Kebudayaan Mental dan Rohani
“ Oleh pengetahuan, akal dipenuhi dengan segala kelimpahan.”
Bagi pikiran dan jiwa, juga bagi tubuh, sudah merupakan hukum Allah bahwa kekuatan diperoleh melalui usaha. Pergerakanlah yang membuat perKembangan. Sesuai dengan hukum ini, Allah menyediakan dalam firmanNya sarana bagi perkembangan mental dan rohani.Pd 90.1
Alkitab berisi seluruh azas yang diperlukan manusia untuk dipahami supaya layak bagi kehidupan kini, dan juga bagi kehidupan mendatang. Dan azas-azas ini dapat dipahami oleh semua orang. Tidak seorang pun dengan roh suka menghargai pengajaran itu dapat membaca satu ayat dari Alkitab tanpa memperoleh daripadanya sesuatu pemikiran yang bermanfaat. Tetapi pengajaran yang paling berharga dari Alkitab tidak akan diperoleh dari penelitian yang sewaktu-waktu saja atau yang terputus-putus. Sistem kebenarannya yang besar tidak dipersembahkan demikian rupa sehingga akan terlihat oleh pembaca yang tergesa-gesa atau yang sembrono. Banyak dari permatanya terletak juah di bawah permukaannya, dan bisa diperoleh hanya dengan penelitian yang tekun dan usaha yang terus-menerus. Kebenaran yang menciptakan kesempurnaannya harus diselidiki dan dihimpun, “ tambah ini, tambah itu.” Yes 28:10.Pd 90.2
Bila diselidik dan dihimpun, kebenaran itu akan didapati cocok sekali satu dengan yang lain. Setiap kebenaran merupakan tambahan kepada yang lainnya, setiap nubuatan merupakan keterangan kepada nubuatan yang lain, setiap kebenaran merupakan perkembangan dari kebenaran yang lain. Corak pemerintahan Yahudi dijelaskan oleh injil. Setiap azas dalam firman Allah ada tempatnya, setiap fakta mempunyai arahnya. Dan rangkaiannya yang sempurna, dalam rancangan dan pelaksanaan, membawa kesaksian kepada Khalik. Struktur yang demikian tidak dapat dipikirkan ataupun dibentuk kecuali oleh Oknum Yang Kekal itu.Pd 90.3
Dalam meneliti berbagai bagian dan mempelajari hubungannya, daya kemampuan otak manusia yang tertinggi diserap ke dalam kegiatan yang hebat. Tidak seorang pun dapat turut serta dalam penelitian yang demikian tanpa memperkembang kekuatan mental.Pd 91.1
Dan tidak saja dalam menyelidik kebenaran dan menghimpun nilai mental dari penyelidikan Alkitab itu tercakup. Ia tercakup juga dalam usaha yang diperlukan untuk menangkap tema yang dipersembahkan. Pikiran yang dipenuhi dengan masalah umum saja, menjadi kerdil dan lemah. Jika tidak pernah ditugaskan untuk memahami kebenaran yang besar dan jauh jangkauannya, setelah seketika waktunya akan kehilangan daya pertumbuhannya. Sebagai pelindung terhadap kemerosotan ini, dan suatu rangsangan untuk berkembang, tidak ada hal lain lagi yang dapat menandingi dengan penelitian akan firman Allah. Sebagai sarana untuk pendidikan intelek, Alkitab lebih efektif dari buku yang lain, atau semua buku digabungkan. Kebesaran temanya, keagungan kesederhanaan pengungkapannya, keindahan imajinasi yang di dalamnya, menghidupkan dan mengangkat pikiran, yang tidak dapat dilakukan oleh hal yang lain lagi. Tidak ada penyelidikan yang lain yang dapat memberikan kekuatan mental yang demikian seperti usaha untuk memahami kebenaran yang menakjubkan darihal Wahyu. Pikiran yang berhubungan dengan pikiran Yang Maha Kuasa tidak dapat lain kecuali semakin luas dan semakin kuat.Pd 91.2
Dan malah yang lebih besar lagi adalah kuasa Alkitab dalam perkembangan sifat rohani. Manusia, yang diciptakan untuk bersekutu dengan Allah, dapat menemukan kehidupan yang sesungguhnya, dan pertumbuhan hanya dalam persekutuan yang demikian. Manusia diciptakan untuk mendapatkan dalam Allah kesenangannya yang tertinggi, ia tidak bisa memperolehnya di lain tempat, apa yang dapat menenangkan kerinduan hatinya, mengenyangkan rasa lapar dan dahaga jiwa itu. Barangsiapa dengan ikhlas dan roh suka belajar mempelajari firman Allah, berusaha untuk memahami kebenarannya, akan dibawa ke dalam jamahan Khaliknya, dan kecuali oleh pilihannya sendiri, tidak ada batas kepada kemungkinan-kemungkinan perkembangannya.Pd 91.3
Dalam ruang lingkup yang luas, darihal corak dan pokok masalah, Alkitab memiliki sesuatu untuk membangunkan minat setiap pikiran dan membuat panggilan kepada setiap hati. Dalam halamannya terdapat sejarah yang paling purba; riwayat hidup yang paling benar; azas-azas pemerintahan untuk mengendalikan negara, untuk menguras rumah tangga— azas-azas yang tidak pernah disamai oleh pengetahuan manusia. Ia mengandung filsafat yang paling dalam, puisi yang paling manis dan paling halus, yang paling menyentuh perasaan dan yang paling menerbitkan belas-kasihan. Jika tulisantulisan Alkitab dinilai, maka ia unggul tak terhingga dibandingkan tulisan manapun dari manusia, meskipun jika dipertimbangkan demikian; tetapi lebih luas ruang lingkupnya, lebih besar nilainya, bila ditinjau dalam hu-bungannya dengan pusat pemikiran yang besar. Jika ditinjau dalam terang pemikiran ini, setiap topik mempunyai arti yang baru. Dalam kebenaran yang dinyatakan dalam cara yang sangat sederhana terlibat azas-azas yang setinggi langit, dan merangkum kekekalan.Pd 91.4
Tema pusat Alkitab, tema yang di dalamnya setiap kitab tersimpul, adalah rencana penebusan, pemulihan citra Allah dalam jiwa umat manusia. Dari isyarat pertama yang mengandung pengharapan dalam hukuman yang dijatuhkan di Eden sampai kepada janji mulia yang terakhir dari Wahyu, “mereka akan melihat wajahNya dan namaNya akan tertulis di dahi mereka” (Wahyu 22:4), beban dari setiap kitab dan setiap ayat Alkitab adalah pembukaan tabir dari tema yang indah itu—pengangkatan umat manusia—kuasa Allah, “yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus Tuhan kita.” I Kor 15:57.Pd 92.1
Barangsiapa memegang pemikiran ini, di hadapannya terletaklah suatu ladang yang tak terbatas untuk diselidiki. Ia memiliki kunci yang akan membuka seluruh rumah harta firman Allah.Pd 92.2
Ilmu penebusan adalah ilmu dari segala ilmu; ilmu yang mempelajari malaikat dan seluruh makhluk dunia yang tidak berdosa; ilmu yang menyangkut perhatian Tuhan kita dan Juruselamat; ilmu yang masuk ke dalam tujuan pikiran Yang Maha Kuasa-“ yang didiamkan berabad-abad lamanya” (Roma 16:25); ilmu yang akan mempelajari umat tebusan Allah sepanjang abad-abad kekekalan. Inilah pelajaran yang tertinggi yang dapat diikuti manusia. Pelajaran yang lain tidak dapat menghidupkan pikiran dan mengangkat jiwa.Pd 92.3
“Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.” “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu,” kata Yesus, “adalah roh dan hidup.” “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Pngkh 7:12; Yoh 6:63; 17:3.Pd 92.4
Tenaga kreatif yang menciptakan dunia adalah firman Allah. Firman itu memberikan kuasa; ia mendapatkan hidup. Setiap perintah adalah sebuah janji, jika diterima hati, diterima ke dalam jiwa, akan membawa serta ke hidupan Yang Maha Kuasa. Ia mengubah sifat dan mencipta kembali jiwa itu dalam citra Allah.Pd 92.5
Jadi kehidupan yang diberikan, juga ditunjang. “Dari setiap firman terserah kepada kita untuk menentukan apa yang dimakannya. Terserah kepada setiap orang untuk memilih topik yang akan menduduki pikiran dan membentuk tabiat. Setiap manusia yang mendapat kesempatan berhubungan dengan Kitab Suci, Allah mengatakan, “ Kutuliskan baginya banyak pengajaranKu.” “Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami.” Hos 8:12; Yer 33:3.Pd 93.1
Dengan perkataan Allah dalam tangannya, setiap makhluk manusia, apapun nasib hidupnya, bisa mendapatkan persahabatan yang demikian jika ia memilih demikian. Dalam halamannya ia dapat bercakap-cakap dengan manusia yang paling agung dan terbaik dari bangsa manusia, dan boleh mendengarkan suara Yang Kekal bila Ia berbicara dengan manusia. Bila ia belajar dan merenungkan tema yang “ingin diketahui oleh malaikatmalaikat” (I Petr 1:12), ia akan mendapatkan persahabatan mereka. Ia boleh mengikuti jejak Guru sorga dan mendengarkan perkataanNya seperti ketika Ia mengajar di atas bukit, di lapangan dan di laut. Ia dapat tinggal di dunia dalam suasana sorga, memberikan kepada orang yang susah dan tergoda di dunia, pengharapan dan kerinduan mendapatkan kesucian; ia sendiri datang semakin lama semakin dekat ke dalam persekutuan dengan Yang tidak terlihat; seperti dia dahulu kala yang berjalan dengan Allah, semakin lama semakin mendekati ambang dunia yang kekal, sampai gerbang terbuka dan ia akan masuk ke sana. Ia akan merasakan dirinya bukan sebagai orang asing. Suara-suara yang akan menyambut dia adalah suara-suara orang saleh, yang tidak terlihat, di bumi menjadi sahabatnya-suara-suara yang di sini, dipelajari untuk mengenalnya, dan untuk mengasihinya. Barangsiapa yang melalui firman Allah telah hidup dalam persekutuan dengan sorga, akan berada di rumah persahabatan sorga.Pd 93.2