Pasal ini dialaskan atas Kejadian
Sementara itu, Yusuf bersama-sama dengan orang-orang yang telah membelinya sedang berada dalam perjalanan ke Mesir. Apabila kafilah itu berjalan ke arah Selatan menuju ke perbatasan Kanaan, anak muda itu dapat melihat di kejauhan bukit-bukit yang di dekatnya terdapat kemah bapanya. Dengan rasa pedih ia menangis memikirkan bapanya yang penuh kasih itu sedang berada dalam kesunyian dan penderitaan. Sekali lagi peristiwa di Dothan terlintas dalam pikirannya. Ia melihat saudara-saudaranya yang marah dan merasakan pandangan mata yang kejam yang diarahkan kepadanya. Kata-kata hinaan yang menusuk sebagai jawab terhadap bujukannya mengiang kembali di telinganya. Dengan hati yang gentar ia memandang ke hari-hari yang ada di depannya. Betapa besar perubahan keadaan yang terjadi dalam hidupnya—dari seorang anak yang dikasihi menjadi seorang budak hina dan tidak berdaya! Terpencil tanpa sahabat, apakah yang akan menjadi nasibnya di negeri asing yang sedang ditujunya itu? Untuk satu waktu tertentu Yusuf menyerah kepada perasaan sedih dan gentar, yang tidak dapat dikendalikan. PB1 217.1
Tetapi, di dalam pimpinan Allah, pengalaman seperti ini sekalipun akan menjadi berkat baginya. Ia telah mempelajari dalam waktu beberapa jam saja sesuatu yang tidak akan dapat dipelajarinya dalam waktu bertahuntahun dalam keadaan yang berbeda. Bapanya, yang kasihnya amat dalam, telah berbuat kesalahan terhadap dirinya dengan bersifat memihak dan suka memanjakannya. Sikap menganak-maskan yang tidak bijaksana itu telah menimbulkan kemarahan saudara-saudaranya, dan mendorong mereka untuk berbuat kekejaman sehingga telah memisahkan dia dari rumah tangganya. Akibat-akibatnya juga kelihatan di dalam sifatnya sendiri. Kesalahankesalahan telah ditimbulkan, yang sekarang harus diperbaiki. Ia menjadi seorang yang merasa diri cukup dan juga angkuh. Terbiasa dengan pengawasan bapanya yang lemah lembut itu, ia merasa bahwa ia belum siap mengatasi segala kesulitan yang ada di hadapannya, di dalam hidupnya sebagai seorang budak asing yang menderita serta tidak dipedulikan itu. PB1 217.2
Kemudian pikirannya tertuju kepada Allah yang disembah bapanya. Pada masa kanak-kanaknya ia telah diajar untuk mengasihi dan takut kepadaNya. Sering pada waktu di kemah bapanya ia mendengarkan cerita tentang khayal yang dilihat oleh Yakub pada waktu melarikan diri dari rumahnya sebagai seorang buangan. Kepadanya telah diceritakan tentang janji Tuhan kepada Yakub, dan bagaimana semuanya itu telah digenapkan —bagaimana, di dalam saat-saat kesulitan, malaikat-malaikat Allah telah datang untuk memberikan petunjuk, menghibur dan melindunginya. Dan ia telah mempelajari tentang kasih Allah dalam menyediakan seorang Penebus bagi manusia. Sekarang segala pelajaran-pelajaran yang indah ini dengan jelas memenuhi pikirannya. Yusuf merasa bahwa Allah leluhurnya itu akan menjadi Aliahnya. Pada saat itu di sana ia telah menyerahkan dirinya dengan sepenuhnya kepada Tuhan, dan ia berdoa agar Penjaga Israel itu akan menyertai dia di tempat buangannya itu. PB1 218.1
