Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 11—Pahala Sembahjang

    Oleh kedjadian dan wahju, oleh hikmatNja, dan oleh pengaruh Rohnja, Allah bitjara kepada kita. Akan tetapi segala perkara ini belum tjukup; kita perlu djuga membuka hati kita kepadaNja. Agar supaja kita boleh mendapat kehidupan dan kekuatan rohani, kita mesti berhubung betul dengan Bapa kita jang disurga. Boleh djadi pikiran kita tertarik kepadaNja; boleh djadi kita memikir-mikirkan dari hal segala pekerdjaanNja, kemurahanNja dan berkatNja; akan tetapi ini belum lagi djadi perhubungan jang sempurna dengan Dia. Maka supaja kita boleh berhubung dengan Allah, kita mesti ada perkara jang kita mau sebutkan kepadaNja dari hal hidup kita jang sebenarnja.DJT 76.1

    Doa itulah pembukaan hati kepada Tuhan Allah seperti kepada seorang sahabat. Perkara ini perlu dilakukan, bukan supaja memberi tahu kepada Allah apakah diri kita itu, akan tetapi supaja kita bisa menerima Dia. Doa tidak membawa Allah turun kepada kita, melainkan membawa kita kepadaNja.DJT 76.2

    Tatkala Isa dalam dunia, Dia mengadjar murid-muridNja bagaimana meminta doa. Dia mengadjar murid-muridNja menghadapkan segala keperluannja sehari-hari kehadapan Allah, dan menjerahkan kesusahannja kepadaNja. Maka ketentuan jang diberikanNja kepada mereka itu bahwa segala doanja akan didengar, didjandjikan kepada kita djuga.DJT 76.3

    Isa sendiri, sementara Dia hidup diantara manusia, seringkali meminta doa. Dia mempersamakan Dirinja dengan kita dalam berkeperluan dan berkelemahan sama seperti kita; dalam hal Ia mendjadi seorang pemohon, jang mentjahari kekuatan baharu dari Bapanja, supaja padaNja ada kuasa akan berbuat kewadjibanNja dan melawan segala pentjobaan. Bahwa Ialah teladan kita dalam segala perkara. Dia djuga saudara kita dalam segala kelemahan kita; “jang telah digoda dalam segala perkara, sama seperti kita djuga,” Iberani 4 : 15; akan tetapi tidak Ia berdosa; Ia bersifat segan kepada kedjahatan; Dia menahan kesusahan dan menanggung sengsara dalam dunia jang penuh dengan dosa ini. Sebab Isa berkeadaan manusia, maka permintaan doa adalah satu keperluan jang amat penting dan satu kesempatan jang mulia bagiNja. Dia mendapat penghiburan dan kesukaan dalam perhubungan dengan BapaNja. Kalau Djuru Selamat manusia, Anak Allah, merasa perlu minta doa dengan tekun, bagaimana lebih banjak lagi manusia fana jang lemah dan jang penuh dosa, merasa perlunja permintaan doa jang tetap dan tekun ?DJT 76.4

    Bapa kita jang disurga menunggu hendak mentjurahkan segala berkatNja atas kita. Kita boleh minum banjak dari sumur tjintaNja jang ta’ berwatas itu. Adjaib sekali kita meminta doa hanja sedikit sadja ! Allah sedia dan mau mendengar doa anak-anakNja jang terendah, tetapi meskiun begitu banjak djuga dalam kita perasaan jang tidak suka menjatakan segala keperluan kita kepada Allah. Bagaimana pikiran malaikatmalaikat surga akan manusia, jang lemah dan tidak berdaja, jang selalu dalam pentjobaan, sedang Allah jang penuh tjinta rindu sama mereka, dan sedia akan memberi lebih dari apa jang mereka minta dan harap, akan tetapi mereka minta doa tjuma sedikit sadja, dan pertjaja sedikit sadja? Malaikat-malaikat suka menjembah sudjud dihadapan Allah; mereka itu rindu tinggal pada hadiratNja. Diindahkannja perhubungan dengan Allah sebagai satu kesukaan jang tertinggi; tetapi anak-anak dunia jang berhadjat akan pertolongan jang hanja Allah sadja bisa beri, rupanja senang hati berdjalan dengan tidak terang Roh Sutji, jaitu persekutuan dengan hadirat Tuhan.DJT 77.1

