Yesus mengajarkan bahwa kita dapat menerima pengampunan dari Allah hanya apabila kita mengampuni orang-orang lain. Kasih Tuhanlah yang menarik kita kepada-Nya, dan kasih itu tidak dapat menjamah hati kita tanpa menciptakan kasih. untuk saudara-saudara kita. KAB 128.3
Sesudah menyelesaikan Doa Tuhan Yesus, Ia menambahkan, “Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Dia yang tidak diampuni memutuskan saluran satu-satunya yang melaluinya saja ia dapat menerima kemurahan hati dari Allah. Kita tidak boleh berpikir bahwa kecual i orang-orang yang telah menyakiti kita mengakui kesalahan, kita dibenarkan tidak memberi pengampunan kepada mereka. Sudah pasti peranan merekalah untuk merendahkan hati dengan pertobatan dan pengakuan; tetapi kita harus mempunyai roh belas kasihan terhadap orang-orang yang telah bersalah kepada kita, apakah mereka mengakui kesalahan mereka atau tidak. Betapa pun sakitnya kesalahan-kesalahan itu telah melukai kita, kita tidak boleh menyimpan keluhan kita dan simpati kepada diri kita atas luka-luka hati kita; tetapi apabila kita berharap untuk diampuni atas kejahatan kita terhadap Allah kita harus mengampuni semua orang yang telah melakukan kejahatan kepada kita. KAB 129.1
Tapi pengampunan mempunyai arti yang lebih luas daripada yang diperkirakan banyak orang. Ketika Allah memberi janji bahwa Dia “Akan banyak mengampuni,” Dia tambahkan, seolah-olah arti dari janji itu melebihi segala yang dapat kita pahami: “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukan jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Yesaya 55:7-9. Pengampunan Allah tidak semata-mata suatu tindakan yang berkaitan dengan pengadilan yang olehnya Dia membebaskan kita dari penghukuman. Itu bukan hanya pengampunan dosa, tetapi juga pengeluaran dari dosa. Adalah luapan kasih yang menebus dan mengubah hati. Daud mempunyai konsepsi yang benar tentang pengampunan ketika ia berdoa, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaruilah batinku dengan roh yang teguh.” Mazmur 51:1. Dan sekali lagi ia katakan, “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.” Mazmur 103:12. KAB 129.2
Allah di dalam Kristus memberikan diri-Nya untuk dosadosa kita. Dia menderita kematian yang kejam di salib, memikul beban kesalahan kita, “yang benar untuk yang tidak benar,” agar Dia dapat menyatakan kepada kita kasih-Nya dan menarik kita kepada diri-Nya. Dan la katakan, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Efesus 4:32. Biarlah Kristus, Kehidupan Ilahi, tinggal di dalam kamu melalui kamu nyata kasih yang dilahirkan di surga yang akan membangkitkan pengharapan bagi orang-orang yang putus asa dan membawa damai surga ke dalam hati yang dilanda dosa. Apabila kita datang kepada Allah, inilah kondisi yang menemukan kita di ambang pintu, menerima kemurahan hati dari Dia, sehingga kita menyerahkan diri kita untuk menyatakan kasih karunia-Nya kepada orangorang lain. KAB 130.1
Satu hal penting bagi kita agar kita dapat menerima dan membagikan kasih Allah yang mengampuni itu adalah mengetahui dan mempercayai kasih yang Dia miliki untuk kita. 1 Yohanes 4:16. Setan sedang bekerja dengan setiap tipuan yang dapat dia perintahkan, agar kita tidak dapat melihat kasih itu. Dia akan memimpin kita untuk berpikir bahwa kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggaran kita telah begitu me-nyusahkan sehingga Tuhan tidak akan menghargai doa-doa kita dan tidak akan memberkati dan menyelamatkan kita. Dalam diri kita tidak ada yang dapat kita lihat kecuali kelemahan, tidak ada yang memuji kebaikan kita kepada Allah, dan SETAN mengatakan kepada kita bahwa itu tidak berguna; kita tidak dapat memperbaiki cacat tabiat kita. Dalam diri kita tidak ada yang dapat kita lihat kecuali kelemahan, tidak ada yang memuji kebaikan kita kepada Allah, dan SETAN mengatakan kepada kita bahwa itu tidak berguna; kita tidak dapat memperbaiki cacat tabiat kita. Apabila kita coba datang kepada Allah, musuh itu akan berbisik, Tidak ada gunanya engkau berdoa; bukankah engkau melakukan hal yang jahat itu? Bukankah engkau telah berdosa terhadap Allah dan melanggar hati nuranimu sendiri? Tetapi kita boleh mengatakan kepada musuh itu bahwa “darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” 1 Yohanes 1:7. Apabila kita rasakan bahwa kita telah berdosa dan tidak bisa berdoa, itulah waktunya untuk berdoa. Mungkin kita merasa malu dan sangat hina, tetapi kita harus berdoa dan percaya. “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: ‘Kristus Yesus datang, ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,’ dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” 1 Timotius 1:15. Pengampunan pendamaian dengan Allah, datang kepada kita, bukan sebagai suatu upah untuk pekerjaan itu, itu tidak diberikan karena kebaikan orang-orang berdosa, tetapi itu adalah suatu pemberian kepada kita, memperolehnya dalam kebenaran Kristus yang tak bernoda sebagai dasar untuk memberikan. KAB 130.2
Jangan kita coba-coba memperkecil kesalahan kita dengan memaafkan dosa. Kita harus menerima penilaian Allah terhadap dosa, dan itu sungguh berat. Golgota saja dapat mengatakan kehebatan dosa yang mengerikan itu. Jika kita harus menanggung kesalahan kita sendiri, itu akan menghancurkan kita. Tetapi Dia yang tidak berdosa telah mengambil tempat kita; walaupun tidak layak, Dia telah menanggung kejahatan kita. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” I Yohanes 1:9. Kebenaran yang mulia—adil kepada hukum-Nya sendiri, dan Yang Membenarkan semua orang yang percaya kepada Yesus. “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?” Mikha 7:18. KAB 131.1