Allah mengutuk Babel “karena telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.” . . . PAZ 93.1
Allah menciptakan bumi dalam enam hari dan berhenti pada hari yang ketujuh, menguduskan hari itu, dan mengasingkannya dari yang lainnya sebagai suatu hari yaang suci bagi-Nya, supaya dipelihara oleh umat-Nya dari generasi kepada generasi. Tetapi manusia yang berdosa, yang meninggikan dirinya di atas Allah, duduk di dalam bait suci Allah dan menunjukkan dirinya sebagai Allah, berpikir untuk mengubah waktu dan hukum. Kuasa ini, yang berusaha membuktikan bahwa dirinya bukan saja setara dengan Allah, bahkan melampaui Allah, mengubah hari perhentian, menempatkan hari yang pertama dalam pekan di tempat yang seharusnya adalah hari yang ketujuh. Dan dunia Protestan telah menerima anak Kepausan ini kudus. Istilah dalam firman Allah menyebutnya percabulan (Wahyu 14:8).— 7BC 979 (1900). PAZ 93.2
Selama pembebasan Kristen musuh besar dari kebahagiaan manusia itu telah menjadi Sabat hukum yang keempat itu sebagai sasaran dari serangan khusus. Setan berkata, “Aku akan berusaha menghalangi Allah. Aku akan memberi kuasa kepada para pengikut- ku untuk menyingkirkan hari peringatan Allah, yaitu Sabat hari yang ketujuh. Dengan demikian aku akan menunjukkan kepada dunia ini bahwa hari yang disucikan dan diberkati Allah itu sudah diubah. Hari itu tidak boleh timbul dalam pikiran manusia. Aku akan menghapus ingatan tentang hari itu. Aku akan menempatkan sebagai gantinya satu hari yang tidak mengandung mandat Allah, satu hari yang tidak bisa menjadi tanda antara Allah dengan umat-Nya. Aku akan menuntun mereka yang menerima hari ini untuk menaruh kesucian yang Allah berikan pada hari yang ketujuh.— PK 183, 184 (c. 1914). PAZ 93.3