    Kegelapan kedjahatan mengelilingi segala orang jang alpa minta doa. Pentjobaan jang dibisik-bisikkan oleh musuh membudjuk mereka berbuat dosa; dan segala perkara djadi sebab mereka tidak menggunakan hak jang Tuhan sudah kasih kepada mereka itu dalam permintaan doa jang ditentukan oleh Tuhan. Mengapakah anak-anak Allah, laki-laki dan perempuan, tidak suka meminta doa, sedang doa itu kuntji pertjaja jang membukakan perbendaharaan surga, dimana segala harta jang Maha Kuasa tersimpan? Dengan tiada minta doa dan berdjaga selalu, kita ada dalam bahaja. Kita akan makin kurang berhati-hati dan sesat dari djalan jang benar. Iblis selalu berichtiar akan menghalang-halangi djalan kita kepada kursi kemurahan, supaja kita djangan mendapat rahmat dan kuasa melawan pentjobaan oleh permohonan jang tekun dan pertjaja.DJT 77.2

    Maka adalah beberapa sjarat atas mana kita boleh harap Allah akan mendengar dan mendjawab doa kita. Salah satu jang terutama jaitu kita mesti rasa keperluan kita akan Dia. Tuhan sudah berdjandji, “Aku akan mentjutjurkan air kepada orang jang berdahaga dan pantjaran air kepada tempat jang kering.” Jesaja 44 : 3. Segala orang jang lapar dan dahaga akan kebenaran, jang rindu akan Tuhan, akan dikenjangkan. Hati kita mesti dibukakan bagi pengaruh Rohnja, kalau tidak, berkat Tuhan tida akan diterima.DJT 77.3

    Keperluan kita jang besar itu sendiri sadja sudah satu soal, dan mendjadi satu sebab buat kita minta doa. Akan tetapi kita harus mentjahari Tuhan jang berbuat segala perkara ini bagi kita. KataNja: “Pintalah maka akan diberi kepadamu” dan “Ia jang tidak menahankan Anaknja sendiri, melainkan diserahkanNja karena kita sekalian, bagaimana tidak dikaruniakanNja kelak kepada kita segala perkara dengan anakNja itu ?” Mat. 7:7; Rum 8 : 32.DJT 78.1

    Djikalau kita menjimpan kedjahatan dalam hati kita, djikalau kita bergantung kepada sesuatu dosa jang kita tahu, Allah tidak mau mendengar kita; akan tetapi doa djiwa jang bertobat dan hantjur hatinja itu selalu diterima olehNja. Apabila segala kesalahan kita jang kita tahu sudah dibenarkan, kita boleh pertjaja bahwa Allah menerima segala doa kita. Segala djasa kita tidak akan memudjikan kita dihadapan Allah; tjuma al-Maseh jang mustahak akan menjelamatkan kita, dan darahNja jang akan membasuh kita ; meskipun begitu ada djuga perkara jang kita harus buat supaja doa kita dikabulkan.DJT 78.2

    Satu perkara lain jang perlu supaja doa kita diterima, jaitu kepertjaan. “Karena adapun orang jang menghampiri Allah itu, ta’dapat tidak patut ia pertjaja bahwa Allah itu ada dan lagi Allah itu pembalas orang jang mentjahari Dia.” Iberani 11: 6. Tuhan Isa berkata kepada murid-muridNja: “Adapun barang suatu kehendakmu, jang kamu pinta itu, pertjajalah bahwa kamu akan beroleh dia, nistjaja jaitu dikaruniakan kepadamu djuga.” Markus 11 : 24. Pertjajakah kita akan perkataanNja ?DJT 78.3

    Ketentuan itu ada luas dan tidak terbatas, dan lagi Tuhan jang mendjandjikan itu setiawan. Apabila kita tidak menerima perkara jang kita minta pada tempoh kita minta, kita harus pertjaja djuga bahwa Tuhan Allah dengar, dan akan mendjawab permintaan kita. Kita seringkali sesat dan buta sampai kadang-kadang kita minta perkara-perkara jang tidak mendatangkan berkat kepada kita, dan Bapa kita jang disurga dalam tjinta mendjawab permintaan kita itu oleh memberikan perkara jang terbaik bagi kita — jang kita sendiri akan ingin djikalau kiranja dengan pandangan jang diterangkan oleh surga kita bisa melihat segala perkara sebagaimana adanja. Djikalau permintaan kita rupanja tidak didjawab, kita harus bergantung pada perdjandjianNja; karena tempoh mendjawabnja akan pasti datang kelak; dan kita akan menerima berkat jang paling perlu bagi kita. Akan tetapi mengatakan bahwa doa akan senantiasa didjawab sebagaimana jang diminta dan dirindui, adalah satu sangkaan salah. Allah tidak sekali-kali boleh salah, dan terlalu berkemurahan akan menahankan sesuatu apa jang baik dari segala orang jang berdjalan dalam kebenaran. Maka sebab itu djanganlah takut berharap kepadaNja, meskipun engkau tidak melihat djawab permintaan doamu dengan segera. Bergantunglah pada perdjandjianNja jang tentu, “Pintalah maka akan diberi kepadamu.” Matius 7 : 7.DJT 78.4

    Djika kita menurut kekuatiran dan ketakutan kita, atau menjelesaikan perkara-perkara jang kita tidak lihat dengan njata, sebelum kita ada kepertjajaan, maka kesusahan akan bertambah-tambah dan mendalam. Akan tetapi kalau kita datang kepada Tuhan Allah, merasa lemah dan bergantung kepadaNja, sebagaimana kita ada, dan dalam iman jang tulus dan berharap memberi tahukan segala keperluan kita kepada Dia, jang ta’ terduga pengetahuanNja, jang melihat segala perkara dalam kedjadian, dan jang memerintahkan segala perkara oleh kehendak dan perkataanNja, Dia bisa dan mau mendengar seruan kita, dan akan membiarkan terang bersinar dalam hati kita. Oleh doa jang tekun kita boleh berhubung dengan pikiran Tuhan. Kita tidak mempunjai kenjataan pada masa itu bahwa muka Tuhan ada memandang kita dengan hati kasihan dan tjinta; akan tetapi demikianlah adanja. Boleh djadi kita tidak merasa pegangan tanganNja, akan tetapi tanganNja ada atas kita dalam tjinta dan kelembutan hati jang belas-kasihan.DJT 79.1

    Apabila kita datang minta berkat dan kemurahan dari Allah, patut ada pada kita roh tjinta dan hati jang mau mengampuni. Bagaimanakah kita boleh meminta doa “Ampunilah segala salah kami, seperti kamipun mengampuni orang jang bersalah kepada kami,” Matius 6 : 12, tetapi kita berkeras tidak mau mengampuni ? Kalau kita harap permintaan kita didengar, kita mesti mengampuni kesalahan orang lain dalam tjara jang sama, dan dengan ukuran jang sama seperti kita harap kita akan diampuniDJT 79.2

    Minta doa dengan tidak berkeputusan telah didjadikan satu sjarat jang mesti diperbuat supaja menerima djawabnja. Kita mesti selalu minta doa, djikalau kita mau bertambah-tambah dalam kepertjajaan dan pengalaman. Kita harus “bertekun dalam meminta doa.” Rum 12 : 12, dan berdjaga “serta dengan mengutjap sjukur.” Kolosi 4 : 2. Rasul Petrus menasihatkan segala orang jang pertjaja supaja “bersiuman dan berdjagadjaga sambil meminta doa.” 1 Petrus 4 : 7. Rasul Paul berkata: “Dalam tiap-tiap sesuatu biarlah kehendakmu kamu beri tahu kepada Allah dengan doa dan pemohon serta dengan mengutjap sjukur.” Pilipi 4 : 6. “Tetapi akan kamu hai kekasihku,” kata Jehuda, “minta doa dengan Rohulkudus, peliharakanlah dirimu dalam kasih Allah.” Jehuda 20, 21. Minta doa dengan tidak berkeputusan itulah perhubungan jang tetap antara manusia dengan Allah, supaja hidup dari Allah mengalir kedalam hidup kita; dan dari hidup kita, kebersihan dan kesutjian mengalir kembali kepada Allah.DJT 79.3

    Perlu sekali minta doa dengan radjin; djangan biarkan sesuatu apa menghalangi dirimu. Berusahalah sekuat tenagamu supaja perhubungan tetap terpelihara diantara Isa dan djiwamu. Tjaharilah tiap-tiap kesempatan hendak pergi ketempat permintaan doa. Segala orang jang sungguh mentjahari perhubungan dengan Allah, akan kelihatan dalam kumpulan permintaan doa, setia berbuat kewadjibannja, dan rindu serta ingin mendapat untung jang bisa diperolehnja dari kumpulan itu. Mereka akan menggunakan segala kesempatan untuk hadlir dalam tempat-tempat dimana mereka boleh menerima sinar terang dari surga.DJT 80.1

    Kita harus minta doa dalam sembahjang serumah tangga; tetapi lebih lagi, djangan lupa minta doa sendiri, karena inilah hidup djiwa. Djiwa tidak bisa bertumbuh, kalau doa dilupakan. Minta doa dalam rumah tangga dan dalam kumpulan sadja tidak tjukup. Dalam tempat jang tersembunji biarlah djiwa dibukakan dihadapan Tuhan. Doa jang tersembunji harus didengar hanja oleh Allah jang mendengar permintaan doa. Tiada telinga lain boleh mendengar isinja doa jang demikian. Dalam doa jang sembunjian, djiwa terlepas dari segala pengaruh jang ada sekelilingNja, bebas daripada keributan. Dengan hati jang tenang dan tekun, doa itu akan sampai kepada Tuhan. Sedaplah dan kekallah pengaruh jang terbit dari Allah jang memandang dalam tempat tersembunji dan sedia mendengar doa jang terbit dari hati. Oleh pertjaja jang tenang, djiwa berhubung dengan Allah, dan mengumpulkan kepadanja sinar terang Tuhan akan menguatkan dan menegakkan dia pada waktu pergumulan dengan Setan. Bahwa Tuhanlah benteng kekuatan kita.DJT 80.2

    Minta dolah dalam bilikmu; dan sementara engkau mengerdjakan pekerdjaanmu sehari-hari, hendaklah pikiranmu terangkat kepada Allah sering kali. Bahwa demikianlah Henoch telah berdjalan dengan Allah. Doa jang diam-diam ini naik seperti bau-bauan jang harum dihadapan tachta kemurahan. Setan tidak bisa mengalahkan orang jang hatinja selalu berharap dengan djalan demikian pada Allah.DJT 80.3

    Tiada satu tempoh atau tempat dimana tidak baik menghadapkan satu permintaan kepada Tuhan. Tidak ada satu perkara jang boleh menghalangi kita mengangkat hati dalam doa jang tekun. Ditengah djalan. diantara orang ramai, diantara orang bekerdja, kita boleh mempersembahkan doa kepada Allah, dan memohon pimpinan ilahi sebagaimana Nehemijah telah berbuat waktu ia mengadakan permohonan kehadapan radja Artasasta. Suatu tempat buat berhubung dengan Allah boleh didapat barang dimana pun kita ada. Pintu hati hendaklah terbuka selalu, dan doa kita naik kesurga supaja Isa boleh datang dan tinggal sebagai seorang tamu surga dalam djiwa.DJT 81.1

    Meskipun ada suasana jang kotor keliling kita, tidak perlu kita napaskan itu, melainkan kita boleh hidup dalam hawa udara surga, jang sutji dan jang bersih. Kita boleh menutup segala kenadjisan dan sangka-sangka jang djahat dan segala pikiran jang tjemar oleh mengangkat djiwa kehadirat Allah dalam doa jang tekun. Orang-orang jang terbuka hatinja akan menerima pertolongan dan berkat Tuhan berdjalan dalam kelakuan jang lebih sutji dari orang-orang dunia, dan akan selalu berhubung dengan surga.DJT 81.2

    Perlu sekali kita mendapat penglihatan jang lebih terang akan Isa, dan pengertian jang lebih dalam dari hal harganja perkara-perkara jang benar dan kekal. Kebadjikan kesutjlan mesti memenuhi hati anak-anak Allah; dan supaja hal ini boleh djadi, haruslah kita mentjahari Tuhan jang membukakan perkara-perkara surga bagi kita.DJT 81.3

    Biarlah djiwa kita dilebarkan dan ditinggikan supaja Allah boleh memberi kepada kita nafas kesutjlan udara surga. Kita boleh selalu tinggal begitu dekat kepada Tuhan, hingga dalam pentjobaan jang datang sekunjung-kunjung, pikiran kita berpaling kepada Allah seperti kembang jang berpaling kepada matahari.DJT 81.4

    Bawalah segala keperluan, kesukaan, duka-tjita, tanggunganmu, dan ketakutanmu kehadapan Tuhan. Engkau tidak bisa memberatkan Dia, engkau tidak pula bisa memenatkan Dia. Dia jang menghitung bilangan rambutmu bukan tidak memperhatikan segala keperluan anak-anakNja. “Bahwa Tuhan djuga amat rahmani dan rahimi.” Jakub 5 : 11. HatiNja jang penuh dengan tjinta merasa kasihan akan dukatjita kita, bahkan oleh utjapan kita dari hal itu. Bawalah kepadaNja segala perkara jang menjusahkan pikiran. Tiada suatu perkara jang terlalu berat bagiNja, karena Dia jang memegang segala dunia, dan Dia jang memerintahkan segala alam. Tiada suatu perkara jang mengenai perdamaian kita jang terlalu ketjil kepada pemandanganNja. Tidak ada satu fatsal dalam pengalaman kita jang Dia tidak bisa membatja; tidak ada kesusahan jang terlalu sukar bagi Dia untuk diselesaikan. Tidak ada kemalangan jang djatuh atas anak-anakNja jang terketjil, tidak ada kebimbangan jang menjusahkan djiwa, tidak ada kegirangan jang menjukakan, tidak ada doa tekun jang diutjapkan oleh bibir, jang tidak diperhatikan oleh Bapa kita jang disurga atau dalam mana Dia tidak ambil perhatian dengan segera. “Ia menjembuhkan orang jang hantjur hatinja dan membebat lukanja.” Mazmur 147 : 3. Perhubungan antara Allah dan masing-masing djiwa adalah sama njata dan sempurna seolaholah tiada lagi djiwa lain buat siapa Dia telah berikan Anaknja jang kekasih itu.DJT 81.5

    Isa berkata, “Maka pada masa itu kamu akan meminta doa dengan Namaku; bukannja kataKu kepadamu, bahwa Aku akan memohonkan kamu kepada Bapa; karena Bapa sendiripun kasih akan kamu.” “Aku jang telah memilih kamu,... supaja oleh Bapa dikaruniakan kepadamu barang jang kamu pinta dengan Namaku.” Jahja 16 : 26, 27; 15 : 16. Akan tetapi minta doa dalam nama Isa ada lebih dari pada menjebutkan nama itu pada permulaan dan penghabisan doa. Minta doa dalam Isa artinja minta doa dalam hati dan ingatan Isa, sementara kita pertjaja akan perdjandjianNja, bergantung akan kemurahanNja dan mengerdjakan pekerdjaanNja.DJT 82.1

    Allah tidak bermaksud supaja ada diantara kita harus mendjadi orang bertapa atau rahib, dan mengasingkan diri dari dunia supaja menjerahkan segala usaha kepada pekerdjaan sembahjang sadja. Kehidupan mesti seperti kehidupan al-Maseh, diantara gunung-gunung dan orang banjak. Orang jang tidak berbuat satu apa melainkan sembahjang sadja, kesudahannja akan berhenti minta doa, kalau tidak, pemintaandoanja hanja mendjadi kebiasaan jang sekedar rupa sadja. Apabila manusia memisahkan dirinja dari pergaulan sosoial, djauh dari lingkungan kewadjiban orang Masehi dan tidak suka mengangkat salib; apabila mereka berhenti berusaha dengan tekun bagi Tuhan, jang sudah kerdja dengan tekun bag’nja, mereka kehilangan soal permintaan doa, dan tidak mempunjai pendorong kepada perbaktian. Doa itu akan djadi hal dirinja sendiri dan kikir. Mereka tidak bisa minta doa dari hal segala keperluan manusia ataupun tentang hal membangunkan keradjaan al-Maseh, memohonkan kekuatan dengan mana mereka boleh bekerdja.DJT 82.2

    Kita kehilangan berkat apabila kita alpa berkumpul samasama akan menguatkan dan memberanikan hati satu sama lain dalam pekerdjaan Allah. Kebenaran perkataanNja akan hilang kenjataan dan kepentingannja dari pikiran kita. Hati kita tidak lagi bersukatjita dan bergirang oleh kuasaNja jang menjutjikan, dan kita mundur dalam perkara rohani. Dalam pergaulan kita sebagai orang Masehi kita menanggung banjak rugi sebab kurang belas kasihan terhadap satu sama lain. Orang jang tidak suka bergaul dengan orang lain tidak melakukan pekerdjaan jang Tuhan maksudkan bagi dia. Pertumbuhan jang betul akan anasir-anasir ramah tamah dalam tabiat kita membawa kita kepada kerukunan dengan orang-orang lain, dan adalah iaitu djadi satu djalan pertumbuhan dan kekuatan bagi kita dalam pekerdjaan Tuhan.DJT 83.1

    Kalau orang Masehi mau bergaul bersama-sama, mengatakan kepada satu sama lain hal ketjintaan Allah, dan hal segala kebenaran tebusan jang indah itu, hatinja masing-masing akan mendjadi segar serta menjegarkan hati satu sama lain. Tiaptiap hari kita boleh beladjar lebih banjak hal Bapa kita jang disurga, dan mendapat pengalaman jang baharu dari kemurahanNja; maka kita kelak akan ingin berkata-kata dari hal ketjintaanNja; dan sementara kita berbuat ini, hati kita sendiri akan bernjala-njala dan makin berani. Kalau kita plkirkan dan katakan hal Isa lebih banjak, dan lebih kurang hal diri sendiri, kita seharusnja mendapat lebih banjak hadirat Tuhan.DJT 83.2

    Djikalau kita hanja mau memikirkan Allah seperti seringnja kita melihat dengan terang dari hal pendjagaanNja pada kita, maka kita akan selalu ingat Dia dalam pikiran, dan akan bergirang hati membitjarakan halNja serta memudji Dia. Kita bitjarakan perkara dunia sebab kita ada kesukaan dalamnja. Kita bitjarakan dari hal sahabat kita sebab kita tjinta merekaitu; segala kesukaan dan kesusahan kita selalu berhubung dengan mereka itu. Akan tetapi ada sebab-sebab jang terlebih besar bagi kita akan mengasihi Allah dari pada sahabat-sahabat dunia; maka haruslah kita menaruh Dia jang terutama dalam pikiran kita, membitjarakan darihal segala kebadjikanNja dan memasjhurkan kuasaNja. Pemberian jang berkelimpahan jang telah ditjurahkanNja atas kita bukan dimaksudkan hendak menghisap pikiran dan tjinta kita begitu banjak sehingga tak ada lagi pada kita untuk diberikan kepadaNja; semuanja patut mengingatkan kita selalu kepadaNja, dan senantiasa mengikat kita dengan tali tjinta dan sjukur kepada Bapa kita jang disurga. Kita mengediami terlalu dekat kepada perkara djasmani dunia ini. Marilah naikkan peman- dangan kita kepada pintu kaabah surga jang terbuka, dimana tjahaja kemuliaan Allah bersinar pada muka al-Maseh jang dapat menjelamatkan “dengan sempurnanja akan segala orang jang menghampiri Allah olehNja.” Iberani 7 : 25.DJT 83.3

    Perlu kita lebih memudji Allah karena “kemurahan Tuhan dalam tempatNja jang sutji dan perbuatan adjaibNja dihadapan segala anak Adam.” Mazmur 107 : 8. Permintaan doa kita djanganlah hanja meminta dan menerima sadja. Djangan kita selalu memikirkan segala keperluan kita sadja, dan djangan pernah pikirkan dari hal untung jang kita terima. Kita tidak minta doa terlalu banjak, akan tetapi kurang sekali membilang terima kasih. Kita selalu menerima kemurahan Allah, akan tetapi sedikit membalas terima kasih kepadaNja. dan betapa sedikit kita pudji Dia karena segala perkara jang sudah diperbuatNja bagi kita.DJT 84.1

    Pada zaman dahulukala Tuhan memberikan perintah kepada orang Israel apabila mereka berkumpul, “Maka disanapun hendaklah kamu makan dihadapan hadirat Tuhan Allahmu dan bersukatjitalah hatimu akan segala jang pegangan tanganmu, baik kamu, baik segala orang isi rumahmu, sekedar berkat, jang diberi Tuhan Allahmu kepadamu.” Ulangan 12 : 7. Segala perkara jang diperbuat akan kemuliaan Tuhan hendaklah diperbuat dengan kesukaan, dengan njanjian pudji-pudjian dan terima kasih, bukan dengan susah hati atau dukatjita.DJT 84.2

    Allah kita seorang Bapa jang lemah lembut hati dan berkemurahan adanja. Upatjara sembahjang harus djangan dikirakan satu pekerdjaan jang susah dan jang menjusahkan. Menjembah Allah dan mengerdjakan pekerdjanNja hendaklah mendjadi kesukaan. Tuhan Allah tidak mau kalau anak-anakNja, buat siapa keselamatan begitu besar disediakan olehNja, berlaku seolah-olah Dia ada seorang tuan jang keras hati dan bengis. Dialah sahabat mereka itu jang terbaik; dan apabila mereka berkumpul sembahjang kepadaNja, Tuhan harap akan bersama-sama dengan mereka, hendak memberkati dan menghiburkan, serta memenuhi hati mereka dengan kesukaan dan ketjintaan. Tuhan mau supaja anak-anakNja bersenang hati dalam peribadatannja bagi Tuhan, dan mendapat lebih banjak kegemaran daripada kesusahan dalam pekerdjaanNja. Tuhan ingin segala orang jang menjembah Dia membawa pulang pikiran-pikiran jang indah darihal pendjagaan dan ketjintaanNja, supaja dihiburkan dalam segala perbuatannja sehari-hari, supaja mereka mendapat rahmat akan bekerdja dengan tulus dan setia dalam segala perkara.DJT 84.3

    Kita mesti berkumpul sekeliling kaju salib. Al-Maseh jang sudah tersalib patutlah mendjadi pokok segala pikiran kita, pembitjaraan, dan gelora hati kita jang paling digemari. Kita harus mengingat dalam ingatan kita segala berkat jang kita sudah terima dari Tuhan, maka apabila kita mengenal ketjintaanNja jang besar itu, kita seharusnja mau mempertjajakan segala perkara dalam tangan jang telah terpaku diatas kaju salib bagi kita.DJT 84.4

    Djiwa boleh naik lebih dekat kesurga atas sajap pudjipudjian. Allah disembah dengan pudji-pudjian dan njanjian didalam surga, maka sementara kita mengutjapkan sjukur, kita hanja menjerupai perbaktian malaikat-malaikat jang didalam surga. “Barang siapa jang mempersembahkan sjukur, jaitu menghormati Aku.” Mazmur 50 : 23. Biarlah kita dengan kesukaan dalam hormat datang menghampiri Chalik kita, serta dengan “pudji-pudjian dan njanji-njanjian.” Jesaja 51 : 3.DJT 85.1

    *****

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents