Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Hukum Dan Perjanjian

    Adam dan Hawa, pada waktu dijadikan, mempunyai pengetahuan akan hukum Allah; mereka tahu tuntutan-tuntutan hukum itu terhadap diri mereka; prinsip-prinsipnya tertulis di dalam hati mereka. Pada waktu manusia jatuh olehkarena pelanggaran mereka, hukum itu tidak berubah, tetapi satu sistim penawar telah diadakan untuk memulihkan mereka kembali kepada penurutan. Janji tentang seorang Juruselamat diberikan, dan upacara persembahan korban yang menunjuk kepada kematian Kristus sebagai korban daripada dosa ditetapkan. Tetapi jikalau hukum Allah itu tidak pernah dilanggar, maka tidak akan ada kematian dan tidak diperlukan seorang Juruselamat; dan tentu saja tidak diperlukan korban-korban.PB1 380.1

    Adam mengajarkan keturunannya tentang hukum Allah, dan hal itu disampaikan dari bapa kepada anak, dan terus sepanjang generasi-generasi mendatang. Tetapi walaupun persediaan yang penuh dengan kemurahan itu telah diadakan untuk penebusan manusia, hanya sedikit saja yang menerimanya dan menunjukkan penurutan mereka. Melalui pelanggaran dunia ini menjadi begitu jahat sehingga perlu untuk dibersihkan dari kejahatannya itu dengan Air Bah. Hukum itu telah dipelihara oleh Nuh dan keluarganya, dan Nuh mengajarkan keturunannya tentang Sepuluh Hukum itu. Apabila manusia sekali lagi berpaling dari Allah, Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan perse-kutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu.PB1 380.2

    Pada saat itu ia tidak mempercayakan hukumNya itu ke dalam ingatan satu bangsa yang cenderung untuk melupakan tuntutan-tuntutanNya, melainkan Ia telah menuliskannya di atas loh batu. Ia mau membuangkan dari Israel segala kemungkinan untuk mencampur-baurkan tradisi-tradisi kapir dengan hukumNya yang suci, atau mengacau-balaukan tuntutantuntutanNya dengan adat kebiasaan manusia. Tetapi Ia tidak berhenti hanya dengan memberikan kepada mereka peraturan-peraturan dari Sepuluh Hukum itu saja. Bangsa itu telah menunjukkan diri mereka sangat mudah untuk tersesat sehingga Ia tidak mau membiarkan satupun pintu pencobaan yang tidak dijaga. Musa diperintahkan untuk menuliskan, sebagaimana dikatakan Allah kepadanya, pertimbangan-pertimbangan serta hukum-hukum sambil memberikan petunjuk-petunjuk yang terperinci tentang apa yang dituntut. Petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan tugas bangsa itu kepada Allah, kepada satu dengan yang lainnya, dan kepada orang-orang asing hanyalah merupakan prinsip-prinsip daripada hukum Allah yang diperluas, dan diberikan dalam cara yang khusus agar tidak seorangpun keliru. Mereka dimaksudkan untuk menjaga kesucian hukum-hukum yang diukirkan dalam loh batu itu.PB1 381.1

    Jikalau manusia telah menurut akan hukum Allah, sebagaimana yang telah diberikan kepada Adam setelah kejatuhannya, telah dipelihara oleh Nuh dan diturut oleh Ibrahim, maka tidak perlu diadakan upacara sunat. Dan jikalau keturunan Ibrahim telah memelihara perjanjian itu, untuk mana sunat adalah merupakan satu tanda, mereka tidak akan pernah terjerat oleh penyembahan berhala, dan tidak perlu bagi mereka untuk menderita perbudakan di Mesir; mereka akan memelihara hukum Allah di dalam pikiran mereka, dan hukum itu tidak perlu diumumkan dari Sinai atau diukir di atas loh batu. Dan kalau bangsa itu mempraktekkan prinsip-prinsip Sepuluh Hukum itu, maka tidak perlu petunjuk-petunjuk tambahan diberikan kepada Musa.PB1 381.2

