Bab 15—Bumi Dijadikan Baru
Surga
- Contents-
- Kata Pengantar
- Pendahuluan
- Bab 1— Jalan Menuju Ke Surga
- Bab 2— Janji-Nya Akan Dipenuhi
- Bab 3—Kedatangan Kedua Kali Yang Dijanjikan Sepanjang Sejarah
- Bab 4— Umat Allah Dilepaskan
- Bab 5—Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali
- Bab 6— Warisan Kekal Kita
- Bab 7— Suasana Surgawi
- Bab 8—Akhirnya Bertatapan Muka Dengan Muka
- Bab 9— Eden Dipulihkan
- Bab 10— Siapa Yang Akan Berada Di Sana?
- Bab 11—Beberapa Orang Sudah Berada Di Surga
- Bab 12—Beberapa Orang Tidak Akan Berada Di Sana
- Bab 13—Berada Di Surga Selama Seribu Tahun Lamanya
- Bab 14— Akhir Dari Kejahatan
- Bab 15—Bumi Dijadikan Baru
- Bab 16—Surga Adalah Sekolah
- Bab 17—Tidak Akan Lama Lagi
- Bab 18—Surga Dapat Dimulai Dari Sekarang
- Bab 19— Musik Surgawi
- Bab 20— Panggilan Bagi Kita Untuk Berada Di Sana
Search Results
- Results
- Related
- Featured
- Weighted Relevancy
- Content Sequence
- Relevancy
- Earliest First
- Latest First
- Exact Match First, Root Words Second
- Exact word match
- Root word match
- EGW Collections
- All collections
- Lifetime Works (1845-1917)
- Compilations (1918-present)
- Adventist Pioneer Library
- My Bible
- Dictionary
- Reference
- Short
- Long
- Paragraph
No results.
EGW Extras
Directory
Bab 15—Bumi Dijadikan Baru
Lebih Mulia Daripada yang Bisa Kita Bayangkan—Singa, yang sangat kita takuti dan menggentarkan di dunia ini, akan berbaring bersama-sama dengan anak domba, dan segalagalanya di Dunia Baru itu penuh kedamaian dan keharmonisan. Pohon-pohon di Dunia Baru lurus-lurus dan tinggi-tinggi, tanpa cacat cela.Sg 151.1
Orang-orang kudus akan mengenakan mahkota kemuliaan di atas kepala mereka, dan memegang kecapi emas di tangan mereka. Mereka akan memetik kecapi emas, dan menyanyikan lagu kasih penebusan, dan menaikkan lagu pujian bagi Allah. Kesukaran dan penderitaan mereka tadinya di dunia ini dilupakan, dan lenyap di tengah-tengah kemuliaan Dunia Baru.Sg 151.2
Biarlah segala keindahan yang terdapat dalam rumah kita yang di dunia ini mengingatkan kita pada sungai yang jernih bagaikan kristal, serta ladangladang yang hijau, pohon-pohon yang bergoyang, dan mata air hidup, kota yang terang-benderang, dan para penyanyi yang mengenakan jubah putih—yakni rumah kita yang di surga—dunia yang indah yang tidak seorang seniman pun dapat melukiskannya dan lidah orang fana mengaruniakannya. Biarlah angan-angan hatimu melukiskan rumah orang yang selamat, dan jangan lupa bahwa tempat itu jauh lebih mulia daripada angan-angan hatimu yang paling jelas dapat melukiskannya.Sg 151.3
Bahasa manusia tidak cukup jelas melukiskan upah bagi orang yang benar. Hal ini hanya akan diketahui oleh mereka yang melihatnya.— Maranata, hlm. 355. Sg 151.4
Suatu ketakutan bahwa warisan yang akan datang itu kelihatannya terlalu materialistis telah menuntun banyak orang untuk memandang dari segi rohani semua kebenaran yang menuntun kita memandangnya sebagai tempat tinggal kita. Kristus meyakinkan murid-murid-Nya bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi mereka di rumah Bapa. Mereka yang menerima pengajaran Firman Allah tidak akan bersikap masa bodoh sama sekali mengenai tempat tinggal surgawi. Namun, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” l Korintus 2: 9. Bahasa manusia tidak cukup untuk menjelaskan upah orang benar. Hal itu akan diketahui oleh mereka yang memandangnya. Pikiran fana ini tidak dapat mengerti kemuliaan Firdaus Allah.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 712, 713.Sg 152.1
Taman Eden Dipulihkan—Taman Eden tetap berada di atas bumi ini lama setelah manusia ter-buang dari jalan-jalannya yang penuh kesukaan itu. Umat yang berdosa itu lama diizinkan untuk dapat memandang kepada rumah mereka sebelum berdosa, pintu gerbangnya terhalang hanya oleh malaikat-malaikat. Di pintu Firdaus yang dikawal oleh malaikat-malaikat, kemuliaan Ilahi dinyatakan. Ke tempat inilah Adam dan anakanaknya telah datang untuk menyembah Tuhan. Di sini mereka memperbarui janji-janji mereka untuk taat kepada hukum terhadap mana pelanggaran mereka telah menyebabkan terbuangnya mereka dari Eden. Apabila arus dosa melanda dunia ini, dan kejahatan manusia menetapkan kebinasaan mereka oleh air bah, tangan yang telah mendirikan Eden itu telah mengangkatnya dari dunia. Tetapi pada pemulihan yang terakhir, bilamana akan ada “langit yang baru dan bumi yang baru” Wahyu 21: 1, maka taman itu akan dikembalikan lagi dalam keadaan yang lebih mulia daripada awal mulanya.Sg 152.2
Kemudian mereka yang telah memelihara hukum-hukum Allah akan menghirup kesegaran yang kekal di bawah pohon alhayat itu, dan se-panjang zaman kekekalan penduduk dunia-dunia yang tidak berdosa akan memandang, di dalam taman kesukaan itu, satu contoh apa yang akan terjadi terhadap seluruh bumi ini, kalau manusia telah mengikuti rencana Khalik yang mulia itu.— Alfa dan Omega, jld. l, hlm. 60, 61.Sg 153.1
Umat Tebusan akan Bertumbuh kepada “Perawakan Mereka yang Sempurna”—Semua noda cacat telah ditinggalkan di dalam kubur. Dipulihkan kepada pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus yang telah lama hilang itu, umat tebusan “akan berjingkrak-jingkrak” Maleakhi 4: 2 bertumbuh kepada perawakan manusia yang penuh pada kemuliaan permulaan dunia dijadikan. Bekas-bekas terakhir kutuk dosa akan dihilangkan, dan umat Kristus yang setia akan tampak “dalam kemuliaan Tuhan, Allah kita,” di dalam pikiran, jiwa dan tubuh memantulkan gambar sempurna Tuhan mereka. Oh, penebusan yang ajaib! Yang telah lama dibicarakan, telah lama diharapkan dan direnungkan dengan kerinduan yang mendalam, tetapi yang tidak pernah dimengerti sepenuhnya.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 680.Sg 153.2
Penglihatan Ny. White tentang Bumi yang Baru—Dengan Yesus yang menjadi kepala kami semua turun dari kota itu ke bumi ini, di atas sebuah gunung yang besar dan hebat, yang tidak dapat menahan tempat di mana Yesus berdiri, lalu gunung itu hancur, sehingga terjadilah suatu lembah yang sangat luas. Kemudian kami memandang ke atas dan melihat kota yang besar itu, dengan dua belas dasarnya, dan dua belas pintu gerbang, tiga pada setiap sisinya, dan seorang malaikat pada setiap pintu gerbang. Kami semuanya berseru, “Kota, kota yang besar itu, sedang turun, sedang turun dari Allah berpindah dari surga,” dan kota itu pun turun lalu menetap di tempat di mana kami berdiri.Sg 153.3
Kemudian kami mulai memandang perkaraperkara yang mulia di luar kota itu. Di sana saya melihat rumah-rumah yang sangat mulia, yang tampaknya keperak-perakan, ditopang oleh empat tiang yang terbuat dari mutiara yang sangat mulia dipandang mata. Rumah-rumah inilah yang akan didiami oleh orang-orang kudus. Pada setiap rumah terdapat rak emas. Saya melihat banyak dari orang-orang kudus ini masuk ke dalam rumah-rumah ini, menanggalkan mahkota mereka yang berkilau-kilauan dan meletakkannya di atas rak itu, kemudian keluar ke kebun dekat rumah itu untuk mengerjakan sesuatu dengan tanahnya; tetapi bukan seperti yang kita lakukan dengan tanah di bumi ini, sama sekali tidak. Suatu terang yang mulia bercahaya di sekeliling kepala mereka, dan mereka terus-menerus berseru dan mempersembahkan pujian kepada Allah.Sg 154.1
