Pencobaan adalah bujukan kepada dosa, dan ini tidak dimulai dari Allah, tetapi dari Setan dan dari kejahatan hati kita sendiri. “Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.” Yakobus 1:13. KAB 132.1
Setan berupaya untuk membawa kita ke dalam pencobaan, agar kejahatan tabiat kita dapat dinyatakan di hadapan manusia dan malaikat-malaikat, sehingga ia dapat menuntut kita sebagai miliknya. Dalam nubuatan simbolis Zakharia, Setan kelihatan berdiri di sebelah kanan malaikat Tuhan, mendakwa Yosua imam besar, yang mengenakan pakaian kotor, menolak pekerjaan yang malaikat ingin lakukan kepadanya. Ini menunjukkan sikap Setan terhadap setiap orang yang sedang diupayakan Kristus menariknya kepada-Nya. Musuh itu membawa kita ke dalam dosa, lalu ia mendakwa kita di hadapan segenap isi surga sebagai yang tidak layak terhadap kasih Allah. Tetapi “berkatalah malaikat Tuhan kepada Iblis itu: ‘Tuhan kiranya menghardik engkau, hai Iblis! Tuhan, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?” Dan kepada Yosua Ia katakan, “Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.” Zakharia 3:1-4. KAB 132.2
Allah di dalam kasih-Nya yang besar tengah berupaya mengembangkan di dalam diri kita kasih karunia Roh-Nya yang berharga. Dia izinkan kita menghadapi rintangan, penganiayaan dan kesukaran, bukan sebagai suatu kutuk, tetapi sebagai berkat terbesar dari kehidupan kita. Setiap pencobaan yang dilawan, setiap penderitaan yang ditanggung dengan berani, memberikan pengalaman baru kepada kita dan memajukan kita dalam pekerjaan membangun tabiat. Orang yang melalui kuasa Ilahi melawan pencobaan menyatakan ke dunia dan segenap isi surga ketepatgunaan kasih karunia Kristus. KAB 133.1
Tetapi sementara kita tidak boleh dicemaskan oleh penderitaan, walaupun itu pahit, kita harus berdoa agar Allah tidak akan mengizinkan kita dibawa di mana kita akan ditarik jauh oleh keinginan-keinginan hati jahat kita sendiri. Di dalam memanjatkan doa yang telah diberikan Kristus, kita menyerahkan diri kita kepada pimpinan Allah, meminta-Nya untuk memimpin kita dalam jalan-jalan yang aman. Kita tidak dapat memanjatkan doa ini dengan ketulusan hati, namun memutuskan untuk berjalan di jalan apa saja yang kita pilih. Kita akan menunggu tangan-Nya untuk memimpin kita; kita akan mendengar suaraNya, mengatakan, “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya.” Yesaya 30:21. KAB 133.2
Tidak aman bagi kita berlambat-lambat dan merenungkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan menyerah kepada anjuran-anjuran Setan. Dosa berarti kecemaran dan bencana kepada setiap jiwa yang memanjakannya; tetapi itu membutakan dan menipu sifatnya, dan itu akan memikat kita dengan penyajian yang menyanjung-nyanjung. Jika kita pergi ke daerah Setan kita tidak mendapat jaminan perlindungan dari kuasanya. Sebegitu jauh tergantung pada kita, kita harus menutup setiap kesempatan yang melaluinya si pencoba bisa menemukan jalan menuju kita. KAB 133.3
Doa, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,” adalah suatu janji. Jika kita serahkan diri kita kepada Allah kita mendapat jaminan, Ia “tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu, pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus 10:13. KAB 134.1
Satu-satunya perlindungan melawan kejahatan adalah tinggalnya Kristus dalam hati melalui iman dalam kebenaran-Nya. Karena sifat mementingkan diri yang ada di dalam hati kitalah pencobaan berkuasa atas kita. Tetapi apabila kita melihat kasih Allah yang besar, sifat mementingkan diri tampak kepada kita dalam sifatnya yang mengerikan dan menjijikkan, dan kita ingin supaya itu dibuangkan dari dalam jiwa. Apabila Roh Kudus memuliakan Kristus, hati kita dilembutkan dan tunduk, pencobaan kehilangan kuasanya dan kasih karunia Kristus mengubah tabiat. KAB 134.2
Kristus tidak akan pernah meninggalkan jiwa yang untuknya Dia telah mati. Orang bisa meninggalkan-Nya dan dijejali dengan pencobaan, tetapi Kristus tidak pernah dapat meninggalkan orang yang untuknya Dia telah membayar tebusan dari hidup-Nya sendiri. Sekiranya pandangan rohani kita dibangunkan, kita akan melihat jiwa-jiwa tunduk di bawah penindasan dan dibebani dengan dukacita, tertekan bagaikan sebuah kereta di bawah muatan dukacita, tertekan bagaikan sebuah kereta di bawah muatan berat dan siap untuk mati dengan keputusasaan. Kita akan melihat malaikat-malaikat terbang cepat untuk menolong orang-orang yang dicobai ini, bagaikan orang di tepi sebuah tebing curam. Malaikat-malaikat dari surga memaksa mundur malaikat-malaikat jahat yang mengelilingi orang-orang ini, dan memimpin mereka untuk menginjakkan kaki mereka di atas fondasi yang tahan uji. Peperangan yang berkecamuk di antara tentara kedua belah pihak nyata seperti orang-orang yang berperang dengan tentara-tentara dunia ini, dan kepada hasil pertentangan rohaniah inilah tergantung nasib abadi. KAB 134.3
Kepada kita, seperti kepada Petrus, kata ini diucapkan, “Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” Lukas 22:31, 32. Bersyukurlah kepada Allah, kita tidak ditinggalkan sendirian. Ia yang sangat mengasihi dunia “sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16), tidak akan meninggalkan kita dalam peperangan melawan musuh Allah dan manusia. “Sesungguhnya,” kata-Nya, “Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” Lukas 10:19. KAB 135.1
Hidup berhubungan dengan Kristus yang hidup, dan Ia akan memegangmu kuat-kuat dengan tangan yang tidak pernah membiarkan pergi. Ketahui dan percayai kasih yang dimiliki Allah untuk kita, dan engkau terjamin; kasih itu adalah suatu benteng yang dapat menahan segala tipuan dan sferangan Setan. “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” Amsal 18:10. KAB 135.2