    Upacara persembahan korban, yang telah diserahkan kepada Adam, juga telah disalahgunakan oleh keturunannya. Tahyul, penyembahan berhala, kekejaman dan perbuatan cabul telah menodai upacara yang sederhana dan penuh arti yang telah ditetapkan Allah itu. Melalui pergaulan yang lama dengan penyembah-penyembah berhala itu bangsa Israel telah mencampurbaurkan banyak adat kapir dengan perbaktian mereka; oleh sebab itu Tuhan telah memberikan kepada mereka di Sinai petunjuk-petunjuk yang tertentu sehubungan dengan upacara korban. Setelah dibangunkannya kaabah itu Ia telah mengadakan hubungan dengan Musa dari awan kemuliaan yang ada di atas tutupan grafirat, dan memberikan kepadanya petunjukpetunjuk yang lengkap tentang tata cara persembahan korban itu, dan bentuk perbaktian yang harus dipertahankan di dalam kaabah. Hukum upacara ini dengan demikian diberikan kepada Musa, dan telah ditulisnya di dalam sebuah buku. Tetapi Sepuluh Hukum yang diucapkan dari gunung Sinai telah ditulis oleh Allah sendiri di atas loh batu, dan disimpan dengan hati-hati di dalam peti perjanjian.PB1 381.3

    Ada banyak orang yang mencoba untuk menggabungkan kedua macam hukum ini, sambil menggunakan ayat-ayat Alkitab yang membicarakan tentang hukum upacara untuk membuktikan bahwa hukum moral itu telah dihapuskan; tetapi ini adalah satu penyalahgunaan ayat-ayat Kitab Suci. Perbedaan antara kedua hukum ini sangat luas dan jelas. Hukum upacara itu terdiri dari lambang-lambang yang menunjuk kepada Kristus, kepada pengorbananNya dan keimamatanNya. Hukum upacara ini, dengan segala korban dan acara-acaranya harus dijalankan oleh orang Ibrani sampai lambang itu menemui wujudnya di dalam kematian Kristus, Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini. Kemudian segala persembahan korban itu tidak berlaku lagi. Hukum inilah yang Kristus “telah ambil dari kita lalu memakukannya kepada salib.” Kolose 2:14. Tetapi tentang Sepuluh Hukum, pemazmur berkata, “Bahwa firmanMu, ya Tuhan, tetap berdiri selama-lamanya dalam segala langit.” Mazmur 119:89. Dan Kristus sendiri berkata, “Janganlah kamu sangkakan Aku datang untuk merombak hukum. . . . Sesungguhnya Aku berkata kepadamu”— menjadikan sebutan ini setegas-tegasnya “sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau satu titikpun sekali-kali tidak akan lenyap daripada hukum Torat ini sampai semuanya telah jadi.” Matius 5:17, 18. Di sini Ia mengajarkan, bukan semata-mata apa yang menjadi tuntutan daripada hukum Allah pada saat itu, tetapi juga bahwa tuntutan-tuntutan itu akan tetap berlaku selama langit dan bumi berdiri. Hukum Allah sama kekalnya seperti takhtaNya. Itu akan tetap mempertahankan tuntutannya kepada manusia sepanjang zaman.PB1 382.1

    Mengenai hukum yang diumumkan dari gunung Sinai itu, Nehemia berkata, “Maka Engkau sudah turun ke atas bukit Torsina dan sudah berfirman kepada mereka itu dari langit dan Engkaupun sudah menganugerahi mereka itu dengan syarat yang patut dan firman yang tidak berkecelaan dan syariat dan hukum yang baik.” Nehemia 9:13. Dan Paulus, “rasul kepada orang kapir itu,” mengatakan, “Hukum Torat itu kudus, dan penyuruhan itu kudus serta adil dan sempurna.” Rom 7:12. Ini tidak lain daripada Sepuluh Hukum; karena hukum inilah yang mengatakan, “jangan engkau ingin,” ayat 7. Sementara kematian Kristus mengakhiri hukum lambang-lambang dan bayangan, itu tidak mengurangi sedikitpun akan tuntutan hukum moral. Sebaliknya, kenyataan bahwa perlu bagi Kristus’ harus mati untuk menebus pelanggaran terhadap hukum itu, membuktikan bahwa itu tidak dapat diubahkan.PB1 382.2

    Mereka yang menyatakan bahwa Kristus datang untuk mengubah hukum Allah dan membatalkan Perjanjian Lama, menyatakan bahwa zaman bangsa Yahudi itu adalah zaman kegelapan, dan menggambarkan agama orang Ibrani itu sebagai sesuatu yang terdiri dari sekedar bentuk upacaraupacara saja. Tetapi ini adalah satu kesalahan. Di seluruh halaman-halaman sejarah yang suci itu, dimana perlakuan Allah terhadap umatNya dicatat, terdapat jejak yang amat jelas dari AKU ADA itu. Tidak pernah Ia memberikan kepada manusia pernyataan yang lebih jelas tentang kuasa dan kemuliaanNya daripada ketika Ia diakui sebagai satu-satunya pemerintah Israel dan memberikan hukum itu kepada mereka. Di sini dinyatakan satu tongkat pemerintahan yang tidak dipengaruhi oleh tangan manusia; dan kenyataan daripada Raja Israel yang tidak kelihatan itu amat agung dan ajaib.PB1 383.1

    Di dalam segala kenyataan hadirat ilahi ini kemuliaan Allah dinyatakan melalui Kristus. Bukan saja pada kedatangan Juruselamat, tetapi sepanjang zaman setelah kejatuhan dan janji penebusan itu, “Allah di dalam Kristus, memperdamaikan dunia ini kepada diriNya.” 2 Korinti 5:19. Kristus adalah dasar dan pusat upacara persembahan korban baik pada zaman bapa-bapa dan juga pada zaman Yahudi. Semenjak dosa leluhur kita itu tidak ada lagi hubungan langsung antara Allah dengan manusia. Bapa telah memberikan dunia ini kepada Kristus, agar melalui pekerjaan pengantaraanNya Ia dapat menebus manusia, dan membenarkan wewenang dan kesucian hukum Allah. Segala hubungan antara sorga dan umat yang berdosa itu diadakan melalui Kristus. Anak Allah sendiri yang telah memberikan kepada leluhur kita yang pertama itu janji penebusan. Dia pulalah yang telah menyatakan diriNya kepada bapa-bapa. Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Yakub dan Musa mengerti tentang Injil. Mereka memandang kepada keselamatan melalui Pengganti dan Jaminan manusia. Orang-orang suci pada zaman dulu itu mengadakan hubungan dengan Juruselamat yang akan datang ke dunia kita dalam keadaan daging manusia; dan beberapa dari antara mereka berkata-kata dengan Kristus dan malaikat sorgamuka dengan muka.PB1 383.2

    Kristus bukan saja pemimpin orang Ibrani di padang belantara itu— Malaikat yang di dalamnya terdapat nama Tuhan, dan yang tersembunyi di dalam tiang awan berjalan di hadapan bala tentara itu—tetapi adalah Dia yang telah memberikan hukum itu kepada bangsa Israel. Di tengahtengah kemuliaan yang hebat di gunung Sinai, Kristus mengumumkan di hadapan bangsa itu sepuluh peraturan hukum BapaNya. Dia pulalah yang telah memberikan kepada Musa hukum yang terukir di atas loh batu.PB1 384.1

    Kristus yang telah berbicara kepada umatNya melalui nabi-nabi. Rasul Paulus, pada waktu menulis kepada gereja Kristen, mengatakan bahwa nabi-nabi “bernubuat dari hal anugerah yang akan datang kepadamu, sambil memeriksakan masanya dan bagaimana keadaan masa yang ditunjukkan oleh Roh Kristus yang ada di dalam mereka itu, tatkala Roh itu sudah menyatakan terlebih dulu segala sengsara Kristus dan kemuliaan yang menyusul kemudian.” 1 Petrus 1:10, 11. Kristus yang telah berbicara kepada kita melalui Perjanjian Lama. “Kesaksian Yesus itu adalah Roh nubuat,” Wahyu 19:10.PB1 384.2

    Di dalam pengajaranNya selagi hidup di antara manusia Yesus mengarahkan pikiran orang banyak kepada Perjanjian Lama. Ia berkata kepada orang Yahudi, “Engkau menyelidiki isi Alkitab, karena pada sangkamu di dalamnya itu kamu beroleh hidup yang kekal; maka kitab itu juga menyaksikan darihalKu.” Yohanes 5:39. Pada saat itu buku-buku Perjanjian Lama adalah satu-satunya Alkitab yang ada. Sekali lagi Anak Allah berkata, “Mereka itu mempunyai kitab Musa dan nabi-nabi; hendaklah diturutnya.” dan Ia menambahkan, “Jikalau mereka itu tidak mau mendengar akan Musa dan nabi-nabi itu, tiada juga mereka itu akan yakin, jikalau seorang bangkit dari antara orang mati sekalipun.” Lukas 16:29, 31.PB1 384.3

    Hukum upacara telah diberikan oleh Kristus. Setelah hukum itu tidak berlaku sekalipun, Paulus mengemukakannya di hadapan bangsa Yahudi dalam nilai serta kedudukan yang sebenarnya, menunjukkan tempatnya di dalam rencana penebusan dan hubungannya kepada pekerjaan Kristus; dan rasul yang besar itu menyatakan bahwa hukum ini mulia, sesuai dengan asalnya yang dari ilahi. Upacara kaabah yang khidmat itu melambangkan kebenaran-kebenaran yang agung yang harus dinyatakan sepanjang generasi-generasi berikutnya. Asap pedupaan yang naik bersama-sama dengan doa bangsa Israel menggambarkan kebenaranNya yang satu-satunya dapat menjadikan doa dari orang berdosa berkenan kepada Allah; korban yang berlumuran darah di atas mezbah itu menyaksikan tentang seorang Penebus yang akan datang; dan dari ruangan yang maha suci tanda dari Hadirat ilahi yang kelihatan itu terpancar. Dengan demikian sepanjang zaman kegelapan dan kemurtadan iman tetap hidup di dalam hati manusia sampai ketikanya tiba bagi kedatangan Mesias yang dijanjikan itu.PB1 384.4

    Yesus adalah terang umatNya—Terang dunia ini—sebelum Ia datang ke dunia ini dalam wujud kemanusiaan. Terang yang pertama kali memancar menembusi kegelapan yang telah menyelimuti dunia ini oleh sebab dosa, datang dari Kristus. Dan dari Dia telah datang setiap berkas cahaya sorga yang telah dipancarkan kepada penduduk bumi ini. Di dalam rencana penebusan Kristus adalah Alfa dan Omega—yang Awai dan yang Akhir.PB1 385.1

    Olehkarena Juruselamat telah mencurahkan darahNya untuk menebus dosa, dan telah naik ke sorga “untuk menghadap hadirat Allah karena kita” (Ibrani 9:24), terang telah mengalir dari salib Golgota dan dari tempat-tempat suci di dalam kaabah sorga. Tetapi terang yang lebih nyata yang diberikan kepada kita janganlah menyebabkan kita menghinakan apa yang pada zaman dahulu telah diterima melalui lambang-lambang yang menunjuk kepada Juruselamat yang akan datang. Injil Kristus memancarkan terang ke dalam agama Yahudi dan memberikan makna kepada hukum upacara itu. Apabila kebenaran yang baru dinyatakan, dan apabila yang telah diketahui sejak mulanya itu dinyatakan dengan lebih jelas lagi, maka sifat dan maksud-maksud Allah dinyatakan di dalam tindakantindakanNya terhadap umat pilihanNya itu. Setiap tambahan dari terang kebenaran yang kita terima memberikan kepada kita satu pengertian yang lebih jelas tentang kehendak ilahi di dalam keselamatan manusia. Kita melihat keindahan serta kekuatan yang baru dari firman yang diilhamkan itu, dan kita mempelajari halaman-halamannya dengan perhatian yang lebih dalam dan lebih tekun lagi.PB1 385.2

    Banyak orang yang berpendapat bahwa Allah telah mendirikan satu dinding pemisah antara orang Ibrani dan dunia luar; bahwa penjagaan serta kasihNya, sebegitu jauh telah ditarik dari umat manusia lainnya dan dipusatkan kepada bangsa Israel. Tetapi Allah tidak merencanakan agar umatNya harus membangunkan satu dinding pemisah antara diri mereka, dan sesama mereka. Hati dari Kasih yang tak terbatas itu menjangkau seluruh penduduk dunia ini. Sekalipun mereka telah menolak Dia, Ia senantiasa berusaha untuk menyatakan diriNya kepada mereka dan menjadi-kan mereka sebagai orang-orang yang mengambil bahagian dalam kasih dan anugerahNya. BerkatNya diberikan kepada umat pilihan itu agar mereka dapat menjadi berkat bagi orang lain.PB1 385.3

    Allah telah memanggil Ibrahim dan memberikan kemakmuran dan kehormatan kepadanya; dan kesetiaannya telah menjadi satu terang kepada semua orang dari negeri-negeri yang dikunjunginya. Ibrahim tidak memencilkan dirinya dari orang banyak yang ada di sekelilingnya. Ia mempertahankan hubungan persahabatan dengan raja bangsa sekelilingnya, dan oleh beberapa dari antara mereka ia telah diperlakukan dengan hormat sekali; dan kejujuran serta sifat tidak mementingkan diri, keberanian dan kebajikannya, menggambarkan tabiat Allah. Di Mesopotamia, di Kanaan, di Mesir bahkan kepada penduduk Sodom, Allah yang di sorga telah dinyatakan melalui pesuruhNya itu.PB1 385.4

    Demikian juga kepada bangsa Mesir dan semua bangsa yang berhubungan dengan kerajaan yang kuat itu, Allah telah menyatakan diriNya melalui Yusuf. Mengapatah Tuhan telah memilih meninggikan Yusuf di antara orang Mesir? Ia sebenarnya dapat menggunakan cara-cara yang lain untuk melaksanakan maksudNya bagi anak-anak Yakub; tetapi Ia menghendaki Yusuf menjadi sebagai satu terang, dan Ia telah menempatkan dia di dalam istana raja agar penerangan sorga itu dapat terpancar ke tempat yang jauh dan dekat. Oleh hikmat dan keadilannya, oleh kesucian dan kebajikan dalam kehidupannya setiap hari, oleh pengabdiannya kepada kepentingan bangsa itu—dan bangsa penyembah berhala itu—Yusuf me-rupakan wakil Kristus. Di dalam diri pembela mereka itu, yang kepadanya seluruh bangsa Mesir telah memalingkan wajahnya dengan rasa syukur dan pujian, bangsa kapir itu dapat melihat kasih Khalik dan Penebus mereka. Demikian juga di dalam diri Musa Allah telah menempatkan satu terang di samping takhta dari satu kerajaan dunia yang terbesar, agar supaya semua orang yang mau, dapat belajar tentang Allah yang hidup dan benar. Dan semua terang ini diberikan kepada orang Mesir sebelum tangan Allah diulurkan kepada mereka untuk menjatuhkan hukuman.PB1 386.1

    Di dalam kelepasan Israel dari Mesir satu pengetahuan akan kuasa Allah telah tersebar ke mana-mana. Orang-orang Yerikho yang suka berperang dan mempunyai benteng yang kuat telah menjadi gemetar karena ketakutan. “Segera setelah mereka mendengar segala perkara ini,” kata Rahab, “maka hilanglah hati kami, tiada lagi tinggal nyawa dalam barang seorang dari sebab takut akan kamu; karena Tuhan, Aliahmu itulah Allah, baik di dalam langit yang di atas baik di bumi yang di bawah.” Yusak 2:11. Berabad-abad setelah Israel keluar dari Mesir, imam-imam orang Filistin mengingatkan kepada bangsanya tentang kutuk yang jatuh ke atas Mesir, dan mengamarkan mereka agar jangan menentang Allah orang Israel.PB1 386.2

    Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka.PB1 386.3

    Penyembahan berhala dan segala dosa yang mengikutinya adalah sangat memuakkan di hadapan Allah, dan Ia memerintahkan umatNya agar jangan bercampur-baur dengan bangsa-bangsa lain,dan “meniru perbuatan mereka,” serta melupakan Allah. Ia melarang perkawinan mereka dengan penyembahpenyembah berhala, agar jangan hati mereka dipalingkan daripadaNya. Adalah sama perlunya pada waktu itu seperti halnya sekarang ini agar umat Allah itu suci, “tidak ternoda oleh yang duniawi. ” Mereka harus memelihara diri bebas dari roh yang demikian, sebab itu berlawanan dengan kebenaran. Tetapi Allah tidak bermaksud agar umatNya, dalam sikap menyendiri dan merasa diri benar, harus memencilkan diri mereka dari dunia ini, sehingga mereka tidak mempunyai pengaruh kepadanya.PB1 387.1

    Seperti Guru mereka, pengikut-pengikut Kristus dalam setiap zaman harus menjadi terang dunia. Juruselamat berkata, “Sebuah negeri yang di atas gunung, mustahillah ia tersembunyi. Tiada pula orang memasang pelita lalu menudung dia dengan gantang, melainkan ditaruhkan di atas kaki pelita, maka ia memberi terang kepada segala orang yang di dalam rumah”—yaitu, orang-orang yang ada di dalam dunia. Dan Ia menambahkan, “Hendaklah terangmu bercahaya-cahaya di hadapan segala orang, supaya dilihatnya kebajikanmu, lalu dipermuliakannya Bapamu yang di sorga.” Matius 5:14-16. Inilah apa yang telah dilakukan Henokh, Nuh, Ibrahim, Yusuf dan Musa. Inilah apa yang dimaksudkan Allah supaya dilakukan oleh bangsa Israel.PB1 387.2

    Hati mereka sendiri yang jahat dan tidak menaruh percaya, yang telah menuntun mereka untuk menyembunyikan terang mereka, gantinya memancarkan terang itu kepada bangsa-bangsa di sekelilingnya; adalah roh kefanatikan yang serupa itu yang telah menyebabkan mereka meniru praktek-praktek jahat dari orang kapir atau menutup diri mereka dalam sikap yang sombong, seolah-olah kasih dan penjagaan Allah itu hanyalah diperuntukkan bagi mereka sendiri.PB1 387.3

    Sebagaimana Alkitab menampilkan dua hukum, yang satu kekal dan tidak dapat diubah, yang lain bersifat perlambang dan sementara, demikian pula di sana terdapat dua perjanjian. Perjanjian anugerah pertama-tama diadakan dengan manusia di Eden, pada waktu setelah kejatuhan kepadanya diberikan satu janji ilahi bahwa benih perempuan itu akan meremukkan kepala ular itu. Kepada semua orang perjanjian ini menawarkan keampunan dan anugerah Allah yang membantu dalam penurutan melalui iman pada hari mendatang. Itu juga menjanjikan kepada mereka hidup yang kekal dengan syarat tetap setia kepada hukum Allah. Dengan demikian bapa-bapa itu telah menerima pengharapan keselamatan.PB1 387.4

    Perjanjian yang serupa ini telah diperbaharui kepada Ibrahim di dalam janji, “Di dalam benihmu segala bangsa di dunia ini akan diberkati.” Kejadian 22:18. Janji ini menunjuk kepada Kristus. Jadi Ibrahim mengerti akan hal itu (lihat Galati 3:18, 16), dan ia berharap kepada Kristus demi keampunan dosa-dosanya. Iman inilah yang dihisabkan kepadanya sebagai kebenaran. Perjanjian dengan Ibrahim juga mempertahankan wewenang dari hukum Allah. Tuhan menunjukkan diriNya kepada Ibrahim dan berkata, “Akulah Allah yang Mahakuasa; hendaklah engkau berjalan di hadapan hadiratKu dan hendaklah tulus hatimu.” kejadian 17:1. Kesaksian Allah tentang hambaNya yang setia itu adalah,” Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya akan syaratKu dan segala pesanKu dan syariatKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Dan Tuhan berkata kepadanya, “Aku akan meneguhkan perjanjianKu antara Aku dengan kamu dan dengan anak cucumu kemudian daripadamu dengan bangsanya, yaitu suatu perjanjian yangkekal, bahwa Aku menjadi Allah bagimu dan segala anak cucumu yang kemudian daripadamu.” Kejadian 17:7.PB1 388.1

    Sekalipun perjanjian ini diadakan dengan Adam dan diperbaharui kepada Ibrahim, itu tidak dapat disyahkan sampai kepada kematian Kristus. Itu telah ada oleh janji Allah semenjak dinyatakannya penebusan manusia untuk pertama kalinya; itu telah diterima oleh iman; tetapi apabila itu disyahkan oleh Kristus, itu disebut satu perjanjian baru. Hukum Allah adalah dasar daripada perjanjian ini, yang merupakan satu cara untuk membawa manusia kembali kepada keselarasan dengan kehendak ilahi, dan menempatkan mereka dimana mereka dapat menurut hukumNya.PB1 388.2

    Perjanjian yang lain—yang disebut dalam Kitab Suci sebagai perjanjian “lama”—diadakan antara Allah dengan bangsa Israel di gunung Sinai, dan pada saat itu telah disyahkan oleh darah korban. Perjanjian kepada Ibrahim disyahkan oleh darah Kristus, dan itu disebut perjanjian yang “kedua” atau yang “baru”, oleh sebab darah oleh mana itu dimeteraikan, telah dicurahkan sesudah perjanjian yang pertama. Bahwa perjanjian baru itu berlaku pada zaman Ibrahim adalah nyata dari kenyataan bahwa itu diteguhkan pada saat itu baik oleh janji dan oleh sumpah Allah—”dua perkara yang tetap yang di dalamnya mustahil bagi Allah berdusta.” Ibrani 6:1.8.PB1 388.3

    Tetapi jikalau perjanjian Ibrahim itu berisi janji penebusan, mengapakah perjanjian yang lain itu diadakan di Sinai? Di dalam perbudakan mereka bangsa itu sebegitu jauh telah kehilangan pengetahuan akan Allah dan tentang prinsip-prinsip daripada perjanjian Ibrahim. Di dalam melepaskan mereka dari Mesir, Allah berusaha untuk menyatakan kepada mereka kuasa dan rahmatNya agar mereka dapat dituntun untuk mengasihi dan mempercayai Dia. Ia membawa mereka ke Laut Merah—yang mana, pada waktu dikejar oleh orang Mesir, kelepasan kelihatannya mustahil—agar mereka dapat menyadari akan keadaan mereka yang sama sekali tidak berdaya, akan kebutuhan mereka akan pertolongan ilahi; dan kemudian Iapun memberikan kelepasan bagi mereka. Dengan demikian mereka dipenuhi oleh kasih dan rasa syukur kepada Allah dan dengan kepercayaan kepada kuasaNya untuk menolong mereka. Ia telah mengikat mereka kepada diriNya Sendiri sebagai Penebus mereka dari perbudakan yang bersifat sementara itu.PB1 388.4

    Tetapi masih ada satu kebenaran lain yang lebih besar yang harus ditanamkan di dalam pikiran mereka. Hidup di tengah-tengah penyembahan berhala dan kejahatan, mereka tidak lagi mempunyai pandangan yang benar tentang kesucian Allah, tentang kejinya hati mereka, tentang ketidaksanggupan mereka, dengan usaha mereka untuk menurut hukum Allah, dan tentang keperluan mereka akan seorang Juruselamat. Mereka harus diajar tentang semuanya ini.PB1 389.1

    Allah membawa mereka ke Sinai; Ia menyatakan kemuliaanNya; Ia memberikan kepada mereka hukumNya, dengan janji akan memperoleh berkat yang limpah dengan syarat penurutan: “Jikalau kamu turut akan firmanKu dan memeliharakan perjanjianKu, maka . . ! kamu akan menjadi bagiKu suatu kerajaan imam dan satu bangsa yang suci.” Keluaran 19:5, 6. Bangsa itu tidak menyadari kekejian hati mereka, dan bahwa tanpa Kristus adalah mustahil bagi mereka untuk menurut hukum Allah; dan dengan mudah mereka mengadakan perjanjian dengan Allah. Merasa bahwa mereka sanggup untuk meneguhkan kebenaran mereka sendiri, mereka berkata, “Segala sesuatu yang Tuhan telah katakan kami akan perbuat dan menurutnya.” Keluaran 24:7. Mereka telah menyaksikan pengumuman hukum itu di dalam kemuliaan yang sangat hebat dan telah gemetar karena ketakutan di hadapan gunung itu; tetapi baru saja beberapa minggu berlalu mereka telah melanggar janji mereka dengan Allah, dan bersujud untuk menyembah satu patung tuangan. Mereka tidak dapat mengharapkan pengasihan Allah melalui satu perjanjian yang telah mereka langgar; dan sekarang, menyadari akan kekejian hati mereka dan kebutuhan mereka akan keampunan, mereka dituntun untuk merasakan kebutuhan Juruselamat yang dinyatakan dalam perjanjian Ibrahim, dan yang dilambangkan oleh persembahan korban. Sekarang oleh iman dan kasih mereka diikat kepada Allah sebagai pembebas mereka dari perhambaan dosa. Sekarang mereka bersedia untuk menghargai berkat-berkat perjanjian baru.PB1 389.2

    Syarat-syarat “perjanjian lama”, adalah, turut dan hidup: “Jikalau diturutnya akan dia, ia akan hidup di dalamnya” (Yehezkiel 20:11; Imamat 18:5), tetapi “kutuklah dia yang tidak membenarkan segala firman torat ini dengan melakukan dia.” Ulangan 27:26. “Perjanjian baru” diteguhkan di atas “janji-janji yang lebih baik”—janji pengampunan dosadosa dan akan anugerah Allah untuk memperbaharui hati manusia dan membawanya kembali kepada keselarasan dengan prinsip-prinsip hukum Allah. “Maka inilah perjanjian yang akan kubuat dengan orang isi rumah Israel kemudian daripada hari ini, demikianlah firman Tuhan: Bahwa Aku akan memberikan hukumKu di dalam batinnya dan menyuratkan dia di dalam hatinya. . . . Aku akan mengampuni segala kejahatannya dan tiada Aku ingat lagi akan segala dosanya.” Yermia 31:33, 34.PB1 390.1

    Hukum yang sama ini yang diukirkan di atas loh batu dituliskan oleh Roh Kudus di atas loh hati manusia. Gantinya kita berusaha meneguhkan kebenaran kita sendiri, maka kita menerima kebenaran Kristus. DarahNya menebus dosa-dosa kita. PenurutanNya diterima bagi kita. Kemudian hati yang telah dibaharui oleh Roh Kudus akan menghasilkan “buah-buah Roh itu.” Melalui anugerah Kristus kita akan hidup dalam penurutan kepada hukum Allah yang ditulis di dalam hati kita. Setelah memiliki Roh Kristus, kita akan berjalan sama seperti Dia. Melalui nabi Ia berkata tentang diriNya sendiri, “Aku suka berbuat kehendakMu, ya Allah! dan hukumMu adalah di dalam dadaku.” Mazmur 40:9. Dan pada waktu hidup di antara manusia, Ia berkata, “Bapa tidak pernah meninggalkan Aku sendirian; karena Aku selalu melakukan perkara-perkara yang menyukakan hatiNya.” Yohanes 8:29.PB1 390.2

    Rasul Paulus dengan jelas menerangkan hubungan antara iman dan hukum yang ada di bawah perjanjian baru. Ia berkata, “Di dalam hal kita dibenarkan oleh iman, kita beroleh damai dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus.” “Jikalau begitu, adakah kami membatalkan Torat oleh sebab iman itu? Sekali-kali tidak, melainkan kami meneguhkan Torat.” “Karena barang yang tidak dapat diperbuat oleh hukum Torat, sebab lemah olehkarena tabiat manusia itu”—itu tidak dapat membenarkan manusia, oleh sebab di dalam keadaannya yang berdosa ia tidak dapat menurut hukum—”Allah menyuruhkan Anaknya sendiri di dalam rupa manusia yang berdosa, yaitu karena dosa itu, dengan menjatuhkan hukum ke atas. dosa di dalam tabiat manusia, supaya syarat hukum Torat itu dapat disempurnakan di dalam diri kita, yang tiada menurut kehendak tabiat duniawi, melainkan menurut kehendak Roh.” Rom. 5:1; 3:31; 8:3, 4.PB1 390.3

    Pekerjaan Allah adalah sama pada segala zaman, sekalipun ada perbedaan di dalam taraf perkembangan dan pernyataan yang berbeda dari kuasaNya, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam zaman yang berbeda. Mulai dengan janji Injil yang pertama dan terus sampai kepada zaman bapa-bapa, dan bangsa Yahudi, dan bahkan sampai kepada zaman ini, senantiasa ada pernyataan yang berangsur-angsur tentang maksud Allah di dalam rencana penebusan. Juruselamat yang dilambangkan di dalam upacara-upacara hukum Yahudi adalah Juruselamat yang sama seperti yang dinyatakan di dalam Injil. Awan yang menyelubungi bentuk keilahianNya telah diangkat; kabut dan bayangan itu telah hilang lenyap; dan Yesus, Penebus dunia ini, telah dinyatakan. Ia yang telah mengumumkan hukum itu dari gunung Sinai, dan menyerahkannya kepada Musa peraturan-peraturan daripada hukum upacara adalah Oknum yang sama yang telah memberikan Khotbah di atas bukit. Prinsip-prinsip yang besar dari kasih kepada Allah yang Ia tetapkan sebagai landasan daripada hukum dan kitab nabi-nabi, hanya merupakan ulangan daripada apa yang telah dikatakanNya kepada bangsa Ibrani melalui Musa: “Dengarlah olehmu, hai Israel! sesungguhnya Hua, Allah kita, Hua itu esa adanya. Hendaklah kamu mengasihi akan Tuhan, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segala kuatmu.” Ulangan 6:4, 5. “Hendaklah engkau mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri.” Imamat 19:18. Di dalam kedua zaman itu gurunya sama. Tuntutan Allah adalah sama. Prinsip-prinsip pemerintahanNya adalah sama. Karena semuanya itu keluar dari Dia “yang tiada berubah dan yang tidak berbayang perubahanNya.” Yakub 1:17.PB1 390.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents