaimana hebat hari itu, belum pernah ada yang menyamainya; bahwa inilah masa kepicikan Yakub! kendatilah begitu, iapun akan dilepaskan juga daripadanya.” PB1 203.4
Apabila Kristus menyelesaikan pekerjaanNya sebagai pengantara bagi manusia, maka masa kepicikan ini akan mulai. Pada saat itu masalah setiap jiwa telah ditetapkan, dan tidak akan ada lagi darah tebusan yang akan menyucikan manusia dari dosa. Apabila Yesus meninggalkan kedudukanNya sebagai pengantara manusia di hadapan Allah, ucapan yang khidmat itu akan diadakan, “Maka orang yang jahat itu, biarlah langsung ia melakukan kejahatan, dan orang yang cemar, biarlah langsung ia menjadi cemar; dan orang yang benar, biarlah langsung ia mengerjakan kebenaran; dan orang yang kudus, biarlah langsung ia menjadi kudus.” Wahyu 22:11. Kemudian Roh Allah yang dapat mempengaruhi itu diangkat dari bumi ini. Sebagaimana Yakub diancam mati oleh saudaranya yang marah itu, demikian pula umat Allah akan berada dalam bahaya dari orang-orang jahat yang berusaha membinasakan mereka. Dan sebagaimana Yakub bergumul sepanjang malam untuk memperoleh kelepasan dari tangan Esau, demikian pula orang benar akan berseru kepada Allah siang dan malam, untuk meminta kelepasan dari musuh yang mengelilingi mereka. PB1 204.1
Setan telah menuduh Yakub di hadapan malaikat-malaikat Allah, sambil menuntut hak-hak untuk membinasakannya oleh sebab dosanya; ia telah menggerakkan Esau untuk berperang dengan dia; dan selama pergumulan Yakub semalam suntuk, setan berusaha untuk memaksakan ke atas dirinya rasa bersalah, agar membuat dia putus asa dan melepaskan pegangannya dari Allah. Bilamana di dalam kesusahannya itu Yakub berpegang terus kepada Malaikat itu, dan berdoa dengan disertai air mata, Pesuruh sorga itu dengan maksud untuk menguji imannya, juga telah mengingatkan kepadanya akan dosanya, dan berusaha melepaskan diri dari pegangan Yakub. Tetapi Yakub tidak melepaskannya. Ia telah mempelajari bahwa Allah itu penuh rahmat, dan ia menyerahkan dirinya kepada rahmatNya. Ia menunjuk kembali kepada pertobatannya dari segala dosanya serta memohonkan kelepasan. Apabila ia menelaah kembali akan hidupnya, hampir-hampir ia putus asa, tetapi ia memegang erat-erat akan Malaikat itu, dan dengan tangisan yang sedih serta sungguh-sungguh ia telah menghadapkan permintaannya sampai ia menang. PB1 204.2
Demikianlah pengalaman yang akan dilalui oleh umat Allah di dalam pergumulan mereka yang terakhir dengan kuasa kejahatan, Allah akan menguji iman mereka, ketabahan mereka, kepercayaan mereka terhadap kuasaNya untuk melepaskan mereka. Setan akan berusaha untuk menggentarkan mereka dengan pemikiran bahwa mereka itu tidak ada harapan lagi; bahwa dosa mereka sudah terlalu besar untuk dapat diampuni. PB1 204.3
Mereka akan dipenuhi oleh perasaan yang mendalam akan segala kekurangan mereka, dan apabila mereka mengingat kembali akan hidup mereka, maka akan pudarlah segala harapan mereka. Tetapi mengingat akan kebesaran rahmat Allah dan pertobatan mereka yang sungguh-sungguh, mereka akan menuntut janji-janjiNya melalui Kristus yang diberikan kepada orang-orang berdosa yang tidak berdaya dan telah bertobat. Iman mereka tidak akan gagal hanya olehkarena doa mereka tidak segera dijawab. Mereka akan tetap berpegang kepada kuasa Allah, sebagaimana Yakub berpegang kepada Malaikat itu, dan bahasa jiwa mereka adalah, “Aku tidak akan melepaskan Engkau, kecuali engkau memberkati aku.” PB1 205.1
Andaikata Yakub tidak lebih dulu bertobat daripada dosa di mana ia telah mengambil hak kesulungan itu dengan tipu daya, Allah tidak akan mendengar doanya ataupun dengan penuh rahmat menyelamatkan hidupnya. Demikian pula di dalam masa kepicikan, jikalau umat Allah masih mempunyai dosa yang belum diakui, dan dosa itu muncul di hadapannya sementara mereka tertekan oleh rasa takut dan susah, mereka akan dikalahkan; putus asa akan merusakkan iman mereka, dan mereka tidak mempunyai kepercayaan lagi untuk meminta kelepasan dari Allah. Tetapi sementara mereka dipenuhi oleh satu perasaan yang dalam akan ketidaklayakan mereka, mereka tidak lagi mempunyai dosa yang tersembunyi. Dosa-dosa mereka akan dihapuskan oleh darah tebusan Kristus, dan mereka tidak akan dapat mengingatnya lagi. PB1 205.2
Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah tidak akan mempedulikan ketidak-setiaan mereka dalam perkara-perkara yang remeh; tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuanNya terhadap Yakub bahwa bagaimanapun juga Ia tidak dapat membenarkan ataupun membiarkan kejahatan. Semua orang yang berusaha mencari dalih atau menyembunyikan dosa-dosa mereka, dan membiarkan dosa-dosa itu tetap tertera di dalam buku sorga, tidak pernah diampuni, akan dikalahkan oleh setan. Lebih tinggi jabatan mereka, lebih tinggi kedudukan yang mereka pegang, maka lebih keji lagi perbuatan mereka itu kepada pemandangan Allah, dan lebih pasti lagi kemenangan musuh besar itu. PB1 205.3
Namun demikian, sejarah hidup Yakub adalah satu jaminan bahwa Allah tidak akan membiarkan begitu saja orang-orang yang telah ditipu ke dalam dosa, tetapi telah kembali kepadaNya dengan pertobatan yang sejati. Adalah dengan penyerahan diri dan iman yang teguh, bahwa Yakub telah memperoleh apa yang ia telah gagal untuk memperolehnya dengan cara bergumul di dalam kekuatannya sendiri. Dengan demikian Allah telah mengajar hambaNya bahwa hanya kuasa dan anugerah ilahi saja yang dapat memberikan berkat yang diinginkannya itu. Demikian pula akan jadi dengan mereka yang hidup di dalam zaman akhir. Apabila bahaya-bahaya mengelilingi mereka dan rasa putus asa mencekam jiwa mereka, mereka harus bergantung hanya kepada jasa-jasa penebusan itu. Dengan diri kita sendiri kita tidak dapat berbuat apa-apa. Di dalam keadaan kita yang tidak berdaya dan tidak layak, kita harus berharap di dalam jasa-jasa Juruselamat yang telah tersalib, dan telah bangkit lagi. Tidak seorangpun akan binasa bilamana mereka berbuat hal ini. Catatan yang panjang dan gelap tentang segala kejahatan kita ada di hadapan mata Allah. Catatan itu lengkap; tidak ada satupun dari pelanggaran-pelanggaran kita yang terlupakan. Tetapi Ia yang telah mendengar seruan daripada hambaNya di zaman dulu itu, akan mendengar doa yang disertai iman, dan Ia akan mengampuni pelanggaranpelanggaran kita. Ia telah berjanji, dan Ia akan menggenapi firmanNya itu. PB1 205.4
Yakub telah beroleh kemenangan olehkarena ia mempunyai ketabahan dan tekad. Pengalamannya itu menyaksikan akan kuasa daripada doa yang tekun. Sekaranglah waktunya di mana kita harus mempelajari doa yang menang, dan iman yang tidak pernah menyerah. Kemenangan-kemenangan yang terbesar bagi sidang Kristus, dan juga bagi orang Kristen secara pribadi bukanlah kemenangan-kemenangan yang diperoleh melalui talenta atau pendidikan, oleh kekayaan atau usaha manusia. Itu adalah kemenangan yang diperoleh dari dalam ruangan di mana kita menghadap ke hadirat Allah, bilamana iman yang teguh dan sungguh-sungguh itu berpegang kepada tangan kuasa yang hebat itu. PB1 206.1
Mereka yang tidak mau meninggalkan setiap dosa, dan dengan sungguhsungguh mencari berkat-berkat Allah, tidak akan memperolehnya. Tetapi semua orang yang mau berpegang kepada janji-janji Allah sebagaimana halnya Yakub, dan bersungguh-sungguh serta tabah seperti dia, akan berhasil sama seperti Yakub telah berhasil. “Tiadakah Allah kelak membenarkan hal akan orang-orang pilihanNya yang menyeru Dia siang dan malam, meskipun dengan lambatnya kepada mereka itu? Bahkan, Aku berkata kepadamu: Dengan segeranya Ia akan membenarkan hal mereka itu.” Lukas 18:7, 8. PB1 206.2