Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Khotbah Di Atas Bukit

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First

    “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” Matius 5:4.

    Dukacita yang dinyatakan di sini adalah hati yang sungguh berduka karena dosa. Yesus mengatakan, “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” Yohanes 12:32). Dan sementara seseorang ditarik untuk memandang Yesus yang ditinggikan di atas kayu salib, dia pun akan melihat keberdosaan umat manusia. Dia akan melihat bahwa dosalah yang mencambuk dan menyalibkan Tuhan kemuliaan itu. Dia lihat bahwa sementara dia telah dikasihi dengan kelembutan yang tak terkatakan, kehidupannya telah menjadi suatu pemberontakan dan suasana tak berterima kasih yang berkelanjutan. Dia telah meninggalkan Sahabat karibnya dan menyalahgunakan pemberian surga yang paling berharga. Sekali lagi, dia sendiri telah kembali menyalibkan Anak Allah dan menusuk sekali lagi hati yang terluka dan hancur itu. Dia dipisahkan dari Allah oleh jurang dosa yang lebar, gelap dan dalam, dan dia berdukacita dengan hati yang hancur.KAB 19.1

    Dukacita seperti itu “akan dihibur.” Allah menyatakan kesalahan kita supaya kita boleh lari kepada Kristus, dan melalui Dia kita dibebaskan dari perhambaan dosa, dan bergembira dalam kemerdekaan putra-putra Allah. Dalam penyesalan yang benar kita boleh datang ke bawah salib itu, dan di situlah kita tinggalkan beban kita.KAB 19.2

    Kata-kata Juruselamat itu mempunyai suatu pekabaran untuk menghibur orang-orang yang menderita kesusahan atau kesedihan. Dukacita kita tidak muncul dari tanah. Allah “tidak dengan rela hati menindas dan merisaukan anak-anak manusia” (Ratapan 3:33). Apabila Ia mengizinkan pencobaan dan kesusahan, itu adalah “untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibrani 12:10). Jika diterima dengan iman, pencobaan yang tampaknya sangat pahit dan berat ditanggung akan terbukti menjadi suatu berkat. Pukulan kejam yang merusak sukacita dunia akan menjadi alat untuk memalingkan mata kita ke surga. Berapa banyak orang yang tidak pernah akan mengenal Yesus sekiranya kesusahan tidak membuat mereka mencari peng-hiburan dari Dia!KAB 19.3

    Cobaan-cobaan hidup adalah alat-alat Allah untuk membersihkan kekotoran-kekotoran dan kekasaran-kekasaran dari tabiat kita. Penebangan, pembentukan, pemahatan, pemolesan dan pemelituran adalah suatu proses yang menyakitkan, sukar untuk ditekan ke roda asahan. Tetapi batu itu dipersiapkan untuk mengisi tempatnya dalam bait suci surga. Kepada bahan yang tidak berguna Tuhan tidak melakukan pekerjaan yang demikian hati-hati dan teliti. Hanya batu-batu berharga-Nya yang dipoles agar dapat membentuk sebuah istana.KAB 20.1

    Tuhan akan bekerja untuk semua orang yang menaruh keper-cayaannya kepada-Nya. Kemenangan-kemenangan berharga akan diperoleh orang-orang yang setia. Pelajaran-pelajaran berharga akan dipelajari. Pengalaman-pengalaman berharga akan diperoleh.KAB 20.2

    Bapa kita yang di surga tidak pernah tak menghiraukan orang-orang yang ditimpa kesusahan. Ketika Daud mendaki Bukit Zaitun “sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut” (2 Samuel 15:30), Tuhan kasihan melihatnya. Daud berpakaian karung, dan nuraninya mencambuknya. Tindakan perendahan diri secara luar ini menunjukkan penyesalannya. Dengan kata-kata linangan air mata dan patah hati dia mengajukan masalahnya kepada Allah, dan Tuhan tidak meninggalkan hamba-Nya. Daud tidak pernah lebih berharga dalam hati yang Mahapengasih itu lebih daripada ketika ia, melarikan diri dengan batin yang terpukul, untuk menyelamatkan nyawanya dari musuh-musuhnya, yang dihasut memberontak oleh putranya sendiri. Tuhan mengatakan “Barang siapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” Wahyu 3:19. Kristus mengangkat hati yang menyesal dan memurnikan jiwa yang berduka sampai hati itu menjadi tempat kediaman-Nya.KAB 20.3

    Tetapi apabila kesengsaraan datang kepada kita berapa dari kita yang seperti Yakub! Kita pikir itu tangan dari seorang musuh; dan di dalam kegelapan kita bergumul dengan membabi buta hingga tenaga kita habis, dan kita tidak mendapat penghiburan atau kelepasan. Bagi Yakub jamahan Ilahi pada waktu fajar mulai menyingsing menyatakan Dia dengan siapa dia telah berjuang Malaikat perjanjian itu; dan sambil menangis dan tidak berdaya, ia jatuh ke pangkuan Kasih Yang Tak Terhingga itu, untuk menerima berkat yang dirindukan jiwanya. Kita juga perlu tahu bahwa kesusahan-kesusahan itu tidak dimaksudkan untuk membuat kita melecehkan hajaran Tuhan atau melemahkan kita bila dimarahi-Nya, tapi justru untuk kebaikan kita.KAB 21.1

    “Berbahagialah manusia yang ditegur Allah: .... Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka.” Ayub 5:17-19. Kepada setiap orang yang dihajar, Yesus datang dengan pelayanan untuk menyembuhkan. Hidup yang kehilangan sesuatu, getir dan menderita dapat diterangi oleh penyataan-penyataan kehadiran-Nya yang berharga.KAB 21.2

    Allah tidak akan membiarkan kita tetap ditekan oleh dukacita yang dungu, dengan hati yang luka dan kecewa. Dia ingin agar kita menengadah dan melihat wajah-Nya yang penuh kasih. Juruselamat yang suci itu berdiri dekat orang-orang yang berderai air mata sehingga mereka tidak dapat melihat-Nya. Dia rindu untuk menjabat tangan kita, supaya melihat-Nya dengan iman yang tulus, mengizinkan-Nya untuk membimbing kita. Hati-Nya terbuka terhadap kesedihan, dukacita kita dengan kasih abadi dan dengan kebaikan yang penuh kasih yang selalu menyertai kita. Kita dapat menjaga hati kita tetap kepada-Nya dan merenung-renungkan kebaikan-Nya yang penuh kasih sayang sepanjang hari. Dia akan mengangkat jiwa di atas dukacita dan kebingungan setiap hari, ke dalam kerajaan damai.KAB 21.3

    Ingatlah ini, anak-anak yang menderita dan berdukacita, dan bersukacita dalam pengharapan. “Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” 1 Yohanes 5:4.KAB 22.1

    Berbahagialah juga mereka yang menangis bersama Yesus karena simpati kepada dukacita dunia dan kepada dukacita akibat dosa dunia. Dalam dukacita yang demikian tidak terdapat pemikiran untuk kepentingan diri sendiri. Yesus adalah Manusia yang penuh dukacita, menahan penderitaan batin yang tak terlukiskan dengan kata-kata. Jiwa-Nya robek dan hancur oleh pelanggaran-pelanggaran manusia. Dia berupaya keras dengan upaya yang menguras tenaga untuk meringankan sengsara manusia dan memenuhi keperluan mereka, dan hati-Nya mengalami dukacita yang dalam ketika melihat orang banyak tidak mau datang kepada-Nya agar dapat memperoleh hidup. Semua pengikut Kristus akan mendapat pengalaman ini. Apabila mereka menerima kasih-Nya mereka masuk ke dalam penderitaan-Nya untuk menyelamatkan orang-orang yang sesat. Mereka mengalami penderitaan-penderitaan Kristus, dan mereka juga akan memperoleh kemuliaan yang akan dinyatakan itu. Oleh menyatu dengan Dia dalam pekerjaan-Nya, minum cawan penderitaan-Nya, mereka juga akan ikut menikmati sukacita-Nya.KAB 22.2

    Melalui penderitaanlah Yesus mendapatkan tugas pelayanan penghiburan. Di dalam segala penderitaan umat manusia Dia menderita; dan “sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” Yesaya 63:9; Ibrani 2:18. Dalam pelayanan ini setiap jiwa yang telah memasuki persahabatan penderitaan-Nya diberi hak istimewa untuk menanggungnya. “Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.” 2 Korintus 1:5. Tuhan mempunyai kasih karunia khusus untuk orang yang berdukacita, dan kuasanya adalah untuk, meluluhkan hati dan memenangkan jiwa-jiwa. Kasih-Nya membuka saluran ke dalam jiwa yang luka dan memar, dan menjadi obat yang menyembuhkan bagi mereka yang berdukacita. “Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan.... menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan peng-hiburan yang kami terima sendiri dari Allah. 2 Korintus 1:3, 4.KAB 22.3