Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah memenuhi segenap surge dengan kesedihan. Dunia yang telah dijadikan Tuhan telah dirusak oleh kutuk dosa dan diduduki oleh makhluk-makhluk yang ditetapkan harus menderita dan mati. Kelihatannya tidak ada jalan kelepasan bagi mereka yang telah melanggar hukum itu. Di seluruh istana surga terasa adanya kedukaan atas kebinasaan yang telah diakibatkan oleh dosa. SRNJ1 62.1
Anak Allah, Pemerintah surga yang mulia itu, terjamah oleh rasa belas kasihan terhadap umat yang telah jatuh ke dalam dosa. Hatinya tergerak oleh kasih yang tak terbatas bilamana kutuk terhadap dunia yang hilang itu naik ke hadapan-Nya. Tetapi kasih Ilahi telah menyediakan satu rencana di mana manusia dapat ditebus. Hukum Allah yang telah dilanggar itu menuntut nyawa orang yang berdosa. Di seluruh alam semesta ini hanya ada seorang saja yang dapat, sebagai pengganti manusia, memenuhi tuntutan hukum itu. Oleh karena hukum Ilahi itu sama sucinya seperti Allah sendiri, maka hanya seorang yang setara dengan Tuhan saja dapat mengadakan tebusan bagi pelanggaran hukum dan memulihkan dia kembali kepada keselarasan dengan surga. Kristus mau menanggungkan ke atas diri-Nya kesalahan serta kehinaan yang diakibatkan oleh dosa—dosa itu begitu keji kepada Allah yang suci sehingga itu harus memisahkan Bapa dan Anak-Nya. Kristus rela turun ke dalam penderitaan untuk menyelamatkan umat yang berada dalam kebinasaan itu. SRNJ1 62.2
Di hadapan Bapa Ia telah memohon demi kepentingan orang-orang yang berdosa, sementara segenap surga menunggu hasilnya dengan penuh perhatian yang dalam yang tidak dapat dilukiskan oleh kata-kata. Permufakatan yang bersifat rahasia itu berlangsung cukup lama— “permufakatan tentang damai” (Zakharia 6:13) bagi anak manusia yang telah berdosa itu. Rencana keselamatan telah digariskan sebelum penciptaan dunia ini, oleh sebab Kristus adalah “Anak Domba, yang telah disembelih” (Wahyu 13:8); namun demikian ini merupakan satu pergumulan sekalipun bagi Raja alam semesta, untuk menyerahkan Anak-Nya untuk mati bagi umat yang bersalah itu. Tetapi “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16. Oh, rahasia penebusan! Kasih Allah bagi satu dunia yang tidak mengasihi-Nya! Siapakah yang dapat mengerti dalamnya kasih yang “melampaui segala pengetahuan?” Sepanjang abad kekekalan, pikiran-pikiran yang baka, dalam usahanya untuk dapat memahami rahasia kasih yang tak terduga itu, akan tetap bertanya-tanya dan mengaguminya. SRNJ1 63.1
Allah harus dinyatakan di dalam Kristus, “mendamaikan dunia dengan diri-Nya.” 2 Korintus 5:19. Manusia telah menjadi begitu rusak oleh dosa sehingga mustahillah baginya, dalam dirinya sendiri, untuk menjadi selaras dengan Dia yang keadaan-Nya suci serta penuh kebajikan. Tetapi Kristus, setelah menebus manusia dari hukuman, dapat memberikan kuasa Ilahi untuk dipersatukan dengan usaha manusia. Dengan demikian oleh pertobatan kepada Allah dan iman dalam Kristus, anak-anak Adam yang berdosa itu sekali lagi bisa menjadi “anak-anak Allah.” 1 Yohanes 3:2. SRNJ1 63.2
Satu-satunya rencana oleh mana keselamatan manusia bisa diperoleh telah melibatkan segenap surga dalam memberikan pengorbanannya. Maiaikat-malaikat surga tidak dapat bersuka-suka bilamana Kristus memaparkan kepada mereka tentang rencana penebusan itu, oleh karena mereka melihat bahwa keselamatan manusia itu telah mendatangkan kutuk yang tidak terkatakan ke atas Pemimpin yang mereka kasihi itu. Dalam duka dan keheran-heranan mereka mendengarkan kata-kata-Nya waktu Ia menceritakan kepada mereka bagaimana Ia harus meninggalkan kesucian, dan damai surga, meninggalkan kesukaan, kemuliaan dan kehidupan kekal dan hidup di tengah-tengah kehinaan yang ada di bumi ini, menahan penderitaan kehinaan dan kematian. Ia harus berdiri di antara orang berdosa dan hukuman dosa; namun demikian sedikit saja orang yang mau menerima Dia sebagai Anak Allah. Ia mau meninggalkan kedudukan-Nya yang tinggi sebagai Pemerintah di surga, muncul di dunia ini dan merendahkan diri sebagai seorang manusia, dan oleh pengalaman Nya sendiri berkenalan dengan kesedihan dan pencobaan yang harus diderita oleh manusia. Semuanya ini perlu agar supaya Ia dapat menolong mereka yang dicobai. Ibrani 2:18. Apabila tugas-Nya sebagai seorang guru telah berakhir, Ia harus diserahkan kepada tangan orang-orang jahat dan menjadi korban penghinaan dan penganiayaan yang diilhami oleh Setan. Ia harus menderita kematian yang paling mengerikan, digantung di antara langit dan bumi sebagai seorang yang berdosa. Ia harus melalui saat penderitaan yang begitu hebat sehingga maiaikat-malaikat tidak sanggup untuk melihatnya serta menutupi wajah mereka dari pemandangan yang mengerikan itu. Ia harus menderita tekanan jiwa, yaitu disembunyikannya wajah Bapa, sementara upah pelanggaran beban dosa seluruh dunia ini—ditimpakan ke atas diri-Nya. SRNJ1 63.3
Maiaikat-malaikat bersujud di kaki Pemimpin mereka dan menawarkan diri untuk dijadikan satu korban bagi manusia. Tetapi hidup seorang malaikat tidak dapat membayar utang itu; hanya Dia yang telah menjadikan manusia mempunyai kuasa untuk menebusnya. Namun demikian maiaikat-malaikat harus mengambil bagian di dalam rencana penebusan ini. Kristus harus dijadikan “sedikit lebih rendah dari pada maiaikat-malaikat .... Ia mengalami maut.” Ibrani 2:9. Apabila Ia mengambil keadaan manusia bagi diri-Nya, kekuatan-Nya tidak lagi sama dengan maiaikat-malaikat, dan mereka harus melayani Dia, untuk menguatkan dan menghibur-Nya di dalam penderitaan. Mereka juga harus menjadi roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan. Ibrani 1:14. Mereka harus menjaga orang-orang yang berada di bawah anugerah itu dari kuasa maiaikat-malaikat jahat dan dari kegelapan yang senantiasa ditimbulkan di sekeliling mereka oleh Setan. SRNJ1 64.1
Bilamana maiaikat-malaikat harus menyaksikan penderitaan dan kehinaan Tuhan, mereka dipenuhi oleh rasa susah dan amarah dan merasa ingin untuk melepaskan Dia dari pembunuh-pembunuh-Nya; tetapi mereka tidak boleh campur tangan untuk mencegah sesuatu yang sudah harus mereka lihat. Adalah sebagian dari rencana penebusan bahwa Kristus harus menderita olokan dan nista dari orang-orang jahat, dan Ia rela menderita semua ini apabila Ia menjadi Penebus manusia. SRNJ1 65.1
Kristus memberikan kepastian kepada maiaikat-malaikat bahwa oleh kematian-Nya Ia akan dapat menebus banyak manusia, dan akan membinasakan dia yang mempunyai kuasa maut itu. Ia akan memulihkan kembali kerajaan yang telah hilang dari manusia oleh karena pelanggaran, dan umat tebusan itu akan mewarisinya bersama Dia dan tinggal di sana untuk selama-lamanya. Dosa dan orang-orang berdosa akan dimusnahkan, dan tidak akan lagi mengganggu damai yang ada di surga atau di dunia. Ia memerintahkan segenap maiaikat-malaikat untuk menyelaraskan diri dengan rencana yang telah diterima oleh Bapa-Nya dan bersuka-suka bahwa melalui kematian-Nya, umat yang berdosa dapat diperdamaikan dengan Allah. SRNJ1 65.2
Kesukaan itu, kesukaan yang tidak terlukiskan, telah memenuhi surga. Kemuliaan serta berkat dari pada dunia yang telah ditebus itu, melebihi sekalipun penderitaan serta pengorbanan dari Penghulu Kehidupan. Di seluruh istana surga bergema lagu yang pertama dari nyanyian yang harus berkumandang di atas bukit-bukit kota Betlehem—’’Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Lukas 2:14. Dengan satu kegembiraan yang besar sekarang ini dibandingkan dengan waktu timbulnya kejadian yang baru, “pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai,” Ayub 38:7. SRNJ1 65.3
Kepada manusia pemberitahuan yang pertama tentang penebusan telah disampaikan di dalam hukuman yang dijatuhkan ke atas diri Setan di dalam taman itu. Tuhan berkata, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Kejadian 3:15. Hukuman ini, yang diucapkan pada pendengaran leluhur kita yang pertama, bagi mereka sendiri merupakan satu perjanjian. Sementara hal itu meramalkan adanya peperangan antara manusia dan Setan, itu menyatakan bahwa kuasa musuh yang besar itu pada akhirnya akan dibinasakan. Adam dan Hawa berdiri sebagai penjahat-penjahat di hadapan Hakim yang adil, menunggu-nunggu hukuman yang akan dijatuhkan akibat pelanggaran; tetapi sebelum mereka mendengar tentang kehidupan yang sulit dan menderita yang harus menjadi bagian mereka, dan tentang pernyataan bahwa mereka harus kembali kepada debu, mereka telah lebih dahulu mendengar kata-kata yang memberikan pengharapan. Sekalipun mereka harus menderita di bawah kuasa musuh mereka yang besar itu, mereka dapat memandang ke depan kepada kemenangan yang terakhir. SRNJ1 65.4
Apabila Setan mendengar tentang permusuhan yang harus ada di antara dirinya dengan perempuan itu, dan antara benihnya dengan benih perempuan itu, ia mengetahui bahwa pekerjaannya untuk merusakkan keadaan manusia akan terganggu; bahwa oleh sesuatu hal manusia akan sanggup melawan kuasanya. Namun demikian apabila rencana keselamatan itu dinyatakan dengan lebih jelas lagi, Setan bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya bergembira oleh karena dengan menjadikan manusia berdosa, ia telah berhasil menurunkan Anak Allah dari kedudukan-Nya yang tinggi. Ia menyatakan bahwa rencananya sebegitu jauh telah berhasil di atas dunia ini, dan bahwa pada waktu Kristus harus mengambil bagi diri-Nya keadaan manusia, Ia juga mungkin untuk dikalahkan, dan dengan demikian penebusan umat yang berdosa itu bisa digagalkan. SRNJ1 66.1
Maiaikat-malaikat surga dengan lebih jelas menuturkan kepada leluhur kita yang pertama itu rencana yang telah digariskan untuk keselamatan mereka. Adam dan Hawa mendapat kepastian bahwa sekalipun dosa mereka besar mereka tidak akan dibiarkan begitu saja kepada pengendalian Setan. Anak Allah telah menawarkan diri untuk menebus, dengan hidup-Nya sendiri, akan pelanggaran mereka itu. Satu masa percobaan diberikan kepada mereka dan melalui pertobatan serta iman dalam Kristus mereka bisa lagi menjadi anak-anak Allah. SRNJ1 66.2
Pengorbanan yang dituntut oleh sebab pelanggaran mereka, menya-takan kepada Adam dan Hawa sifat yang suci dari pada hukum Allah; dan mereka melihat, sebagaimana mereka belum pernah lihat sebelumnya, kekejian dosa dan akibat-akibatnya yang mengerikan. Di dalam penyesalan dan kesusahan mereka memohon agar hukuman itu jangan dijatuhkan ke atas Dia yang kasih-Nya telah menjadi sumber dari segala kebahagiaan mereka; melainkan biarlah itu ditanggungkan ke atas diri dan keturunan mereka. SRNJ1 67.1
Kepada mereka diberitahukan bahwa oleh karena hukum Tuhan itu adalah dasar pemerintahan-Nya di surga, sebagaimana juga di atas bumi ini, hidup malaikat sekalipun tidak dapat diterima sebagai satu korban bagi pelanggaran hukum itu. Tidak satu pun dari hukum-hukum itu dapat ditiadakan atau diubahkan untuk menolong manusia dalam keadaannya yang berdosa; tetapi Anak Allah itu, yang telah menjadikan manusia dapat mengadakan satu tebusan baginya. Sebagaimana pelanggaran Adam telah mengakibatkan kemalangan dan maut, demikian juga pengorbanan Kristus akan mendatangkan hidup dan kebakaan. SRNJ1 67.2
Bukan saja manusia, tetapi juga bumi ini oleh dosa telah berada di bawah kuasa si jahat dan harus dipulihkan oleh rencana penebusan. Pada waktu diciptakan Adam dijadikan sebagai pemerintah atas bumi ini. Tetapi dengan menyerah kepada pencobaan, ia berada di bawah kuasa Setan. “Karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.” 2 Petrus 2:19. Bilamana manusia menjadi tawanan Setan, pemerintahan yang ia pegang, berpindah kepada yang menaklukkannya. Dengan demikian Setan menjadi “ilah zaman ini.” 2 Korintus 4:4. Ia telah merebut pemerintahan atas dunia ini yang pada mulanya telah diserahkan kepada Adam. Tetapi Kristus, pengorbanan-Nya yang membayar upah dosa, bukan saja menebus manusia, melainkan untuk mengembalikan pemerintahan yang telah hilang dari padanya. Segala sesuatu yang telah hilang oleh Adam yang pertama akan dikembalikan oleh Adam yang kedua. Kata nabi itu, “Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba, hai Bukit putri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu, kerajaan atas putri Yerusalem.” Mikha 4:8. Dan Rasul Paulus menunjuk ke depan kepada penebusan itu yang menjadikan kita milik Allah. Efesus 1:14. Tuhan “yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,—dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami.” Yesaya 45:18. Maksud itu akan digenapkan, bilamana, diperbarui oleh kuasa Allah dan dibebaskan dari dosa dan kesedihan, itu akan menjadi tempat kediaman umat tebusan untuk selama-lamanya. “Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.” Mazmur 37:29. “Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya.” Wahyu 22:3. SRNJ1 67.3
Adam, di dalam keadaannya yang tidak berdosa, telah menikmati hubungan yang langsung dengan Penciptanya; tetapi dosa telah memisahkan Allah dengan manusia dan penebusan Kristus saja dapat menjembatani jurang itu dan memungkinkan tersalurnya berkat atau keselamatan dari surga ke atas dunia ini. Manusia masih tetap terputus dari hubungan yang langsung dengan Khaliknya, tetapi Allah mau berhubungan dengan dia melalui Kristus dan maiaikat-malaikat. SRNJ1 68.1
Dengan demikian dinyatakan kepada Adam peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah umat manusia, mulai dari saat bilamana hukuman Ilahi diucapkan di Eden, sampai kepada zaman Air Bah dan terus sampai kepada kedatangan Anak Allah yang pertama kalinya. Kepadanya dinyatakan bahwa sementara pengorbanan Kristus itu cukup nilainya untuk menyelamatkan seluruh dunia ini, tetapi banyak yang akan memilih satu kehidupan yang dipenuhi dosa gantinya hidup yang bertobat dan menurut. Kejahatan akan terus bertambah-tambah sepanjang generasi yang berikutnya, dan kutuk dosa itu akan terasa lebih berat lagi ke atas umat manusia, binatang-binatang dan atas dunia ini. Umur manusia akan diperpendek oleh cara hidupnya yang dipenuhi dosa; ia akan menjadi lebih merosot dalam jasmani serta daya tahan hidupnya, dan dalam kuasa moral dan pikirannya, sehingga dunia ini akan dipenuhi oleh berbagai macam penderitaan. Melalui pemanjaan selera makan dan nafsu, manusia akan menjadi tidak sanggup untuk menghargai kebenaran-kebenaran yang agung tentang rencana penebusan. Namun demikian Kristus, yang tetap setia terhadap tujuan untuk mana Ia telah meninggalkan surga, akan tetap memberikan perhatian-Nya kepada manusia, dan masih tetap mengundang mereka untuk menyembunyikan kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka di dalam diri-Nya. Ia akan mencukupkan kebutuhan semua orang yang mau datang kepada-Nya dalam iman. Dan akan senantiasa ada sekelompok kecil yang akan memelihara pengetahuan akan Allah dan akan tetap teguh di tengah-tengah kejahatan yang merajalela. SRNJ1 68.2
Persembahan korban telah ditetapkan Allah bagi manusia untuk menjadi satu pengingat yang tetap dan satu pengakuan pertobatan dari dosanya dan satu pengakuan iman dalam Penebus yang telah dijanjikan itu. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan satu kesan kepada umat yang berdosa akan kebenaran yang khidmat bahwa dosalah yang telah menyebabkan kematian. Kepada Adam, persembahan korban yang pertama merupakan satu upacara yang paling menyayat hati. Tangannya harus diulurkan untuk mencabut nyawa yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Itu adalah kali yang pertama di mana ia pernah menyaksikan kematian, dan ia tahu bahwa kalau saja ia menurut kepada Tuhan, maka tidak akan ada kematian baik pada manusia ataupun binatang. Apabila ia menyembelih korban yang tidak berdosa itu, ia gemetar memikirkan bahwa dosanya harus menumpahkan darah Anak Domba Allah yang tidak bercacat cela itu. Pemandangan ini memberikan kepadanya satu perasaan yang lebih dalam dan lebih jelas akan besarnya pelanggaran yang telah dilakukannya, di mana tidak ada sesuatu pun kecuali kematian Anak Allah saja yang dapat menebusnya. Dan ia merasa kagum akan kebajikan yang tak terhingga itu yang telah memberikan satu tebusan untuk menyelamatkan yang berdosa. Sebuah bintang pengharapan telah menerangi masa depan yang gelap dan mengerikan itu, serta mengisi kehampaannya. SRNJ1 69.1
Tetapi rencana penebusan itu mempunyai tujuan yang lebih luas dan lebih dalam daripada hanya untuk keselamatan manusia. Bukanlah hanya untuk maksud ini saja Kristus telah datang ke dunia ini; bukan hanya sekadar agar penduduk dunia yang kecil ini dapat menghargai hukum Allah sebagaimana mestinya; tetapi juga untuk membenarkan tabiat Allah di hadapan alam semesta. Kepada hasil pengorbanan-Nya yang besar ini—pengaruhnya terhadap penduduk dunia-dunia yang lain, sebagaimana kepada manusia—Juruselamat memandang ke depan bilamana sesaat sebelum penyaliban-Nya Ia berkata: “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Yohanes 12:31, 32. Tindakan Kristus dalam hal kematian-Nya bagi keselamatan manusia bukan hanya akan menjadikan surga itu bisa dicapai oleh manusia tetapi juga di hadapan alam semesta ini, itu akan membenarkan Allah dan Anak-Nya di dalam cara perlakuan mereka terhadap pemberontakan Setan. Itu akan menetapkan kekekalan hukum Allah dan akan menyatakan keadaan serta akibat-akibat dosa. SRNJ1 69.2
Sejak mula pertama, pertarungan yang besar itu menyangkut hukum Allah. Setan telah berusaha untuk membuktikan bahwa Allah tidak adil, bahwa hukum-Nya mengandung kesalahan, dan bahwa demi untuk kebaikan alam semesta ini hukum itu harus diubah. Di dalam serangannya terhadap hukum itu ia bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Penciptanya. Di dalam pertarungan ini haruslah dinyatakan apakah undang-undang Ilahi itu bercela dan harus diubah; ataukah itu sempurna dan tak dapat diubahkan. SRNJ1 70.1
Pada waktu Setan dibuang dari surga, ia bertekad untuk menjadikan dunia ini sebagai kerajaannya. Pada waktu ia menggoda dan mengalahkan Adam dan Hawa, ia menyangka bahwa ia telah memperoleh hak milik atas dunia ini; “oleh karena,” katanya, “mereka telah memilih aku sebagai pemimpin mereka.” Ia mengatakan bahwa mustahillah keampunan itu dapat diberikan kepada orang yang berdosa, dan oleh sebab itu umat yang berdosa itu adalah merupakan pengikutnya yang sebenarnya, dan dunia ini adalah miliknya. Tetapi Tuhan Allah telah memberikan AnakNya yang dikasihi itu—Seorang yang setara dengan diri-Nya—untuk menanggung upah pelanggaran, dan dengan demikian Ia menyediakan satu jalan oleh mana mereka dapat dipulihkan kepada keadaan yang diperkenankan Allah dan dibawa kembali ke rumah mereka di Eden. Kristus berusaha untuk menebus manusia dan menyelamatkan dunia dari cengkeraman Setan. Pertarungan besar yang telah dimulai di surga harus diselesaikan di atas dunia ini, di arena yang sama, yang telah dinyatakan oleh Setan sebagai miliknya. SRNJ1 70.2
Adalah merupakan satu keheranan kepada alam semesta bahwa Kristus harus merendahkan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Bahwa Ia yang telah pergi dari satu bintang ke bintang yang lain, dari dunia ke dunia yang lain, mengawasi semuanya, yang oleh pimpinan-Nya telah memenuhi kebutuhan setiap makhluk di dalam semesta alam yang luas ini—bahwa Ia menyetujui untuk meninggalkan kemuliaan-Nya dan mengambil bagi diri-Nya keadaan manusia, adalah satu rahasia yang ingin dipahami oleh penduduk dunia-dunia lainnya. Pada waktu Kristus datang ke dunia ini dalam wujud manusia, semua menaruh perhatian yang dalam untuk mengikuti Dia sementara Ia menjalani langkah demi langkah, jalan yang dinodai darah itu mulai dari buaian sampai ke Golgota. Surga mencatat olokan serta nista yang Ia terima, dan mengetahui bahwa semua ini terjadi atas hasutan Setan. Mereka mencatat pekerjaan alat-alat musuh itu berlangsung terus. Setan senantiasa menurunkan kegelapan, kesedihan dan penderitaan ke atas umat manusia, dan Kristus berusaha mencegahnya. Mereka memperhatikan peperangan antara terang dan kegelapan bertambah hebat. Dan apabila Kristus di dalam penderitaan-Nya yang membawa maut di atas salib itu berseru, “sudahlah genap” Yohanes 19:30, satu teriakan kemenangan menggema di semua dunia dan di seluruh surga sendiri. Pertarungan hebat yang telah berlangsung begitu lama di dalam dunia ini sekarang ditentukan, dan Kristus adalah pemenangnya. KematianNya telah menjawab pertanyaan apakah Bapa dan Anak itu mempunyai cukup kasih bagi manusia untuk menyatakan penyangkalan diri dan satu roh pengorbanan. Setan telah menunjukkan tabiat yang sebenarnya sebagai seorang pendusta dan seorang pembunuh. Sekarang terbukti bahwa roh yang sama oleh mana ia telah memerintah manusia yang berada di bawah kuasanya, ia akan menyatakannya jikalau diizinkan untuk memerintah penduduk surga. Dengan suara yang serentak pendu duk alam semesta yang setia bersatu dalam memuji pemerintahan Ilahi. SRNJ1 71.1
Jikalau hukum itu dapat diubahkan, manusia dapat diselamatkan tanpa pengorbanan Kristus, tetapi fakta bahwa perlu bagi Kristus untuk memberikan hidup-Nya bagi umat yang berdosa membuktikan bahwa hukum Allah tidak akan membebaskan orang yang berdosa dari tuntutan hukum terhadap dirinya. Telah dinyatakan bahwa upah dosa itulah maut. Pada waktu Kristus mati, kebinasaan Setan ditetapkan. Tetapi jikalau hukum itu dihapuskan di kayu salib, sebagaimana dikatakan oleh banyak orang, maka kesusahan dan kematian Anak Allah yang kekasih itu telah dijalani hanya untuk memberikan kepada Setan apa yang dimintanya; kemudian penghulu kegelapan itu pun menang, tuduhan-tuduhannya terhadap pemerintahan Ilahi pun dikuatkan. Fakta bahwa Kristus telah menanggung hukuman atas pelanggaran manusia adalah satu bukti yang kuat kepada semua makhluk ciptaan bahwa hukum itu tidak terubahkan; bahwa Allah adalah adil, penuh rahmat, dan mempunyai roh penyangkalan diri; dan bahwa keadilan yang tak terhingga dan rahmat bersatu padu di dalam cara pemerintahan Tuhan. SRNJ1 72.1