Dan saya melihat kebun yang lain penuh dengan segala jenis bunga, dan ketika saya memetiknya, saya berseru, “Bunga ini tidak pernah akan layu.” Berikut saya melihat sebuah kebun yang penuh dengan rumput yang tinggi, sangat indah dipandang mata; berwarna hijau dan memantulkan warna perak dan emas, seakan dengan megah mengalun untuk memasyhurkan kemuliaan Yesus sebagai raja. Kemudian kami memasuki sebuah kebun yang penuh dengan segala jenis binatang— singa, domba, macan, serigala, yang ke semuanya bersatu dengan sempurna. Kami lewat di tengah- tengah mereka, dan mereka mengikuti kami dengan aman. Kemudian kami memasuki sebuah hutan, tidak sama dengan hutan gelap yang ada di bumi ini; tidak sama sekali; tetapi terang dan semuanya mulia; cabang-cabang pohon-pohon bergerak ke sana ke mari, dan kami semuanya berseru, “Kita akan tinggal dengan aman di dalam hutan belantara dan tidur di hutan rimba.”Sg 154.2
Kami meliwati hutan itu, sebab kami sedang menuju ke Gunung Sion. Ketika kami dalam per-jalanan, kami pun bertemu dengan suatu rom-bongan yang sedang menikmati kemuliaan tempat itu. Saya memperhatikan warna merah sebagai batas jubah mereka; mahkota mereka gilanggemilang; jubah mereka putih bersih. Ketika kami menyalami mereka, maka saya bertanya pada Yesus siapakah mereka. Ia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang mati syahid dibunuh karena Dia. Bersama mereka terdapat anak-anak kecil yang tidak terhitung banyaknya; mereka juga memiliki tanda merah pada jubahnya.Sg 155.1
Gunung Sion sudah berada di depan kami, dan di atas gunung itu berdiri bait kudus yang mulia, dan di sekelilingnya terdapat tujuh gunung lain, yang di atasnya bertumbuh bunga mawar dan bakung. Saya melihat anak-anak kecil mendaki, atau kalau mereka mau, mereka menggunakan sayapnya untuk terbang ke atas puncak-puncak gunung tersebut dan memetik bunga yang tidak pernah layu itu. Di sekitar bait kudus itu terdapat segala macam pohon untuk memperindah tempat itu: pohon den, cemara, senobar, minyak, pacar belanda, delima, dan pohon ara yang cabangcabangnya melengkung ke bawah sebab buahnya yang sangat lebat—inilah yang membuat tempat itu semuanya mulia. Ketika kami sudah hendak memasuki bait kudus, Yesus berkata dengan suaranya yang merdu, “Hanya yang 144.000 yang boleh memasuki tempat ini,” dan kami berseru, “Haleluya.Sg 155.2
Bait kudus ini ditopang oleh tujuh tiang, yang semuanya terdiri dari emas yang tembus pandang, dilengkapi dengan mutiara yang paling mulia. Perkara-perkara ajaib yang saya saksikan di sana tidak dapat saya lukiskan. Oh, sekiranya saya dapat berbicara Bahasa Kanaan, maka saya dapat menceritakan sedikit tentang kemuliaan dunia yang lebih baik. Di sana saya melihat meja dari batu di mana nama-nama 144.000 orang itu terukir dengan huruf emas. Setelah kami melihat-lihat kemuliaan bait kudus itu, kami keluar dan Yesus meninggalkan kami pergi ke kota itu. Tidak lama kemudian kami mendengar akan suara-Nya kembali, yang berkata, “Marilah, hai umat-Ku, hai kamu yang keluar dari kesusahan besar, dan yang melakukan kehendak-Ku, yang menderita karena-Ku; masuklah ke dalam perjamuan, karena Aku sendiri telah bersiap-siap untuk melayani kamu.” Kami bersorak, “Haleluya! Kemuliaan!” lalu masuk ke dalam kota itu.Sg 156.1
Di sana saya melihat sebuah meja dari perak mumi; berkilometer panjangnya, namun mata kita dapat melihatnya dengan jelas. Saya melihat buah pohon kehidupan, manna, badam, ara, delima, anggur dan banyak jenis buah yang lain. Saya me-minta izin pada Yesus untuk memakan buah itu. Ia berkata, “Bukan sekarang. Mereka yang memakan buah dari negeri ini tidak lagi pulang ke bumi. Tetapi tidak lama lagi, jikalau engkau setia, maka engkau akan memakan buah kehidupan dan memi-num air dari mata air kehidupan itu.” Selanjutnya Ia berkata, “Engkau harus pulang ke bumi lagi dan menyampaikan kepada orang lain apa yang telah Kunyatakan padamu.” Kemudian seorang malaikat menuntun saya dengan lembut turun ke dunia yang gelap ini .— Spiritual Gifts, jld. 2, hlm. 52-55.Sg 156.2
Di Surga, Semuanya Murni dan Damai—Hanya melalui Kristus sendiri Anda dapat pastikan surga, di mana semuanya adalah murni, kudus, damai, dan berkat, yang mana di sana kemuliaan tidak dapat digambarkan oleh bibir yang fana. Semakin dekat kita memasuki gambaran tentang upah yang menunggu pemenang yang mengatakan bahwa itu adalah kemuliaan yang jauh lebih luar biasa dan kekal. Itu akan menjadi sebuah kebahagiaan yang kekal, berkat yang kekal, kemuliaan baru yang terbentang di sepanjang zaman tanpa henti-hentinya.— Testimonies for the Church, jld. 8, hlm. 131.Sg 157.1
Tidak Ada Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat di Bumi Baru—Tidak semua keadaan sekolah per-tama di Eden itu terdapat pada sekolah yang akan datang itu. Tidak ada pohon pengetahuan baik dan jahat akan memberikan kesempatan untuk pen-cobaan. Tidak ada lagi si penggoda di sana, tidak ada lagi kemungkinan untuk berbuat salah. Setiap tabiat telah bertahan melawan ujian kejahatan, dan tidak ada lagi yang mudah dipengaruhi kuasanya.— Membina Pendidikan Sejati, hlm. 280.Sg 157.2
Tidak Ada Laut—Laut memisahkan sahabatsahabat. Laut itu menceraikan kita dengan orangorang yang kita cintai. Pergaulan kita akan putus oleh lautan yang dalam dan luas. Di bumi yang baru tidak akan ada lagi laut, dan di sana tidak ada “pe-rahu dayung yang akan melaluinya.” Pada masa yang lalu banyak orang yang mengasihi dan mela-yani Allah telah diikat dengan rantai pada tempat duduk mereka dalam perahu dayung, lalu dipaksa melakukan maksud orang-orang jahat, dan keras tengkuk. Tuhan memandang penderitaan mereka dengan iba hati dan belas kasihan. Terima kasih Tuhan, karena di dunia yang baru itu tidak ada lagi amarah yang meluap-luap, tidak ada lagi laut yang memisahkan, deburan gelombang yang meresah-kan.— Ms, .33, 1911 dikutip dalam Maranata, hlm. 351.Sg 157.3
Tidak Ada Air Mata atau Upacara Pemakaman—Di rumah orang-orang yang ditebus tidak terdapat lagi tetesan air mata, tidak ada iringiringan upacara penguburan, tidak ada tanda perkabungan. “Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: Aku sakit, dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya” Yesaya 33: 24. Kebahagiaan yang limpah akan mengalir dan mendalam sebagaimana zaman yang kekal....Sg 158.1
