Kesombongan dan Ambisi Ditegur
Yesus mengerti motivasi yang mendasari permohonan itu, sehingga Dia menegur ambisi dan kesombongan kedua murid-Nya. “Kamu tahu bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembe-sar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (ayat 42-45).HD 54.1
Dalam suatu peristiwa, Kristus mengirim utusan-utusan-Nya ke sebuah perkampungan Samaria, meminta orang-orang di situ menyediakan tempat beristirahat bagi Dia dan murid-murid-Nya. Tetapi ketika Juruselamat tiba di kota, tampaknya Ia hendak lewat terus menuju Yerusalem. Ini menimbulkan kebencian pada orang Samaria, dan gantinya mengirim utusan untuk mengundang atau mendesak Dia agar singgah pada mereka, mereka menahan peng-hormatan yang seharusnya mereka berikan kepada orang yang dalam perjalanan jauh. Yesus tidak pernah memaksakan kehadiran-Nya kepada siapa saja, sehingga orang Samaria kehilangan berkat yang seharusnya mereka peroleh sekiranya mereka mengajak Dia menjadi tamu mereka.HD 54.2
Mungkin kita merasa heran akan perlakuan yang kurang sopan terhadap Penguasa alam semesta ini, tetapi betapa sering kita yang mengaku pengikut-pengikut Kristus melakukan kesalahan yang sama. Apakah kita mendesak Yesus untuk tinggal di hati dan di rumah tangga kita? Ia penuh kasih, kemurahan, berkat dan siap sedia mengaruniakan pemberian-Nya kepada kita; tetapi seperti orang-orang Samaria, kita sering merasa puas tanpa semuanya itu.HD 54.3
Murid-murid tahu maksud Kristus untuk membahagiakan orang-orang Samaria dengan hadirat-Nya; dan ketika mereka melihat sikap dingin, cemburu, dan kurang hormat yang ditunjukkan kepada Guru mereka, mereka jadi heran dan marah. Yakobus dan Yohanes sangat terusik. Bahwa Dia yang sangat mereka hormati diperlakukan demikian, tampak kepada mereka sebagai suatu kejahatan yang terlalu besar untuk dimaafkan tanpa hukuman langsung. Dengan semangat mereka berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” (Luk 9:54), menunjuk kepada kebinasaan panglima Siria dan pasukannya ketika diutus untuk menangkap Nabi Elia.HD 54.4
Yesus menegur murid-murid-Nya dengan berkata, “Kamu tidak tahu roh apakah yang kamu miliki. Karena Anak manusia tidak datang untuk membinasakan, melainkan menyelamatkan mereka” (ayat 55, 56). Yohanes dan murid-murid yang lain berada dalam sekolah di mana Kristus adalah gurunya. Mereka yang sedia melihat kekurangan-kekurangan mereka, dan ingin memperbaiki tabiat mereka, memiliki banyak kesempatan. Yohanes menyimpan setiap pelajaran ini dan senantiasa berusaha menyesuaikan hidupnya dengan Pola Ilahi.HD 55.1
Pelajaran-pelajaran Yesus, menetapkan kelemahlembutan, kerendahan hati, dan kasih sebagai unsur penting dalam pertumbuhan dalam kasih karunia, dan-kelayakan kerja, merupakan nilai yang tertinggi bagi Yohanes. Pelajaran-pelajaran ini ditujukan kepada kita secara pribadi dan sebagai saudara bersaudara dalam jemaat, sama seperti kepada murid-murid Kristus yang pertama.HD 55.2