Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 4—Pengakuan

    Orang jang melindungkan dosanja itu ta’ boleh beruntung, tetapi orang jang mengaku dan membuangkan dia, jaitu mendapat kasihan kelak.” Amtsal Solaiman 28 : 13.DJT 31.1

    Tuntutan-tuntutan buat mendapat kemurahan Allah ada sederhana, ‘adil dan patut. Tuhan Allah tidak minta kita memperbuat perkara-perkara jang susah buat mendapat keampunan dosa. Kita tidak perlu memperbuat perdjalanan-perdjalanan jang djauh dan memenatkan, atau bertapa akan menjiksakan badan kita buat pudjikan diri kepada Allah disurga atau akan menjelesaikan pelanggaran kita; tetapi orang jang mengaku dan membuangkan dosanja akan mendapat kemurahan.DJT 31.2

    Kata Rasul Jakub: “Hendaklah kamu berakuan dosa seorang akan seorang, pintakanlah do’a seorang akan seorang, supaja kamu mendjadi sehat.” Jakub 5 : 16. Aku dosamu kepada Allah, tjuma Dia sadja jang boleh mengampuninja; dan kesalahanmu kepada satu sama lain. Djikalau bersalah kepada seorang sahabat atau orang sekampungmu, harus engkau mengaku kesalahan itu kepadanja dan wadjib dia mengampuni. Lantas tjahari keampunan Tuhan Allah, sebab orang jang disusahkanmu itu milik Tuhan; maka oleh menjusahkan dia, engkau berdosa kepada Chalik dan Djuru Selamatnja. Perkara itu akan sampai kepada Pengantara jang benar, jaitu Imam Besar kita jang “telah digoda dalam segala perkara, sama seperti kita djuga, akan tetapi tidak Ia berdosa,” Iberani 4 : 15, dan jang sudah merasa kelemahan kita, maka Ia djuga jang boleh membasuhkan kita dari segala dosa.DJT 31.3

    Orang-orang jang belum merendahkan dirinja dihadapan Allah oleh mengaku kesalahannja, belum menggenapi tuntutan jang pertama supaja Tuhan Allah terima akan dia. Djikalau kita belum mendapat pertobatan jang sungguh, jang tidak akan disesalkan, dan belum dengan rendah dan hantjur hati mengaku dosa-dosa kita, serta bentji akan kedjahatan kita, belum pernah kita mentjahari keampunan dosa dengan sungguh- sungguh; dan djikalau kita belum pernah tjahari, -kita belum pernah mendapat perdamaian dari Tuhan. Adapun sebabnja kita tidak mendapat keampunan dosa-dosa kita jang sudah lalu jaitu karena kita tidak merendahkan diri dan belum menurut sjarat-sjarat jang disebutkan dalam Perkataan Allah. Nasihat jang terang sekali ada dikasi tentang perkara ini. Pengakuan dosa, dihadapan banjak orang atau sendirian, hendaklah dari hati, dan dikatakan dengan terang. Bukan mesti dibudjukbudjuk. Bukan pula harus diperbuat dengan tjara main-main dan dengan ringan sadja, dan tidak pula patut dipaksa dari orang jang tidak merasa kebentjian akan dosa. Pengakuan jang datang dari segenap djiwa berdjalan sampai kepada Tuhan Allah jang maha murah. Radja Daud mengatakan: “Kalau orang jang benar itu berseru, didengar Tuhan akan dia dan dilepaskanNja dari pada segala kepitjikannja.” Mazmur 34 : 18.DJT 31.4

    Pengakuan jang sungguh selalu berkeadaan jang tentu dan mengaku dosa-dosa jang tentu. Boleh djadi jang diakunja itu perlu dibawa hanja kepada Allah; boleh djadi djuga kesalahankesalahan itu perlu diaku kepada orang-orang jang sudah disusahkannja, atau boleh djadi satu perbuatan jang sudah dilakukan pada pengetahuan orang banjak, maka dalam hal jang demikian hendaklah diaku dihadapan orang banjak. Akan tetapi segala pengakuan hendaklah dengan tentu dan disebutkan dengan njata-njata; dan mengaku dosa-dosa jang telah dilakukan.DJT 32.1

