Bab 6— Warisan Kekal Kita
Surga
- Contents-
- Kata Pengantar
- Pendahuluan
- Bab 1— Jalan Menuju Ke Surga
- Bab 2— Janji-Nya Akan Dipenuhi
- Bab 3—Kedatangan Kedua Kali Yang Dijanjikan Sepanjang Sejarah
- Bab 4— Umat Allah Dilepaskan
- Bab 5—Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali
- Bab 6— Warisan Kekal Kita
- Bab 7— Suasana Surgawi
- Bab 8—Akhirnya Bertatapan Muka Dengan Muka
- Bab 9— Eden Dipulihkan
- Bab 10— Siapa Yang Akan Berada Di Sana?
- Bab 11—Beberapa Orang Sudah Berada Di Surga
- Bab 12—Beberapa Orang Tidak Akan Berada Di Sana
- Bab 13—Berada Di Surga Selama Seribu Tahun Lamanya
- Bab 14— Akhir Dari Kejahatan
- Bab 15—Bumi Dijadikan Baru
- Bab 16—Surga Adalah Sekolah
- Bab 17—Tidak Akan Lama Lagi
- Bab 18—Surga Dapat Dimulai Dari Sekarang
- Bab 19— Musik Surgawi
- Bab 20— Panggilan Bagi Kita Untuk Berada Di Sana
Search Results
- Results
- Related
- Featured
- Weighted Relevancy
- Content Sequence
- Relevancy
- Earliest First
- Latest First
- Exact Match First, Root Words Second
- Exact word match
- Root word match
- EGW Collections
- All collections
- Lifetime Works (1845-1917)
- Compilations (1918-present)
- Adventist Pioneer Library
- My Bible
- Dictionary
- Reference
- Short
- Long
- Paragraph
No results.
EGW Extras
Directory
Bab 6— Warisan Kekal Kita
Warisan Kekal—Bahasa gagal mengungkapkan nilai dari warisan kekal. Kemuliaan, kekayaan, dan kehormatan yang ditawarkan oleh Anak Allah adalah nilai yang tak terbatas sehingga melampaui kekuatan manusia atau bahkan malaikat untuk memberikan ide apa pun tentang nilai-nilai itu, keunggulannya, kemegahannya. Jika manusia, yang jatuh dalam dosa dan kemorosotan, menolak keuntungan surgawi ini, menolak satu kehidupan yang taat, menginjak-injak undangan belas kasihan dari kemurahan hati, dan memilih hal-hal remeh di bumi karena itu yang terlihat, dan hal itu nyaman bagi kesenangan mereka saat ini untuk mengejar suatu kehidupan dosa, Yesus membawa sosok itu dalam perumpamaan; yang demikian itu tidak akan merasakan kemuliaanNya, sehingga undangan itu akan ditawarkan kepada golongan yang lain.— Testimonies for the Church, jld. 2, hlm. 40.Sg 63.1
Akhirnya Menjadi Ahli Waris—Umat Tuhan akan menerima kerajaan pada waktu kedatangan Kristus secara pribadi. ... Manusia dalam keadaannya yang sekarang dapat mati dan binasa, Tetapi kerajaan Allah tidak dapat binasa dan akan bertahan selama-lamanya. Oleh sebab itu, manusia dalam keadaannya yang sekarang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Akan tetapi bilamana Yesus datang, Ia akan menganugerahkan tubuh yang tidak binasa kepada umat-Nya. Dan sesudah itu Ia memanggil mereka mewarisi kerajaan yang baru. Sejak itulah mereka menjadi ahli waris. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 337, 338.Sg 63.2
Jaminan Kehidupan—Melalui Roh Kudus, Tuhan mengerjakan perubahan moral dalam kehidupan umat-Nya, mengubah mereka menjadi serupa dengan Kristus. Kemudian, ketika seruan trompet terakhir mencapai telinga orang mati yang tidur di dalam Kristus, mereka akan muncul kepada kehidupan baru, sudah memakai jubah keselamatan. Mereka masuk melalui gerbang ke Kota Allah, disambut kepada kebahagiaan dan sukacita Tuhan mereka. Akankah kita semua dapat memahami dan senantiasa mengingat sukacita yang menanti orang-orang yang terus mengikuti teladan Yesus Kristus, dan dalam kehidupan ini berusaha membentuk karakter seperti Dia.Sg 64.1
Firman Tuhan mengandung aturan jaminan kehidupan kita. Memakan daging dan meminum darah Anak Allah berarti mempelajari Firman dan membawa Firman itu ke dalam hidup melalui penurutan atas semua ajarannya. Mereka yang mengikuti Anak Allah menjadi orang yang mengambil bagian dari kodrat Ilahi, satu dengan Kristus. Mereka menghirup udara suci, satusatunya di mana jiwa dapat benar-benar hidup. Mereka membawa dalam kehidupan mereka satu jaminan dari prinsip-prinsip suci yang diterima dari Firman—hidup mereka dikerjakan oleh kuasa Roh Kudus, dan mereka memiliki tanda dari kekekalan yang akan menjadi milik mereka melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Pada saat tubuh duniawi mereka membusuk, prinsip-prinsip iman mereka bertahan karena mereka mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Karena Kristus telah dibangkitkan dari kematian, mereka memegang janji kebangkitan itu, dan menerima upah hidup kekal.Sg 64.2
Kebenaran ini adalah kebenaran yang kekal karena Kristus sendiri yang mengajarkannya. Dia sudah turut dalam membangkitkan orang benar, karena Dia telah memberikan nyawa-Nya bagi kehidupan dunia. “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku” Yohanes 6: 57. “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan;lapar lago” ayat 35 . — Letter, hlm. 82, 1907 dikutip dalam The Upward Look, hlm. 78.Sg 64.3
Rumah Disediakan untuk Orang-orang Tebusan - Betapa besar sukacita yang akan terjadi bila semua umat tebusan Allah yang akan bertemu, berkumpul di dalam rumah yang telah disediakan bagi mereka! Oh, betapa suatu sukacita bagi semua yang telah menjadi orang yang jujur, pekerja yang tidak mementingkan diri bersamasama dengan Allah di dalam memajukan pekerjaan-Nya di bumi! Sungguh suatu kepuasan yang akan dimiliki para penuai ketika suara merdu dari Yesus terdengar berkata, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” “Masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu”— The Review and Herald, 10 Oktober 1907 dikutip dalam Counsels on Stewardship, hlm. 34.8.Sg 65.1
Hak atas Kerajaan Surga—Kita memiliki janji-Nya. Kita mempunyai hak untuk menempati kerajaan kemuliaan. Tidak pernah hak memiliki dibuat lebih ketat sesuai dengan hukum, atau ditandai lebih jelas, daripada perintah yang memberikan hak kepada umat Tuhan untuk memiliki rumah-rumah surgawi. “ Janganlah gelisah hatimu,” Tuhan berkata: ‘’percayalah kepada Allah, percaya juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” Yohanes 14: 1-3. — Letter, hlm. 144, 1903 dikutip dalam This Day With God, hlm. 202.Sg 65.2
Mahkota bagi Orang yang Setia — Ketika Tuhan membentuk permata-permata-Nya, yang benar, yang jujur dan tulus hati, akan tampak menyenangkan. Malaikat-malaikat diperkerjakan untuk membuat mahkota bagi orang-orang yang demikian, dan pada mahkota-mahkota yang berbintangkan permata ini akan memantulkan, dengan gemilang, terang yang memancar dari takhta Allah.Sg 66.1
Bicarakanlah mengenai perkara-perkara surgawi. Bicarakanlah mengenai Yesus, keindahan dan kemuliaan-Nya, dan mengenai kasih-Nya yang tidak pernah padam bagimu, dan biarlah hatimu mengalirkan kasih dan hormat kepadaNya, yang telah mati untuk menyelamatkanmu. Oh, bersedialah untuk bertemu dengan Tuhanmu dalam kedamaian. Mereka yang bersedia segera akan menerima mahkota hidup yang tidak akan layu, dan akan tinggal dalam kerajaan Allah selamanya, dengan Kristus, dengan para malaikat, dan dengan orang-orang yang telah ditebus oleh darah Kristus yang mahal.Sg 66.2
Mahkota kemuliaan... telah tersedia bagi kita yang menunggu, dan mengasihi, dan yang rindu akan kedatangan Juruselamat.Sg 66.3
Orang-orang yang menunggu itulah yang akan dimahkotai dengan kemuliaan, kehormatan dan kekekalan. Engkau tidak usah membicarakan ... tentang kehormatan dunia, atau memuji orang-orang besarnya. Mereka semuanya sia-sia. Biarkan jari Allah saja yang menyentuh mereka, maka mereka segera kembali menjadi debu. Saya Ingin menghormati apa yang kekal, menghormati yang baka, menghormati yang tidak pernah akan binasa, suatu mahkota yang lebih kaya daripada mahkota yang pernah bertengger di atas dahi seorang raja mana pun juga.Sg 66.4
Pada hari itu orang-orang yang ditebus akan bercahaya dalam kemuliaan Bapa dan Anak-Nya. Malaikat-malaikat surga akan memetik kecapi mereka, akan menyambut sang Raja dan orangorang yang merupakan piala-piala kemenanganNya - mereka yang telah dibasuh dan disucikan dalam darah Anak Domba. Suatu nyanyian kemenangan akan berkumandang, memenuhi seisi surga. Kristus sudah menang. Ia memasuki istana surga disertai orang-orang yang ditebusNya, sebagai saksi-saksi bahwa tugas-Nya untuk menderita dan mengorbankan diri tidaklah sia-sia. ...Sg 67.1
Saya melihat banyak sekali malaikat membawa mahkota-mahkota dari kota kemuliaan— sebuah mahkota untuk setiap orang kudus, dengan namanya tertulis pada mahkota itu. Ketika Yesus tampil untuk menyerahkan mahkota, malaikat-malaikat memberikan mahkota-mahkota itu kepada-Nya, dengan tangan kanan Yesus sendiri yang indah itu mengenakan mahkota di atas kepala orang_orang saleh. Dengan cara yang sama juga para malaikat membawa kecapi-kecapi, dan Yesus menyerahkannya kepada orangorang saleh. Malaikat-malaikat pemimpin membunyikan nadanya, lalu setiap suara mengangkat lagu pujian dan syukur, dan setiap tangan dengan cekatan memetik tali-tali kecapinya, mengalunkan musik yang sangat merdu.... Sg 67.2
Di dalam kota itu segala hal indah dipandang mata. Kemuliaan yang beraneka ragam tampak di mana-mana. Kemudian Yesus memandang kepada orang-orang kudus yang ditebus-Nya; wajah mereka bersinar dengan kemuliaan; dan sementara Ia menatap mereka dengan mata-Nya yang berkasihan, Ia berkata dengan suara-Nya yang merdu, “Aku melihat kesusahan jiwa-Ku, dan menjadi puas. Kemuliaan yang beraneka ragam ini adalah milikmu untuk dinikmati selamalamanya. Kesusahanmu sudah berakhir. Tidak akan ada lagi kematian, maupun kesusahan dan tangisan, juga tidak lagi akan ada kematian.”...Sg 67.3
Kemudian saya melihat Yesus membawa umat-Nya ke pohon kehidupan.... Di atas pohon kehidupan itu bergantung buah yang paling indah, di mana orang-orang kudus dapat mengambilnya dengan bebas, di dalam kota terdapat takhta yang paling megah, dari mana mengalir sungai air kehidupan, jernih seperti kristal. Pada dua sisi sungai itulah tumbuh pohon kehidupan itu, dan di tepi sungai terdapat pohon-pohon lain yang menghasilkan buah....Sg 68.1
Bahasa yang dipersatukan tidak mampu melukiskan keindahan surga. Ketika pemandangan itu muncul di hadapan saya, saya tenggelam dalam ketakjuban. Terhanyut oleh kemegahan yang luar biasa dan kemuliaan yang gemilang, saya meletakkan pena, dan berseru, “Oh, kasih yang indah. Kasih yang ajaib!” Bahasa yang tertinggi sekalipun tidak dapat melukiskan kemuliaan surga atau kasih Juruselamat yang tidak terduga dalamnya. — Maranata, hlm. 309, 310.Sg 68.2
Jubah Kekayaan dan Mahkota Kemuliaan — Para pewaris Allah telah datang dari rumahrumah bertingkat, dari gubuk-gubuk, dari penjara-penjara bawah tanah, dari tiang-tiang gantungan, dari gunung-gunung, dari padangpadang gurun, dari lubang-lubang di tanah, dari gua-gua di tepi laut. Mereka tidak lagi lemah, menderita, tercerai-berai dan tertindas. Sejak saat ini mereka akan selalu bersama Tuhan. Mereka berdiri di hadapan takhta mengenakan jubah yang lebih mewah daripada yang pernah dipakai orang yang paling terhormat di dunia ini. Mereka dimahkotai dengan hiasan yang lebih mulia daripada yang pernah diletakkan di atas kepala raja-raja dunia. Hari-hari yang menyakitkan dan tangisan sudah berakhir untuk selama-lamanya. Raja kemuliaan telah menyapu air mata dari semua wajah, dan setiap penyebab dukacita telah dibuangkan. Di tengahtengah lambaian daun-daun palem mereka mengumandangkan nyanyian pujian yang jelas, merdu dan harmonis; setiap suara menyanyikan lagu, hingga lagu itu memenuhi seluruh istana surga. — The Spirit of Prophecy, jld. 4, hlm. 467.Sg 68.3
Mahkota, Kecapi, dan Daun Palem — Sebelum memasuki Kota Allah, Juruselamat menganugerahkan kepada para pengikut-Nya lambang kemenangan dan menyematkan kepada mereka lencana kerajaan. Barisan arak-arakan yang berkilauan itu ditarik ke atas dalam bentuk lekuk segi empat mengelilingi Raja mereka, yang bentuk perawakannya lebih tinggi di atas orangorang kudus dan malaikat, yang wajah-Nya bercahaya kepada mereka penuh dengan kasih yang besar. Rombongan besar umat tebusan yang tak terhitung banyaknya itu menujukan pandangan merka kepada-Nya, setiap mata memandang kemuliaan Dia yang “begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan sperti anak manusia lagi.” Di atas kepala orangorang yang menang, Yesus dengan tangan kanan - Nya sendiri meletakkan mahkota kemuliaan. Setiap orang mempunyai mahkota yang bertuliskan “nama baru” Wahyu 2:17, dan tulisannya, “kekudusan bagi Allah.” Pada setiap tangan diletakkan daun palem kemenangan dan kecapi yang berkilau. Kemudian, pada waktu pemimpin malaikat memainkan lagu, setiap tangan memetik tali kecapi dengan mahirnya, menghasilkan mu-sik yang bersuara lembut merdu. Kegembiraan yang tidak terkatakan menggetarkan setiap hati, dan setiap suara diangkat dalam pujian syukur, “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya— dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya,—bagi Dialah kemuliaan dan kuasa selamalamanya. Amin” Wahyu 1: 5, 6. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 681.Sg 69.1