Jiwanya disegarkan oleh satu tekad untuk membuktikan diri benar kepada Allah—di dalam keadaan apapun akan bertindak sebagai hamba Raja sorga. Ia mau melayani Tuhan dengan hati yang tidak terbagi-bagi, ia mau menghadapi ujian hidupnya dengan tabah dan melaksanakan setiap tugasnya dengan jujur. Pengalaman satu hari telah menjadi titik balik kehidupan Yusuf. Malapetaka yang hebat telah mengubah hidupnya dari seorang anak yang manja menjadi seorang dewasa yang matang dan berpikir, berani dan juga dapat menguasai diri. PB1 218.2
Setibanya di Mesir, Yusuf dijual kepada Potifar, kepala pengawal raja, dan bekerja melayani dia selama sepuluh tahun. Di tempat ini ia menghadapi godaan-godaan yang luar biasa keadaannya. Ia berada di tengah-tengah penyembahan berhala. Perbaktian terhadap dewa-dewa palsu dikelilingi oleh segala kemegahan orang bangsawan, disokong oleh kemewahan dan kebudayaan dari satu bangsa yang paling tinggi peradabannya, yang ada pada saat itu. Namun demikian, Yusuf mempertahankan kesederhanaannya dan kesetiaannya kepada Allah. Kejahatan ada di sekelilingnya, tetapi ia membawakan dirinya seolah-olah buta dan tuli terhadap hal itu. Ia tidak membiarkan pikirannya diisi oleh perkara-perkara yang terlarang. Keinginannya agar disukai oleh orang-orang Mesir tidak dapat membuat dia menyembunyikan prinsip-prinsipnya. Andaikata ia telah mencoba untuk berbuat hal ini, maka ia akan dikalahkan oleh godaan; tetapi ia tidak merasa malu atas agama leluhurnya, dan ia tidak berusaha untuk me- nyembunyikan kenyataan bahwa ia adalah seorang penyembah Allah. PB1 218.3
“Maka Tuhanpun menyertai akan Yusuf sehingga ia seorang yang beruntung. . . . Dan dilihat oleh tuannya akan hal disertai Tuhan akan dia dan diadakan Tuhan bahwa segala sesuatu yang dibuatnya itu beruntung oleh tangan Yusuf.” Kepercayaan Potifar terhadap Yusuf semakin bertambah tiap-tiap hari, dan akhirnya ia telah mengangkat Yusuf sebagai penatalayan dengan kekuasaan yang penuh terhadap segala miliknya. “Maka segala sesuatu yang padanya itu diserahkannya ke tangan Yusuf, sehingga tiada diketahuinya akan barang sesuatu juapun, kecuali makanan yang dimakannya.” PB1 219.1
Kemajuan yang menyolok daripada segala sesuatu yang diserahkan kepada pengawasannya bukanlah akibat daripada satu mujizat yang langsung; tetapi oleh kerajinan, ketekunan serta usaha dimahkotai oleh berkat ilahi. Yusuf menyatakan suksesnya itu sebagai akibat daripada kebaikan Allah, dan sekalipun majikannya yang menyembah berhala itu menerima hal ini sebagai rahasia daripada kemajuannya yang tidak ada bandingannya itu. Namun demikian, tanpa usaha yang sungguh-sungguh serta terarah, maka sukses tidak akan dapat dicapai. Allah telah dipermuliakan oleh kesetiaan hambaNya ini. Adalah maksud Allah agar supaya di dalam kesucian dan di dalam kejujuran umat Allah dapat dibedakan dengan jelas daripada penyembah-penyembah berhala—agar dengan demikian terang anugerah sorga dapat bersinar-sinar di tengah kegelapan kekapiran. PB1 219.2
Kelemah-lembutan serta kejujuran Yusuf telah memikat hati kepala pengawal istana itu, yang kemudian telah menganggap dia sebagai anak gantinya sebagai hamba. Anak muda ini mempunyai kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang yang tinggi kedudukannya, dan orang-orang pintar dan ia mendapat ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang bahasa, dan juga urusan kenegaraan—satu pendidikan yang berguna bagi calon perdana menteri Mesir. PB1 219.3
Tetapi iman serta kejujuran Yusuf harus diuji oleh godaan-godaan yang hebat. Isteri majikannya berusaha membujuk anak muda ini untuk melanggar hukum Allah. Hingga saat itu ia tetap tidak ternoda oleh kejahatan yang merajalela di negeri kapir itu; tetapi godaan ini begitu mendadak, begitu hebat, begitu licik—bagaimanakah godaan seperti ini harus dihadapi? Yusuf mengetahui dengan baik apa akibatnya jika ia berani menolak. Di satu pihak terdapat pahala dan pujian, dan juga dosanya tersembunyi; pada pihak lain kehinaan, dipenjarakan dan mungkin juga kematian. Seluruh masa depan hidupnya bergantung atas keputusan detik itu. Apakah prinsip akan menang? Akan tetap setiakah Yusuf kepada Allah? Dengan rasa cemas yang tak terkatakan malaikat-malaikat mengarahkan perhatiannya kepada peristiwa ini. PB1 219.4
Jawab Yusuf menyatakan kuasa daripada prinsip keagamaan. Ia tidak mau mengkhianati kepercayaan majikannya yang di dunia ini, dan apapun yang akan menjadi akibatnya, ia akan tetap setia kepada Tuhannya yang ada di sorga. Di bawah penglihatan Allah dan malaikat-malaikat sorga, banyak orang yang berani berbuat sesuka hatinya untuk mana ia tidak berani melakukannya jika ada orang lain di sampingnya, tetapi pemikiran Yusuf yang terutama ialah Allah. “Manakah boleh sahaya berbuat jahat yang besar ini serta berdosa kepada Allah?” katanya. PB1 220.1
Jikalau kita membiasakan diri dengan kesadaran bahwa Allah melihat dan mendengar segala sesuatu yang kita perbuat serta katakan, dan mengadakan catatan yang teliti akan segala kata-kata dan perbuatan kita, dan bahwa kelak kita harus mempertanggung-jawabkannya, maka kita akan merasa takut untuk berbuat dosa. Biarlah orang-orang muda selalu mengingat bahwa di mana saja mereka berada, dan apapun yang mereka perbuat, mereka berada di hadirat Allah. Tidak ada satupun dari segala perbuatan kita yang terlepas dari pengamatanNya. Kita tidak dapat menyembunyikan jalan-jalan kita dari Yang Mahatinggi itu. Undang-undang manusia, yang kadang-kadang kejam sifatnya, sering bisa dilanggar tanpa ketahuan, dan oleh sebab itu tidak mendapat hukuman. Tetapi tidaklah demikian halnya dengan hukum Allah. Tengah malam yang paling gelap sekalipun tidak dapat menyembunyikan orang yang bersalah. Boleh jadi ia merasa dirinya sendirian, tetapi untuk setiap perbuatan ada seorang saksi yang tidak kelihatan. Motif hatinya sekalipun terbuka kepada pengamatan ilahi. Setiap perbuatan, setiap kata, setiap pikiran dicatat dengan jelas seolah-olah di seluruh dunia ini hanya ada satu orang saja, dan perhatian sorga dipusatkan ke atas dirinya. PB1 220.2
Yusuf telah menderita olehkarena kejujurannya, karena sipenggoda itu telah membalas dendam dengan menuduh dia telah berbuat satu kejahatan yang keji, dan menyebabkan dirinya dimasukkan ke dalam penjara. Jikalau Potifar mempercayai tuduhan isterinya terhadap Yusuf itu, maka anak muda Ibrani ini pasti telah kehilangan nyawanya; tetapi kesederhanaan serta kejujurannya yang selama ini telah menandai tindak tanduknya merupakan bukti bahwa ia tidak bersalah; namun demikian, untuk menyelamatkan nama baik rumah tangga majikannya, ia dibiarkan menderita kehinaan dan perhambaan. PB1 220.3