Mari kita memperhatikan lebih sungguhsungguh kebahagiaan yang akan datang itu. Biarkan iman kita menembus kabut kegelapan dan memandang Dia yang mati karena dosa-dosa dunia ini. Ia telah membukakan gerbang-gerbang firdaus kepada semua orang yang menerima dan percaya akan Dia. Kepada mereka dikaruniakanNya kuasa supaya menjadi putra putri Allah. Biarlah segala derita yang menyakiti kita dengan kepedihan menjadi pelajaran yang akan menuntun kita, mengajar kita maju ke depan menuju tanda kemenangan dari panggilan kita dalam Kristus. Biarlah pikiran kita didorong supaya bersemangat bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang. Biarlah pengharapan ini menyukakan hati kita....Sg 158.2
Kita menuju ke rumah. Ia yang sudah sangat mengasihi kita sampai mati untuk kita telah membangun sebuah kota untuk kita. Yerusalem yang Baru adalah tempat kita berhenti. Di sana, di dalam Kota Allah itu tidak ada duka. Tidak ada ratap tangis, tidak ada nyanyian penghiburan untuk orang-orang yang hancur hatinya, dan kasih sayang yang terpendam tidak akan terdengar lagi. Tidak lama lagi pakaian yang berat akan diganti dengan pakaian pernikahan. Kita akan menyaksikan penobatan Raja kita. Mereka yang hidupnya tersembunyi bersama Kristus, mereka yang sudah bertanding dalam pertandingan iman, akan memancarkan kemuliaan Penebus dalam kerajaan Allah.— Testimonies for the Church, jld. 9, hlm. 286, 287 dikutip dalam Maranata, hlm. 352.Sg 158.3
Tidak Ada Perkawinan atau Kelahiran— Ada orang yang menyatakan kepercayaan mereka bahwa di dunia baru itu terjadi perkawinan dan kelahiran, akan tetapi mereka yang percaya Alkitab tidak dapat menerima ajaran semacam ini. Ajaran yang mengatakan bahwa anak-anak akan lahir di dunia baru bukanlah bagian dari “kata nubuat yang pasti.” Kata-kata Kristus terlalu jelas untuk disalahtafsirkan. Mereka harus terus-menerus mengajukan pertanyaan mengenai perkawinan dan kelahiran di dunia baru. Mereka yang akan dibangkitkan dari kubur, juga yang diangkat tanpa melihat kematian, tidak akan menikah atau dinikahkan. Mereka akan seperti malaikat-malaikat Allah, anggota-anggota keluarga raja. — Ms, hlm. 28, 1904 dikutip dalam Maranata, hlm. 369.Sg 159.1
Tidak Ada Malam atau Istirahat — Di dalam Kota Allah, “malam tidak ada lagi di sana.” Tak seorang pun memerlukan atau menginginkan istirahat. Tidak ada rasa letih dalam melakukan kehendak Allah dan dalam memberikan pujian bagi nama-Nya. Kita akan selalu merasakan kesegaran pagi. “Dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah yang menerangi mereka” Wahyu 22: 5. Sinar matahari akan digantikan oleh suatu cahaya yang sinar terangnya tidak menyakitkan, namun yang jauh melebihi sinar matahari kita waktu tengah hari. Kemuliaan Allah dan Anak Domba memenuhi kota suci itu dengan terang yang tidak pernah pudar. Umat tebusan berjalan di dalam kemuliaan hari yang kekal yang tak bermatahari.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 714.Sg 159.2
Tidak ada Bait Suci, Melainkan Persekutuan Muka dengan Muka—“Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikianlah juga Anak Domba itu.” (Wahyu 21:22). Umat Allah diberikan kesempatan untuk mengadakan hubungan langsung dengan Bapa dan Anak. “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar.” (1 Korintus 13:12). Kita melihat gambaran Allah dipantulkan seperti dalam cermin, dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya di alam dan dalam perhatian-Nya kepada manusia. Tetapi nanti kita akan melihat Dia muka dengan muka, tanpa selubung yang membuat samar-samar. Kita akan berdiri di hadapanNya, dan memandang kemuliaan wajah-Nya.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 715Sg 160.1
Tidak Ada Penderitaan, Penyakit, atau Kematian—Oh, saya merindukan Yesus untuk datang. Saya merindukan rumah itu dalam kerajaan kemuliaan di mana tidak akan ada penyakit, tidak ada kesedihan, tidak ada kesakitan, tidak ada kematian.— Letter 64a, 1889 dikutip dalam Manuscript Releases 10: 383.Sg 160.2
Tidak Ada Pertentangan atau Perselisihan—Tidak ada suara-suara perbantahan yang merusak kedamaian surga yang manis dan sempurna. Penduduk-penduduknya tidak mengenal pende-ritaan, tidak ada kesedihan, tidak ada air mata. Semuanya dalam keserasian yang sempurna, dalam keteraturan yang sempurna dan kebahagiaan yang sempurna. ...Sg 160.3
Surga adalah sebuah tempat tinggal di mana rasa simpati yang hidup di dalam setiap hati, dinyatakan melalui setiap pandangan. Di sana kasih berkuasa. Tidak ada unsur-unsur yang membuat geger, tidak ada perselisihan atau pertengkaran maupun perang mulut.— Letter 30, 1882 dikutip dalam Last Day Events, hlm. 296.Sg 160.4
Hari Sabat akan Terus Diperingati di Bumi yang Baru—Kepada saya telah ditunjukkan bahwa hukum Allah akan bertahan sampai selama-lamanya, dan berada di dunia baru sepanjang zaman yang kekal. Pada waktu penciptaan, ketika landasan bumi diletakkan, anak-anak Allah memandang dengan kekaguman pekerjaan sang Khalik, dan seluruh pasukan surgawi bersorak karena gembira. Maka begitulah landasan hari Sabat diletakkan. Pada penutupan enam hari penciptaan, Allah berhenti pada hari yang ketujuh dari semua pekerjaan yang telah diperbuat - Nya; dan Ia memberkati hari yang ketujuh itu serta menyucikannya, oleh sebab di dalamnya Ia telah berhenti dari segala pekerjaan-Nya.Sg 161.1
Hari Sabat dilembagakan di Eden sebelum ke-jatuhan, dan dipelihara oleh Adam dan Hawa, serta dengan segenap pasukan surgawi. Allah berhenti pada hari yang ketujuh, dan memberkatinya serta mempermuliakannya. Saya melihat bahwa hari Sabat tidak akan pernah dihapuskan; tetapi orangorang kudus yang ditebus, dan segenap pasukan malaikat, akan memeliharanya dalam menghormati Khalik yang besar sampai selama-lamanya.— Tulisan-tulisan Permulaan, hlm. 318, 319.Sg 161.2
Hari Sabat bukan hanya untuk orang Israel saja, tetapi untuk dunia. Hukum itu telah diumumkan kepada manusia di Taman Eden dan mempunyai keharusan yang tidak akan binasa, sebagaimana halnya dengan sepuluh hukum. Dari hukum itu di mana hukum keempat adalah salah satu di antaranya, Kristus berkata, “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.” Selama langit dan bumi ada, hari Sabat akan tetap menjadi tanda dari kuasa Khalik. Dan apabila Eden akan kembali mekar bersemi di atas dunia, maka hari Sabat Tuhan yang suci akan dimuliakan oleh seluruhnya yang ada pada naungan matahari. “Sabat berganti Sabat” penghuni dunia yang telah dibarui itu akan naik “sujud menyembah di hadapan-Ku, firman Tuhan.”— Alfa dan Omega, jld. 6, 300 dikutip dalam Iman yang Menghidupkan, hlm. 37.Sg 161.3
Persekutuan Dengan Orang-orang yang Setia dari Segala Zaman—Di sana umat tebusan akan mengenali sama seperti mereka juga dikenal. Kasih dan simpati yang telah ditanamkan Allah di dalam jiwa, akan dipraktikkan dalam cara yang paling benar dan menarik. Persekutuan yang murni dengan makhluk-makhluk kudus, kehidupan sosial yang harmonis dengan malaikat-malaikat yang berbahagia dan dengan orang-orang yang setia dari segala zaman, yang telah membasuh jubah mereka dan diputihkan oleh darah Anak Domba, ikatan-ikatan kudus yang mengikat bersama, “semua turunan yang di dalam surga dan di atas bumi,” (Efesus 3:15), semua ini membantu menciptakan kebahagiaan orang-orang yang ditebus. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 715.Sg 162.1
Kebahagiaan Orang Lain Adalah Sukacita bagi Orang-orang yang Ditebus — Segala seusatu di surga itu mulia dan luhur. Semua orang meng-usahakan kepentingan dan kebahagiaan orang lain. Tidak ada yang bertekun mencari dan meng-utamakan diri sendiri. Adalah menjadi kegembiraan utama dari semua makhluk-makhluk suci untuk menyaksikan kegembiraan dan kebahagiaan orang lain di sekitar mereka.. — Testimonies for the Church, jld. 2, hlm. 239.Sg 162.2
Umat Tuhan Berada di Rumah di Bumi Baru — Di dalam Alkitab, warisan orang-orang yang diselamatkan disebut suatu “tanah air” Ibrani 11: 14-16. Di sana Gembala surgawi menuntun domba-domba-Nya ke mata air hidup. Pohon hidup memberikan buahnya setiap bulan, dan daun pohon itu adalah untuk keperluan bangsa-bangsa. Di sana ada sungai-sungai yang airnya terus mengalir, jernih bagaikan hablur atau kristal, dan di tepi-tepi sungai itu ada pepohonan yang melambai-lambai yang memberikan bayang-bayangnya ke jalan-jalan yang telah disediakan bagi umat tebusan Tuhan. Di sana dataran-dataran luas terhampar sampai ke bukitbukit yang indah dan gunung-gunung Allah berdiri dengan puncak-puncaknya yang tinggi. Di dataran-dataran yang tenang dan damai ini, di samping sungai-sungai yang hidup, umat Allah, yang telah lama mengembara dan menjadi musafir mendapatkan tempat tinggal mereka.Sg 163.1
“Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram, di tempat per-istirahatan yang aman.” “Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu ‘Selamat’ dan pintu gerbangmu ‘Pujian’” “Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga... dan orang-orang pilihan - Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka” Yesaya 32:18; 60:18; 65: 21, 22.Sg 163.2
Di sana “padang dan padang kering akan bergembira, padang belantara akan bersoraksorak dan berbunga.” “Sebagai ganti semak berduri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad.” “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing ... dan seorang anak kecil akan menggiringnya.” “Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus,” kata Tuhan. Yesaya 35:1; 55:13; Yesaya 11: 6, 9. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 713, 714.Sg 163.3
Orang yang Ditebus akan Hidup Aktif, Hidup Bertujuan — Di bumi yang dijadikan baru, orangorang yang ditebus akan terlibat dalam pekerjaan dan kesenangan yang membawa kebahagiaan kepada Adam dan Hawa pada permulaan dahulu kala. Kehidupan Eden akan dihidupkan, kehidupan di taman dan kebun. “Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga. Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya; sebab umur umatKu akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.” — Para Nabi dan Raja, hlm. 314, 315 dikutip di Membina Keluarga Bahagia, hlm. 525.Sg 164.1
Di sana setiap kuasa akan dikembangkan, setiap kesanggupan akan ditambah. Usaha-usaha yang paling besar akan berjalan terus, cita-cita yang tinggi akan dicapai, tujuan yang tertinggi akan dipahami. Dan di sana akan dicapai lagi ketinggian yang baru, keajaiban baru, kebenaran baru, dan tugas-tugas yang menyegarkan yang menggunakan kuasa tubuh, pikiran dan jiwa.— Education, hlm. 306, dikutip dalam The Adventist Home, hlm. 549. Sg 164.2