Tuhan tiada memberi ijin kepada manusia untuk melanggar hukum - hukum kemanusiaannya. Tetapi dengan menaklukkan dirinya kepada pencobaan setan untuk menurutkan hawa nafsunya, manusia sudah menaklukkan sifat-sifatnya yang tinggi kepada keinginan dan hawa nafsu yang rendah seperti keadaan binatang. Jikalau keadaan ini menang, maka manusia, Yang dijadikan lebih rendah sedikit daripada malaikat, dan yang mempunyai sifat-sifat yang bisa dididik sampai mendapat derajat yang paling tinggi, menyerahlah untuk diperintah oleh setan. Lalu iapun gampang sekali memasuki orang-orang yang sudah menjadi hamba kepada nafsu makannya. Dengan tidak adanya pertarakan, sebagian orang mempersembahkan setengah, dan yang lain dua per tiga dari kekuatan tubuh, pikiran dan batinnya serta menjadi permainan musuh. AML 218.2
Orang yang mau supaya mereka selalu mempunyai pikiran terang supaya bisa membedakan tipu daya iblis, harus menaklukkan segala keinginan tubuhnya di bawah pimpinan akal budi dan angan-angan hati. Batin dan pekerjaan kuat dari kuasa pikiran yang lebih tinggi perlu untuk menyempurnakan tabiat Kristen. Kekuatan atau kelemahan pikiran banyak menentukan kegunaan kita di atas dunia ini, dan keselamatan kita di akhirat. Kebodohan yang sudah merajalela berhubung dengan hukum Allah di dalam tabiat tubuh kita sangat disesalkan. Segala jenis penurutan hawa nafsu melanggar hukum-hukum sifat tubuh manusia. Kebebalan sudah merajalela sangat luas sekali. Dosa itu sudah dibuat menarik hati oleh setan dengan menyelubunginya dengan terang, dan ia sangat bersuka jikalau ia bisa mengikat dunia Kristen dalam kebiasaannya tiap-tiap hari di bawah kelaliman adat istiadatnya, seperti kebiasaan orang-orang kafir, lalu membiarkan hawa nafsu memerintah mereka itu. AML 218.3