Sementara itu orang yang berjalan di jalan yang lebar selalu memikirkan dirinya sendiri, pakaiannya, dan segala kesenangan yang ada, sepanjang jalan itu. Mereka memuaskan hatinya dengan tertawa tergelak-gelak serta bersuka-ria, dan tiada memikirkan kesudahan perjalanan itu, yaitu kebinasaan yang kekal yang ada pada ujung jalan itu. Tiap-tiap hari mereka menghampiri lebih dekat kepada kebinasaannya; meskipun demikian mereka itu terjun makin lama makin cepat. Aduh, alangkah ngerinya hal ini kelihatan kepada saya! AML 115.2
Saya melihat pada jalan yang lebar ini berjalan banyak orang yang padanya tertulis, “Mati bagi dunia ini. Penghabisan segala perkara sudah dekat. Biarlah engkau juga bersedia.” Mereka sama saja seperti orang yang sia-sia yang ada sekelilingnya, kecuali sedikit rupa sedih yang saya lihat terdapat pada wajah mereka. Percakapan mereka itu sama saja seperti orang-orang yang bersuka-ria dan tiada memikirkan apa yang ada sekelilingnya, tetapi kadang-kadang mereka itu menunjukkan dengan perasaan puas kepada tulisan-tulisan yang ada pada jubahnya, menarik perhatian orang-orang lain supaya menuliskan yang serupa itu pada jubahnya. Mereka itu berjalan pada jalan yang lebar, tetapi mengaku dirinya sebagai orang yang berjalan pada jalan yang sempit itu. Semua orang yang ada sekeliling mereka itu berkata, “Tidak ada perbedaan di antara kita. Kita semua serupa; kita berpakaian dan berbicara serta bertindak sama. . . .” AML 115.3
Kepada saya sudah ditunjukkan persamaan di antara sebahagian orang yang memeliharakan hari Sabat dengan orang-orang dunia. Aduh, saya melihat bahwa itulah satu kehinaan kepada pengakuannya, satu kehinaan bagi pekerjaan Tuhan. Mereka membohongi pengakuannya. Mereka kira bahwa mereka itu bukanlah seperti dunia, tetapi sebenarnya mereka serupa dengan dunia dalam soal pakaian, dalam pembicaraannya, dan perbuatannya, sehingga tiada lagi bedanya. Saya melihat mereka itu menghiasi tubuhnya yang papa dan fana itu, yang pada segenap waktu bisa dijamah oleh jari Tuhan Allah dan ditidurkan atas balai kesengsaraan. Aduh, sementara mereka itu mendekati perubahannya yang terakhir, kesengsaraan yang maha hebat menyiksakan lembaganya, dan pada ketika itu datanglah pertanyaan yang maha penting. “Apakah saya sudah sedia mati? Sedia menghadap hadirat Allah pada hari pehukuman, dan lulus dalam pemeriksaan yang maha besar itu?” AML 116.1
Tanyalah mereka bagaimana perasaan mereka tentang perhiasan badani mereka, dan jikalau padanya ada perasaan tentang artinya bersedia menghadap hadirat Allah, akan diberitahukannya kepadamu bahwa jikalau mereka itu bisa kembali dan hidupkan hidupnya yang lama, maka mereka itu akan membetulkan kehidupannya, menjauhkan segala kebodohan dunia, kesia-siaannya, kesombongannya, lalu menghiasi tubuhnya dengan pakaian yang sopan, dan memberi satu teladan kepada orang yang ada sekelilingnya. Mereka itu akan hidup untuk kemuliaan Allah. AML 116.2
Mengapa begitu sukar untuk hidup dalam penyangkalan diri dan kerendahan hati? Karena orang-orang yang mengaku dirinya Kristen tidak mati bagi dunia ini. Di balik kematian ini kelak akan ada damai sentosa. Akan tetapi banyak orang yang rindu akan bawang-bawang yang di Mesir. Padanya ada tabiat hendak berpakaian dan berbuat sebanyak mungkin seperti dunia ini, tetapi ingin masuk surga. Orang yang demikian mendaki jalan yang lain. Tiada dimasukinya pintu yang kecil dan jalan yang sempit itu.... AML 116.3
Orang yang demikian tidak dapat dimaafkan. Banyak orang berpakaian seperti dunia ini supaya mempunyai pengaruh. Tetapi di sini diadakannya satu kesalahan yang sedih dan amat celaka. Jikalau mereka itu ingin mendapat pengaruh yang benar serta menyelamatkan, biarlah mereka itu menghidupkan pengakuannya, menunjukkan percayanya melalui perbuatan-perbuatan kebenaran, dan membuat perbedaan besar di antara orang Kristen dan dunia. Saya melihat bahwa segala perkataan, pakaian, dan perbuatan harus mempunyai arti bagi Tuhan. Maka satu pengaruh yang kudus akan tercurah atas semuanya, dan semua orang akan kenal bahwa mereka itu bersama Yesus. Orang-orang yang tiada percaya akan melihat bahwa kebenaran yang kita akui mempunyai satu pengaruh yang suci, dan dengan adanya kepercayaan terhadap kedatangan Kristus akan mempengaruhi tabiat seorang laki-laki atau pun perempuan. Jikalau barang seorang ingin supaya pengaruhnya bermanfaat bagi kebenaran, biarlah mereka itu menghidupkan kebenaran itu, dan dengan demikian menurut Teladan yang rendah hati itu. AML 116.4