Di antara kita terdapat orang-orang yang telah usia lanjut, yang telah mendekati akhir hidupnya; tetapi karena kurangnya orang yang sadar bagi pekerjaan Allah, uang yang ada di tangan mereka diserahkan pada tangan orang yang melayani setan. Uang ini hanyalah dipinjamkan Allah kepada mereka untuk dikembalikan padaNya; tetapi di dalam sembilan dari sepuluh peristiwa, saudara-saudara ini, apabila mereka sudah melewati hidup ini, menggunakan harta benda Allah dengan satu cara yang tak dapat memuliakan Dia, karena tidak ada satu dolar pun yang mengalir ke dalam perbendaharaan Tuhan. Di dalam beberapa peristiwa ini nampaknya saudarasaudara ini telah mendapat penasihat-penasihat yang tidak berserah, yang memberi nasihat dari pandangan mereka sendiri, dan bukan menurut pikiran Allah. NP 171.1
Harta sering diwariskan kepada anak dan cucu hanya untuk merusak mereka. Mereka tidak mencintai Allah atau kebenaran, dan oleh sebab itu harta ini, semua yang menjadi milik Tuhan, diberikan pada kekuasaan setan, untuk dikendalikannya. Setan lebih waspada, lebih tajam dan cakap di dalam merancang cara-cara untuk memperoleh uang bagi dirinya daripada saudara-saudara kita untuk memperoleh milik Tuhan bagi pekerjaanNya. NP 171.2
Beberapa keinginan dibuat dengan satu cara yang begitu longgar sehingga mereka tidak akan mau menghadapi ujian hukum, dan dengan demikian beribu-ribu dolar telah dibuang percuma bukan untuk pekerjaan Tuhan. Saudarasaudara kita merasa bahwa suatu tanggung jawab terletak atas bahu mereka, sebagai hamba-hamba yang setia di dalam pekerjaan Allah, untuk menggunakan pikiran mereka terhadap hal ini, dan mencari bagi Tuhan miliknya. NP 172.1
Banyak orang menyatakan suatu sikap yang sangat berhati-hati terhadap hal ini. Mereka merasa bahwa mereka sedang melangkah di atas tempat terlarang apabila mereka mengemukakan persoalan harta ini kepada orangorang yang telah lanjut usia atau kepada orang-orang yang cacat agar mengetahui apa yang harus mereka perbuat dengan harta itu. Tetapi tugas ini adalah sama sucinya dengan mengkhotbahkan firman Tuhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Di sinilah seorang dengan uang Allah di tangannya. Ia sudah hampir menggariti penatalayanannya. Apakah ia akan memberikan harta yang telah dipinjamkan Allah padanya untuk digunakan bagi pekerjaanNya, kepada tangan-tangan orang jahat, hanya karena mereka adalah sanak keluarganya? Bukankah seorang Kristen harus merasa tertarik dan rindu bagi masa depan orang itu, baik sama seperti perhatian terhadap pekerjaan Allah, agar ia akan mengambil suatu tindakan yang benar terhadap uang milik Tuhan itu, talenta yang dipinjamkan padanya untuk dijalankan dengan bijaksana? Apakah saudara-saudaranya akan berdiri di sampingnya dan melihat dia meninggalkan hidupnya dan pada waktu sama ia merampok harta Allah? Ini akan merupakan suatu kerugian yang sangat menyedihkan baginya dan begitu pula bagi pekerjaan. Karena dengan memberikan talenta uangnya ke dalam tangan-tangan mereka yang tidak menghargai kebenaran Allah, maka ia dengan sengaja akan membungkusnya dan menyembunyikannya di dalam tanah. NP 172.2