Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    SEMBILAN PULUH SEMBILAN

    Sembilan puluh sembilan domba jang dikandang;
    Jang satu hilang dihutan, tidak dapat pulang;
    Djauh dipadang belantara, sesat dari gembalanja,
    Sesat dari gembalanja.

    “Tuhan, inilah dombaMu ! Bukankah tjukuplah ?
    ” Tetapi Tuhan berseru: “Jang satu hilanglah.
    Meskipun djalannja senjap, Aku tjari dengan lenjap,
    Aku tjari dengan lenjap.”

    Tiada seorang tebusan jang tjukup mengerti
    Akan sengsaranja Tuhan, selama mentjari
    DombaNja ada dihutan, sampai Ia putus njawaNja,
    Sampai Ia putus njawaNja.

    Darah Tuhan bertjutjuran digunung dan lembah;
    TanganNjapun berlumuran sepandjang djalanNja.
    Ia njata banjak seteru jang menjiksakan Tuhanku,
    Jang menjiksakan Tuhanku. —Elizabeth C. Clephane
    DJT 8.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents