Go to full page →

SEMBILAN PULUH SEMBILAN DJT 8

Sembilan puluh sembilan domba jang dikandang;
Jang satu hilang dihutan, tidak dapat pulang;
Djauh dipadang belantara, sesat dari gembalanja,
Sesat dari gembalanja.

“Tuhan, inilah dombaMu ! Bukankah tjukuplah ?
” Tetapi Tuhan berseru: “Jang satu hilanglah.
Meskipun djalannja senjap, Aku tjari dengan lenjap,
Aku tjari dengan lenjap.”

Tiada seorang tebusan jang tjukup mengerti
Akan sengsaranja Tuhan, selama mentjari
DombaNja ada dihutan, sampai Ia putus njawaNja,
Sampai Ia putus njawaNja.

Darah Tuhan bertjutjuran digunung dan lembah;
TanganNjapun berlumuran sepandjang djalanNja.
Ia njata banjak seteru jang menjiksakan Tuhanku,
Jang menjiksakan Tuhanku. —Elizabeth C. Clephane DJT 8.1