Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Disiplin

    Mendidik, menegur, mendorong, jadi panjang sut.

    Salah satu dari pelajaran pertama yang perlu dipelajari seorang anak ialah pelajaran mengenai penurutan. Sebelum ia cukup dewasa untuk berpikir, ia dapat diajar untuk menurut. Dengan usaha yang lembut dan tekun, kebiasaan itu harus ditegakkan. Dengan demikian, sampai pada tingkat yang besar, dapat mencegah pertentangan-pertentangan yang mungkin terjadi di antara kemauan dan kekuasaan yang banyak sekali menyebabkan terciptanya perebutan dan kepahitan terhadap para orang tua dan guru, dan sering kali menolak semua kekuasaan, manusia dan ilahi.Pd 223.1

    Tujuan disiplin itu ialah mendidik anak untuk mengatur diri sendiri. Ia harus diajar percaya diri dan mengendalikan diri. Itulah sebabnya segera setelah ia sanggup mengerti, maka pertimbangannya harus dijajarkan di samping penurutan. Biarlah segala sesuatu yang berkaitan dengan dia harus diadakan sedemikian rupa untuk menunjukkan bahwa penurutan itu adil dan bijaksana. Tolonglah ia supaya mengerti bahwa segala perkara ber-ada di bawah hukum, dan bahwa penurutan menuntun kepada berakhirnya bahaya dan penderitaan. Ketika Allah berfirman “Jangan kamu, dengan kasih Ia mengamarkan kepada kita tentang akibat-akibat tidak menurut, dalam rangka menyelamatkan kita dari bahaya dan kerugian.Pd 223.2

    Tolonglah anak itu untuk melihat para orang tua dan guru selaku wakil-wakil Allah, dan bahwa bila mereka bertindak serasi dengan Dia, peraturan-peraturan mereka di rumah dan di sekolah juga adalah peraturanNya. Sebagaimana anak itu harus menunjukkan penurutan kepada para orang tua dan guru, begitu juga mereka seharusnya menunjukkan penurutan kepada Allah.Pd 223.3

    Untuk mengarahkan perkembangan anak tanpa menghalanginya dengan pengendalian yang tidak pada tempatnya haruslah menjadi penyelidikan baik oleh orang tua maupun oleh guru. Terlalu banyak mengatur sama buruknya dengan terlalu sedikit. Usaha untuk “menghancurkan kemauan” seorang anak merupakan suatu kesalahan yang mengerikan. Pikiran-pikiran itu tersusun secara berbeda-beda; sedangkan kekerasan akan mengakibatkan sikap merasa takut secara luar, akibatnya terhadap banyak anak-anak ialah lebih tertanamnya pemberontakan dalam hati. Walaupun orang tua atau guru berhasil menjalankan pengendalian yang diusahakannya, hasilnya tidak kurang berbahaya bagi sang anak. Disiplin terhadap manusia yang telah mencapai usia dewasa harus berbeda dengan mendidik seekor hewan yang dungu. Hewan diajar hanyalah untuk tunduk kepada tuannya. Kadang-kadang metode ini diterapkan dalam mendidik anak-anak, yang menjadikan mereka sedikit saja lebih dari mesin otomat. Pikiran, kemauan, dan keyakinan berada di bawah pengendalian orang lain. Bukanlah merupakan rencana Allah sehingga pikiran harus dikuasai secara demikian. Orang-orang yang melemahkan atau merusak kepribadian memikul tanggung jawab yang semata-mata mengakibatkan kejahatan. Sementara berada di bawah kekuasaan, anak-anak boleh jadi kelihatan seperti serdadu-serdadu yang terlatih baik; tetapi apabila pengendalian putus, maka tabiat akan didapati lemah dan goyah. Dengan tidak pernah belajar mengatur diri sendiri, orang-orang muda tidak mengetahui pembatasan kecuali tuntutan para orang tua dan guru. Dalam kedudukan ini, ia tidak mengetahui bagaimana menggunakan kebebasannya, dan sering membawa ia sendiri menjadi manja, yang membuktikan kehancurannya.Pd 224.1

    Oleh sebab menyerahkan kemauan jauh lebih sulit bagi beberapa murid dari pada yang lain-lain, maka guru harus membuat agar menurut tuntutan-tuntutannya sedapat-dapatnya agar mudah dilakukan. Kemauan itu harus dibimbing atau dibentuk, tetapi bukan dihilangkan atau dihancurkan. Simpanlah kekuatan kemauan itu, dalam peperangan hidup ia akan dibutuhkan.Pd 224.2

    Masing-masing anak harus mengerti akan kekuatan sejati dari kemauan itu. Ia harus dituntun sehingga mengerti betapa besarnya tanggung jawab yang termaktub dalam karunia ini. Kemauan itu merupakan kuasa memerintah dalam sifat manusia, kuasa memutuskan, atau memilih. Setiap makhluk manusia memiliki pikiran yang mempunyai kuasa untuk memilih yang baik. Dalam setiap pengalaman hidup, firman Allah bagi kita ialah, Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Yosua 24:15 Tiap-tiap orang dapat menempatkan kemauannya di samping kemauan Allah, dapat memilih untuk mengikut Dia, dan dengan demikian menghubungkan dirinya sendiri dengan alat-alat ilahi, ia dapat berdiri dimana tidak ada sesuatu yang dapat memaksanya berbuat kejahatan. Pada setiap orang muda, setiap anak, terletak kuasa, yang dengan pertolongan Allah dapat membentuk tabiat yang jujur dan menghidupkan suatu kehidupan yang ber guna.Pd 224.3

    Orang tua atau guru yang oleh nasihat ini mendidik anak untuk mengendalikan diri sendiri akan sangat berguna dan sangat berhasil dengan teguhnya. Bagi sipeninjau yang tidak mendalam pekerjaannya mungkin tidak tampak memberikan keuntungan yang terbaik; mungkin tidak sama tinggi dihargai sama seperti orang yang mengendalikan pikiran dan kemauan anak di bawah kekuasaan mutlak; tetapi setelah bertahun-tahun akan menunjukkan hasil metode pendidikan yang lebih baik.Pd 225.1

    Pendidik yang bijaksana, dalam mengatur murid-muridnya, akan berusaha membangkitkan keyakinan dan memperkuat rasa kehormatan; segala keinginan akan diperlakukan dengan keyakinan dan hormat, dan inilah bak mereka. Mereka harus dipimpin sehingga mereka merasa bahwa mereka tidak boleh pergi ke luar atau datang tanpa diamat-amati. Kesangsian yang menghilangkan semangat, yang mengakibatkan kejahatan besar haruslah dicegah. Gantinya mengamat-amati terus-menerus, seakan-akan mencurigai yang jahat, para guru yang berhubungan dengan murid-murid mereka akan mengerti pekerjaan anak-anak yang berpikiran tidak bisa diam, dan akan mengatur pekerjaan yang pengaruhnya akan melawan kejahatan. Pimpinlah orang-orang muda untuk merasa bahwa mereka dipercaya, dan hanya sedikit saja yang tidak akan berusaha membuktikan diri mereka sendiri layak untuk dipercayai.Pd 225.2

    Pada prinsip yang sama lebih baik memohon dari pada memerintah; orang yang diperlakukan demikian mendapat kesempatan untuk membuktikan dirinya sendiri setia kepada prinsip-prinsip yang benar. Penurutannya merupakan hasil pemilihan, bukan paksaan.Pd 225.3

    Peraturan-peraturan yang memerintah sekolah sedapat-dapatnya harus mencetuskan suara sekolah. Setiap prinsip yang tercakup di dalamnya harus dicanangkan di depan murid sehingga ia dapat yakin akan keadilannya. Dengan demikian ia akan merasakan suatu tanggung jawab untuk mengerti bahwa peraturan-peraturan yang ia sendiri turut membentuknya itu ditaati.Pd 225.4

    Peraturan-peraturan harus sedikit, dan dipertimbangkan dengan sebaikbaiknya; dan bila sekali diadakan, harus dijalankan. Apapun yang didapati tidak mungkin berubah, pikiran belajar untuk mengetahui dan menyerapnya tetapi kemungkinan pemanjaan menyebabkan keinginan, pengharapan, dan ketidakpastian, dan akibatnya ialah tidak dapat berdiam diri, mudah tersinggung dan pelanggaran.Pd 225.5

    Haruslah dijelaskan bahwa pemerintahan Allah tidak mengenal kompromi dengan kejahatan. Baik di rumah maupun di sekolah pelanggaran tidak boleh dibiarkan. Tidak ada orang tua atau guru yang di dalam hatinya melekat anak-anak asuhannya akan berkompromi dengan yang keras kepala menurut kehendak hati sendiri yang melawan kekuasaan atau berdalih-dalih ataupun mengelak untuk melepaskan diri dari penurutan. Bukannya kasih melainkan gaya perasaan yang meremehkan perbuatan salah, berusaha dengan membujuk atau menyogok untuk memperoleh persetujuan, dan akhirnya menerima pengganti perkara yang dituntut.Pd 226.1

    “Orang bodoh kelak mencahari dalih-dalih akan salahnya.” Amsal 14.9 (terjemahan lama). Kita harus berhati-hati memperlakukan dosa sebagai barang yang ringan. Kengerian menguasai orang yang berbuat salah. “Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.” Amsal 5:22. Kesalahan terbesar yang dilakukan terhadap seorang anak atau orang muda akan membuka pintu baginya sehingga terikat pada perhambaan kebiasaan jahat.Pd 226.2

    Orang muda mempunyai kesukaan akan kebebasan sejak lahirnya, mereka merindukan kemerdekaan; dan mereka perlu mengerti bahwa berkat-berkat yang tidak terkira-kira ini hanyalah dapat dinikmati dengan menurut hukum Allah. Hukum ini merupakan pelindung kemerdekaan dan kebebasan sejati. Ia menunjukkan dan melarang perkara-perkara yang memerosotkan atau memperbudak, sehingga dengan demikian ia memberikan perlindungan dari kuasa kejahatan.Pd 226.3

    Pemazmur mengatakan, “Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titahMu.” “Peringatan-peringatanMu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku. Mazmur 119:45; 24.Pd 226.4

    Dalam usaha kita memperbaiki kejahatan, kita harus waspada terhadap kecenderungan mencari-cari kesalahan atau membatasi. Pembatasan yang terus-menerus mengagumkan, tetapi tidak membaharui. Dengan banyak pikiran, dan sering kepada mereka yang menjadi sasaran yang empuk, suatu suasana dari kritik yang tidak membangun merupakan hal yang mematikan terhadap usaha. Bunga-bunga tidak akan mekar di bawah hembusan angin yang membinasakan.Pd 226.5

    Seorang anak sering dibatasi karena beberapa kesalahan yang menonjol, dapat menyesal bahwa kesalahan merupakan keganjilannya, sesuatu yang mengakibatkan kegagalan. Dengan demikian menciptakan keputusasaan dan tiada harapan, sering tersembunyi di bawah suatu penampilan yang mempunyai kelainan atau bermulut besar.Pd 226.6

    Tujuan perbaikan yang benar hanyalah dicapai apabila sipembuat kesalahan itu sendiri dipimpin untuk melihat kesalahannya dan kemauannya disertakan untuk perbaikannya. Apabila ini telah diselesaikan, arahkan dia kepada sumber pengampunan dan kuasa. Usahakan melindungi harga dirinya dan mengilhaminya dengan keberanian dan pengharapan.Pd 227.1

    Pekerjaan ini adalah yang paling bagus, paling sulit, yang pernah diserahkan kepada manusia. Ini menuntut akal-budi yang paling menyenangkan, kelemahlembutan yang paling baik, pengetahuan akan sifat manusia, dan iman dan kesabaran yang berasal dari sorga, yang rela bekerja dan berjaga-jaga serta menunggu. Inilah pekerjaan yang tidak ada lagi yang lebih penting dari padanya.Pd 227.2

    Barang siapa yang ingin mengatur orang lain haruslah mengatur dirinya sendiri lebih dahulu. Mengatur seorang anak atau orang muda dengan bernafsu hanyalah akan membangkitkan dendamnya. Apabila orang tua atau guru menjadi tidak sabar dan berbahaya dalam pembicaraan yang tidak bijaksana, biarlah ia tinggal berdiam diri. Ada kuasa ajaib dalam berdiam diri.Pd 227.3

    Guru harus bersedia menghadapi anak-anak yang suka melawan dan keras kepala. Tetapi dalam menghadapi mereka ia tidak boleh melupakan bahwa iapun pernah menjadi seorang anak, yang memerlukan disiplin. Sekarangpun, dengan segala kelebihannya sebagai orang yang dewasa, pendidikan, pengalaman, ia sering bersalah, yang memerlukan rahmat dan ketabahan. Dalam mendidik orang-orang muda ia harus mempertimbangkan bahwa ia sedang mengurus anak-anak yang mempunyai kecenderungan yang mirip dengan kecenderungannya sendiri. Banyak hal yang mereka harus pelajari, dan bagi beberapa orang lebih sulit belajar dari pada orang yang lain. Terhadap murid yang bodoh ia harus berlaku sabar, jangan menyiasati kebodohannya, tetapi menggunakan setiap kesempatan untuk memberinya dorongan. Dengan murid-murid yang peka dan gugup, ia harus berlaku sangat lembut. Perasaan akan ketidaksempurnaannya sendiri harus memimpinnya dengan tetap untuk menyatakan simpati dan ketabahan terhadap mereka yang juga sedang berjuang dengan kesulitankesulitan.Pd 227.4

    Peraturan Juruselamat, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Lukas 6:31) harus menjadi peraturan semua orang yang bertanggung jawab mendidik anakanak muda . Mereka adalah anggota-anggota keluarga yang masih muda dalam keluarga Tuhan, ahli waris anugerah kehidupan bersama-sama dengan kita. Peraturan Kristus harus dipelihara dengan suci terhadap yang paling bodoh, yang paling muda, yang paling suka berbuat salah, sampai kepada yang selalu bersalah dan suka memberontak.Pd 227.5

    Peraturan ini akan memimpin guru sedapat-dapatnya menghindarkan tersebarnya kesalahan seorang anak kepada umum. Ia akan berusaha menghindarkan teguran atau memberikan hukuman di hadapan anak-anak yang lain. Ia tidak akan mengeluarkan seorang anak sampai setiap usaha telah dijalankan untuk mengadakan pembaharuan. Tetapi apabila ternyata bahwa murid itu tidak menerima manfaat untuk dirinya sendiri, sedangkan penolakannya atau ketidakhormatannya terhadap kekuasaan cenderung kepada menjatuhkan pemerintahan sekolah, dan pengaruhnya mencemarkan orang-orang lain, maka ia perlu dikeluarkan. Namun pada pengusiran di muka umum sulitnya akan menyebabkan kenekadan dan kehancuran. Dalam banyak hal apabila pengusiran tidak dapat dielakkan lagi, hal itu tidak boleh dilakukan di hadapan umum. Dengan perembukan dan kerja sama dengan orang tua, biarlah guru mengatur dikeluarkannya murid itu dengan tidak kentara.Pd 228.1

    Pada masa ini, yang penuh dengan bahaya bagi orang-orang muda, pencobaan mengelilingi mereka dari segala jurusan; dan mudah sekali untuk hanyut, usaha yang paling kuat dituntut agar dapat melawan arus itu. Tiap-tiap sekolah harus menjadi suatu “kota perlindungan” bagi orang muda yang terkena coba, suatu tempat dimana kebodohan mereka harus ditangani dengan kesabaran dan kebijaksanaan. Para guru yang mengerti tanggung jawab mereka akan menjauhkan dari hati dan kehidupan mereka segala perkara yang menghalangi mereka, dari mengerjakan dengan berhasil akan kemauan hati, dan ketidaktaatan. Kasih dan kelemahlembutan, kesabaran dan pengendalian diri, pada setiap saat harus menjadi hukum pembicaraan mereka. Belas-kasihan dan kesabaran akan dipadu dengan keadilan. Bila perlu untuk memberikan teguran, perkataannya jangan dengan ketinggian, melainkan dengan kerendahan. Dengan lemah-lembut mereka akan memaparkan di hadapan orang yang bersalah kesalahannya itu, dan menolongnya untuk memperbaikinya sendiri. Setiap guru yang benar akan merasa bahwa iapun dapat melakukan kesalahan, maka lebih baik bersalah di pihak belas-kasihan dari pada ia bersalah di pihak kekerasan.Pd 228.2

    Banyak anak muda yang dianggap tidak dapat diperbaiki dalam hatinya tidak begitu kasar sama seperti yang kelihatan dari luar. Banyak yang dianggap sebagai tidak berpengharapan dapat diperbaiki dengan disiplin yang bijaksana. Di sini sering kali anak-anak paling siap untuk dileburkan oleh perlakuan yang ramah. Biarlah guru mencapai keyakinan dari orang yang dicobai, dan oleh mengenal dan memperkembangkan hal yang baik dalam tabiatnya, dalam banyak hal, ia dapat memperbaiki kejahatan tanpa mengundang perhatian terhadap hal itu.Pd 228.3

    Guru ilahi itu menanggung segala kejahatan orang yang bersalah. KasihNya tidak menjadi dingin; usahaNya untuk memenangkan mereka tidak berkesudahan. Dengan tangan yang terkedang Ia menunggu berulangulang akan orang yang bersalah, orang yang memberontak, bahkan orang yang murtad. HatiNya tergugah dengan ketidakberdayaan anak kecil yang menjadi sasaran kekasaran. Jerit tangis penderitaan manusia tidak pernah tiba di telingaNya, dan tidak diperhatikan. Walaupun semuanya berharga dalam pemandanganNya, yang kasar, yang cemberut, orang-orang yang keras kepala yang lebih banyak mendapat curahan simpati dan kasihNya; karena Ia menyusuri dari sebab musababnya sampai kepada akibatnya. Orang yang sangat mudah ditimpa pencobaan, dan kasihsangat terkait dengan kesalahan, merupakan sasaran utama kekhawatiranNya.Pd 229.1

    Setiap orang tua dan guru harus menyenangi sifat-sifatNya yang menjadikan orang-orang tertindas, yang menderita, dan yang terkena coba itu menjadi milikNya sendiri. Ia harus menjadi orang yang dapat “mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan.” Ibrani 5:2. Yesus memperlakukan kita jauh lebih baik dari pada kelayakan kita; dan sebagaimana Ia telah memperlakukan kita begitu juga kita harus memperlakukan orang lain. Mata pelajaran yang tidak dibenarkan oleh orang tua atau guru jika sekiranya itu tidak disukai itulah yang akan diikuti Kristus dalam keadaan yang sama.Pd 229.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents