Sementara mereka berhimpun di sekeliling meja, berkatalah Ia dalam nada kesedihan yang mengharukan: “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah.” Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: : mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” (Luk. 22:15-18). NBS 143.6
Tetapi jangan hendaknya perjamuan suci itu menjadi satu saat bersusah hati. Bukannya ini maksud-Nya. Sementara murid-murid Tuhan berkumpul di sekeliling meja-Nya, mereka tidak seharusnya mengingat dan meratapi segala kekurangan mereka. Tidak seharusnya mereka merenungkan pengalaman kerohanian masa lampau, baik pengalaman yang menggembirakan maupun yang menyedihkan. Tidak seharusnya mereka mengenangkan perbedaan paham di antara mereka dan saudara-saudara mereka. Upacara persiapan telah meliputi segala perkara ini. NBS 143.7
Pemeriksaan diri sendiri, pengakuan-pengakuan dosa, pemberesan segala perselisihan, semuanya telah dilakukan. NBS 144.1
Sekarang mereka datang hendak bertemu dengan Kristus. Mereka tidak boleh berdiri di bayang salib, melainkan dalam terangnya yang menyelamatkan. Mereka harus membuka jiwa kepada sinar terang dari Matahari Kebenaran. Dengan hati yang sudah disucikan oleh darah Kristus yang paling indah, dalam kesadaran penuh akan hadirat-Nya, meskipun tidak kelihatan, mereka harus mendengar perkataan-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh. 14:27). NBS 144.2
Sementara kita menerima roti dan anggur yang melambangkan tubuh Kristus yang sudah dipecah-pecahkan dan darahnya yang sudah tertumpah, maka dalam angan-angan kita menggabungkan diri dalam peristiwa perjamuan suci di ruangan atas. Tampaknya kita melalui taman yang disucikan oleh derita-Nya yang menanggung dosa dunia ini. Kita menyaksikan pergumulan yang dengan itu kita diperdamaikan dengan Allah. Kristus ditunjukkan tersalib di antara kita. NBS 144.3
Setelah memandang pada Penebus yang sudah tersalib, kita lebih mengerti besarnya dan makna pengorbanan yang diadakan oleh Yang Mahamulia di surga. Rencana keselamatan dimuliakan di hadapan kita, dan ingatan tentang Kalvari menggugah emosi yang hidup dan suci dalam hati kita. Puji-pujian kepada Allah dan Anak Domba akan ada dalam hati kita dan pada bibir kita; karena kesombongan dan penyembahan pada diri sendiri tidak dapat tumbuh dengan subur dalam jiwa yang selamanya mengenangkan peristiwa di Kalvari. NBS 144.4
Sementara iman merenungkan pengorbanan Tuhan kita yang besar itu, jiwa menyerap kehidupan rohani dari Kristus. Jiwa itu akan mendapat kekuatan rohani dari setiap perjamuan suci. Upacara itu membentuk suatu hubungan yang hidup yang olehnya orang percaya disatukan dengan Kristus, dan dengan demikian disatukan dengan Bapa. Dalam pengertian khusus hal itu membentuk suatu hubungan antara Allah dan manusia yang selamanya memerlukan pertolongan. NBS 144.5
Upacara perjamuan suci menunjuk kepada kedatangan Kristus kedua kalinya. Upacara itu dimaksudkan agar pengharapan ini tetap diingat baik-baik oleh murid-murid. Bila mereka berkumpul bersama-sama untuk memperingati kematian-Nya, mereka menceritakan panjang lebar bagaimana “Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.” (Mat. 26:27-29). Dalam kemalangan mereka mendapat penghiburan dalam pengharapan tentang kedatangan Tuhan. Sungguh tak terperikan indahnya buah pikiran itu bagi mereka ” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (1 Kor. 11:26). NBS 144.6
Inilah hal-hal yang sekali-kali jangan kita lupakan. Kasih Yesus, dengan kuasa-Nya yang membujuk kita, harus tetap segar dalam ingatan kita. Kristus telah menetapkan upacara ini agar hal itu mengingatkan kepada kita tentang kasih Allah yang telah dinyatakan untuk kepentingan kita. Tidak ada persatuan antara jiwa kita dan Allah kecuali melalui Kristus. Persatuan dan kasih antara saudara-saudara harus diperkuat dan dijadikan kekal oleh kasih Yesus. Dan suatu pun tiada kecuali kematian Kristus dapat menjadikan kasih itu berhasil baik bagi kita. Hanyalah karena kematian-Nya kita dapat memandang dengan kegirangan kepada kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Pengorbanan-Nya menjadi pusat pengharapan kita. Di atasnyalah kita harus menumpukan iman kita.2Ev 273DA 643-661. NBS 144.7