Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 10—Pengetahuan Akan Allah

    Allah sudah gunakan banjak djalan untuk menjatakan Dirinja kepada kita dan hubungkan kita kepadaNja. Segala kedjadian berbitjara kepada perasaan kita dengan tidak berhentinja. Hati jang terbuka akan tertjap dengan ketjintaan dan kemuliaan Tuhan Allah sebagaimana sudah dinjatakan oleh segala pekerdjaan tanganNja. Telinga kita bisa mendengar dan hati kita bisa mengerti kabar Allah kepada manusia oleh segala kedjadian. Padang-padang jang hidjau, pohon-pohon jang tinggi, kuntum dan bunga-bunga, awan jang berlalu, hudjan jang turun, sungai jang mengalir dan segala kemuliaan langit bitjara pada hati kita, dan mengundang kita supaja berkenalan dengan Dia jang mendjadikan kita sekalian.DJT 70.1

    Djuru Selamat kita mempertalikan segala pengadjaranNja jang indah-indah dengan segala kedjadian alam. Pohon-pohon, burung-burung, bunga-bunga diladang, bukit-bukit, danaudanau, langit jang indah serta segala perkara jang djadi sama kita dan sekeliling kita sehari-hari, semuanja dihubungkan dengan perkataan kebenaran, supaja pengadjaranNja senantiasa diingatkan pada pikiran meskipun pada waktu kerdja keras.DJT 70.2

    Allah mau supaja umatNja mengindahkan pekerdjaanNja, dan bersuka dalam kebagusan bumi jang Tuhan sudah djadikan. Dia tjinta akan barang-barang jang bagus, dan lebih lagi Dia tjinta akan kebagusan kelakuan manusia ; Ia mau kita rnenggunakan kesutjian dan kesederhanaan, keindahan jang tjantik dari bunga-bungaan.DJT 70.3

    Djikalau kita mau mendengar, segala kedjadian Tuhan akan mengadjar kita menurut dan mengharap akan Dia. Dari bintang-bintang jang dalam tempat kosong jang tidak terkira luasnja selalu beridar pada peridarannja dari satu zaman kezaman jang lain, sampai kepada atom jang paling ketjil, segala kedjadian menurut kehendak Chalik. Maka Allah djuga jang mendjaga dan menanggung segala sesuatu jang telah didjadikanNja. Tuhan jang menanggung segala dunia jang tidak terkira besarnja dan jang tidak terhitung bilangan banjaknja, memeliharakan djuga akan burung-burung pipit ketjil jang menjanjikan pudji-pudjianNja dengan tidak takut. Pada waktu manusia mengerdjakan pekerdjaannja sehari-hari, sebagaimana pada waktu meminta doa, pada waktu mereka berbaring ditempat tidur pada malam, dan bila mereka bangun pagi-pagi, pada waktu orang-orang kaja bersuka-sukaan dalam istananja, atau pada waktu orang jang miskin mengumpulkan anak-anaknja buat makan makanan sedikit, masing-masmg didjaga baik-baik oleh Bapa jang disurga. Tidak ada setitik air mata jang bertjutjuran jang tidak diperhatikan oleh Allah dan tidak pula ada senjuman jang tidak dilihatNja.DJT 70.4

    Kalau kita sungguh pertjaja akan perkara ini, segala ketjemasan jang tidak patut akan lenjap. Kita tidak akan begitu penuh dengan kesusahan-kesusahan seperti sekarang, sebab segala perkara, baik besar baik ketjil, ada dalam tangan Tuhan, dan Dia tidak pernah disusahkan oleh sebab kebanjakan perkara jang didjagaNja, atau dibinasakan oleh keberatan tanggunganNja. Maka pada ketika itu kita akan menggemari perhentian djiwa jang kita belum peroleh dahuiu.DJT 71.1

