Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Kisah Para Rasul

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 25— Surat kepada Orang Tesalonika

    Tibanya Silas dan Timotius dari Makedonia, selama persinggahan Paulus di Korintus, telah menggembirakan rasul itu. Mereka mem-bawa kepadanya “ kabar baik” tentang “iman dan kasih” dari mereka yang telah menerima kebenaran selama kunjungan yang pertama dari pesu-ruh-pesuruh Injil kepada orang Tesalonika. Hati Paulus menunjukkan dengan lemah lembut terhadap orang-orang percaya ini, yang di tengah-tengah pencobaan dan kesengsaraan, telah tetap setia kepada Allah. Ia rindu untuk mengunjungi mereka secara pribadi, tetapi sebab hal ini tidak mungkin, ia menulis kepada mereka.KR 215.1

    Dalam suratnya kepada sidang di Tesalonika rasul itu menyatakan terima kasihnya kepada Allah karena kabar yang baik dari pertambahan iman mereka. “ Kami juga, saudara-saudara,” ia menulis, “dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. Sekarang kami hidup kembali, asalsaja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan. Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persemba-hkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita? Siang-malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya, supaya kita bertemu muka dengan muka dengan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.”KR 215.2

    “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.”KR 216.1

    Banyak dari orang-orang percaya di Tesalonika telah “berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar.” Mereka telah “menerima firman itu dengan sukacita;” sesudah hati mereka dipenuhi dengan “kesukaan Roh Kudus.” Rasul mengatakan bahwa kesetiaan mereka mengikuti Tuhan “menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.” Perkataan pujian ini adalah tidak pantas; “karena dari antara kamu,” ia menulis ‘’firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah sehingga kamu tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.”KR 216.2

    Orang-orang percaya di Tesalonika adalah para misionaris. Hati mereka menyala dengan semangat untuk Juruselamat mereka, yang telah meluputkan mereka dari “murka yang akan datang.” Melalui rahmat Kristus perubahan yang ajaib ini telah terjadi dalam kehidupan mereka, dan perkataan Tuhan, sebagaimana diucapkan kepada mereka, dipenuhi dengan kuasa. Hati dimenangkan oleh kebenaran yang dipersembahkan, dan jiwa-jiwa ditambahkan kepada jumlah orang percaya.KR 216.3

    Dalam suratnya yang pertama, Paulus menunjuk kepada cara kerjanya di antara orang-orang Tesalonika. la menyatakan bahwa ia tidak berusaha untuk mencari orang bertobat melalui penipuan atau tipu muslihat. “Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. Karena kami tidak pernah bermulut manis hal itu kami ketahui dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi Allah adalah saksi juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawat anak-anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.”KR 216.4

    “Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.KR 217.1

    “Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi—dan memang sungguh-sungguh demikian-sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.” “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.”KR 217.2

    Dalam suratan yang pertama kepada orang-orang percaya di Tesalonika, Paulus berusaha untuk mengajarkan mereka mengenai keadaan yang sebenarnya daripada orang mati. Ia bicara tentang mereka yang mati seperti tidur dalam keadaan tidak sadar: “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jika kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersamasama dengan Dia.... Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersamasama dengan Tuhan.”KR 217.3

    Orang-orang Tesalonika ingin memahami buah pikiran bahwa Kristus akan datang untuk mengubahkan yang setia yang masih hidup, akan mengambil mereka kepada diri-Nya sendiri. Mereka dengan hati-hati menjaga kehidupan teman-teman mereka, supaya jangan mereka mati dan kehilangan berkat yang mereka harapkan untuk menerimanya pada waktu kedatangan Tuhan. Tetapi satu-persatu kekasih-kekasih mereka telah diangkat dari mereka, dan dengan kesedihan orang-orang Tesalonika telah memandang untuk waktu yang terakhir pada wajah orangorang yang sudah mati, hampir tidak berani mengharapkan untuk bertemu dengan mereka dalam kehidupan yang akan datang.KR 217.4

    Sedang suratan Paulus dibuka dan dibaca, kesukaan dan penghiburan yang besar telah dibawa kepada sidang oleh perkataan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya dari orang mati. Paulus menunjukkan bahwa mereka yang hidup bila Yesus akan datang tidak akan pergi untuk menemui Tuhan mereka lebih dulu daripada mereka yang telah tertidur dalam Yesus. Suara Penghulu malaikat dan sangkakala Allah akan membangkitkan mereka yang tertidur, dan yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu sebelum jamahan kebakaan akan diberikan kepada hidup. “Sesudah itu, kita yang hidup, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.”KR 218.1

    Pengharapan dan kesukaan yang dibawa oleh jaminan ini kepada sidang Tuhan yang baru di Tesalonika hampir tidak dapat dihargai oleh kita. Mereka percaya dan menghargai surat yang dikirim kepada mereka oleh bapa mereka di dalam Injil, dan hati mereka keluar dengan kasih kepadanya. Ia telah memberitahukan kepada mereka perkara-perkara ini sebelumnya; tetapi pada waktu itu pikiran mereka bergumul untuk mencari tahu pengajaran-pengajaran itu yang tampaknya baru dan aneh, dan tidaklah mengherankan bahwa tenaga pada beberapa segi tidak diberi kesan dengan jelasnya ke atas pikiran mereka. Tetapi mereka lapar akan kebenaran, dan suratan Paulus memberikan kepada mereka pengharapan dan kekuatan yang baru, dan suatu iman yang akan lebih teguh, dan kasih yang lebih dalam kepada Seorang yang melalui kematian-Nya telah membawa kehidupan dan sifat baka kepada terang.KR 218.2

    Sekarang mereka bersuka dalam pengetahuan bahwa sahabat-sahabat mereka yang percaya akan dibangkitkan dari kubur untuk hidup selamalamanya dalam kerajaan Allah. Kegelapan yang menyelubungi tempat peristirahatan orang-orang mati telah dilenyapkan. Suatu kemegahan yang baru memahkotai iman orang Kristen, dan mereka melihat suatu kemuliaan yang baru dalam kehidupan kematian, dan kebangkitan Kristus.KR 218.3

    “Kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia”, Paulus menulis. Banyak orang menafsirkan dan mengartikan pasal ini bahwa orang-orang yang tidur akan dibawa dengan Kristus ke dalam surga; tetapi Paulus mengartikan bahwa sebagaimana Kristus dibangkitkan dari orang mati, demikianlah Allah akan membangkitkan orang-orang suci yang tidur dari kubur mereka dan membawa mereka bersama Dia ke surga. Penghiburan yang berharga! Pengharapan yang mulia! Bukan saja kepada sidang di Tesalonika, tetapi kepada semua orang Kristen di mana pun mereka berada.KR 219.1

    Sementara bekerja di Tesalonika, Paulus telah mencakup seluruh pokok pelajaran tentang tanda-tanda zaman ini, yang menunjukkan peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi sebelum kenyataan Anak manusia di awan-awan di langit, sehingga ia tidak menganggap perlu untuk menulis panjang lebar tentang persoalan ini. Tetapi, ia dengan tegas menunjuk kepada ajarannya yang dulu itu. “Tentang zaman dan masa” ia berkata, “tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan.”KR 219.2

    Dalam dunia dewasa ini banyak orang yang menutup mata mereka terhadap bukti-bukti yang telah diberikan oleh Kristus amaran kepada manusia tentang kedatangan-Nya. Mereka berusaha untuk mendiamkan segala keprihatinan ini, sementara pada waktu yang sama tanda-tanda akhir zaman sedang digenapi dengan cepatnya, dan dunia sedang men-dekati kepada waktu bila Anak manusia akan dinyatakan dalam awanawan di langit. Paulus mengajarkan bahwa berdosalah bersikap acuh tak acuh terhadap tanda-tanda yang akan mendahului kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Mereka yang bersalah untuk kelalaian ini disebutnya anak-anak malam dan kegelapan. Ia memberanikan untuk berjaga-jaga dan waspada dengan perkataan ini: “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orangorang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.”KR 219.3

    Amatlah penting kepada sidang pada zaman kita tentang ajaran rasul mengenai persoalan ini. Kepada mereka yang hidup begitu dekat kepada kesempumaan yang besar ini, perkataan Paulus harus datang dengan tenaga yang jitu: “Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.”KR 220.1

    Orang Kristen yang waspada adalah orang Kristen yang bekerja, berusaha dengan rajin untuk melakukan segala perkara dalam kuasanya demi kemajuan Injil. Sementara kasih akan Penebusnya bertambah, demikian juga halnya dengan kasih kepada sesama manusia. Ia mengalami pencobaan yang keras, seperti yang dialami oleh Tuhannya; tetapi ia tidak membiarkan kesusahan memasamkan mukanya atau merusakkan ketenangan pikirannya. Ia mengetahui bahwa pencobaan, kalau dipikul dengan baik, akan menghaluskan dan menyucikan dia, dan membawa dia ke dalam persekutuan yang erat dengan Kristus. Mereka yang mengambil bagian dari penderitaan Kristus akan juga mengambil bagian dari penghiburan-Nya dan akhirnya membagikan kemuliaanNya.KR 220.2

    “Kami minta kepadamu, saudara-saudaraku,” Paulus melanjutkan dalam suratnya kepada orang-orang Tesalonika, “supaya kamu meng-hormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu di dalam Tuhan, dan yang menegur kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.”KR 220.3

    Orang-orang percaya di Tesalonika sangat terganggu oleh orangorang yang datang kepada mereka dengan buah pikiran dan doktrin yang fanatik. “Ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.” Sidang sudah diorganisasikan dengan baik, dan pegawai-pegawai ditentukan untuk bertindak sebagai pendeta-pendeta dan diaken-diaken. Tetapi ada beberapa orang, yang suka akan jalan sendiri dan tidak sabar, yang enggan untuk lebih tunduk kepada mereka yang memegang kedudukan dan kekuasaan dalam sidang. Mereka menuntut bukan saja hak pertimbangan pribadi, tetapi mereka mendesakkan secara umum pandangan mereka kepada sidang. Memandang akan hal ini, Paulus menarik perhatian orang-orang Tesalonika kepada perasaan segan dan hormat yang harus ditunjukkan kepada mereka yang telah dipilih menduduki jabatan kekuasaan dalam sidang.KR 220.4

    Dalam kecemasannya bahwa orang-orang percaya di Tesalonika harus berjalan dalam takut akan Allah, rasul itu memohon dengan mereka untuk menyatakan kesalehan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. “Kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.” “Karena Allah kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.”KR 221.1

    Rasul itu merasa bahwa ia mempunyai pertanggunganjawab yang luas untuk keselamatan rohani dari orang-orang yang bertobat di bawah pekerjaannya. Kerinduannya bagi mereka ialah bahwa mereka boleh bertambah-tambah dalam pengetahuan satu-satunya akan Allah yang benar, dan Yesus Kristus, yang telah diutus-Nya. Sering dalam pelayanannya ia bertemu dengan rombongan kecil dari pria dan wanita yang mengasihi Yesus, dan menundukkan kepala mereka di dalam doa, meminta kepada Allah untuk mengajar mereka bagaimana caranya mempertahankan suatu kehidupan yang dihubungkan dengan Dia. Sering ia berembuk dengan mereka mengenai metode yang terbaik untuk memberikan kepada orang lain terang kebenaran Injil. Dan sering, bila dipisahkan dari mereka untuk siapa ia telah bekerja, ia memohon kepada Allah untuk menjaga mereka dari kejahatan dan menolong mereka untuk menjadi misionaris yang sungguh-sungguh dan aktif.KR 221.2

    Salah satu dari bukti-bukti yang paling kuat dari pertobatan yang benar adalah kasih kepada Allah dan manubia. Mereka yang menerima Yesus sebagai Juruselamat mempunyai suatu kasih yang dalam dan sungguh-sungguh untuk orang lain yang mempunyai iman yang berharga. Demikianlah keadaannya dengan orang-orang percaya di Tesalonika. ‘Tentang kasih persaudaraan,” rasul itu menulis, “tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orangorang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka.”KR 222.1

    “Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya.”KR 222.2

    “Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegurlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.”KR 222.3

    Rasul itu mengamarkan kepada orang-orang Tesalonika untuk tidak menghinakan pemberian nubuatan, dan dalam perkataan, “Jangan padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala perkara dan peganglah yang baik,” ia memerintahkan suatu perbedaan yang teliti dalam membedakan yang salah dari yang benar. Ia memohon mereka untuk “jauhkan dirimu dari segala jenis kejahatan;” dan ia menutup suratnya dengan doa bahwa Allah akan menyucikan mereka seluruhnya, sehingga dalam “roh, jiwa dan tubuh” mereka boleh “terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia,” ia menambahkan, “Ia juga akan menggenapinya.”KR 222.4

    Nasihat yang dikirimkan oleh Paulus kepada orang-orang Tesalonika dalam suratnya yang pertama mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya adalah selaras benar dengan ajarannya yang dulu. Namun perka-taannya disalahartikan oleh beberapa orang dari saudara-saudara orang Tesalonika. Mereka mengertikan dia untuk menyatakan pengharapan bahwa ia sendiri akan hidup untuk menyaksikan kedatangan Tuhan. Kepercayaan ini menambah semangat dan gairah mereka. Mereka yang sebelumnya telah meninggalkan tanggung jawab dan kewajiban mereka, sekarang menjadi lebih teguh dalam mendesakkan pikiran mereka yang salah.KR 223.1

    Dalam suratnya yang kedua Paulus berusaha membetulkan salah pengertiannya tentang pengajarannya dan menunjukkan di hadapan mereka pendiriannya yang sebenarnya. Ia sekali lagi menyatakan keya-kinannya dalam ketulusan mereka, dan berterima kasih bahwa iman mereka adalah teguh, dan kasih mereka melimpah untuk satu dengan yang lain dan untuk pekerjaan Tuhan. Ia mengatakan kepada mereka bahwa ia menghadapkan mereka kepada gereja-gereja yang lain sebagai suatu teladan iman orang-orang yang sabar dan tekun, yang dengan berani menahan aniaya dan kekejaman, dan ia membawa pikiran mereka kepada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, bila umat Allah akan berhenti dari kesusahan dan kebimbangan mereka.KR 223.2

    “Kami sendiri,” ia menulis, “bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: . . . kepada kamu yang ditindas, berlegalah bersama kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam surga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah, dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.... Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dengan kekuatan-Nya me-nyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.”KR 223.3

    Tetapi sebelum kedatangan Kristus, perkembangan-perkembangan yang penting dalam dunia agama, diramalkan dalam nubuatan, akan terjadi. Rasul itu menyatakan: ‘Kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga. Sebab sebelum hari itu haruslah datang dulu murtad dan haruslah dinyatakan dulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah.”KR 224.1

    Perkataan Paulus seharusnya tidak disalahartikan. Itu tidak harus diajarkan bahwa ia, oleh kenyataan yang khusus, telah mengamarkan orang-orang Tesalonika tentang segeranya kedatangan Kristus itu. Kedudukan seperti itu akan menyebabkan kekacauan iman; karena kekecewaan sering memimpin kepada hal kurang percaya. Sebab itu rasul itu mengamarkan saudara-saudara untuk tidak menerima pekabarannya se-perti yang datang dari dia, dan ia meneruskan untuk menekankan ke-nyataan bahwa kuasa Paus, yang dengan jelas dilukiskan oleh nabi Daniel, masih akan bangkit dan memaklumkan peperangan terhadap umat Allah. Sampai kuasa ini menjalankan pekerjaannya yang membawa maut dan menghujat, akan sia-sialah bagi sidang untuk menantikan kedatangan Tuhan. “Tidakkah kamu ingat,” Paulus bertanya, “bahwa telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu?”KR 224.2

    Ngerilah percobaan yang akan menimpa sidang yang benar. Sedangkan pada waktu rasul itu sedang menulis, “rahasia kedurhakaan” sudah memulai pekerjaannya. Perkembangan yang akan terjadi pada waktu yang akan datang adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat palsu. dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa.”KR 224.3

    Sungguh benar ucapan rasul tentang mereka yang harus menolak untuk “mengasihi kebenaran!” “Dan itulah sebabnya,” ia menerangkan kepada semua orang yang dengan sengaja menolak pekabaran kebenaran, “Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.” Manusia tidak bebas dari hukuman untuk menolak akan amaran yang dikirimkan Allah kepada mereka dengan kemurahan. Dari mereka yang terus-menerus menolak amaran ini, Allah menarik Roh-Nya, meninggalkan mereka kepada penipuan yang mereka senangi.KR 225.1

    Demikianlah Paulus menggariskan pekerjaan yang jahat dari kuasa kejahatan yang harus berlangsung selama abad-abad kegelapan dan aniaya sebelum kedatangan Kristus. Orang-orang percaya di Tesalonika telah mengharap untuk kelepasan yang segera; sekarang mereka diperingatkan untuk mengangkat dengan berani dan takut akan pekerjaan Allah di hadapan mereka. Rasul itu memerintahkan mereka untuk tidak melalaikan kewajiban mereka atau meninggalkan mereka untuk menunggu dengan sia-sia. Sesudah pengharapan mereka yang berapi-api tentang kelepasan yang segera rentetan kehidupan sehari-hari dan pertentangan yang akan mereka hadapi akan kelihatan sangat menakutkan. Sebab itu ia menasihati mereka untuk tetap di dalam iman:KR 225.2

    “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.” “Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. Ki-ranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.”KR 225.3

    Pekerjaan orang-orang percaya telah diberikan kepada mereka oleh Allah. Oleh kesetiaan mereka pada kebenaran mereka harus memberikan kepada orang-orang lain terang yang mereka telah terima. Rasul itu meminta kepada mereka untuk tidak menjadi lelah dalam berbuat baik, dan menunjukkan kepada mereka teladannya sendiri tentang kerajinan dalam perkara-perkara rohani sementara bekerja dengan semangat yang tidak mengenal jerih lelah dalam pekerjaan Kristus. la mempersalahkan mereka yang telah memberikan diri sendiri kepada kegiatan yang lamban dan tidak bertujuan, dan menunjukkan bahwa “mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.” la juga memerintahkan kepada sidang untuk memisahkan persekutuan mereka dengan seseorang yang terus-menerus tidak mengindahkan petunjuk yang diberikan oleh hamba-hamba Allah. “Tetapi,” ia menambahkan, “janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegurlah dia sebagai seorang saudara.”KR 225.4

    Surat ini juga Paulus akhiri dengan doa bahwa di tengah kesusahan dan ujian kehidupan damai Allah dan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus boleh menjadi penghiburan dan dukungan bagi mereka.KR 226.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents