Harta Kita Hanya Dipercayakan
Berapa besar atau berapa kecilnya pun harta seseorang, biarlah ia mengingat bahwa hartanya itu hanya dipercayakan kepadanya. Sebab untuk tenaga, kecakapan, waktu, talenta, kesempatan dan harta kekayaannya yang dimilikinya ia harus mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Ini adalah tanggung jawab perorangan. Allah memberikan kepada kita, agar kita menjadi serupa dengan Dia, dermawan, agung, murah hati dengan jalan memberi kepada orang lain. Mereka yang lupa akan tugas suci mereka, yang hanya berusaha mengumpulkan atau menghabiskan harta untuk memanjakan tabiat kesombongan dan cinta diri, mungkin memperoleh keuntungan dan kesenangan dunia ini; tetapi pada pemandangan Allah, diukur berdasarkan keadaan kerohanian mereka, mereka adalah orang yang miskin, malang, celaka, buta, telanjang.NP 20.1
Apabila digunakan dengan benar, kekayaan menjadi suatu ikatan emas kasih di antara manusia dan sesamanya, dan suatu ikatan yang kuat untuk mengikat kasihnya kepada Penebusnya. Pemberian Allah yang tak terbatas yaitu AnakNya yang dikasihi mewajibkan manusia mewujudkan perasaan terima kasih dari orang-orang yang menerima anugerahNya. . . . R&H, 16 Mei 1882NP 20.2