    Bila perasaanmu bergirang dalam kebagusan dunia jang menarik, pikirlah hal dunia jang akan datang, jang tidak akan mengetahui kutuk dosa atau kematian; dimana segala kedjadian tidak akan kena laknat. Biarlah angan-angan hatimu memikirkan tempat tinggal orang jang mendapat selamat, dan ingatlah bahwa itulah akan lebih mulia dari pada apa jang eng-kau boleh pikirkan. Dalam segala pemberian Allah dalam kedjadianNja, kita tjuma lihat sedikit sekali dari kemulianNja. Ada tertulis: “Bahwa perkara jang belum pernah dilihat oleh mata atau didengar oleh telinga atau terbit dalam hati barang seorang manusia, jaitu telah disediakan Allah bagai segala orang jang kasih akan Dia.” 1 Korinti 2 : 9.DJT 71.2

    Pengarang-pengarang sja’ir dan orang-orang jang mengetahui ilmu tumbuh-tumbuhan mengatakan banjak perkara dari hal kedjadian, akan tetapi orang Masehi sadja jang mengindahkan kebagusan bumi ini paling tinggi, sebab dikenalnja semua pekerdjaan Bapanja, dan merasa tjintaNja dalam bungabungaan dan rumput-rumput serta pohon-pohon. Tiada seorang pun jang pikir apa gunanja gunung-gunung dan lembah-lembah, sungai-sungai dan laut, kalau ia tidak memandang bahwa itulah kenjataan hal ketjintaan Allah kepada manusia.DJT 71.3

    Allah bitjara pada kita oleh perbuatan hikmatNja, dan oleh pengaruh Roh Sutji atas hati. Dalam segala keadaan dan hal- ichwal jang sekeliling kita, dalam segala perubahan jang sehari-hari terdjadi keliling kita, boleh kita dapat peladjaranpeladjaran jang bagus, djika hati kita terbuka akan melihatnja. Radja Daud, waktu merenungkan segala pemeliharaan dan pendjagaan Allah, berkata: “Bumi pun penuh dengan kemurahan Tuhan.” “Barang siapa jang berbudi hendaklah diperhatikannja hal itu dan menimbang baik-baik akan segala kemurahan Tuhan.” Mazmur 107 : 43.DJT 71.4

    Allah bitjara kepada kita dalam Kitab Sutji. Didalamnja dapatlah kita melihat dengan lebih terang kenjataan tabiatNja, segala perbuatanNja kepada manusia, dan kerdja tebusanNja jang amat besar. Disini dinjatakan kepada kita hikajat orangorang dahulu, nabi-nabi dan orang-orang sutji jang lain. Mereka itu ada manusia “jang sama tabi’at dengan kita.” Jakub 5 : 17. Kita lihat bagaimana mereka bergumul melalui kesusahan-kesusahan jang seperti kesusahan kita djuga, bagaimana mereka masuk kedalam pentjobaan sama seperti kita, akan tetapi mereka beranikan pula hatinja dan mendapat kemenangan oleh kemurahan Allah. Maka kalau kita perhatikan segala perkara itu, kita pun djadi berani hati dalam usaha kita akan mendapat kebenaran. Kapan kita membatja segala pengalaman jang sudah datang kepada mereka, hal ketjintaan dan terang, bahkan berkat jang mereka sudah rasai dan segala perkara jang mereka sudah kerdjakan oleh karunia jang diberikan kepadanja, maka roh jang sudah menggerakkan mereka menjalakan api keinginan jang sutji dalam hati kita djuga akan tabiat jang sama seperti mereka itu, — seperti mereka hendak berdjalan dengan Tuhan.DJT 72.1

    Kata al-Maseh dari hal Perdjandjian Lama — maka betapa terlebih lagi hal itu benar adanja dengan Perdjandjian Baru — “Maka Kitab itu djuga memberi kesaksian akan Daku,” Jahja 3 : 39, Penebus, Dia jang didalamNja dipusatkan pengharapan kita akan mendapat hidup jang kekal. Sungguh segenap Kitab Sutji memberi tahukan dari hal al-Maseh. Mulai dari tulisan jang pertama dari hal hikajat kedjadian, — “Maka dengan tiada Ia suatupun tidak djadi daripada jang telah djadi itu,” Jahja 1:3, — sampai kepada perdjandjian jang terachir: “Bahwa sesungguhnja dengan segera Aku datang,” Wahju 22 : 12, kita batja darihal pekerdjaanNja dan mendengar suaraNja. Djikalau engkau hendak mengenal Djuru Selamat manusia, peladjarilah Kitab Sutji.DJT 72.2

    Penuhilah hati dengan perkataan Tuhan Allah, karena itulah air kehidupan jang memuaskan dahagamu jang amat sangat, dan roti hidup jang turun dari surga. Kata Isa : “Kalau tidak kamu makan daging Anak Manusia, dan tidak minum darah- Nja, maka tiada djuga hidup dalam dirimu.” Dan diterangkanNja diriNja oleh mengatakan: “Perkataan jang Kukatakan kepadamu jaitu roh dan hidup adanja.” Jahja 6 : 53, 63. Badan kita terbangun daripada apa jang kita makan dan minum; maka sebagaimana dalam perkara djasmani, begitu djuga dalam perkara rohani. Perkara-perkara jang kita pikir-pikirkan itulah jang memberikan warna dan kekuatan pada tabiat rohani kita.DJT 72.3

    Perkara tebusan adalah satu soal jang malaikat-malaikat beringin hendak menjelidiki; hal itu akan mendjadi ilmu dan njanjian orang tebusan sampai selama-lamanja. Bukankah hal itu perlu dipeladjari dengan teliti dan dipikirkan sekarang ? Kemurahan dan ketjintaan al-Maseh jang tidak terduga, korban jang diadakan karena kita, perlu dipikir-pikirkan dengan segenap hati. Kita patut selalu mengenangkan sifat Djuru Selamat dan Pengantara kita jang kekasih itu. Kita patut memikirkan pekerdjaan Dia jang sudah datang menjelamatkan umatNja dari segala dosanja. Kalau kita pikirkan perkaraperkara surga itu, kepertjajaan dan ketjintaan kita akan bertambah kuat, dan doa kita akan lebih berkenan kepada Allah, sebab doa itu akan lebih disertai oleh pertjaja dan tjinta. Doa itu akan lebih berarti dan lebih tulus. Kita akan lebih berharap pada Isa, dan hidup sehari-hari dalam kuasaNja jang bisa menjelamatkan dengan sempurnanja akan segala orang jang menghampiri Allah olehNja.DJT 73.1

    Sedang kita memikirkan hal kesempurnaan Djuru Selamat, kita akan rindu diubahkan segenapnja, dan dibaharui dalam teladan kesutjianNja. Hati kita akan merasa lapar dan haus supaja mendjadi seperti Dia jang kita sembah. Lebih banjak kita pikirkan hal al-Maseh, lebih banjak pula kita katakan dari hal Dia kepada orang lain, dan menjaksikan Dia kepada dunia.DJT 73.2

    Kitab Sutji bukan dituliskan buat orang jang terpeladjar sadja, sebaliknja, Kitab itu sudah dituliskan buat orang biasa. Kebenaran-kebenaran jang perlu akan mendjadi keselamatan bagi manusia sudah dinjatakan terang-terang seperti tjahaja siang hari; maka tiada seorang jang akan sesat ketjuali orangorang jang menggunakan kepintarannja sendiri ganti kenjataan kehendak Allah jang begitu terang.DJT 73.3

    Kita tidak harus pegang kesaksian barang seorang tentang pengadjaran Kitab Sutji, melainkan hendaklah. kita beladjar perkataan Allah sendiri. Djikalau kita biarkan orang lain berpikir bagi kita, kita akan mempunjai tenaga jang timpang dan kesanggupan jang disempitkan. Kuasa pikiran jang mulia boleh diketjilkan oleh kurang memikirkan perkara jang patut baginja hingga kehilangan kekuatan memegang arti perkataan Allah jang dalam. Pikiran akan mendjadi kuat djika digunakan mentjahari perhubungan perkara-perkara Kitab Sutji. membandingkan ajat dengan ajat, dan perkara rohani dengan perkara rohani.DJT 73.4

    Tidak ada barang sesuatu jang dipertimbangkan bisa menguatkan pikiran lebih daripada mempeladjari Kitab Sutji. Tidak satu buku lain jang begitu berkuasa untuk mengangkat pikiran, memberikan kekuatan kepada pengertian seperti kebenaran-kebenaran jang luas dan memuliakan dalam Kitab Sutji. Djika perkataan Allah dipeladjari sebagaimana mestinja, manusia tentu akan bcrpikiran jang luas, berkelakuan jang mulia, bermaksud teguh jang djarang sekali kelihatan pada masa ini.DJT 74.1

    Akan tetapi hanja sedikit sadja untung jang diperoleh dari pembatjaan Kitab Sutji dengan terburu-buru. Seorang boleh membatja Kitab Sutji seluruhnja, akan tetapi tidak melihat kebadjikannja dan tidak mengerti maksudnja jang dalam-dalam dan tersembunji. Sebahagian jang pendek dipeladjari hingga maksudnja njata benar pada pikiran, dan perhubungannja dengan maksud keselamatan telah terang benar, lebih berfaedah dari pada membatja beberapa fasal dengan tidak mempunjai maksud jang tentu dan tidak mendapat pengadjaran jang tentu dari padanja. Biar Kitab Sutji selalu menjertai engkau. Kapan ada kesempatan, batjalah; pakukan perkataannja dalam ingatanmu. Meski waktu berdjalan-djalan ditengah djalan sekalipun, engkau boleh batja satu bahagian, dan pikir-pikirkan hal itu, dengan begitu memasukkannja dalam ingatanmu.DJT 74.2

    Kita tidak bisa mendapat budi kalau tidak mempeladjari dengan hati jang tulus dan disertai doa. Sungguh beberapa bahagian Kitab Sutji gampang sekali diartikan; akan tetapi ada djuga banjak jang artinja bukan njata kapan dibatja sadja. Ajat mesti dibandingkan dengan ajat. Mesti ditjahari dengan berhati-hati dan ditimbang dengan betul-betul. Tjara beladjar jang begitu akan mendapat upah jang besar. Seperti orang jang mentjahari emas mendapat emas tersembunji dalam tanah, begitu djuga orang jang selalu berusaha mentjahari perkataan Allah seperti harta jang tersembunji, akan mendapat kebenaran jang paling indah, jang tertutup dari pemandangan orang jang kurang radjin menjelidiknja. Perkataan jang diilhamkan Allah, dipertimbangkan dalam hati, akan mendjadi seperti sungai jang mengalir dari pantjaran kehidupan.DJT 74.3

    Djangan pernah mempeladjari Kitab Sutji dengan tidak meminta doa lebih dahulu. Sebelum membuka Kitab itu, kita harus minta supaja Roh Sutji menerangi pikiran kita dan penerangan itu akan diberikan. Kapan Natanael datang kepada al-Maseh, Djuru Selamat itu berkata: “Lihatlah; bahwasanja inilah seorang orang Israil jang tiada tipu-daja padanja.” Maka kata Natanael, “Bagaimana Tuhan kenal akan hamba ?” Tuhan menjahut, “Sebelum dipanggil Pilipus akan dikau, tatkala engkau lagi dibawah pokok ara itu, Kulihat engkau.” Jahja 1 : 48, 49. Maka Tuhan akan melihat kita djuga dalam tempattempat dimana kita meminta doa, djika kita mentjahari keterangan daripadaNja akan mendapat kebenaran. Malaikat-malaikat dari surga akan menjertai orang-orang jang dengan rendah hati berusaha mentjahari pimpinan ilahi.DJT 74.4

    Roh Sutji meninggikan dan memuliakan Djuru Selamat. Pekerdjaannja jaitu menjatakan al-Maseh, kesutjian kebenaranNja, dan keselamatan besar jang kita boleh dapat oleh Dia. Kata Isa : “Ia akan mengambilnja daripada barang jang Aku punja diberinja tahu kepadamu kelak.” Jahja 16 : 14. Roll kebenaran sadja jang djadi guru jang paling baik akan mengadjarkan kebenaran. Betapa Allah mesti memandang bangsa manusia, sehingga diberikanNja Anaknja mati bagi mereka, dan tentukan Rohnja akan mengadjar dan memimpin mereka itu pada sediakala !DJT 75.1

    *****

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents