Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Kisah Para Rasul

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 21—Di Daerah Seberang

    Waktunya telah tiba agar Injil diberitakan di seberang ke perbatasan V V Asia Kecil. Jalan itu adalah untuk menyediakan bagi Paulus dan teman-teman sekerjanya untuk menyeberang ke Eropa. Di Troas, di perbatasan Laut Tengah, “pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami.”KR 179.1

    Panggilan itu sangatlah berkesan, tidak mungkin ditangguhkan. “Setelah Paulus melihat penglihatan itu,” kata Lukas, yang menemani Paulus dan Silas dan Timotius pada perjalanannya ke Eropa, “segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma.”KR 179.2

    “Pada hari Sabat,” Lukas meneruskan, “Kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusuri tepi sungai dan menemukan tempat-tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Seorang daripada perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya.” Lidia menerima kebenaran dengan sangat senang hatinya. Ia dan kaum keluarganya bertobat dan dibaptiskan dan ia memohon kepada rasul-rasul untuk menjadikan rumahnya sebagai rumah mereka sendiri.KR 179.3

    Sementara pesuruh-pesuruh salib pergi melakukan pekerjaan mengajar, seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung, berseru: “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan. Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya.”KR 180.1

    Perempuan ini adalah alat yang istimewa dari Setan dan telah membawa kepada tuannya banyak keuntungan oleh jampi-jampinya. Pengaruhnya telah menolong menguatkan penyembuhan berhalanya. Setan mengetahui bahwa kerajaannya sedang diserbu, dan ia kembali kepada alat ini untuk menyerang pekerjaan Allah, berusaha untuk mencampurkan cara berpikirnya yang menyesatkan dengan kebenaran yang diajarkan oleh mereka yang memasyhurkan pekabaran Injil. Perkataan pujian ini merupakan suatu luka kepada kebenaran, mengalihkan pikiran orang banyak dari pengajaran rasul-rasul dan membawa keburukan terhadap Injil, dan oleh mereka banyak yang dipimpin untuk percaya bahwa orang yang berbicara dengan Roh dan dengan kuasa Allah digerakkan oleh roh yang sama sebagaimana utusan Setan ini.KR 180.2

    Untuk sesuatu waktu rasul-rasul menderita atas pertentangan ini; kemudian di bawah pengaruh Roh Kudus Paulus memerintahkan roh jahat ini meninggalkan perempuan itu. Keheningannya membuktikan bahwa rasul-rasul adalah hamba-hamba Allah dan bahwa Setan telah mengakui mereka sedemikian rupa dan telah menurut perintah mereka.KR 180.3

    Kehilangan roh jahat dan dikembalikan kepada pikirannya yang benar, wanita itu memilih untuk menjadi pengikut Kristus. Kemudian tuantuannya diributkan demi usaha mereka. Mereka melihat bahwa segala pengharapan untuk menerima uang dari ramalannya sudah berakhir dan bahwa sumber pendapatan mereka akan habis sama sekali kalau muridmurid diizinkan untuk meneruskan pekerjaan Injil.KR 180.4

    Banyak yang lain di dalam kota menaruh perhatian untuk mendapat uang melalui penipuan Setan, dan orang-orang ini, takut akan pengaruh kuasa yang dapat menghentikan pekerjaan mereka, menaikkan suatu seruan yang keras terhadap hamba-hamba Allah. Mereka membawa rasul-rasul di hadapan pembesar kota itu dengan suatu tuduhan: “Orangorang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Roma tidak boleh menerimanya atau menurutinya.”KR 180.5

    Digerakkan oleh hiruk-pikuk keadaan itu, orang banyak bangkit menghadapi murid-murid. Suatu roh orang banyak bangkit dan disetujui oleh penguasa-penguasa, yang merobek-robek baju luar dari rasul-rasul dan memerintahkan agar mereka didera. “Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan bersungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.”KR 181.1

    Rasul-rasul menderita siksaan yang kejam karena kedudukan yang menyakitkan dalam mana mereka telah ditinggalkan, tetapi mereka tidak mengeluh. Gantinya, dalam keadaan gelap gulita dan kesunyian dari rumah tahanan itu, mereka memberanikan satu sama yang lain oleh perkataan doa dan menyanyikan pujian kepada Allah sebab mereka telah didapati layak untuk menderita malu karena nama-Nya. Hati mereka menjadi gembira karena kasih yang dalam dan sungguh-sungguh untuk pekerjaan Juruselamat mereka. Paulus memikirkan penganiayaan di mana ia telah menjadi alat dalam membawa murid-murid kepada Kristus, dan ia bersuka sebab matanya dapat terbuka untuk melihat, dan hatinya merasa ada kuasa kebenaran yang mulia pada suatu waktu telah dihinakannya.KR 181.2

    Dengan keheran-heranan orang-orang penjara yang lain mendengar bunyi doa dan nyanyian keluar dari dalam penjara. Mereka sudah biasa mendengar jeritan dan pengeluhan, kutukan dan sumpah, memecahkan ketenangan pada waktu malam; tetapi belum pernah sebelumnya mereka mendengar perkataan doa dan nyanyian puji-pujian naik dari sel yang gelap itu. Pengawal-pengawal dan orang-orang penjara keheran-heranan dan bertanya kepada diri sendiri siapakah orang ini apakah mungkin karena kedinginan, lapar, dan dianiaya, namun masih dapat bersukasuka.KR 181.3

    Dalam pada itu pembesar-pembesar kota itu kembali ke rumah mereka masing-masing, mengucap syukur kepada mereka sendiri bahwa oleh tindakan yang cepat dan mengambil keputusan itu mereka telah mene-nangkan suatu keributan. Tetapi di tengah perjalanan mereka telah men-dengar keterangan-keterangan lebih lanjut tentang tabiat dan perbuatan orang-orang yang telah dihukum dengan deraan dan pemenjaraan. Mereka melihat perempuan yang telah dibebaskan dari pengaruh Setan dan ditimpa dengan perubahan dalam wajahnya dan kelakuannya. Pada waktu yang lalu ia telah membawa kesusahan kepada kota itu; sekarang ia tenang dan damai. Sementara mereka menyadari bahwa dalam segala kemungkinan mereka telah kenakan dua orang yang tidak bersalah terhadap undang-undang yang kaku dari hukum Roma mereka sendiri, marah kepada diri sendiri dan memutuskan bahwa di waktu pagi mereka akan memerintahkan murid-murid untuk dibebaskan sendirian dan dikawal dari dalam kota, tanpa kekerasan dari orang banyak.KR 182.1

    Tetapi sementara manusia kejam dan ingin membalas dendam, atau lalai dalam tanggung jawab yang serius yang ditanggungkan pada mereka, Allah tidak lupa menunjukkan rahmatNya kepada hamba-hambaNya. Segala langit mempunyai perhatian kepada manusia yang sedang menderita untuk nama Kristus, dan malaikat-malaikat dikirim untuk mengunjungi penjara. Dengan langkah mereka, dunia gemetar. Pintupintu penjara yang dipalangkan dengan kuatnya terbukalah; rantai dan belenggu jatuh dari tangan, kaki orang-orang tahanan; dan suatu cahaya yang terang memenuhi penjara itu.KR 182.2

    Penjaga penjara telah mendengar dengan keheranan doa dan nyanyian rasul-rasul yang dipenjarakan itu. Waktu mereka dipimpin ke dalam, ia telah melihat kaki yang bengkak dan luka yang berdarah, dan ia sendiri telah menyebabkan kakinya di pasung. Ia telah mengharapkan untuk mendengar dari mereka rintihan yang pahit dan kutukan, tetapi gantinya ia mendengar nyanyian kesukaan dan pujian. Dan bunyi-bunyian ini masuk ke telinganya orang penjara ini tertidur dari mana ia terbangun oleh gempa bumi dan goncangan dinding-dinding penjara.KR 182.3

    Mulai dengan kegemparan, ia melihat dengan kekagetan bahwa segala pintu penjara sudah terbuka, dan ia pun mulai khawatir bahwa orangorang penjara telah melarikan diri. Ia teringat bahwa dengan perintah yang jelas Paulus dan Silas telah dipercayakan kepada pemeliharaannya pada malam sebelumnya, dan ia merasa pasti bahwa kematian akan men-jadi hukuman dari ketidaksetiaannya. Dalam kepahitan rohnya ia merasa bahwa lebih baik ia mati oleh tangannya sendiri daripada menyerah ke-pada hukuman mati yang memalukan. Dengan menarik pedangnya, ia sudah hampir membunuh dirinya sendiri, bila suara Paulus kedengaran dalam perkataan kegembiraan: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini.” Tiap-tiap orang ada pada tempatnya, ditahan oleh kuasa Allah yang dijalankan melalui teman sepenjaranya.KR 182.4

    Kekerasan dengan mana penunggu penjara memperlakukan rasulrasul itu tidak membangkitkan kemarahan mereka. Paulus dan Silas mempunyai roh Kristus, dan bukanlah roh pembalasan dendam. Hati mereka, yang diisi dengan kasih Juruselamat, tidak mempunyai tempat untuk kebencian terhadap penganiaya-penganiaya mereka.KR 183.1

    Penunggu penjara menjatuhkan pedangnya, dan sambil meminta lampu, bergegas-gegaslah ke dalam kamar yang di dalam. Ia mau melihat orang yang bagaimanakah orang ini yang membalas kebengisan dengan kebaikan dengan mana mereka telah diperlakukan. Sampai ke tempat di mana rasul-rasul berada, dan menundukkan dirinya sendiri di hadapan mereka, ia meminta pengampunan mereka. Kemudian, dengan membawa mereka ke luar ke lapangan yang terbuka, bertanyalah, “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?”KR 183.2

    Penunggu penjara itu gemetar bila ia melihat kemarahan Allah dinya-takan dalam gempa bumi itu; bila ia memikirkan bahwa orang yang dipenjarakan itu telah melarikan diri, ia sedia untuk mati oleh tangannya sendiri; tetapi sekarang segala perkara ini tampaknya kurang berarti dibandingkan dengan ketakutan yang baru dan aneh, yang menghasut pikirannya, dan keinginannya untuk memiliki ketenangan dan kesukaan yang ditunjukkan oleh rasul-rasul di bawah penderitaan dan perlakuan yang kasar. Ia melihat pada wajah mereka terang surga; ia mengetahui bahwa Allah campur tangan dengan suatu cara yang luar biasa untuk menyelamatkan hidup mereka; dan dengan tenaga yang aneh perkataan perempuan yang dipenuhi roh itu datang kepada pikirannya: “Orangorang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.”KR 183.3

    Dengan kerendahan ia bertanya kepada rasul-rasul untuk menunjukkan kepadanya jalan keselamatan. “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu,” mereka menjawab; “lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.” Penunggu penjara itu kemudian mencuci luka-luka dari rasul-rasul dan melayani mereka, sesudah mana ia dibaptiskan oleh mereka, dengan segenap rumah tangganya. Suatu pengaruh yang menyucikan tersebar dengan sendirinya di antara orang-orang penjara, dan pikiran semua orang terbuka untuk mendengarkan kebenaran yang diucapkan oleh rasul-rasul. Mereka yakin bahwa Allah yang disembah oleh orang-orang ini telah melepaskan mereka dengan ajaib dari perhambaan.KR 184.1

    Warga kota Filipi sangatlah terkejut dengan gempa bumi itu, dan bila pada waktu pagi pegawai-pegawai penjara mengatakan kepada pembesar-pembesar kota tentang apa yang telah terjadi sepanjang malam itu, mereka terkejut dan mengirim kepala penjara untuk membebaskan rasulrasul. Tetapi Paulus menyatakan, “Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami keluar.”KR 184.2

    Rasul-rasul itu adalah warganegara Roma, tidak sah untuk mendera orang Roma, kecuali untuk kejahatan yang paling besar, atau mencabut daripadanya kebebasannya tanpa pemeriksaan yang adil. Paulus dan Silas sudah dipenjarakan secara umum dan mereka sekarang enggan dibebaskan tanpa penjelasan yang patut kepada pembesar-pembesar kota itu.KR 184.3

    Bila perkataan ini disampaikan kepada penguasa-penguasa, mereka sangat terkejut karena takut bahwa rasul-rasul akan bersungut kepada raja, dan pergi dengan segera ke penjara, mereka minta maaf kepada Paulus dan Silas untuk ketidakadilan dan kebengisan yang dilakukan kepada mereka, dan secara pribadi mengeluarkan mereka dari dalam penjara, memohon kepada mereka untuk meninggalkan kota itu. Pembesar-pembesar kota itu khawatir akan pengaruh rasul-rasul kepada orang banyak, dan mereka juga takut akan kuasa yang menjelang atas nama orang-orang yang tak bersalah ini.KR 184.4

    Bertindak atas petunjuk yang diberikan oleh Kristus, rasul-rasul tidak mendesak kehadiran mereka di mana hal itu tidak diinginkan. “Mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.”KR 185.1

    Rasul-rasul itu tidak menganggap sebagai sia-sia pekerjaan mereka di Filipi. Mereka telah menemui banyak pertentangan dan aniaya; tetapi campur tangan Yang Mahakuasa untuk kepentingan mereka, dan perto-batan penunggu penjara dan rumah tangganya, lebih daripada menebus malu dan kesengsaraan yang telah diderita. Kabar tentang pemenjaraan mereka yang tidak adil dan kelepasan yang ajaib, diketahui di seluruh jajahan itu, dan ini membawa pekerjaan rasul-rasul kepada perhatian suatu jumlah yang besar yang kalau tidak dengan ini tidak dapat dicapai.KR 185.2

    Pekerjaan Paulus di Filipi berhasil dengan didirikannya sebuah gereja yang anggota-anggotanya tetap bertambah. Semangat dan pengabdiannya, dan lebih dari semuanya, kemauannya untuk menderita bagi Kristus, dan memberikan diri mereka dengan pengorbanan yang ikhlas kepada pekerjaan Penebus mereka.KR 185.3

    Bahwa sidang ini tidak luput dari aniaya ditunjukkan oleh suatu ucapan dalam surat Paulus kepada mereka, la mengatakan, “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.” Tetapi demikianlah keteguhan mereka dalam imam sehingga ia menyatakan, “Aku mengucap syukur kepada Aliahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Aliahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.” Filipi 1:29, 30, 3-5.KR 185.4

    Kengerian adalah pergumulan yang terjadi antara kuasa kebaikan dan kejahatan di pusat-pusat penting di mana pesuruh-pesuruh kebenaran di-panggil untuk bekerja, “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,” Paulus menerangkan, “tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Efesus 6:12. Sampai berakhirnya waktu akan ada pergumulan antara sidang Allah dan mereka yang di bawah kuasa malaikat-malaikat jahat.KR 185.5

    Setiap orang Kristen yang mula-mula sering dipanggil untuk menemui kuasa-kuasa kegelapan muka dengan muka. Oleh cara berpikir yang menyesatkan dan oleh penganiayaan, musuh berusaha membalikkan me-reka dari iman yang benar. Pada waktu sekarang ini, bila segala perkara yang di dunia ini akan segera berakhir, Setan akan melakukan segala usaha untuk menjerat dunia ini. Ia memikirkan banyak rencana untuk menguasai pikiran dan untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran yang perlu untuk keselamatan. Dalam setiap kota agen-agennya sedang sibuk mengorganisasi ke dalam partai-partai, mereka yang menolak hukum Allah. Penipu yang besar sedang bekerja untuk memasukkan unsur-unsur kekacauan dan pemberontakan, dan orang-orang sedang dibakar dengan semangat yang tidak sesuai dengan pengetahuan.KR 186.1

    Kejahatan sedang mencapai ketinggian yang belum pernah dicapai sebelumnya, dan meskipun begitu banyak pendeta Injil berseru, “Damai dan sejahtera.” Tetapi pesuruh-pesuruh Allah yang setia harus berjalan secara terus-menerus dengan pekerjaan mereka. Dipakaikan dengan kelengkapan senjata surga, mereka harus maju dengan tak gentar dan penuh kemenangan, tidak pernah menghentikan peperangan sampai setiap jiwa dalam jangkauan mereka akan menerima kabar kebenaran untuk waktu ini.KR 186.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents