Kepada mereka yang berurusan dengan hal-hal yang kudus datang perintah yang khidmat, “Sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah Tuhan” (Yesaya 52:11). Terhadap semua orang, mereka yang telah dipercayai dan dihormati oleh Tuhan, mereka yang telah diberi pekerjaan istimewa untuk dilaksanakan, harus berhati-hati sekali dalam perkataan dan perbuatan. Mereka haruslah menjadi orang yang berbakti, yang dengan pekerjaan kebenaran dan suci, perkataan yang benar, dapat mengangkat sesama manusia mereka ke tingkat yang lebih tinggi; orang yang tidak tergoncang dengan setiap pencobaan yang lewat; orang-orang yang teguh, bersungguh-sungguh, yang tujuan utamanya adalah menghimpun jiwa kepada Kristus. PI 109.1
Pencobaan-pencobaan khusus Setan diarahkan terhadap pekerjaan pelayanan. Ia mengetahui bahwa para pendeta hanyalah manusia saja, tidak memiliki karunia atau kesucian sendiri; bahwa perbendaharaan Injil telah ditaruh dalam bejana tanah, yang hanya kuasa Ilahi saja yang dapat menjadikan bejana-bejana itu terhormat. Ia mengetahui bahwa Allah mengurapi para penginjil menjadi sarana yang berkuasa untuk keselamatan jiwa-jiwa, dan bahwa mereka dapat berhasil dalam pekerjaan mereka hanya bilamana mereka mengizinkan Bapa yang kekal itu memerintah kehidupan mereka. Itulah sebabnya ia berusaha dengan segala kecerdasannya membawa mereka ke dalam dosa, sambil mengetahui bahwa tugas mereka membuat dosa pada mereka lebih melampaui orang berdosa; karena dalam berbuat dosa, mereka menjadikan diri mereka sendiri pelayan kejahatan. PI 109.2
Mereka yang dipanggil Allah kepada pekerjaan pelayanan harus memberikan bukti bahwa mereka layak melayani di meja yang kudus. Tuhan memerintahkan, “Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupku” (I Petrus 1:15). “Jadilah teladan bagi orang-orang percaya,” tulis Paulus. “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu; bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau” (I Timotius 4:12, 16). “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat: karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa” (I Petrus 4:7). PI 109.3
Pokok pembicaraan tentang kesucian dan kesopanan tingkah laku adalah hal yang harus kita perhatikan. Kita harus berjaga-jaga terhadap dosa-dosa zaman kemerosotan ini. Janganlah para duta Kristus merosot kepada cakapan yang remeh, baik kepada perempuan yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Biarlah mereka menjaga tempat mereka yang tepat dengan keagungan yang selaras; namun pada waktu yang sama mereka dapat menjadi suka bergaul, ramah, dan sopan kepada semua orang. Mereka harus memisahkan diri dari segala sesuatu yang berbau kebiasaan dan keakraban. Ini adalah daerah terlarang, tempat yang tidak aman unruk menginjakkan kaki. Setiap kata, setiap tindakan, harus cenderung mengangkat, menghaluskan, memuliakan. Dosalah bila tidak memikirkan hal tersebut. PI 109.4
Paulus mendorong Timotius untuk merenungkan tentang hal tersebut, yang suci dan paling terindah, supaya menguntungkan semua orang. Nasihat yang sama sangatlah diperlukan oleh orang pada zaman sekarang. Saya menganjurkan kepada para pekerja kita perlunya kesucian dalam setiap pemikiran, setiap perbuatan. Kita mempunyai suatu tanggung jawab perorangan kepada Allah, suatu pekerjaan perorangan yang tidak ada orang lain dapat lakukan untuk kita. Perlu berjuang untuk menjadikan dunia lebih baik. Sementara kita dapat memupuk kemampuan bergaul, janganlah hal itu semata-mata untuk hiburan, melainkan untuk suatu maksud yang lebih luhur. PI 110.1
Tidakkah cukup mengambil tempat di sekeliling kita untuk menunjukkan perlunya peringatan ini? Di mana-mana kelihatan kerusakan manusia, mezbah keluarga yang hancur, rumah tangga yang ambruk. Ada suatu peninggalan prinsip yang aneh, standar moralitas direndahkan, dan bumi cepat menjadi Sodom. Praktik yang menyebabkan penghukuman Allah terhadap dunia sebelum air bah, dan yang menyebabkan Sodom dibinasakan dengan api, cepat meningkat. Kita telah mendekati kesudahan, manakala bumi akan dibersihkan dengan api. PI 110.2
Biarlah mereka yang memegang terang kebenaran Allah, menempatkan terang kebenaran, berpisah dan segala kejahatan. Biarlah mereka berjalan dalam lorong kejujuran, sambil menguasai setiap hawa nafsu dan kebiasaan yang dalam suatu cara akan dapat menodai pekerjaan Allah, atau meninggalkan suatu noda di atas kekudusannya. Adalah tugas pendeta menentang pencobaan yang terlentang di jalannya, supaya bangkit mengatasi kehinaan yang merendahkan pikiran. Dengan berjaga-jaga dan berdoa, ia sedemikian rupa dapat menjaga titik-titik yang paling lemah supaya titik-titik itu menjadi titik yang paling kuat. Melalui kasih karunia Kristus, manusia dapat memperoleh stamina moral, kekuatan kemauan, dan stabilitas, tujuan. Di dalam anugerah ini ada kuasa yang dapat membuat mereka sanggup mengatasi pencobaan Setan yang amat menggoda,, lalu menjadi orang Kristen yang setia dan berbakti. PI 110.3
Para Pendeta Memberikan Teladan yang Pantas PI 111.1
Para pendeta harus memberikan suatu teladan yang pantas kepada orang muda, yakni teladan yang bersangkutan dengan panggilan mereka yang kudus. Mereka harus menolong orang muda supaya tegas, namun sederhana dan agung dalam semua pergaulan mereka. Hari demi hari mereka menaburkan benih yang akan bertumbuh dan mengeluarkan buah. Mereka harus menyingkirkan semua kekasaran, semua kebobrokan, senantiasa mengingat bahwa mereka adalah pendidik; bahwa apakah mereka mau atau tidak, perkataan dan perbuatan mereka bagi barang siapa yang berhubungan dengan mereka merupakan suatu bau kehidupan atau kematian. PI 111.2
Yang diperlukan adalah disiplin roh, kebersihan hati dan pikiran. Kesucian moral bergantung atas berpikir benar dan berbuat benar. Pemikiran jahat merusak jiwa, sedangkan pengendalian pikiran yang benar menyiapkan pikiran untuk bekerja dengan harmonis bagi Tuhan. Setiap pemikiran harus ditawan kepada penurutan akan Kristus. PI 111.3
Guru-guru kebenaran haruslah orang yang bijaksana, sangat berhati-hati dengan perkataan dan perbuatan mereka. Mereka haruslah orang yang memberi makanan pada waktunya kepada kawanan domba Allah; orang yang tidak akan memberi izin terkecilpun kepada standar kehidupan yang rendah; orang yang memiliki iman yang bekerja karena kasih, dan menyucikan jiwa dari semua pemikiran dan keinginan jasmai. Para pekerja dengan tabiat seperti ini tidak akan merangkak dalam keduniawian; mereka tidak akan berada dalam perhambaan kepada manusia atau kepada pencobaan Setan. Mereka akan membebaskan diri mereka sendiri seperti manusia, dan menjadi kuat. Mereka akan memalingkan wajah mereka kepada Matahari Kebenaran, muncul di atas semua hal-hal dasar ke dalam suatu suasana yang bebas dari kecemaran rohani dan moral. PI 111.4
Barang siapa yang menghidupkan prinsip agama Alkitab, tidak akan didapati lemah dalam kuasa moral. Di bawah pengaruh Roh Kudus yang memuliakan, selera dan kecenderungan menjadi suci dan kudus. Tidak ada yang begitu kuat berpegang kepada kasih sayang, tidak ada yang menjangkau ke bawah begitu penuh sampai kepada motif-motif perbuatan yang terdalam, tidak ada yang mengeluarkan suatu pengaruh kuat terhadap kehidupan, dan memberi begitu besar keteguhan dan kestabilan pada tabiat, seperti agama Kristus. Agama itu menuntun pemiliknya selalu ke atas, mengilhaminya dengan maksud tujuan yang mulia, mengajarinya kesopanan tingkah laku, dan memberi suatu keagungan yang layak kepada setiap perbuatan. PI 111.5
* * * * *
Dengan sarana apakah orang muda akan menindas kecenderungan hatinya yang jahat, dan mengembangkan apa yang mulia dan baik dalam tabiatnya? Hendaklah ia memperhatikan kata-kata, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (I Korintus 10:31). Inilah suatu prinsip yang harus mendasari setiap motif, pemikiran, dan perbuatan. Nafsu yang najis harus disalibkan. Nafsu itu ingin supaya dimanjakan, tetapi Allah telah menanamkan dalam hati maksud dan kerinduan yang tinggi dan kudus, dan hal-hal ini tidak boleh diremehkan. Hanyalah bilamana kita tidak mau menyerah kepada pengendalian pertimbangan dan kata hati sehingga kita terseret ke bawah. Paulus menyatakan, “Aku dapat melakukan segala perkara melalui Kristus” (Filipi 4:13). PI 112.1
* * * * *
Jikalau engkau datang dekat kepada Yesus, dan berusaha merawat pekerjaanmu dengan suatu kehidupan yang teratur baik dan percakapan yang saleh, maka kakimu akan terjaga tidak kesasar ke jalan yang terlarang. Jikalau engkau hanya akan berjaga, terus menerus berjaga sambil berdoa, jikalau engkau akan melakukan segala sesuatu seolah-olah engkau akan segera berada di hadirat Allah, maka engkau akan selamat dari penyerahan terhadap pencobaan, dan dapat berharap untuk tetap suci, tak bercela, dan tidak menjadi najis sampai kesudahan. Jikalau engkau memegang teguh permulaan keyakinanmu sampai kesudahan, maka jalan-jalanmu akan mantap pada Allah, dan apa yang diagungkan kasih karunia , kemuliaan akan menjadi mahkota dalam kerajaan Allah kita. Buah-buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemudahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri; tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Jikalau Kristus berada di dalam diri kita, maka kita akan menyalibkan keinginan daging dan segala hawa nafsu. PI 112.2