Mula-mula Yusuf diperlakukan dengan kejam sekali oleh penjaga-penjaga penjara itu. Pemazmur berkata, “Maka dimasukkan oranglah kakinya dalam pasung dan dikenakannya rantai besi padanya. Sampai kepada masanubua- nyapun jadi, yaitu firman Tuhan, yang telah menguji akan dia.” Mazmur 105:18, 19. Tetapi sifat Yusuf yang sebenarnya bersinar-sinar sekalipun di dalam kegelapan penjara. la memegang teguh akan iman dan kesabarannya; tahun-tahun pelayanannya yang setia itu telah dibayar dengan tindakan yang kejam, tetapi hal ini tidaklah membuat dia kecewa. la mempunyai damai yang keluar dari kesadaran bahwa ia tidak bersalah, dan ia menyerahkan segala perkaranya itu kepada Allah. Ia tidak terus-menerus memikirmikirkan tentang kesalahan-kesalahannya, tetapi telah melupakan kesedihannya di dalam usahanya untuk meringankan kesusahan orang lain. Sekalipun di dalam penjara ia mendapati ada satu pekerjaan yang dapat dilakukannya. Allah sedang menyediakan dia di dalam sekolah penderitaan agar ia bisa menjadi lebih berguna lagi, dan ia tidak menolak disiplin yang dibutuhkan itu. Di dalam penjara, dengan menyaksikan akan akibat-akibat daripada kejahatan, ia telah memperoleh pelajaran-pelajaran tentang keadilan, simpati dan rahmat, yang menyediakan dia untuk menggunakan kekuasaannya dengan bijaksana dan penuh belas kasihan. PB1 220.4
Lambat laun Yusuf telah memperoleh kepercayaan dari penjaga-penjaga penjara itu, dan akhirnya ia diberi kepercayaan untuk menjaga semua orang tahanan. Bahagian daripada pekerjaan yang telah dilaksanakannya di dalam penjara inilah—yaitu kejujuran hidupnya sehari-hari dan rasa simpatinya terhadap mereka yang berada dalam kesulitan dan kesusahan yang telah membuka jalan bagi masa depannya yang penuh dengan kemakmuran serta kehormatan. Setiap berkas cahaya yang kita pancarkan kepada orang lain akan dipantulkan kembali ke atas diri kita. Setiap kata yang manis budi dan penuh simpati yang diucapkan kepada orang yang sedang berduka, setiap perbuatan untuk meringankan orang yang tertindas dan setiap pemberian kepada orang yang berkekurangan, jikalau itu didorong oleh satu motif yang benar, akan mendatangkan berkat-berkat kepada sipemberinya. PB1 221.1
Penghulu penjawat minuman dan penghulu penjawat makanan raja telah dimasukkan ke dalam penjara olehkarena telah melakukan beberapa kesalahan, dan mereka sekarang berada di bawah pengawasan Yusuf. Pada suatu pagi, melihat raut muka mereka yang tampaknya murung, Yusuf bertanya kepada mereka apa yang telah menyebabkannya, dan masing-masing mereka menuturkan kepadanya bahwa mereka masing-masing telah bermimpi yang sangat mencengangkan dan mereka ingin mengetahui apa arti mimpi itu. “Bukankah segala tabir itu Allah punya? Katakanlah kiranya mimpi itu kepadaku,” kata Yusuf. Apabila mereka menceritakan tentang mimpi mereka masing-masing, Yusuf menerangkan tabir mimpi itu: Di dalam tiga hari penghulu penjawat minuman itu akan dikembalikan kepada kedudukannya yang semula, dan mempersembahkan cawan minuman kepada Firaun seperti biasanya, tetapi penghulu penjawat makanan itu akan dihukum mati oleh perintah raja. Dan kedua peristiwa itu telah terjadi sebagaimana yang telah diramalkan. PB1 221.2
Penghulu penjawat minuman itu telah menyatakan rasa terimakasihnya yang sedalam-dalamnya kepada Yusuf, baik karena tafsir mimpi yang menggembirakan itu, dan juga untuk segala perhatian yang telah dinyatakan kepada dirinya; dan selanjutnya Yusuf, setelah menceritakan dengan amat mengharukan tentang hukuman penjara yang telah dikenakan ke atas dirinya secara tidak adil itu, memohon agar persoalannya itu dihadapkan kepada raja. “Tetapi ingatlah kiranya akan daku,” katanya, “apabila engkau selamat kelak, kasihankanlah kiranya akan daku, serta persembahkan apalah kiranya akan halku kepada Firaun, dan coba keluarkan daku dari dalam rumah ini. Karena aku ini telah dicuri orang dari dalam negeri orang Ibrani, maka di sinipun tiada kuperbuat barang suatu yang patut dikurungkan orang akan daku dalam penjara ini.” Penghulu penjawat minuman itu melihat bahwa mimpinya telah digenapkan dengan tepat sekali di dalam segala-galanya, tetapi apabila dipulihkan kepada pangkatnya yang semula, ia tidak lagi mengingat orang yang telah berbuat jasa kepadanya. Yusuf tinggal di penjara selama dua tahun berikutnya. Harapan yang pernah timbul di dalam hatinya itu berangsur-angsur pudar kembali, dan sebagai tambahan kepada segala kesulitannya yang lain, ia merasakan pahitnya sikap yang tidak tahu berterima kasih itu. PB1 222.1
Tetapi tangan ilahi tidak lama lagi akan membuka pintu penjara itu. Raja Mesir dalam satu malam telah mendapat dua mimpi yang kelihatannya menunjukkan kepada satu peristiwa yang sama, dan seolah-olah menggambarkan beberapa malapetaka yang besar. Ia tidak dapat menentukan tabirnya, tetapi kedua mimpi itu terus mengganggu pikirannya. Ahli-ahli tenung dan orang-orang bijaksana yang ada di dalam istananya itu tidak dapat memberikan tafsirannya. Rasa cemas dan rasa susah raja semakin bertambahtambah dan kegaduhan memenuhi seluruh istananya. Kegaduhan ini telah mengingatkan kepada pikiran penghulu penjawat minuman itu kepada keadaan-keadaan sehubungan dengan mimpinya sendiri; dan bersama-sama dengan itu ia ingat kembali akan Yusuf, dan juga perasaan menyesal memenuhi dirinya di mana ia telah melupakannya, dan tidak berterima kasih kepadanya. Dengan segera ia memberitahukan kepada raja tentang bagaimana mimpinya itu, dan juga mimpi penghulu penjawat makanan telah ditafsirkan oleh seorang tawanan bangsa Ibrani, dan bagaimana ramalannya itu telah digenapkan. PB1 222.2
Adalah satu hal yang membawa kehinaan kepada Firaun untuk berpaling diri dari ahli-ahli tenung dan orang-orang bijaksana yang ada di dalam kerajaannya, dan meminta nasihat dari seorang asing, seorang budak pula, tetapi ia bersedia untuk menerima pelayanan orang yang paling hina sekalipun asalkan pikirannya yang kacau itu dapat ditenangkan. Dengan segera Yusuf dipanggil menghadap; ia tanggalkan pakaian penjaranya, dan ia mencukur rambutnya yang telah panjang selama masa tahanannya yang penuh kehinaan itu. Kemudian ia dibawa masuk menghadap raja. PB1 222.3
“Maka titah Firaun kepada Yusuf: Bahwa aku telah bermimpi, maka seorangpun tiada yang dapat menabirkannya, tetapi telah kudengar kabar akan halmu, mengatakan: Serta suatu mimpi dikatakan sahaja kepadamu, maka engkau dapat menabirkannya. Maka sahut Yusuf kepada Firaun, sembahnya: Bahwa ini bukannya dalam kuasa patik, maka Allah juga kelak memberi tahu selamat Firaun.” Jawab Yusuf kepada raja menunjukkan kerendahan hati serta imannya kepada Allah. Kerendahan hatinya itu tidak mengakui keagungan bahwa ia memiliki kebijaksanaan yang luar biasa. “Bahwa ini bukannya dalam kuasa patik.” Hanya Allah saja dapat menerangkan rahasia-rahasia ini. PB1 223.1
Kemudian Firaun mulai memaparkan mimpi-mimpinya itu, “Adapun dalam mimpiku itu, heran, maka adalah aku berdiri di tepi sungai; heran, maka naiklah dari dalam sungai itu tujuh ekor lembu yang tambun lagi elok rupanya, lalu mencari makan dalam rumput. Heran, maka kemudian naiklah pula tujuh ekor lembu yang kurus lagi sangat keji rupanya dan tipis dagingnya, begitu jahat belum pernah kulihat dalam seluruh negeri Mesir. Maka oleh lembu yang kurus dan keji itupun habislah dimakannya akan ketujuh ekor lembu tambun yang naik mula-mula itu. Maka termasuklah ia ke dalam perutnya, tetapi tiada nyata kepadaku ia telah turun ke dalam perutnya, karena rupanya lagi keji seperti dahulu juga. Lalu jagalah aku. Kemudian daripada itu kulihat pula dalam mimpiku, heran, maka terbitlah tujuh mayang gandum pada sebatang, penuh-penuh dan baik rupanya. Heran, maka kemudian daripadanya tumbuhlah pula tujuh mayang gandum yang kering lagi kurus dan yang dilayurkan oleh angin timur. Maka oleh tujuh mayang gandum yang kering dan kurus itupun ditelanlah akan tujuh mayang gandum yang baik itu. Maka sekalian ini telah kukatakan kepada segala orang sastrawan, tetapi seorang juapun tiada yang dapat menabirkan dia kepadaku.” PB1 223.2
“Bahwa mimpi Firaun ini satu jua adanya,” kata Yusuf. “Allah telah menyatakan kepada Firaun apa yang akan segera diperbuat olehNya.” Maka akan terjadi satu masa tujuh tahun yang berkelimpahan. Ladang dan kebun akan memberikan hasilnya dengan lebih limpah daripada waktu-waktu sebelumnya. Dan masa kelimpahan ini akan diikuti oleh masa kelaparan tujuh tahun. “Maka kelimpahan itupun tiada akan diingatnya lagi dalam negeri oleh sebab bala kelaparan yang datang kemudian, karena bala kelaparan itu akan terlalu besar adanya.” Diulanginya mimpi tersebut adalah bukti bahwa itu akan pasti, dan dengan segera terjadi. “Maka sekarangpun baiklah kiranya Firaun mencari seorang yang budiman lagi dengan bijaksananya, serta mengangkat akan dia supaya diperintahkannya negeri Mesir. Maka hendaklah kiranya Firaun berbuat demikian; angkatlah beberapa orang wali atas tanah itu dan ambillah seperlima bahagian hasil tanah Mesir dalam tujuh tahun kelimpahan itu. Hendaklah dikumpulkan oleh mereka itu segala makanan dalam segala tahun yang baik, yang datang ini, serta ditimbunkan gandum di bawah perintah Firaun dan ditaruhkan makanan dalam segala negeri Mesir. Maka segala makanan itu akan menjadi bekal bagi negeri itu pada tujuh tahun bala kelaparan yang kelak jadi di negeri Mesir, supaya jangan binasa orang isi negeri olehkarena bala kelaparan itu.” PB1 223.3
Tafsir mimpi itu sangat masuk di akal serta tepat, dan anjuran yang dikemukakannya sangat baik dan bijaksana, sehingga kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Tetapi siapakah orang yang dapat diberi kepercayaan untuk melaksanakan rencana tersebut? Keselamatan bangsa itu bergantung atas kebijaksanaan dalam memilih orangnya yang tepat. Raja merasa susah. Untuk beberapa waktu lamanya soal pengangkatan ini terus dipertimbangkan. Melalui penghulu penjawat minuman itu raja telah mengetahui tentang kebijaksanaan yang telah diperlihatkan oleh Yusuf di dalam mengurus pekerjaan di dalam penjara; terbukti bahwa ia memiliki kesanggupan yang menonjol dalam bidang administrasi. Sekarang sipembawa cawan minuman itu, yang dipenuhi dengan rasa penyesalan atas kesalahannya itu, berusaha untuk menebus sikap tidak tahu berterima kasihnya