Suatu Pelajaran Kasih
Yesus menegur murid-muridNya, Ia memberi amaran supaya berhati-hati; tetapi Yohanes dan Petrus serta saudara-saudaranya tidak meninggalkan Dia. Meskipun ada teguran-teguran itu, mereka tetap bersama Yesus. Dan Juruselamat, kendatipun mereka berbuat kesalahan, tidak menarik diriNya dari mereka. Ia menerima mereka sebagaimana adanya, bersama segala kesalahan dan kekurangannya, dan mendidik mereka untuk melayani Dia, kalau mereka mau berdisiplin dan mau diajarNya.Pd 67.5
Tetapi ada seorang di antara keduabelas, yang sampai dekat dari akhir PekerjaanNya, Kristus tidak menyampaikan teguran yang langsung.Pd 67.6
Dengan Yudas ada unsur pertentangan di kalangan murid-murid. Dalam hubungannya dengan Yesus, ia menyambut penarikan tabiat dan kehidupanNya. Ia ingin sekali supaya dirinya sendiri berubah dan berharap untuk mengalami hal itu dengan persatuan bersama Yesus. Tetapi keinginan itu tidak menjadi hal yang lebih menguasai. Apa yang menguasai dia adalah harapan mendapat keuntungan diri dalam kerajaan dunia yang diharapkan akan didirikan Kristus. Meski mengakui kuasa ilahi dari kasih Kristus, Yudas, tidak berserah kepada keunggulan kuasa itu. Ia tetap mendambakan pertimbangan dan pendapatnya sendiri, kelakuannya mengeritik dan mencela. Motif dan gerak-gerik Kristus, kerapkali melampaui pengertiannya, menimbulkan kebimbangan dan ketidaksetujuannya dan kebimbangan serta ambisinya itu, ditanamkan kepada murid-murid. Banyak pertengkaran dan ketidakpuasan yang terjadi di antara mereka itu terhadap metoda yang digunakan Yesus berasal dari Yudas.Pd 67.7
Yesus, dengan melihat bahwa menentangnya justru tambah mengeraskan hati, menahan diri dari pertentangan yang langsung. Sifat mementingkan diri yang sempit dari kehidupan Yudas, hendak diusahakan untuk disembuhkan Kristus melalui hubungan kasih pengorbanan diriNya sendiri. Dalam pengajaranNya, Ia membentangkan azas-azas yang mengenai akar ambisi yang berpusat pada diri murid itu. Pelajaran demi pelajaran diberikan dan banyak kali Yudas menyadari bahwa tabiatnya telah digambarkan, dan dosanya diungkapkan; tetapi ia tidak mau menyerahkan diri.Pd 68.1
Permohonan karena pengasihan ditolak, dorongan hati yang jahat membawa goncangan yang terakhir. Yudas, yang marah karena teguran dan dibuat kecewa oleh impiannya yang ambisius, menyerahkan jiwanya kepada keserakahan dan mengambil ketentuan untuk mengkhianati Tuhannya. Dari ruang paskah, kegembiraan dari kehadiran Kristus, dan terang pengharapan kekal, ia pergi melakukan pekerjaan yang jahat-di kegelapan luar, dimana tidak ada pengharapan.Pd 68.2
“ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.” Yoh 6:64. Meskipun mengetahui semuanya itu, Ia tidak menahan permohonan pengasihan atau pemberian kasih.Pd 68.3
Melihat bahaya Yudas, Ia telah membawa dia dekat kepada diriNya, di dalam lingkaran muridNya yang terpilih dan terpercaya. Hari demi hari, manakala beban terasa paling berat menekan hatiNya sendiri, Ia merasakan derita yang terus-menerus berhubungan dengan roh yang menyimpan hati yang keras, syak-wasangka; Dia telah menyaksikan dan bekerja untuk menghadapi pertentangan yang terus-menerus, secara rahasia dan lihai di tengah murid-muridNya. Dan semuanya dilakukan sehingga tidak ada pengaruh untuk keselamatan yang kurang, kepada jiwa yang terkena bahaya itu! Pd 68.4
“ Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta,
sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya,”
“ Karena cinta kuat seperti maut. ”Pd 68.5
Kid 8:7, 6.
Sejauh yang menyangkut diri Yudas sendiri, pekerjaan kasih Kristus tidaklah gagal. Tetapi tidak demikian dengan sesama murid. Bagi mereka itu merupakan suatu pelajaran yang mempengaruhi seumur hidup. Contoh kelemah-lembutan dan panjang sabar senantiasa akan membentuk pergaulan mereka dengan orang yang dicobai dan yang berbuat kesalahan. Dan itu mengandung pelajaran yang lain pula. Pada pengurapan keduabelas murid mereka sangat menginginkan agar Yudas menjadi salah seorang dari mereka, dan mereka sudah menduga penggabungannya sebagai memberi banyak ha-rapan kepada persekutuan rasul-rasul. Ia lebih banyak berhubungan dengan dunia daripada mereka itu, ia adalah orang yang terpandang, memiliki pandangan dan kemampuan memimpin dan mempunyai penilaian tinggi terhadap kecakapannya sendiri, ia telah memimpin murid-murid untuk memandangnya dalam taraf yang demikian. Tetapi metoda yang ingin diterapkan dalam pekerjaan Kristus didasarkan atas azas duniawi, dan dikendalikan oleh peraturan duniawi. Ia memandang kepada pengakuan dan kehormatan duniawi—untuk memperoleh kerajaan dunia ini. Hasil dari keinginan itu dalam kehidupan Yudas, menolong murid-murid untuk memahami pertentangan di antara azas membesarkan diri, dan azas Kristus dari kerendahan hati serta pengorbanan diri-azas kerajaan rohani. Dalam nasib Yudas mereka melihat akhir dari kecenderungan melayani diri sendiri.Pd 69.1
Bagi murid-murid ini tugas Kristus akhirnya melaksanakan maksudnya. Sedikit demi sedikit teladanNya dan pelajaran mengenai pengorbanan diri membentuk tabiat mereka. KematianNya menghancurkan harapannya kepada kebesaran dunia. Kejatuhan Petrus, kemurtadan Yudas, kegagalan mereka sendiri dalam meninggalkan Kristus dalam kesengsaraanNya dan bahaya, melanda semua perasaan diri mampu. Mereka melihat kelemahannya sendiri; mereka melihat sesuatu perihal kebesaran pekerjaan yang diserahkan kepada mereka; mereka merasakan keperluan bimbingan Tuhannya dalam setiap langkah.Pd 69.2
Mereka tahu bahwa kehadiran pribadiNya tidak akan lama lagi bersama mereka dan mereka mengakui, seperti yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, nilai dari kesempatan mereka untuk berjalan dan berbicara dengan Tokoh yang dikirim Allah. Banyak dari pelajaranNya, bila dituturkan, tidak dihargai atau dipahaminya; sekarang mereka ingin mengingat pelajaranpelajaran itu kembali, untuk mendengarkan kembali perkataanNya. Betapa senangnya mereka mendapatkan kembali jaminanNya :Pd 69.3
“ Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” “Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu,” dan “Penghibur. . . yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” Yoh 16:7; 15:15; 14:26.Pd 69.4
“ Segala sesuatu yang Bapa punya adalah Aku punya.” “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. ... Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya daripadaKu.” Yoh 16:15; 13; 14.Pd 70.1
Murid-murid telah melihat Kristus naik dari tengah mereka di bukit Zaitun. Dan tatkala sorga menerima Dia, terdengarlah kepada mereka janji perpisahanNya, “ Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Mat 18:20.Pd 70.2
Mereka tahu bahwa simpatiNya tetap bersama mereka. Mereka tahu bahwa mereka mempunyai wakil, seorang pembantu, di takhta Allah. Dalam nama Yesus mereka mempersembahkan permohonan, mengulangi janjiNya, “ Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu.” Yoh 16:23.Pd 70.3
Semakin lama semakin tinggi mereka mengulurkan tangan iman dengan desakan yang nyaring, “ Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita.” Roma 8:34.Pd 70.4
Setia kepada janjiNya, Yang Ilahi, ditinggikan dalam istana sorga, memberikan kesempurnaanNya kepada pengikutNya di bumi. KedudukanNya pada tangan kanan Allah ditandai dengan pencurahan Roh atas muridmuridNya.Pd 70.5
Dengan pekerjaan Kristus, murid-murid ini telah dipimpin untuk merasakan kebutuhannya terhadap Roh itu; di bawah pengajaran Roh mereka menerima persiapan terakhir, dan mereka pergi untuk melaksanakan pekerjaan hidupnya.Pd 70.6
Mereka tidak bodoh lagi, dan sudah berbudaya. Mereka tidak lagi merupakan suatu kumpulan yang berdiri sendiri-sendiri, atau terdiri dari unsur yang tidak sesuai dan saling bertentangan. Pengharapan mereka tidak lagi ditujukan kepada kebesaran duniawi. Mereka itu “ sehati,” satu pikiran dan satu jiwa. Kristus memenuhi pikiran mereka. Kemajuan kerajaanNya adalah tujuan mereka. Dalam pikiran dan tabiat mereka telah menjadi seperti Tuhannya dan orang “ mengenal . . . sebagai pengikut Yesus.” Kis 4:13.Pd 70.7
Kemudian terjadilah suatu kenyataan mengenai kemuliaan Kristus yang belum pernah disaksikan oleh manusia yang fana. Rombongan orang yang telah menajiskan namaNya dan meremehkan kuasaNya mengaku diri murid orang yang Disalibkan itu. Perantaraan kerjasama dari Roh ilahi pekerjaan orang yang sederhana yang telah dipilih Kristus menggoncangkan dunia. Kepada setiap bangsa di bawah langit injil itu dibawa dalam satu generasi.Pd 70.8
Roh yang sama yang sebagai penggantiNya, dikirim untuk menjadi pengajar pekerja-pekerja yang pertama, diperintahkan Kristus kepada pengajar-pengajar, pekerja-pekerja bersama Dia sekarang ini. “ Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20) adalah janjiNya.Pd 71.1
Kehadiran dari penuntun yang sama dalam pekerjaan pendidikan sekarang ini akan membuahkan hasil yang sama seperti dahulu kala. Inilah tujuan pendidikan yang benar; inilah pekerjaan yang direncanakan Allah supaya dilaksanakan. Pd 71.2