“Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.”
Hubungan antara manusia dengan Allah tertutup karena dosa. Kecuali untuk rencana penebusan, perpisahan kekal dari Allah, kegelapan malam yang tiada berkesudahan, akan menjadi bagiannya. Melalui pengorbanan Juruselamat, hubungan dengan Allah dimungkinkan kembali. Secara Pribadi kita tidak dapat mendekati hadiratNya; dalam keadaan dosa kita tidak akan menatap wajahNya; tetapi kita dapat memandang Dia dan berhubungan dengan Dia dalam Yesus, Juruselamat itu. “Terang pengetahuan tentang kemuliaan Allah” dinyatakan “dalam wajah Kristus.” Yakni “mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus.” II Kor 4:6; 5:19. Pd 21.1
“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.” “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Yoh 1:14; 1:4. Kehidupan dan kematian Kristus, harga penebusan kita, bagi kita tidak hanya merupakan janji dan sumpah kehidupan, bukan hanya sarana untuk membuka kembali kepada kita permata hikmat; ia lebih luas, ungkapan yang lebih tinggi dari tabiatNya bahkan yang diketahui malaikat suci di Eden. Pd 21.2
Sementara Kristus membuka sorga kepada manusia, kehidupan yang diberikanNya membuka hati manusia ke sorga. Dosa tidak hanya menutup kita dari Allah, tetapi merusak dalam jiwa manusia baik keinginan maupun kemampuan untuk mengenal Dia. Segala pekerjaan yang jahat itu harus ditanggalkan oleh tugas Kristus. Kecakapan jiwa, yang telah dilumpuhkan dosa, pikiran yang gelap, kehendak yang diselewengkan, la mempunyai kuasa untuk membaharui dan memulihkannya. Ia membuka kepada kita kekayaan semesta alam dan oleh Dia kuasa untuk melihat dan untuk memiliki permatapermata itu diberikan. Pd 22.1
Kristus adalah “Terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang.” Yoh 1:9. Sebagaimana halnya melalui Kristus setiap orang mendapat hidup, demikian pula melalui Dia setiap jiwa menerima beberapa sinar terang ilahi. Bukan hanya daya pikir tetapi juga kuasa rohani, suatu pengamatan yang tepat, kerinduan atas kebajikan, terdapat dalam setiap hati orang. Tetapi ada kuasa yang menghalang-halangi yang tengah bergulat dengan azas-azas itu. Akibat makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat terbukti dalam setiap pengalaman manusia. Dalam perangainya terdapat suatu kecenderungan untuk berbuat jahat, suatu dorongan yang kuat, yang dalamnya, jika tidak ditolong, tak dapat dilawannya. Untuk menahan dorongan yang kuat itu, untuk meraih cita-cita dalam sanubarinya ia menerimanya sebagai satu-satunya yang layak, ia bisa mendapatkan pertolongan dalam satu kuasa saja. Kuasa itu adalah Kristus. Kerjasama dengan kuasa itu adalah keperluan terbesar dari manusia. Dalam seluruh usaha pendidikan bukankah kerjasama ini yang menjadi tujuan yang tertinggi? Pd 22.2
Guru yang benar tidak puas dengan pekerjaan kelas dua. Ia tidak akan puas dengan memimpin murid-muridnya kepada standar yang lebih rendah dari yang tertinggi yang dapat dicapainya. Ia tidak akan puas hanya memberikan kepada mereka pengetahuan teknis, dengan hanya menjadikan mereka akuntan yang pandai, tukang yang trampil, pedagang yang berhasil Ambisinya ialah untuk mengilhami mereka dengan azas kebenaran, penurutan, kehormatan, kejujuran dan kemurnian-azas yang akan menjadikan mereka suatu kekuatan yang positif demi keutuhan serta kejujuran masyarakat. Ia ingin agar mereka, di atas segala-galanya mempelajari pelajaran hidup yang terbesar yaitu pelayanan yang tidak mementingkan diri. Pd 22.3
Azas-azas ini menjadi kuasa yang hidup untuk membentuk tabiat, melalui perkenalan jiwa dengan Kristus dengan suatu penerimaan hikmatNya sebagai tuntunan, kuasaNya sebagai kekuatan hati dan kehidupan. Jika persekutuan ini terbentuk, pelajar itu akan menemukan Sumber hikmat. Ia dapat menjangkau kuasa untuk menyadarkan dirinya mengenai cita-cita yang tertinggi. Kesempatan dari pendidikan yang tertinggi untuk hidup di dunia adalah miliknya. Dan latihan yang diperolehnya di sini, ia memasuki jalur yang merangkum kekekalan. Pd 22.4
Dalam arti yang tertinggi usaha pendidikan dan usaha penebusan adalah satu, karena dalam pendidikan, juga dalam penebusan, “ karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia.” I Kor 3:1; Kol 1:19. Pd 23.1
Di bawah keadaan yang berubah, pendidikan yang benar tetap sesuai dengan rencana Khalik, rencana dari sekolah Eden. Adam dan Hawa menerima pengajaran melalui hubungan langsung dengan Allah; kita memandang terang pengetahuan kemuliaanNya dalam wajah Kristus. Pd 23.2
Azas besar pendidikan tidak berubah, “kokoh untuk seterusnya dan selamanya” (Mzm 111:8); sebab ia adalah azas tabiat Allah. Untuk membantu murid memahami prinsip ini, dan memasuki hubungan dengan Kristus yang akan menjadikan mereka kekuatan mengendali dalam kehidupan ini, haruslah menjadi usaha pertama sang guru dan menjadi tujuannya yang tetap. Seorang guru yang menerima tujuan ini benar-benar merupakan orang yang bekerja sama dengan Kristus, seorang pekerja bersama dengan Allah. Pd 23.3