itu dengan cara memberikan keterangan-keterangan yang baik tentang Yusuf; dan setelah diselidiki lebih jauh oleh raja ternyata laporannya itu benar. Di dalam seluruh kerajaannya Yusuflah satu-satunya orang yang memiliki kebijaksanaan untuk menyatakan adanya bahaya yang mengancam kerajaannya itu, dan juga memberitahukan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menghadapinya; dan raja merasa yakin bahwa dialah orang yang paling tepat untuk melaksanakan rencana yang telah dikemukakannya itu. Jelas sekali bahwa satu kuasa ilahi ada padanya, dan tidak ada seorangpun di antara pegawaipegawai raja di dalam negara itu yang bermutu untuk mengatur segala urusan kenegaraan dalam keadaan krisis seperti ini. Kenyataan bahwa dia adalah seorang Ibrani dan seorang budak, tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan hikmat serta pertimbangannya yang amat bijaksana yang ada pada dirinya. “Manakah boleh kita mendapat seorang yang seperti ini, yang ada Roh Allah di dalamnya?” kata raja kepada penasihatpenasihatnya. PB1 224.1
Keputusan untuk pengangkatan itu diadakan dan kepada Yusuf telah disampaikan satu pemberitahuan yang amat mengagetkannya, “Sedang dinyatakan Allah akan dikau segala perkara ini, maka tiadalah seorang juapun yang budiman dan bijaksana seperti engkau. Tak dapat tiada engkau kujadikan penghulu dalam istanaku, maka segala rakyatku akan menurut perintahmu, hanya takhta ini saja aku akan lebih daripada engkau.” Selanjutnya raja telah menganugerahkan kepada Yusuf tanda akan pangkatnya yang tinggi itu. “Maka Firaun mencabut cincin daripada tangannya, dikenakannya pada tangan Yusuf serta disuruhnya akan dia berpakaikan kain khasah yang halus, serta dihiasinya lehernya dengan suatu rantai emas. Lalu dinaikkannyalah ke atas rata, pangkat yang kedua yang ada baginya; maka orangpun berseru-serulah di hadapannya. Bertelutlah kamu!” PB1 225.1
“Lalu diangkatnya akan dia menjadi tuan dalam segala istananya, dan pemerintah segala harta bendanya. Supaya diberinya perintah akan segala pegawainya dengan sekehendak hatinya, dan diputuskannya hukum atas segala tua-tuanya.” Mazmur 105:21, 22. Dari dalam penjara Yusuf telah diangkat tinggi menjadi sebagai pemerintah atas seluruh negeri Mesir. Itu merupakan satu kedudukan yang terhormat tetapi dipenuhi dengan kesulitan-kesulitan dan bahaya. Seseorang tidak dapat berdiri di tempat yang amat tinggi tanpa bahaya. Sebagaimana topan tidak dapat merusakkan pohon-pohon bunga yang kecil di lembah, tetapi menumbangkan pohonpohon yang besar di puncak gunung, begitu pula orang-orang yang telah berhasil mempertahankan kejujuran mereka di dalam kehidupan yang sederhana bisa diseret ke dalam jurang oleh godaan-godaan yang menyerang kehidupan yang dipenuhi dengan sukses serta kehormatan duniawi. Tetapi tabiat Yusuf dapat mengatasi godaan-godaan itu, baik pada waktu dalam kesulitan ataupun dalam kemakmuran. Kesetiaan yang sama kepada Allah jelas terlihat pada waktu ia berdiri di hadapan Firaun-Firaun sebagaimana pada waktu ia masih berada di dalam penjara. Ia masih tetap sebagai seorang asing di negeri kapir, terpisah dari kaum kerabat yang berbakti kepada Allah; tetapi ia percaya dengan sepenuhnya bahwa tangan ilahi telah memimpin jejak langkahnya dan sambil tetap bergantung kepada Allah, dengan setia ia melaksanakan tugas jabatannya. Melalui Yusuf perhatian daripada raja dan orang-orang terkemuka di Mesir telah dialihkan kepada Allah yang benar; dan meskipun mereka tekun dalam penyembahan berhala mereka telah belajar untuk menghormati prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam kehidupan serta silat penyembah Allah itu. PB1 225.2
Bagaimanakah sehingga Yusuf telah disanggupkan untuk membuat catatan hidup yang ditandai oleh keteguhan tabiat, kejujuran dan kebijaksanaan? Di dalam masa kanak-kanaknya ia telah bermufakat dengan tugas gantinya dengan kecenderungan hati; dan kejujuran, sifat berharap yang sederhana itu, keagungan daripada tabiat pada masa mudanya telah menghasilkan buah-buah dalam bentuk perbuatan-perbuatannya sebagai orang dewasa. Satu kehidupan yang suci dan sederhana telah mengakibatkan perkembangan yang baik daripada kesanggupan-kesanggupan baik jasmani, dan juga pikirannya. Perhubungan dengan Allah melalui pekerjaanNya dan kebiasaan untuk merenung-renupgkan kebenaran yang agung yang telah dipercayakan kepada pewaris iman itu telah meninggikan kehidupan rohaninya, dan menguatkan serta memperluas daya pikirnya. Hal seperti ini tidak dapat dicapai dengan cara yang lain. Perhatian yang sungguh-sungguh akan tanggung jawab dari setiap jabatan, mulai dari yang paling rendah sampai kepada yang paling mulia, telah melatih setiap kesanggupan untuk memberikan pelayanannya yang tertinggi. Ia yang hidup selaras dengan kehendak Khalik itu sedang memperoleh bagi dirinya perkembangan yang paling agung dan benar, daripada tabiatnya. “Bahwa takut akan Tuhan itulah hikmat adanya, dan menjauhkan diri daripada jahat itulah akal budi.” Ayub 28:28. PB1 226.1
Sedikit saja orang yang menyadari pengaruh perkara-perkara kecil dalam kehidupan ini terhadap perkembangan tabiat. Sesungguhnya tidak ada perkara kecil di dalam tugas yang harus kita lakukan. Keadaan-keadaan yang beraneka ragam yang kita hadapi hari demi hari dimaksudkan untuk menguji kesetiaan kita dan menyanggupkan kita untuk tugas yang lebih besar. Dengan tetap berpegang kepada prinsip-prinsip dalam transaksi hidup kita yang biasa sehari-hari, maka pikiran kita akan dibiasakan untuk meninggikan tuntutan tugas lebih daripada kepelesiran dan kecenderungan hati. Pikiranpikiran yang dibiasakan dengan disiplin seperti itu tidak akan terombangambing di antara yang benar dan yang salah, seperti ranting yang ditiup angin, mereka tetap setia kepada tugas olehkarena mereka telah melatih diri untuk terbiasa dalam hal kejujuran dan kebenaran. Oleh kesetiaan dalam perkara-perkara yang terkecil mereka telah memperoleh kekuatan untuk menjadi setia dalam perkara-perkara yang lebih besar. PB1 226.2
Satu tabiat yang jujur lebih bernilai daripada mas dari Ofir. Tanpa hal itu tidak seorangpun bisa naik kepada kedudukan yang terhormat. Tetapi tabiat itu bukanlah sesuatu yang diwarisi. Itu tidak dapat dibeli. Keluhuran akhlak dan mutu pikirani yang agung bukanlah sesuatu yang jadi secara kebetulan saja. Pemberian-pemberian yang paling berharga itu tidak akan berarti apa-apa kecuali semuanya itu diperkembangkan. Pembentukan satu tabiat yang agung adalah pekerjaan seumur hidup dan merupakan hasil daripada usaha yang rajin serta tekun. Allah memberikan kesempatan; sukses bergantung atas cara kita menggunakan kesempatan-kesempatan itu. PB1 226.3