Allah adalah di atas segala sesuatu di surga. Di sana kekudusan berkerajaan, tiada sesuatupun yang merusak keharmonisan dengan Allah. Jika kita sesungguhnya menuju tempat itu, maka roh surga akan berdiam di dalam hati kita di dunia ini. Tetapi jika kita tiada menemukan sukacita sekarang ini di dalam merenungkan perkara-perkara surgawi, jika kita tidak menaruh perhatian untuk mencari pengetahuan akan Allah, dan tiada kegemaran memandang akan tabiat Kristus; jika kekudusan itu tidak menarik bagi kita, jelaslah bahwa sia-sialah kita mengharapkan surga. NBS 292.1
Keselarasan yang sempurna terhadap kehendak Allah adalah tujuan yang tinggi yang selalu berada di hadapan orang Kristen. Dia akan senang membicarakan dari hal Allah, dari hal Yesus, dari hal rumah yang bahagia yang sudah disediakan oleh Kristus bagi mereka yang mengasihi Dia. Renungan akan perkara ini, bila jiwanya berpesta dengan janji Allah yang pasti, rasul itu mengibaratkan seperti merasai “kuasa dunia yang akan datang.” NBS 292.2
Di hadapan kita sedang berada penutupan pertarungan-pertarungan yang besar bila, dengan “segala kuasa dan tanda beserta tanda ajaib palsu dan dengan segala muslihat kejahatan”, Setan akan berusaha menyalahkan tabiat Allah, agar dia dapat “menyesatkan, jika boleh walau orang- orang yang terpilih sekalipun.” Jika pernah ada suatu umat yang memerlukan akan terang dari surga yang bertambah terus, ialah umat yang pada waktu kepicikan ini, yang telah dipanggil Allah menjadi pemelihara hukum-Nya yang kudus dan membenarkan tabiat-Nya di hadapan dunia. Mereka yang mendapat suatu kepercayaan yang suci haruslah bersifat rohani, agung, kuat oleh kebenaran yang mereka anut.11 NBS 292.3