Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Hilang tetapi terdapat pula*Teralas pada Lukas 15:11, 32.

    PERUMPAMAAN domba, perumpamaan mata wang dan perumpamaan anak jang terhilang, menjatakan kepada kita de ngan terang, betapa besar ketjintaan dan pengasihan Allah terhadap mereka itu jang telah sesat dari padaNja. Meskipun manusia telah membalikkan dirinja dari padaNja, tetapi Tuhan tidak membiarkan mereka itu dengan nasibnja jang tjelaka itu. Dengan penuh ketjintaan dan-kasihan Tuhan pandang akan mereka itu, jang tidak terlindung dari segala pertjobaan musuh jang tjerdik itu.HJT 34.1

    Dalam perumpamaan anak jang terhilang itu ditundjuk kepada kita bagaimana Tuhan berlaku kepada mereka itu jang sekali telah pernah merasai nimat ketjintaan dan pengasihan Tuhan tetapi jang kemudian membiarkan setan masuk dalam dia, dan ta’luk kepada segala perintah dan kemauan si djahat itu.HJT 34.2

    “Bahwa pada seorang Anu adalah dua orang anaknja laki2. Maka kata jang muda kepada bapanja: Ja bapa, berikanlah kepada sahaja bahagian harta jang patut kepada sahaja. Maka dibahagikannjalah hartanja kepadanja. Tidak beberapa hari kemudian maka anak jang muda itu ‘berkemas2kan semuanja lalu berdjalanlah ia kepada sebuah negeri jang djauh.”HJT 34.3

    Segala perintah dan aturan jang keras dalam rumah bapanja itu tidak tertahan olehnja. Ia berpikir, bahwa ia terlalu ditahan dan dibatasi dalam kemerdekaannja. Semua ketjintaan dan pendjagaan bapanja itu ia salah terima, lalu berdajalah ia hendak memenuhkan keinginannja itu.HJT 34.4

    Orang muda ini tidak merasa berhutang budi kepada bapanja dan tiada mau berterima kasih; tetapi meskipun demikian dituntutnja djuga hak sebagai seorang anak, dan dimintanja sebagian pusaka jang patut mendjadi bagiannja. Bagian pusakanja jang harus diterimanja setelah kematian bapanja, dimintanja sekarang. Ia hanja berpikir akan kesenangan jang sekarang dan tidak mengingat akan waktu jang akan datang.HJT 34.5

    Setelah ia mendapat bagian pusakanja, maka berlajarlah ia kesebuah negeri jang lain, djauh dari rumah bapanja. Dengan wang jang banjak dan kebebasan berbuat segala keinginannja, ia menjenangkan hatinja, karena segala maksudnja akan tertjapai. Tak ada orang lagi jang akan berkata. “Djanganlah berbuat itu, karena tidak baik adanja; atau buatlah begini karena itu baiklah adanja.” Kawan2 jang djahat menenggelamkan dia makin dalam kedalam dosa, dan hiduplah ia dengan kemewahan.HJT 34.6

    Kitab Sutji mengatakan tentang orang2 jang menjangka dirinja berbudi, tetapi adalah ia itu bodoh adanja, Rum 1:22, dan hal ini adalah tjotjok dengan keadaan anak muda dalam perumpamaan ini. Harta jang dituntutnja dari bapanja, diboroskannja dalam pergaulan jang djahat. Kesehatannja dan kekuatannja dihabiskannja. Tahun2 umur kehidupannja jang terindah, kekuatan pikiran, pemandangan jang tadjam, tjita2 rohani jang dapat dipakainja untuk mentjapai segala maksud2 dan tjita2 jang mulia, semuanja itu dihanguskan oleh hawa nafsunja jang rendah.HJT 35.1

    Tetapi kemudian timbul kelaparan, dan mulailah ia merasa kekurangan. Maka pergilah ia meminta pekerdjaan kepada seorang dinegeri itu, maka disuruhkan orang itu akan dia menggembalakan babinja. Hal ini bagi orang Jahudi ada satu pekerdjaan jang sehinahinanja. Orang muda jang tadinja penuh kemegahannja, sekarang telah mendjadi seorang hamba. Sekarang ia ada dalam hal perhambaan jang sehina2nja, “terikat oleh tali dosanja sendiri.” Amsal 5:22. Kesenangan, kekajaan dan kemuliaan jang dianganangankannja itu, sekarang telah lenjap dan terasalah ia akan keberatan beban jang menindihnja. Dengan berbaring ditanah, disuatu negeri jang tertimpah bahaja kelaparan, dengan tiada kawan jang lain melainkan kawanan babi2, inginlah ia hendak mengenjangkan perutnja dengan sisa2 makanan babi. Diantara segala sahabat2nja, jang waktu ia masih kaja selalu ada sertanja, dan jang tiap2 hari makan dan minum sertanja, sekarang tidak seorang pula jang tinggal lagi. Dimanakah sekarang semua kesukaannja? Dengan menindih angan2 hatinja jang baik, dan mematikan segala perasaannja jang mulia, maka ia rasa dirinja berbahagia; tetapi sekarang setelah wangnja habis, sementara kelaparan menjerang terus, kesombongan dipermalukan, sifat peribadatannja dikerdilkan, kemauan hatinja mendjadi lemah, dan tidak bisa dipertjajai, perasaan halusnja seolah-olah mati, maka ia merasa mendjadi seorang jang paling tjelaka didunia.HJT 35.2

    Begitulah djuga keadaan seorang berdosa, seperti jang tergambar diatas. Meskipun seorang berdosa mendapat berkat2 dari ketjintaan Allah, tetapi tidaklah lain jang lebih diingininja melainkan akan djauh dari pada Allah, supaja dapat diturutnja hawa nafsunja jang djahat dan memenuhkan segala keinginan dosa. Seperti anak muda jang tersebut dalam perumpamaan itu, begitulah orang2 berdosa ada menuntut dari Allah barang jang baik seakan2 ia ada berhak. Mereka itu menerima berkat2 itu seperti haknja dengan tidak tahu mengutjap terima kasih, atau membalas itu dengan perbuatan2 jang baik. Sebagaimana Kain undur dari hadapan Tuhan Allah akan membuat rumah tangganja sendiri, seperti anak jang terhilang itu pergi kesebuah negeri jang djauh, demikian peri djuga orang2 berdosa mentjahari kesenangannja, dengan ta’ mau ingat Allah dalam ingatannja. Rum. 1:28.HJT 35.3

    Sebab itu bagaimana pun adanja keadaan lahir itu, tetapi tiap2 kehidupan jang alasannja dan tudjuannja hanja kesenangan dirinja sadja, maka kehidupan itu suatu kehidupan jang sia2 adanja. Siapa jang mau hidup bertjerai dari Allah, ialah orang jang memboroskan hartanja. Ia memboroskan segala tahun jang amat berharga, menghabiskan kekuatan badani dan rohani serta djiwanja, dan didjerumuskannja dirinja kedalam kebinasaan jang kekal. Orang jang mentjeraikan dirinja dari Allah agar supaja melajani dirinja sendiri adalah hambanja Mammon. Manusia jang telah didjadikan supaja dapat hidup rapat dalam perhubungan dengan malaikat2 telah direndahkan kepada djabatan dan pekerdjaan jang serendah2 dan sehina2nja. Itulah akibatnja hidup tjinta diri sendiri.HJT 36.1

    Djika engkau telah memilih djuga kehidupan jang sematjam itu, maka ketahuilah bahwa engkau telah membelandjakan milikmu kepada barang jang tidak berguna, dan menghabiskan kekuatanmu bagi pekerdjaan jang tidak memuaskan. Kalau begitu, akan datang kelak suatu waktu dimana engkau akan melihat kerendahanmu. Dinegeri jang djauh itu, engkau akan insjaf dan sadar akan kerendahan kehidupanmu, lalu engkau akan berseru dengan putus asa ; “Wai orang tjelaka aku ! Siapa gerangan akan melepaskan daku dari pada tubuh kematian ini?” Rum. 7:24. Dalam perkataan seorang nabi, adalah tersimpan suatu kebenaran umum : “Kutuklah orang jang harap pada manusia dan jang menaruh daging akan lengannja, dan jang hatinja undur dari pada Tuhan! Karena adalah halnja seperti pokok karendang dipadang, jang tidak merasainja apabila datang jang baik dan tinggallah ia ditempat2 kering dalam gurun, ditanah masin, jang tidak dikeduduki orang.” Jer. 17 : 5, 6. Tuhan Allah menerbitkan matahari atas orang2 jang baik dan jang djahat, “dan diturunkanNja hudjanNja kepada orang jang benar dan orang jang tidak benar.” Mat. 5:45. Tetapi manusia berkuasa untuk mendjauhkan dirinja dari pada terang matahari dan hudjan itu. Begitulah djuga boleh terdjadi atas manusia; sementara Matahari kebenaran memantjarkan tjahajanja, serta aliran berkat dan rahmat ditjurahkan dengan limpahnja atas kita, maka kita mendjauhkan diri dari pada Allah, sehingga tertinggallah kita ditempat2 kering dalam gurun, dipadang pasir jang tidak dikeduduki manusia.HJT 36.2

    Ketjintaan Allah selalu mentjahari djiwa2 jang menjimpang dari padaNja, dan tidak Ia memperhentikan segala usahaNja hendak mengembalikan mereka itu kembali kerumah Bapa. Anak jang terhilang itu, didalam kesengsaraannja, ingat dan sadar akan dirinja, lalu dilawannja dan ditjobanja mematahkan kuasa dan pengaruh setan atas dirinja. Ia melihat bahwa kesengsaraannja itu adalah akibat kebodohannja. Ia berkata: “Beberapa berapa orang upahan bapaku mendapat makan dengan limpahnja, maka binasalah aku ini dengan laparku? Aku hendak bangkit pergi mendapatkan bapaku.” Didalam kesukarannja, maka timbullah pengharapan’nja, karena ia jakin akan ketjintaan bapanja. Tjinta itulah jang menarik dia pulang kerumah bapanja. Begitulah pula halnja dengan orang jang berdosa, jang karena kejakinannja akan ketjintaan Allah, tergerak akan balik pula kepadaNja. “‘Kemurahan Allah'itu membawa akan dikau kepada tobat.” Rum. 2 :4. Suatu rantai emas, jaitu kemurahan dan kasih sajang ketjintaan surga, dibelitkan pada tiap2 djiwa jang sedang terantjam bahaja. Tuhan berkata: “Aku mengasihi engkau dengan kasih jang kekal, sebab itu Aku membudjuk engkau dengan kemurahanKu.” Jerm. 31:3.HJT 36.3

    Anak jang terhilang itu berniat akan mengaku kesalahannja. Ia mau pergi kepada bapanja dan berkata: “Ja bapa, sahaja berdosa kepada Allah dan kepada bapapun; tidak lagi sahaja patut dipanggil anakmu.” Tetapi betapa dangkal pengetahuannja tentang ketjintaan bapanja, njata dalam perkataannja jang berikut: “Samakanlah sahaja dengan seorang orang upahan bapa.”HJT 37.1

    Anak muda ini dengan segera meninggalkan kawan babi dan sisa2 makanan binatang itu, dan berdjalanlah ia menudju kerumah bapanja. Meskipun ia terlalu lemah karena laparnja dan lelahnja, ia berusaha sekuat2 tenaganja akan meneruskan perdjalanannja. Ia tidak mempunjai barang apa pun akan menutupi pakaian2nja jang buruk itu; kesengsaraan, penanggungan dan kesukarannja telah mematahkan ketinggian hatinja, dan dengan terburu-buru pergilah ia hendak meminta mendjadi orang upahan dirumah dimana satu kali ia pernah tinggal sebagai anak.HJT 37.2

    Betapa sedikit anak muda jang gembira dan tidak berpikir pandjang itu merasa dukatjita dan kerinduan jang tinggal dalam hati bapanja waktu ia meninggalkan pagar pintu halamannja. Betapa sedikit dia ketahui kemalangan jang telah menimpah rumahnja sementara ia berdansa-dansa dan bersenang2 dengan temantemannja jang liar itu. Dan sekarang sementara dia menudju djalan pulang dengan langkah jang lemah dan susah paiah, ia tidak mengetahui bahwa seorang sedang menunggu-nunggu dia punja kedatangan. Akan tetapi “sedang ia lagi djauh terlihatlah bapanja akan dia.” Tjinta itu tadjam pemandangannja. Kehinaan jang telah bertahun-tahun pun tidak dapat menjembunjikan anak muda itu dari pandangan mata bapanja. “Tergeraklah hatinja oleh kasihan, lalu berlarilah bapanja mendapatkan dia, dipeluknja dan ditjiumnja”.HJT 38.1

    Bapa itu tidak mau orang lain mempermainkan dan menghinakan anaknja jang dalam kemiskinan dan kesengsaraan. Ia membuka selimut jang dari badannja sendiri, dan ditutupnja akan kehinaan dan kemiskinan anaknja itu, sementara anak itu dengan sesal jang tidak terhingga dan tangis tersedu2 mengaku akan kesalahannja sambil berkata : “Bapa ! sahaja berdosa kepada Allah dan kepada bapapun ; tidak lagi sahaja patut dipanggil anakmu.” Tetapi bapa itu memeluk akan dia, dan dibawanja kerumahnja. Kepadanja tidak diberikan kesempatan meminta supaja ia diberikan pekerdjaan sebagai hamba. Karena ialah anaknja jang akan dimuliakan dengan segala kemuliaan jang ada dalam rumahnja, dan jang patut dihormati dan didjundjung perintahnja oleh segala orang hambanja.HJT 39.1

    Bapa itu berkata kepada hamba2nja : “Bawalah akan pakaian jang terbaik; pakaikanlah kepadanja dan kenakanlah sebentuk tjintjin pada tangannja dan kasut pada kakinia, dan bawalah kemari akan anak lembu jang tambun itu, sembelihkanlah; hendaklah kita makan dan bersuka-sukaan. Karena anakku ini mati, maka hidup pula; ia hilang, maka terdapat pula. Hatta maka mereka itu pun mulailah bersuka2an.”HJT 39.2

    Dahulu semasa ia belum meninggalkan rumah bapanja, dipandangnja bapanja seperti seorang jang bengis dan keras. Alangkah bedanja pemandangan dan perasaannja sekarang terhadap bapanja. Begitu djuga adanja mereka jang ditipu dan ditawan oleh setan, memandang Tuhan Allah sebagai bengis dan keras. Mereka itu memandang kepadaNja seperti kepada satu, jang selalu melihat akan menghukum mereka itu, dan jang tidak suka menerima orang2 jang berdosa, asal sadja ada satu sebab jang bisa dipakai akan menolak mereka itu. Mereka itu memandang akan firman dan perintahNja sebagai satu aturan, jang membatasi dan menghambat kesenangan dan untung mereka itu, sebagai suatu pikulan dan beban jang mereka itu ingin terlepas dari padanja. Tetapi orang jang matanja telah terbuka oleh tjinta Kristus, akan memandang Allah, seperti seorang jang penuh pengasihan. Kepada orang2 ini maka Ia kelihatan bukan seperti seorang djahat dan ganas, jang tidak berpengasihan, melainkan sebagai seorang bapa jang rindu akan memeluk kembali anak2nja jang datang kepadanja dengan penuh penjesalan. Maka orang2 berdosa akan berseru2 bersama2 dengan pengarang Mazmur. “Seperti seorang bapa menaruh belas kasihan akan anak2nja, demikianpun Tuhan menaruh belas kasihan akan segala orang jang takut akan Dia.” Mazmur 103: 13.HJT 39.3

    Dalam perumpamaan ini tidak ditjeritakan tentang bangkitan dan umpatan bapanja, atas segala kesalahan anaknja. Anak itu merasa bahwa dosanja telah diampuni, dilupakan dan dihapuskan buat selama2nja. Begitulah Tuhan Allah berkata kepada orang berdosa; “Bahwa Aku menghapuskan segala kesalahanmu seperti sebuah awan dan segala dosamupun seperti suatu uap.” Jes. 44 : 22. “Karena Aku akan mengampuni segala kedjahatannja dan tidak lagi Aku ingat akan segala dosanja.” Jer. 31:34. “Hendaklah orang durdjana meninggalkan djalannja dan orang djahat pun kepikirannja, dan hendaklah ia bertobat kepada Tuhan, maka Tuhan pun mengasihani dia kelak, dan bertobat kepada Allah kita, karena Ia mengampuni dengan limpahnja.” Jes. 55:7. “Maka pada hari itu dan pada masa itu, demikianlah firman Tuhan, ditjahari akan salah orang Israel, tetapi tiadalah salahnja, dan akan dosa orang Jehuda, tetapi tidak didapati akan barang sesuatu dosanja.” Jerm. 50:20.HJT 39.4

    Betapa teguhnja ketentuan jang kita dapat dari keridlaan Tuhan Allah akan menerima orang2 berdosa pula, jang datang dengan penuh penjesalan. Sudahkah pembatja memilih djalan diri sendiri ? Adakah pembatja djuga sesat djauh daripada Allah ? Adakah pembatja mentjoba memakan buah2 dosa, dan achirnja kedapatanlah olehmu, bahwa hanjalah abu djua jang tertinggal dibibirmu ? Dan sekarang setelah habis hartamu diboroskan, tjita2 hidupmu tidak dapat, pengharapanmu telah hilang, maka tertinggallah engkau dalam kesunjian seorang diri ? Tetapi sekarang terdengarlah suara itu, jang telah lama berseru kepadamu, tetapi jang engkau tidak mau mendengarnja, katanja dengan njaring: ““Bangkitlah kamu, pergilah! Ini bukan lagi tempat perhentianmu! Sebab ia itu sudah ditjemarkan olehmu, maka ia-itu ditaroh kepada penagih hutang dengan pengikat jang tidak teruraikan.” Micha 2:10. “Hendaklah engkau kembali kepadaKu, karena Akulah Penebusmu.” Jes. 44:22.HJT 40.1

    Djanganlah dengar akan budjukan dan adjaran musuhmu, supaja tinggal djauh dari pada Kristus, sehingga engkau memperbaiki dirimu dan keadaanmu, atau sehingga engkau tjukup baik akan menghadap Allah. Kalau bernanti, sehingga akan djadi demikian, maka tidaklah engkau akan pernah sampai. Apabila setan menundjuk akan segala kekotoran dan kekedjianmu, katakanlah perkataan Tuhan Jesus kepadanja: “Barang siapa jang datang kepadaKu, sekali2 tidak Aku membuang dia keluar.” Joh. 6:37. Katakanlah kepada musuh itu, bahwa darah Kristus menjutjikan dari semua dosa. Pakailah sembahjang Daud aka mendjadi sembahjangmu: “Sutjikanlah kiranja aku daripada dosa dengan zupa maka aku akan sutji kelak; basuhkanlah aku, maka aku akan putih dari pada saldju.” Maz. 51:9.HJT 40.2

    Bangkit dan pergilah kepada Bapa. Ia akan bangkit djuga mendapatkan engkau. Meskipun engkau baru hanja membuat satu langkah kepada penjesalan, maka Ia akan lekas2 mendapatkan engkau dan memeluk engkau dengan pelukan ketjintaanNja. TelingaNja adalah terbuka bagi tiap2 permintaan doa jang terbit dari hati jang hantjur. Djikalau baru engkau berseru, maka sudah didengarNja. Tiada suatu doa jang dilajangkan kepada Allah, bagaimana sekalipun gugupnja, tiada air mata jang ditjurahkan, walau ditempat jang tersembunji sekalipun, tiada suatu kerinduan jang benar jang ditudjukan kepada Allah, bagaimana lemahnja sekalipun, jang tidak diketahui dan didjawab oleh Allah. Sedangkan sebelum suatu doa diutjapkan, sebelum segala maksud hati ditjurahkan, maka rahmat Kristus telah dikirim akan menjokong kekuatan jang bekerdja dihati manusia.HJT 40.3

    Bapa jang disurga akan membuka segala pakaianmu jang telah ditjemarkan oleh dosa. Dalam perumpamaan nubuatan jang indah dari Zacharja, maka orang-orang berdosa diumpamakan dengan imam besar Josua, jang berdiri dengan pakaian kotor dihadapan malaikat. Lalu kata Tuhan: “Tanggalkanlah pakaian jang tjemar ini daripadanja. Setelah itu bersabdalah Ia kepadanja: Bahwasanja sudah Kuampuni segala kesalahanmu dan Aku mengenakan pakaian persalinan kepadamu…… Maka dikenakan oranglah destar jang sutji itu kepada kepalanja dan dikenakannja pakaian imam kepadanja……” Zacharia 3:4, 5. Begitulah Tuhan Allah akan memakaikan engkau dengan “pakaian selamat, dan diselubungnja engkau dengan selimut kebenaran.” Jes. 61:10. “Djikalau berbaring kamu ditengah dua pagar tembok sekalipun, maka kamu seperti sajap merpati jang berselaput perak dan pada bulunja adalah emas merah gemirlapan.” Maz. 68:14.HJT 41.1

    Dia akan menghantar engkau kedalam bilik air anggur dan kasihNja adalah bagimu akan pandji2. Sirulasjar 2:4. Demikianlah firman Tuhan: “Djikalau engkau mendjalani segala djalanKu…… maka Aku akan mengaruniakan kepadamu kelak beberapa pembawa djalan dari pada mereka itu jang hadir disini,” Zach. 3:7, bahkan daripada malaikat2 jang mengelilingi tachta Allah.HJT 41.2

    “Dan seperti seorang mempelai laki2 bergemar akan mempelai perempuan, demikian pun Allahmu kelak bergemar akan dikau.” “Dengan sepenuh2 kesukaanNja Iapun akan bergemar akan dikau; dengan kasihNja Ia pun akan berdiam diriNja dan dengan tempik sorak Iapun bergemar akan dikau.” Jes. 62:5. Zef. 3:17. Langit dan bumi akan bersorak2 menjanji njanjian kesukaan Bapa: “Karena anakku ini mati maka hidup pula; ia hilang maka terdapat pula.”HJT 41.3

    Sampai sebegitu djauh dalam perumpamaan Djuru Selamat itu tiada barang kedjadian jang kurang menjenangkan terdjadi diantara kesukaan besar itu; tetapi sekarang Tuhan Jesus memperke- nalkan anazir jang lain. Waktu anak jang terhilang ini kembali, maka saudaranja jang tua lagi dipadang; apa'bila pulanglah ia dan hampir kerumahnja, didengarnja bunji2an dan orang bersuka; lalu dipanggilnja seorang hamba ditanjainja “apakah gerangan ini? Maka sahut hamba itu: Adik tuan sudah pulang, maka oleh bapa tuan disembelihkan anak lembu jang tambun itu, sebab didapatnja akan dia kembali dengan selamat.” Tetapi anak jang sulung itu marah dan tak mau masuk ia. Ia tiada merasai kechawatiran dan kesusahan bapanja tentang anaknja jang terhilang itu. Itulah sebabnja maka tidak pula ia dapat merasai kesukaan dan kesenangan bapanja, tentang kembalinja anaknja jang terhilang itu. Njanjian2 itu tidak dapat membangkitkan kesukaan dalam hatinja. Ia bertanja kepada salah seorang upahan tentang sebabnja kesukaan dan keramaian itu; dan djawabnja itu membangkitkan tjemburu dalam hatinja. Ia tidak hendak masuk kedalam akan mengutjap selamat datang kepada saudaranja. Kehormatan, kesukaan dan keramaian, jang diberi kepada adiknja itu, dipandangnja ada seperti penghinaan bagi dirinja.HJT 41.4

    Dan apabila bapanja keluar mendapatkan dia, akan menerangkan dan membalikkan pikirannja, maka dilepaskannja dan dinjatakannja dengan berterang2 segala perasaan hatinja. Ia menerangkan betapa ia bekerdja dengan sekuat2 tenaganja dalam rumah bapanja dengan tidak ada upah; dinjatakannja sesal bahkan kebentjiannja, akan karunia jang diberikan kepada adiknja jang baru kembali. Dia bilang dengan terus terang bahwa segala pekerdjaan jang diperbuatnja bukanlah sebagai seorang anak melainkan sebagai seorang hamba. Gantinja ia merasa bahagia karena tinggal berdamping dengan bapanja, maka ia berpikir2 dan mengira2kan untung jang akan didapatnja daripada kelelahan. Dalam perkataannja ternjata, bahwa karena keuntungan inilah, maka ia menahankan dirinja dari pada segala dosa. Tetapi sekarang, adiknja mendapat pula bahagiannja dari sini, maka itu dipandangnja suatu hal jang kurang adil adanja. Ia tjemburu akan saudaranja itu, oleh karena karunia jang diberikan kepadanja. Ia menjatakan dengan seterang2nja, bahwa djikalau ia ditempat bapanja, maka ia tidak akan menerima pula jang telah terhilang itu. Ia tidak akui akan adiknja itu sebagai saudaranja lagi, melainkan dikatakannja: “Anak bapa itu.”HJT 42.1

    Tetapi bapa itu membudjuk dia dengan perkataan jang manis: “Hai anakku,” katanja “engkau ini selalu dengan aku dan segala sesuatu jang padaku itu pun engkau punja.” Bukankah engkau ini berbahagia, karena sekian lama adikmu itu mengembara, adalah engkau ini sertaku ?HJT 42.2

    Segala apa jang dapat membawa bahagia kepada anak2nja, akan diberikannja dengan kesenangan hatinja. Anak itu tidak usah me- minta akan karunia dan upah. “Segala sesuatu jang padaku itu pun engkau punja.” kata bapa itu; hanja perlulah engkau pertjaja sadja akan ketjintaanku, dan terimalah karunia jang akan diberikan kepadamu dengan berkelimpahan.HJT 42.3

    Anak jang seorang itu selang beberapa lamanja mendjauhkan dirinja dari lingkungan rumah bapanja, karena ia tidak mengerti akan ketjintaan bapanja. Tetapi sekarang ia sudah kembali, maka haruslah tiap2 pikiran dan perasaan jang tidak menjenangkan disingkirkan, dan biarlah kita bersuka2an. “Karena adikmu ini mati, maka hidup pula, ia hilang, maka terdapat kembali.”HJT 43.1

    Adakah karena itu maka saudara jang tua itu sadar akan kerendahan pekertinja ? Adakah ia insjaf, bahwa bagaimana pun kedjahatan dan kedosaan saudaranja itu, maka adalah ia itu tinggal saudaranja djuga ? Adakah ia berbalik dari pada kebengisan dan ketjemburuannja ? Tentang ini Tuhan Jesus tidak menjatakan dalam perumpamaan itu; tetapi bagaimana pun, maka akibatnia itu bergantung kepada penerimaan orang jang mendengarnja.HJT 43.2

    Adapun anak jang sulung itu mengumpamakan akan orang2 Jahudi jang belum bertobat dimasa Tuhan Jesus, dan akan orang2 Farisi sehingga dimasa ini jang memandang rendah akan orang2 pemungut tjukai dan orang2 berdosa. Sebab mereka itu belum djatuh sampai kepada kedjatuhan jang sedalam2nja, maka mereka itu merasa dipenuhkan dengan kebenarannja sendiri. Kristus menempelak orang2 pengolok ini atas pendirian mereka sendiri. Sebagaimana anak jang sulung dalam perumpamaan itu, maka mereka itu pun ada mendapat banjak berkat dan karunia dari pada Allah. Mereka itu berbuat seperti anak2 dalam rumah tangga Allah, tetapi sebenarnja rohnja adalah roh orang upahan adanja. Mereka itu bekerdja bukan karena tjinta, melainkan berharap akan upah. Pada pemandangan mereka, Tuhan Allah ada sebagai seorang Tuan jang keras dan bengis tabiatnja. Mereka itu melihat Tuhan Jesus mendjemput orang2 pemungut tjukai dan orang2 berdosa, akan menerima karunia rahmatNja, karunia dan berkat mana Chatib2 itu berharap akan mendapat, karena bekerdja dengan kuat, dan mereka itu merasa kurang senang karenanja. Kembalinja anak jang terhilang, jang menimbulkan kesukaan besar dalam hati Bapa, adalah membangkitkan hati tjemburu dalam mereka itu.HJT 43.3

    Dalam pertjobaan Bapa jang tersebut dalam perumpamaan itu, hendak membalikkan hati anaknja jang sulung itu, tergambarlah ketjintaan suara Allah jang memanggil akan mengembalikan pula orang2 Farisi itu. “Segala sesuatu jang padaku itu pun engkau punja” — bukan sebagai upah, melainkan sebagai karunia. Mereka akan mendapat karunia Allah sebagai anak jang terhilang itu, hanja oleh karena kepenuhan ketjintaan Allah.HJT 43.4

    Kebenaran sendiri bukan sadja memimpin manusia kepada pemandangan jang salah tentang ketjintaan Allah, melainkan akan membikin mereka berhati bengis dan pembentji saudaranja. Anak jang sulung jang terbawa oleh ketjintaan diri dan tjemburuan, selalu siap akan mentjela dan menuduh tiap-tiap kesalahan dan kekurangan saudaranja, jang dapat merugikan dia. Dengan tjara ini ia mau membenarkan dan memuaskan nafsu dan tabiatnja jang tidak suka mengampuni orang. Diantara kita ada banjak djuga jang bertabiat begitu. Sementara satu djiwa memulai pergumulannja melawan segala pertjobaan jang datang menjerangnja, maka mereka itu mengambil sikap menghinakan dan mempersalahkan dia. Orang2 jang begini, boleh merasa dirinja anak2 Allah, tetapi sebenar2nja adalah ia ini hamba setan. Dengan perbuatannja itu, maka mereka itu menempatkan dirinja ditempat dimana sinar kemuliaan Allah tidak dapat dilihatnja.HJT 44.1

    Ada banjak orang jang kadang2 bertanja: “Dengan apa boleh aku menghadap Tuhan, dan menjembah sudjud kepada Allah Taala ? Bolehkah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan lembu muda jang umur setahun ? Masakan Tuhan berkenan akan domba djantan beribu2, atau akan sungai minjak berlaksa2 ? Bolehkah aku mempersembahkan anak sulungku karena kesalahanku, atau buah perutku karena dosa djiwaku ? Bahwa diberinja tahu kepadamu, hai manusia, mana jang baik; maka apa gerangan dituntut Tuhan padamu, melainkan berbuat insjaf dan suka akan kemurahan dan berdjalan serta Allahmu dengan hati jang rendah.” Micha 6:6-8.HJT 44.2

    Maka inilah pekerdjaan jang disukai Tuhan: “Jaitu kamu membukakan segala simpulan kedjahatan dan menguraikan segala tali kok dan menjuruhkan pergi dengan merdeheka segala orang jang teraniaja, dan kamu memetjahkan segala kok dan tidak kamu menjembunjikan dirimu dari pada orang jang sedaging darah dengan kamu.” Jes. 58:6, 7. Apabila kamu mengenal akan dirimu sebagai seorang berdosa, jang hanja boleh dapat kelepasan karena tjinta Bapamu jang disurga; maka nistjaja kamu akan menaruh kasihan kepada orang lain, jang ada menderita dan menanggung karena dosa. Dan tiada pula kamu akan menolak orang2 jang berdosa, jang telah bersesal dengan tjemburuan dan tjelaan. Apabila perasaan tjinta diri sendiri itu telah hilang dari hati kita, maka kita akan bersatu dengan Allah, dan bersuka2an bersama2 karena kelepasan dan pulangnja djiwa jang telah sesat.HJT 44.3

    Bahwa benarlah engkau berkata, engkau berhak akan menamakan dirimu anak2 Allah. Tetapi hak itu hanja baru akan disahkan apabila engkau mengaku saudara kepada ia “jang telah mati tetapi hidup pula, telah hilang tetapi terdapat pula.” Bahwa adalah tali silaturrahim jang mengikat kita, karena Allah pun mengaku dia sebagai anakNja. Kalau kita menjangkal dia saudara kita, maka kita sendiri membuktikan bahwa kita ini adalah orang upahan adanja, dan bukannja anak dalam rumah tangga Allah.HJT 44.4

    Karena meskipun kita tidak mau bersama2 menjambut dan memberi selamat datang kepadanja, maka kesukaan itu tak akan berkurang, dan ia pun akan diterima dan didudukkan disisi Bapa dan dalam pekerdjaanNja. Kepada siapa jang banjak diampuni, maka ia itu menjintai lebih. Tetapi engkau akan terdapat dalam kegelapan, karena “barang siapa jang tidak menaruh kasih, ia itu pun tidak tahu akan Allah, karena Allah itu kasih adanja.” Jahja 4:8.HJT 45.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents