Yesus mengajar kita memanggil Bapa-Nya Bapa kami. Dia tidak malu memanggil kita saudara-saudara. Ibrani 2:11. Hati Juruselamat itu begitu sedia dan ingin sekali menyambut kita sebagai anggota-anggota keluarga Allah, sehingga dalam katakata pertama yang harus kita gunakan untuk mendekati Allah Dia menetapkan jaminan hubungan Ilahi kita, “Bapa kami.” KAB 118.3
Ini adalah pengumuman dari kebenaran yang ajaib itu, begitu penuh dengan dorongan dan hiburan, bah-wa Allah mengasihi kita sebagaimana Ia mengasihi Anak-Nya. Inilah yang dikatakan Yesus dalam doa-Nya untuk murid-murid-Nya, “Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” Yohanes 17:23. KAB 119.1
Dunia yang diklaim Setan dan yang telah diperintahnya dengan kelaliman, oleh pencapaian Anak Allah yang sangat luas, telah diliputi kasih-Nya dan dihubungkan kembali dengan takhta Allah. Ketika kemenangan dipastikan, kerubim dan serafim, dan rombongan besar malaikat yang tak terhitung jumlahnya dari dunia-dunia yang tidak berdosa, menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Allah dan Anak Domba itu. Mereka bergembira karena jalan keselamatan telah dibuka kepada manusia yang berdosa dan bumi akan ditebus dari kutuk dosa. Betapa lebih gembira seharusnya orang-orang yang merupakan sasaran kasih yang begitu ajaib itu! KAB 119.2
Bagaimana kita bisa bimbang dan ragu dan merasa bahwa kita yatim-piatu? Untuk kepentingan orang-orang yang telah melanggar hukumlah Yesus mengambil sifat manusia; Dia menjadi seperti kita, agar kita boleh memperoleh kedamaian dan jaminan abadi. Kita mempunyai Pembela di surga, dan barang siapa menerima-Nya sebagai Juruselamat pribadi tidak ditinggalkan seperti seorang yatim-piatu untuk memikul beban dosa-dosanya sendiri. KAB 119.3
“Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah.” “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersamasama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” “Tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” 1 Yohanes 3:2; Roma 8:17. KAB 119.4
Langkah pertama dalam mendekati Allah ialah mengetahui dan mempercayai kasih yang Dia miliki untuk kita (1 Yohanes 4:16); karena dengan mendapatkan kasih-Nya kita dibawa kepada-Nya. KAB 120.1
Penghayatan kasih Allah akan membuang sifat mementingkan diri. Dengan memanggil Allah Bapa kita, kita mengakui semua anak-anak-Nya sebagai saudara-saudara kita. Kita semua adalah sebagian dari jaringan besar umat manusia, semua anggota satu keluarga. Dalam permintaan kita, harus kita masukkan sesama manusia seperti diri kita. Tidak seorang pun dibenarkan berdoa minta berkat untuk dirinya sendiri. KAB 120.2
Allah’ Yang Mahakuasa, kata Yesus, telah membuat kesempatan bagimu untuk mendekati-Nya dengan nama Bapa. Simaklah seluruh implikasi yang ada di dalamnya. Tak satu pun orangtua duniawi yang dengan begitu bersungguh-sungguh memanggil kembal i anaknya yang bersalah seperti Dia yang mengundang engkau kembali. Tidak ada perhatian manusia yang penuh kasih yang selalu mengikuti orang yang tak menyesali dosa dengan undangan yang demikian lembut. Allah tinggal di setiap tempat kediaman; Dia mendengar setiap kata yang diucapkan, mendengar setiap doa yang dipanjatkan, merasakan dukacita dan kekecewaan dari setiap orang, memperhatikan perlakukan yang diberikan kepada ayah, ibu, saudara perempuan dan saudara laki-laki, teman dan tetangga. Dia mengurus keperluan kita, dan kasih, kemurahan hati serta kasih karunia-Nya senantiasa mengalir untuk memuaskan keperluan kita. KAB 120.3
Tetapi jika engkau panggil Allah Bapamu engkau akui dirimu anak-Nya, untuk dipimpin oleh hikmat-Nya dan untuk menurut dalam segala hal, mengetahui bahwa kasihnya tidak berubah. Engkau akan menerima rencana-Nya untuk hidupmu. Sebagai anak Allah, engkau akan mempertahankan kehormatanNya, tabiat-Nya, keluarga-Nya, pekerjaan-Nya, sebagai sasaran perhatianmu yang tertinggi. Mengakui dan menghormati hubunganmu kepada Bapamu dan kepada setiap anggota keluarga-Nya akan menjadi kegembiraanmu. Engkau akan bergembira untuk melakukan pekerjaan apa saja, betapa pun rendahnya, yang akan cenderung kepada kemuliaan-Nya atau kepada kesejahteraan keluargamu. KAB 121.1
“Yang di surga.” Dia yang kepada-Nya Kristus meminta kita melihat sebagai “Bapa kami” “di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!” Dalam pemeliharaan-Nya kita dapat beristirahat dengan aman, seraya mengatakan,” Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.” Mazmur 115:3; 56:4. KAB 121.2