    Pada zaman nabi Semuil orang Israil sudah sesat dari Tuhan Allah. Mereka itu sudah menanggung segala akibat dosanja; sebab mereka itu sudah hilang pertjaja dalam Tuhan, dan hilang pikiran jang membedakan kuasa dan budi Allah akan memerintahkan bangsa itu, lagi hilang pertjajanja dalam Allah jang bisa melindungkan dan membenarkan halNja. Mereka itu berbalik dari Pemerintah sekalian ‘alam dan kepingin diperintah sama seperti bangsa-bangsa jang berkeliling mereka itu. Sebelum mereka itu mendapat perdamaian, dibuatnja pengakuan jang pasti seperti berikut: “Maka kami menambahi dosa kami pula dengan djahat ini, jaitu kam minta seorang radja atas diri kami.” 1 Semuil 12 : 19. Dosa jang sudah diinsjafi oleh mereka haruslah diakuinja. Hal mereka tak berterimakasih itu telah memberatkan djiwanja, dan mentjeraikan mereka itu dari Tuhan.DJT 32.2

    Pengakuan tidak akan diterima dihadaan Allah dengan tiada pertobatan jang tulus dan pembaharuan hidup. Mesti ada perubahan-perubahan jang betul dalam penghidupan; segala perkara jang dibentji oleh Allah mesti dibuangkan. Bahwa inilah kenjataan penjesalan jang tulus akan dosa. Pekerdjaan jang patut kita perbuat njata sekali dihadapkan pada kita: “Basuhkan dan sutjikanlah dirimu; djauhkanlah kedjahatan perbuatanmu dari hadapan mataKu; berhentilah dari pada berbuat djahat, beladjarlah akan berbuat baik; tuntutlah perkara jang benar; tolonglah akan orang jang teraniaja; perbuatlah insjaf akan anak-anak piatu dan bitjarakanlah atjara orang djanda perempuan.” Jesaja 1 : 16, 17. “Kalau orang durdjana itu mengembalikan barang gadaian dan mengganti barang jang telah dirampasnja dan menurut segala sjariat kehidupan, sehingga tidak lagi dibuatnja sesuatu jang djahat, nistjaja ia pun akan hidup dan tidak ia akan mati kelak.” Jehezkiel 33 : 15. Rasul Paul mengatakan dari hal pekerdjaan pertobatan: “Kamu berdukatjita dalam djalan Allah, bagaimana besar keradjinan diadakanNja dalam hatimu, baik djawab, baik djemu, baik takut, baik rindu dendam, baik jakin, baik pembalasan; maka dalam semuanja telah kamu njatakan dirimu sutji dari pada perkara itu.” 2 Korinti 7 : 11.DJT 32.3

    Kapan dosa sudah mematikan perasaan hati jang baik orang jang berdosa itu tidak melihat kekurangan kelakuannja atau mengetahui hebatnja kedjahatan jang dia perbuat; maka ketjuali ia berserah kepada kuasa Roh Allah jang menegurkan dia, akan selalu dia tinggal buta kepada dosanja. Pengakuannja bukan dengan tulus dan tekun. Kepada segala pengakuan dosanja ditambahkannja dalih untuk memaafkan perbuatannja bahwa oleh mengatakan djikalau bukan sebab sesuatu keadaan jang tentu, nistjaja tidak dibuatnja kesalahan ini atau itu, buat mana ia ditegur.DJT 33.1

    Setelah Adam dan Hawa makan dari buah pohon larangan, keduanja merasa malu dan takut. Pikirannja jang pertama jaitu bagaimana mereka itu boleh mema’afkan dosanja, dan terlepas dari hukuman kematian. Kapan Tuhan Allah tanja dari hal dosa mereka itu, Adam sudah mendjawab dan menaruh sebahagian kesalahan itu atas Allah Sendiri dan sebagian lagi atas isterinja, oleh mengatakan: “Perempuan jang Tuhan karuniakan kepadaku, jaitu memberikan daku buah pohon itu, lalu kumakan.” Kedjadian 3 : 12. Perempuan itu menaruh pula kesalahan atas ular, oleh mengatakan: “Si ular menipukan daku, lalu aku makan.” Ajat 13. Mengapa Tuhan sudah djadikan ular itu ? Mengapa Tuhan sudah biarkan dia masuk kedalam kebun ini ? Inilah pertanjaan-pertanjaan jan terselindung dalam ma’af akan dosanja itu, dan dengan begitu menuduh bahwa Allahlah jang bertanggung djawab akan kedjatuhannja itu. Roh jang suka membenarkan diri sendiri berasal dari bapa segala dusta dan sudah dilakukan oleh anak-anak Adam. Pengakuan jang seperti ini bukan gerakan Roh Allah, dan tidak akan berkenan dihadapan Allah. Pertobatan jang sungguh akan mendjadikan orang menanggung dosanja sendiri, dan mengakunja dengan tiada tipu atau pura-pura. Seperti orang pemungut tjukai itu, dengan tiada berani mengangkat matanja kesurga, ia akan berseru: “Ja Allah, kasihankanlah aku, seorang jang berdosa.” Orang-orang jang mengaku dosanja akan dibenarkan; karena al-Maseh sudah berikan darahNja buat menjelamatkan orang-orang jang mau bertobat.DJT 33.2

    Tjontoh-tjontoh dalam perkataan Allah dari hal pertobatan dan kerendahan hati jang betul menjatakan roh pengakuan dari hati jang tidak mentjahari sebab-sebab jang boleh mema’afkan dosa-dosanja atau membenarkan dirinja. Rasul Paul tidak berusaha melindungkan dirinja; dia mengaku dosanja sebagaimana adanja dan tidak ditjobanja mengurangkan kesalahannja. Katanja: “Beberapa orang sutji patik kurungkan dalam pendjara, setelah patik beroleh kuasa dahulu dari pada segala kepala imam, maka tatkala orang itu dibunuh, berkenanlah patik akan matinja. Maka kerap kali patik siksakan dia dalam segala masdjid dan patik gagahi akan dia menghudjat nama Isa, dan dengan marah jang sangat garang patik aniajakan mereka itu sampai dinegeri lainpun!” Kisah 26:10, 11. Tak malu ia mengatakan: “Al-Maseh Isa telah datang kedalam dunia akan memberi selamat kepada orang jang berdosa, maka dalam antara mereka itu aku jang kepala.” 1 Timotius 1 : 15.DJT 34.1

    Hati jang sudah direndahkan dan jang sudah hantjur sebab pertobatan jang sungguh, akan mengindahkan ketjintaan Tuhan Allah dan kematian al-Maseh; maka seperti seorang anak mengaku salahnja kepada bapanja jang kekasih, begitu djuga orang berdosa jang sungguh hatinja akan mengaku segala dosanja d hadapan Tuhan Allah. Maka ada tertulis: “Kalau kita mengaku dosa kita, maka setiawan dan ‘adillah Tuhan, Iapun akan mengampuni dosa kita dan menjutjikan kita dari pada segala salah.” 1 Jahja 1 : 9.DJT 34.2

    “Kurasa tjintaNja; belum pernah
    Manusia mongalami tjinta begitu besar.
    Betapa tjinta itu mengangkat djiwaku,
    Dihantjurkannja hatiku jang seperti batu !
    Bebanku dekat kakiNja kuletakkan,
    Dari surga djiwaku beroleh kesenangan,
    Ketika kudengar Ia bisikkan,
    ’Engkau diberikan keampunan.’ ”
    DJT 34.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents