Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    20—Yusuf di Mesir

    Sementara itu, Yusuf bersama-sama dengan orang-orang yang telah membelinya sedang berada dalam perjalanan ke Mesir. Apabila kafilah itu berjalan ke arah selatan menuju ke perbatasan Kanaan, anak muda itu dapat melihat di kejauhan bukit-bukit yang di dekatnya terdapat kemah ayahnya. Dengan rasa pedih ia menangis memikirkan ayahnya yang penuh kasih itu sedang berada dalam kesunyian dan pen-deritaan. Sekali lagi peristiwa di Dothan terlintas dalam pikirannya. Ia melihat saudara-saudaranya yang marah dan merasakan pandangan mata yang kejam yang diarahkan kepadanya. Kata-kata hinaan yang menu-suk sebagai jawab terhadap bujukannya mengiang kembali di telinga-nya. Dengan hati yang gentar ia memandang ke hari-hari yang ada di depannya. Betapa besar perubahan keadaan yang terjadi dalam hidup-nya dari seorang anak yang dikasihi menjadi seorang budak hina dan tidak berdaya! Terpencil tanpa sahabat, apakah yang akan menjadi nasibnya di negeri asing yang sedang ditujunya itu? Untuk satu waktu tertentu Yusuf menyerah kepada perasaan sedih dan gentar, yang tidak dapat dikendalikan.SRNJ1 246.1

    Tetapi, di dalam pimpinan Allah, pengalaman seperti ini sekalipun akan menjadi berkat baginya. Ia telah mempelajari dalam waktu beberapa jam saja sesuatu yang tidak akan dapat dipelajarinya dalam waktu bertahun-tahun pada keadaan yang berbeda. Ayahnya, yang kasihnya amat dalam, telah berbuat kesalahan terhadap dirinya dengan bersifat memihak dan suka memanjakannya. Sikap menganakmaskan yang tidak bijaksana itu telah menimbulkan kemarahan saudara-saudaranya, dan mendorong mereka untuk berbuat kekejaman sehingga telah memisahkan dia dari rumah tangganya. Akibat-akibatnya juga kelihatan di dalam sifatnya sendiri. Kesalahan-kesalahan telah ditimbulkan, yang sekarang harus diperbaiki. Ia menjadi seorang yang merasa diri cukup dan juga angkuh. Terbiasa dengan pengawasan ayahnya yang lemah lembut itu, ia merasa bahwa ia belum siap mengatasi segala kesulitan yang ada di hadapannya, di dalam hidupnya sebagai seorang budak asing yang menderita serta tidak dipedulikan itu.SRNJ1 246.2

    Kemudian pikirannya tertuju kepada Allah yang disembah ayahnya. Pada masa kanak-kanaknya ia telah diajar untuk mengasihi dan takut kepada Nya. Sering pada waktu di kemah ayahnya ia mendengarkan cerita tentang khayal yang dilihat oleh Yakub pada waktu melarikan diri dari rumahnya sebagai seorang buangan. Kepadanya telah diceritakan tentang janji Tuhan kepada Yakub, dan bagaimana semuanya itu telah digenapkan— bagaimana, di dalam saat-saat kesulitan, malaikat-malaikat Allah telah datang untuk memberikan petunjuk menghibur dan melindunginya. Dan ia telah mempelajari tentang kasih Allah dalam menyediakan seorang Penebus bagi manusia. Sekarang segala pelajaran-pelajaran yang indah ini dengan jelas memenuhi pikirannya. Yusuf merasa bahwa Allah leluhurnya itu akan menjadi Aliahnya. Pada saat itu di sana ia telah menyerahkan dirinya dengan sepenuhnya kepada Tuhan, dan ia berdoa agar Penjaga Israel itu akan menyertai dia di tempat buangannya itu.SRNJ1 247.1

    Jiwanya disegarkan oleh satu tekad untuk membuktikan diri benar kepada Allah—di dalam keadaan apa pun akan bertindak sebagai hamba Raja surga, la mau melayani Tuhan dengan hati yang tidak terbagi-bagi, ia mau menghadapi ujian hidupnya dengan tabah dan melaksanakan setiap tugasnya dengan jujur. Pengalaman satu hari telah menjadi titik balik kehidupan Yusuf. Malapetaka yang hebat telah mengubah hidupnya dari seorang anak yang manja menjadi seorang dewasa yang matang dan berpikir, berani.dan juga dapat menguasai diri.SRNJ1 247.2

    Setibanya di Mesir, Yusuf dijual kepada Potifar, kepala pengawal raja, dan bekerja melayani dia selama sepuluh tahun. Di tempat ini ia menghadapi godaan-godaan yang luar biasa keadaannya. Ia berada di tengah-tengah penyembahan berhala. Perbaktian terhadap dewa-dewa palsu dikelilingi oleh segala kemegahan orang bangsawan, disokong oleh kemewahan dan kebudayaan dari satu bangsa yang paling tinggi peradabannya, yang ada pada saat itu. Namun demikian, Yusuf memper-tahankan kesederhanaannya dan kesetiaannya kepada Allah. Kejahatan ada di sekelilingnya, tetapi ia membawakan dirinya seolah-olah buta dan tuli terhadap hal itu. Ia tidak membiarkan pikirannya diisi oleh perkara-perkara yang terlarang. Keinginannya agar disukai oleh orang-orang Mesir tidak dapat membuat dia menyembunyikan prinsip-prinsipnya. Andai kata ia telah mencoba untuk berbuat hal ini, maka ia akan dikalahkan oleh godaan; tetapi ia tidak merasa malu atas agama leluhurnya, dan ia tidak berusaha untuk menyembunyikan kenyataan bahwa ia adalah seorang penyembah Allah.SRNJ1 247.3

    “Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang se-lalu berhasil dalam pekerjaannya.... Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai Tuhan dan bahwa Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya.” Kepercayaan Potifar terhadap Yusuf semakin ber-tambah tiap-tiap hari, dan akhirnya ia telah mengangkat Yusuf sebagai penatalayan dengan kekuasaan yang penuh terhadap segala miliknya. “Se-gala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sen-diri.”SRNJ1 248.1

    Kemajuan yang mencolok dari pada segala sesuatu yang diserahkan kepada pengawasannya bukanlah akibat dari satu mukjizat yang langsung; tetapi oleh kerajinan, ketekunan serta usaha yang dimahkotai oleh berkat Ilahi. Yusuf menyatakan suksesnya itu sebagai akibat dari pada kebaikan Allah, dan majikannya yang menyembah berhala sekalipun menerima hal ini sebagai rahasia kemajuannya yang tidak ada bandingannya itu. Namun demikian, tanpa usaha yang sungguh-sungguh serta terarah, maka sukses tidak akan dapat dicapai. Allah telah dipermuliakan oleh kesetiaan hamba-Nya ini. Adalah maksud Allah agar supaya di dalam kesucian dan di dalam kejujuran umat Allah dapat dibedakan dengan jelas dari penyembah-penyembah berhala agar dengan demikian terang anugerah surga dapat bersinar-sinar di tengah kegelapan kekafiranSRNJ1 248.2

    Kelemahlembutan serta kejujuran Yusuf telah memikat hati kepala pengawal istana itu, yang kemudian telah menganggap dia sebagai anak gantinya sebagai hamba. Anak muda ini mempunyai kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang yang tinggi kedudukannya, serta orangorang pintar dan ia mendapat ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang bahasa, dan juga urusan kenegaraan—satu pendidikan yang berguna bagi calon perdana menteri Mesir.SRNJ1 249.1

    Tetapi iman serta kejujuran Yusuf harus diuji oleh godaan-godaan yang hebat. Istri majikannya berusaha membujuk anak muda ini untuk melanggar hukum Allah. Hingga saat itu ia tetap tidak ternoda oleh kejahatan yang merajalela di negeri kafir itu; tetapi godaan ini begitu mendadak, begitu hebat, begitu licik—bagaimanakah godaan seperti ini harus dihadapi? Yusuf mengetahui dengan baik apa akibatnya jika ia berani menolak. Di satu pihak terdapat pahala dan pujian, dan juga dosanya tersembunyi; pada pihak lain kehinaan, dipenjarakan dan mungkin juga kematian. Seluruh masa depan hidupnya bergantung atas keputusan detik itu. Apakah prinsip akan menang? Akan tetap setiakah Yusuf kepada Allah? Dengan rasa cemas yang tak terkatakan malaikat-malaikat mengarahkan perhatiannya kepada peristiwa ini.SRNJ1 249.2

    Jawab Yusuf menyatakan kuasa dari prinsip keagamaan. Ia tidak mau mengkhianati kepercayaan majikannya yang di dunia ini, dan apa pun yang akan menjadi akibatnya, ia akan tetap setia kepada Tuhannya yang ada di surga. Di bawah penglihatan Allah dan malaikat-malaika surga, banyak orang yang berani berbuat sesuka hatinya untuk mana ia tidak berani melakukannya jika ada orang lain di sampingnya, tetapi pemikiran Yusuf yang terutama ialah Allah. “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”. katanya.SRNJ1 249.3

    Jikalau kita membiasakan diri dengan kesadaran bahwa Allah melihat dan mendengar segala sesuatu yang kita perbuat serta katakan, dan mengadakan catatan yang teliti akan segala kata-kata dan perbuatan kita, dan bahwa kelak kita harus mempertanggungjawabkannya, maka kita akan merasa takut untuk berbuat dosa. Biarlah orang-orang muda selalu mengingat bahwa di mana saja mereka berada, dan apa pun yang mereka perbuat, mereka berada di hadirat Allah. Tidak ada satu pun dari segala perbuatan kita yang terlepas dari pengamatan-Nya. Kita tidak dapat menyembunyikan jalan-jalan kita dari Yang Mahatinggi itu. Undang-undang manusia, yang kadang-kadang kejam sifatnya, sering bisa dilanggar tanpa ketahuan, dan oleh sebab itu tidak mendapat hukuman. Tetapi tidaklah demikian halnya dengan hukum Allah. Tengah malam yang paling gelap sekalipun tidak dapat menyembunyikan orang yang bersalah. Boleh jadi ia merasa dirinya sendirian, tetapi untuk setiap perbuatan ada seorang saksi yang tidak kelihatan. Motif hatinya sekalipun terbuka kepada pengamatan Ilahi. Setiap perbuatan, setiap kata, setiap pikiran dicatat dengan jelas seolah-olah di seluruh dunia ini hanya ada satu orang saja, dan perhatian surga dipusatkan ke atas dirinya.SRNJ1 249.4

    Yusuf telah menderita oleh karena kejujurannya karena si penggoda itu telah membalas dendam dengan menuduh dia telah berbuat satu kejahatan yang keji, dan menyebabkan dirinya dimasukkan ke dalam penjara. Jikalau Potifar mempercayai tuduhan istrinya terhadap Yusuf itu, maka anak muda Ibrani ini pasti telah kehilangan nyawanya, tetapi kesederhanaan serta kejujurannya yang selama ini telah menandai tindak tanduknya merupakan bukti bahwa ia tidak bersalah, namun demi kian, untuk menyelamatkan nama baik rumah tangga majikannya, ia dibiarkan menderita kehinaan dan perhambaan.SRNJ1 250.1

    Mula-mula Yusuf diperlakukan dengan kejam sekali oleh penjagapenjaga penjara itu. Pemazmur berkata, Mereka menghimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firmanNya sudah genap, dan janji Tuhan membenarkannya.” Mazmur 105:18, 19. Tetapi sifat Yusuf yang sebenarnya bersinar-sinar sekalipun di dalam kegelapan penjara. Ia memegang teguh iman dan kesabarannya; tahun-tahun pelayanannya yang setia itu telah dibayar dengan tindakan yang kejam, tetapi hal ini tidaklah membuat dia kecewa. Ia mempunyai damai yang ke luar dari kesadaran bahwa ia tidak bersalah, dan ia menyerahkan segala perkaranya itu kepada Allah. Ia tidak terus-menerus memikirkan tentang kesalahan-kesalahannya, tetapi telah melupakan kesedihannya di dalam usahanya untuk meringankan kesusahan orang lain. Sekalipun di dalam penjara ia mendapati ada satu pekerjaan yang dapat dilakukannya. Allah sedang menyediakan dia di dalam sekolah penderitaan agar ia bisa menjadi lebih berguna lagi, dan ia tidak menolak disiplin yang dibutuhkan itu. Di dalam penjara, dengan menyaksikan akibat-akibat dari kejahatan, ia telah memperoleh pelajaran-pelajaran tentang keadilan, simpati dan rahmat, yang menyediakan dia untuk menggunakan kekuasaannya dengan bijaksana dan penuh belas kasihan.SRNJ1 250.2

    Lambat laun Yusuf telah memperoleh kepercayaan dari penjagapenjaga penjara itu, dan akhirnya ia diberi kepercayaan untuk menjaga semua orang tahanan. Bagian dari pekerjaan yang telah dilaksanakannya di dalam penjara inilah yaitu kejujuran hidupnya sehari-hari an rasa simpatinya terhadap mereka yang berada dalam kesulitan dan kesusah-an—yang telah membuka jalan bagi masa depannya yang penuh dengan kemakmuran serta kehormatan. Setiap berkas cahaya yang kita pancarkan kepada orang lain akan dipantulkan kembali ke atas diri ikta. Setiap kata yang manis budi dan penuh simpati yang diucapkan kepada orang yang sedang berduka, setiap perbuatan untuk meringan an orang yang tertindas dan setiap pemberian kepada orang yang berkekurangan, jikalau itu didorong oleh satu motif yang benar, akan mendatangkan berkat-berkat kepada si pemberinya.SRNJ1 251.1

    Juru minuman dan juru roti raja telah dimasukkan ke dalam penjara oleh karena telah melakukan beberapa kesalahan, dan mereka sekarang berada di bawah pengawasan Yusuf. Pada suatu pagi, melihat raut muka mereka yang tampaknya murung, Yusuf bertanya kepada mereka apa yang telah menyebabkannya, dan masing-masing mereka menuturkan kepadanya bahwa mereka masing-masing telah bermimpi yang sangat mencengangkan dan mereka ingin mengetahui apa arti mimpi itu. “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku,” kata Yusuf. Apabila mereka menceritakan tentang mimpi mereka masing-masing, Yusuf menerangkan makna mimpi itu: Di dalam tiga hari juru minuman itu akan dikembalikan kepada kedudukannya yang semula, dan mempersembahkan cawan minuman kepada Firaun seperti biasanya, tetapi penghulu pejabat makanan itu akan dihukum mati oleh perintah raja. Dan kedua peristiwa itu telah terjadi sebagaimana yang telah diramalkan.SRNJ1 251.2

    Juru minuman itu telah menyatakan rasa terima kasihnya yang sedalam-dalamnya kepada Yusuf, baik karena tafsir mimpi yang menggembirakan itu, dan juga untuk segala perhatian yang telah dinyatakan kepada dirinya; dan selanjutnya Yusuf, setelah menceritakan dengan amat mengharukan tentang hukuman penjara yang telah dikenakan ke atas dirinya secara tidak adil itu, memohon agar persoalannya itu dihadapkan kepada raja. “Tetapi ingatlah kepadaku,” katanya, “apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini.” Juru minuman itu melihat bahwa mimpinya telah digenapkan dengan tepat sekali di dalam segala-galanya, tetapi apabila dipulihkan kepada pangkatnya yang semula, ia tidak lagi mengingat orang yang telah berbuat jasa kepadanya. Yusuf tinggal di penjara selama dua tahun berikutnya. Harapan yang pernah timbul di dalam hatinya itu berangsur-angsur pudar kembali, dan sebagai tambahan kepada segala kesulitannya yang lain, ia merasakan pahitnya sikap yang tidak tahu berterima kasih itu.SRNJ1 252.1

    Tetapi tangan Ilahi tidak lama lagi akan membuka pintu penjara itu. Raja Mesir dalam satu malam telah mendapat dua mimpi yang kelihatannya menunjukkan kepada satu peristiwa yang sama, dan seolah-olah menggambarkan beberapa malapetaka yang besar. Ia tidak dapat menentukan maknanya, tetapi kedua mimpi itu terus mengganggu pikirannya. Ahli-ahli tenung dan orang-orang bijaksana yang ada di da; lam istananya itu tidak dapat memberikan tafsirannya. Rasa cemas dan rasa susah raja semakin bertambah-tambah dan kegaduhan memenuhi seluruh istananya. Kegaduhan ini telah mengingatkan kepada pikiran juru minuman itu kepada keadaan-keadaan sehubungan dengan mimpinya sendiri; dan bersama-sama dengan itu ia ingat kembali akan Yusuf, dan juga perasaan menyesal memenuhi dirinya di mana ia telah melupakannya, dan tidak berterima kasih kepadanya. Dengan segera ia memberitahukan kepada raja tentang bagaimana mimpinya itu, dan juga mimpi juru roti telah ditafsirkan oleh seorang tawanan bangsa Ibrani, dan bagaimana ramalannya itu telah digenapkan.SRNJ1 252.2

    Adalah satu hal yang membawa kehinaan kepada Firaun untuk berpaling diri dari ahli-ahli tenung dan orang-orang bijaksana yang ada di dalam kerajaannya, dan meminta nasihat dari seorang asing, seorang budak pula, tetapi ia bersedia untuk menerima pelayanan orang yang paling hina sekalipun asalkan pikirannya yang kacau itu dapat ditenangkan. Dengan segera Yusuf dipanggi l menghadap; ia tanggalkan pakaian penjaranya, dan ia mencukur rambutnya yang telah panjang selama masa tahanannya yang penuh kehinaan itu. Kemudian ia dibawa masuk menghadap raja.SRNJ1 253.1

    “Berkatalah Firaun kepada Yusuf: ‘Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya.’ Yusuf menyahut Firaun: Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.” Jawab Yusuf kepada raja menunjukkan kerendahan hati serta imannya kepada Allah. Kerendahan hatinya itu tidak mengakui keagungan bahwa ia memiliki kebijaksanaan yang luar biasa. “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakannya.” Hanya Allah saja dapat menerangkan rahasia-rahasia ini.SRNJ1 253.2

    Kemudian Firaun mulai memaparkan mimpi-mimpinya itu, “Dalam m impiku itu, aku berdiri di tepi Sungai Nil; lalu tampaklah dari Sungai Nil itu ke luar tujuh ekor lembu yang gemuk badannya dan indah bentuknya, dan makan rumput yang di tepi sungai itu. Tetapi kemudian tampaklah juga ke luar tujuh ekor lembu yang lain, kulit pembalut tulang, sangat buruk bangunnya dan kurus badannya; tidak pernah kulihat yang seburuk itu di seluruh tanah Mesir. Lembu yang kurus dan buruk itu memakan ketujuh ekor lembu gemuk yang mula-mula. Lembu-lembu ini masuk ke dalam perutnya, tetapi walaupun telah masuk ke dalam perutnya, tidaklah kelihatan sedikit pun tandanya; bangunnya tetap sama buruknya seperti semula. Lalu terjagalah aku. Selanjutnya dalam mimpiku itu kulihat timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang berisi dan baik. Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir yang kering, kurus dan layu oleh angin timur. Bulir yang kurus itu memakan ketujuh bulir yang baik tadi. Telah kuceritakan hal ini kepada semua ahli, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat menerangkannya kepadaku.”SRNJ1 253.3

    “Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama,” kata Yusuf. “Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.” Maka akan terjadi satu masa tujuh tahun yang berkelimpahan. Ladang dan kebun akan memberikan hasilnya dengan lebih limpah daripada waktu-waktu sebelumnya. Dan masa kelimpahan ini akan diikuti oleh masa kelaparan tujuh tahun. “Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekasbekas kelimpahan di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu.” Diulanginya mimpi tersebut adalah bukti bahwa itu akan pasti, dan dengan segera terjadi. “Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu.”SRNJ1 254.1

    Tafsir mimpi itu sangat masuk di akal serta tepat, dan anjuran yang dikemukakannya sangat baik dan bijaksana, sehingga kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Tetapi siapakah orang yang dapat diberi kepercayaan untuk melaksanakan rencana tersebut? Keselamatan bangsa itu bergantung atas kebijaksanaan dalam memilih orangnya yang tepat. Raja merasa susah. Untuk beberapa waktu lamanya soal pengangkatan ini terus dipertimbangkan. Melalui juru minuman itu raja telah mengetahui tentang kebijaksanaan yang telah diperlihatkan oleh Yusuf di dalam mengurus pekerjaan dalam penjara; terbukti bahwa ia memiliki kesanggupan yang menonjol dalam bidang administrasi. Sekarang si pembawa cawan minuman itu, yang dipenuhi dengan rasa penyesalan atas kesalahannya itu, berusaha untuk menebus sikap tidak tahu berterima kasihnya itu dengan cara memberikan keterangan-keterangan yang baik tentang Yusuf; dan setelah diselidiki lebih jauh oleh raja ternyata laporannya itu benar. Di dalam seluruh kerajaannya Yusuflah satu-satunya orang yang memiliki kebijaksanaan untuk menyatakan adanya bahaya yang mengancam kerajaannya itu, dan juga memberitahukan persiapanpersiapan yang diperlukan untuk menghadapinya; dan raja merasa yakin bahwa dialah orang yang paling tepat untuk melaksanakan rencana yang telah dikemukakannya itu. Jelas sekali bahwa satu kuasa Ilahi ada padanya, dan tidak ada seorang pun di antara pegawai-pegawai raja di dalam negara itu yang bermutu untuk mengatur segala urusan kenegaraan dalam keadaan krisis seperti ini. Kenyataan bahwa dia adalah seorang Ibrani dan seorang budak, tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan hikmat serta pertimbangannya yang amat bijaksana yang ada pada dirinya. “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” kata raja kepada penasihat-penasihatnya.SRNJ1 254.2

    Keputusan untuk pengangkatan itu diadakan dan kepada Yusuf telah disampaikan satu pemberitahuan yang amat mengagetkannya, “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.” Selanjutnya raja telah menganugerahkan kepada Yusuf tanda pangkatnya yang tinggi itu. Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: ‘Hormati’”SRNJ1 255.1

    “Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya, untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.” Mazmur 105:21, 22. Dari dalam penjara Yusuf telah diangkat tinggi menjadi pemerintah atas seluruh negeri Mesir. Itu merupakan satu kedudukan yang terhormat tetapi dipenuhi dengan kesulitan-kesulitan dan bahaya. Seseorang tidak dapat berdiri di tempat yang amat tinggi tanpa bahaya. Sebagaimana topan tidak dapat merusakkan pohon-pohon bunga yang kecil di lembah, tetapi menumbangkan pohon-pohon yang besar di puncak gunung, begitu pula orang-orang yang telah berhasil mem-pertahankan kejujuran mereka di dalam kehidupan yang sederhana bisa diseret ke dalam jurang oleh godaan-godaan yang menyerang kehidupan yang dipenuhi dengan sukses serta kehormatan duniawi. Tetapi tabiat Yusuf dapat mengatasi godaan-godaan itu, baik pada waktu kesulitan ataupun dalam kemakmuran. Kesetiaan yang sama kepada Allah jelas terlihat pada waktu ia berdiri di hadapan Firaun sebagaimana pada waktu ia masih berada di dalam penjara. Ia masih tetap sebagai seorang asing di negeri kafir, terpisah dari kaum kerabat yang berbakti kepada Allah; tetapi ia percaya dengan sepenuhnya bahwa tangan Ilahi telah memimpin jejak langkahnya dan sambil tetap bergantung kepada Allah, dengan setia ia melaksanakan tugas jabatannya. Melalui Yusuf perhatian raja dan orang-orang terkemuka di Mesir telah dialihkan kepada Allah yang benar; dan meskipun mereka tekun dalam penyembahan berhala mereka telah belajar untuk menghormati prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam kehidupan serta sifat penyembah Allah itu.SRNJ1 255.2

    Bagaimanakah sehingga Yusuf telah disanggupkan untuk membuat catatan hidup yang ditandai oleh keteguhan tabiat, kejujuran dan kebijaksanaan? Di dalam masa kanak-kanaknya ia telah bermupakat dengan tugas gantinya dengan kecenderungan hati; dan kejujuran, sifat berharap yang sederhana itu, keagungan tabiat pada masa mudanya te lah menghasilkan buah-buah dalam bentuk perbuatan-perbuatannya sebagai orang dewasa. Satu kehidupan yang suci dan sederhana telah mengakibatkan perkembangan yang baik dari kesanggupan-kesanggupan baik jasmani, dan juga pikirannya. Hubungan dengan Allah melalui pekerjaan-Nya dan kebiasaan untuk merenung-renungkan kebenaran yang agung yang telah dipercayakan kepada pewaris iman itu telah meninggikan kehidupan rohaninya, dan menguatkan serta memperluas daya pikirnya. Hal seperti ini tidak dapat dicapai dengan cara yang lain. Perhatian yang sungguh-sungguh pada tanggung jawab dari setiap jabatan, mulai dari yang paling rendah sampai kepada yang paling mulia, telah melatih setiap kesanggupan untuk memberikan pelayanannya yang tertinggi. la yang hidup selaras dengan kehendak Khalik itu sedang memperoleh bagi dirinya perkembangan yang paling agung dan benar dari pada tabiatnya. “Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” Ayub 28:28.SRNJ1 256.1

    Sedikit saja orang yang menyadari pengaruh perkara-perkara kecil dalam kehidupan ini terhadap perkembangan tabiat. Sesungguhnya tidak ada perkara kecil di dalam tugas yang harus kita lakukan. Keadaankeadaan yang beraneka ragam yang kita hadapi hari demi hari dimaksudkan untuk menguji kesetiaan kita dan menyanggupkan kita untuk tugas yang lebih besar. Dengan tetap berpegang kepada prinsip-prinsip dalam transaksi hidup kita yang biasa sehari-hari, maka pikiran kita akan dibiasakan untuk meninggikan tuntutan tugas lebih daripada kepelesiran dan kecenderungan hati. Pikiran-pikiran yang dibiasakan dengan disiplin seperti itu tidak akan terombang-ambing di antara yang benar dan yang salah, seperti ranting yang ditiup angin, mereka tetap setia kepada tugas oleh karena mereka telah melatih diri untuk terbiasa dalam hal kejujuran dan kebenaran. Oleh kesetiaan dalam perkara-perkara yang terkecil mereka telah memperoleh kekuatan untuk menjadi setia dalam perkara-perkara yang lebih besar.SRNJ1 257.1

    Satu tabiat yang jujur lebih bernilai daripada mas dari Ofir. Tanpa hal itu tidak seorang pun bisa naik kepada kedudukan yang terhormat. Tetapi tabiat itu bukanlah sesuatu yang diwarisi. Itu tidak dapat dibeli: Keluhuran akhlak dan mutu pikirani yang agung bukanlah sesuatu yang jadi secara kebetulan saja. Pemberian-pemberian yang paling berharga itu tidak akan berarti apa-apa kecuali semuanya itu dikembangkan. Pembentukan satu tabiat yang agung adalah pekerjaan seumur hidup dan merupakan hasil usaha yang rajin serta tekun. Allah memberikan kesempatan; sukses bergantung atas cara kita menggunakan kesempatankesempatan itu.SRNJ1 257.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents