Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Khotbah Di Atas Bukit

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First

    “Berbahagialah orang yang lemah lembut.” Matius 5:5.

    Di seluruh kata-kata yang menyatakan kebahagiaan itu terdapat suatu barisan pengalaman Kristen yang memajukan. Mereka yang telah merasakan keperluan mereka akan Kristus, mereka yang telah berdukacita karena dosa dan telah duduk dengan Kristus dalam sekolah penderitaan, akan mempelajari kelemahlembutan dari Guru Ilahi itu.KAB 23.1

    Kesabaran dan kelemahlembutan dalam kesalahan tidak dihargai oleh orang kafir atau orang Yahudi. Pernyataan yang dibuat oleh Musa dengan ilham Roh Kudus, bahwa dialah orang yang paling lemah-lembut di atas dunia ini, tidak dihargai oleh orang-orang pada zamannya sebagai suatu pujian; malah itu menimbulkan belas kasihan atau kejijikan. Tetapi Yesus menempatkan kelemahlembutan di antara persyaratan utama untuk kerajaan-Nya. Dalam kehidupan dan tabiat-Nya sendiri keindahan Ilahi dari kasih karunia yang berharga ini dinyatakan.KAB 23.2

    Yesus, kecemerlangan dari kemuliaan Bapa, “tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba.” Filipi 2:6, 7. Melalui segala pengalaman hidup yang hina Dia setuju untuk melewatinya, berjalan di antara anak-anak manusia, bukan sebagai seorang raja, menuntut penghormatan, tetapi sebagai seorang yang misinya adalah melayani orang-orang lain. Dalam sikapnya tidak ada noda kekerasan hati dan sikap dingin. Penebus dunia itu mempunyai sifat yang lebih agung daripada malaikat, namun disatukan dengan keagungan Ilahi-Nya adalah kelemah-lembutan dan kerendahan hati yang menarik semua orang kepada diri-Nya.KAB 24.1

    Yesus mengosongkan diri-Nya, dan di dalam semua yang Dia lakukan, diri tidak kelihatan. Dia menaklukkan segala sesuatu kepada kehendak Bapa-Nya. Apabila misi-Nya di dunia berakhir, Ia mengatakan, “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Yohanes 17:4. Dan Dia minta kepada kita, “Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.” “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya” (Matius 11:29; 16:24); biarlah diri diturunkan dan jangan lagi berpegang kepada keunggulan jiwa.KAB 24.2

    Dia yang melihat Kristus dalam penyangkalan diri-Nya, kerendahan hati-Nya akan dipaksa mengatakan, seperti Daniel, ketika dia melihat Seorang seperti anak manusia, “Aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku.” Daniel 10:8. Kebebasan dan keunggulan diri di mana kita bangga kelihatan dalam keburukannya sebagai tanda-tanda perhambaan kepada Setan. Sifat manusia selalu bergumul untuk dinya-takan, siap untuk bertanding; tetapi dia yang belajar mengenai Kristus dikosongkan dari diri, dari kesombongan, dari cinta akan keunggulan, dan ada ketenangan di dalam jiwa. Diri diserahkan kepada urusan Roh Kudus. Kemudian kita tidak ingin untuk memperoleh tempat tertinggi. Kita tidak berambisi untuk mendesak dan mendorong diri kita supaya diperhatikan; tetapi kita merasa bahwa tempat kita yang tertinggi adalah di kaki Juruselamat kita. Kita melihat Yesus, menunggu tanganNya untuk memimpin, mendengar suara-Nya untuk membimbing. Rasul Paulus memperoleh pengalaman ini, dan ia katakan, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Galatia 2:20.KAB 24.3

    Apabila kita menerima Kristus sebagai seorang tamu yang tinggal di dalam jiwa, damai Allah yang melebihi segala pengertian, akan memelihara hati dan pikiran kita melalui Kristus Yesus. Kehidupan Juruselamat di atas dunia, walaupun hidup di tengah-tengah pertentangan, adalah suatu kehidupan yang damai. Sementara musuh-musuh yang marah mengejarNya, Ia mengatakan, “Ia telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Yohanes 8:29. Tidak ada topan manusia atau amarah Setan yang dapat mengganggu ketenangan dari hubungan yang sempurna dengan Allah. Dan la katakan kepada kita, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu.” “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Yohanes 14:27; Matius 11:29. Marilah sama-sama menanggung kuk pelayanan untuk kemuliaan Allah dan mengangkat pikiran umat manusia, dan engkau akan menemukan kuk itu empuk dan beban itu ringan.KAB 25.1

    Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13”4-8.KAB 26.1

    Kebahagiaan yang diperoleh dari sumbersumber duniawi berubah-ubah sebagaimana keadaan yang bermacam-macam dapat mengubahnya; tetapi damai dari Kristus adalah damai yang tetap dan abadi. Itu tidak bergantung kepada keadaankeadaan dalam dunia, pada jumlah harta duniawi atau jumlah sahabat-sahabat duniawi. Kristus adalah mata air hidup, dan kebahagiaan yang diperoleh dari Dia tidak pernah gagal.KAB 26.2

    Kelemahlembutan Kristus, yang dinyatakan dalam rumah tangga, akan membuat penghuninya bahagia; itu tidak menimbulkan pertengkaran, tidak memberikan jawaban marah, tetapi memenangkan watak yang menjengkelkan dan menyebarkan suatu kelembutan yang dirasakan oleh semua dalam lingkungannya yang menyenangkan. Ke mana saja dihargai, itu membuat keluarga-keluarga dunia sebagian dari satu keluarga besar yang di atas.KAB 26.3

    Jauh lebih baik bagi kita menderita dalam tuduhan palsudaripada membebani diri kita untuk melakukan siksaan pembalasan kepada musuh-musuh kita. Roh kebencian dan balas dendam berasal dari Setan, dan hanya dapat membawa kejahatan bagi orang yang menghargainya. Kerendahan hati, kelemahlembutan yakni buah dari tinggalnya Kristus di dalam hati adalah rahasia berkat yang sebenarnya. “Ia memahkotai orangorang yang rendah hati dengan keselamatan.” Mazmur 149:4.KAB 27.1

    Orang yang lemah-lembut hatinya “akan mewarisi bumi.” Karena keinginan untuk membesarkan dirilah dosa masuk ke dunia ini, dan orangtua kita yang pertama kehilangan kuasa atas dunia yang indah ini, kerajaan mereka. Karena pengingkaran dirilah sehingga „Kristus menebus apa yang hilang. Dan Ia katakan kita harus menang sebagaimana Ia menang. Wahyu 3:21. Melalui kerendahan hati dan penyerahan diri kita dapat menjadi pewaris bersama Dia apabila ‘’orang-orang yang lemah-lembut hatinya akan mewarisi bumi.” Mazmur 37:11.KAB 27.2

    Dunia yang dijanjikan kepada orang-orang yang lemah-lembut tidak akan seperti dunia ini, digelapkan oieh bayangan maut dan kutuk. “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” “Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hambaNya akan beribadah kepada-Nya.” 2 Petrus 3:13; Wahyu 22:3.KAB 27.3

    Di sana tidak ada kekecewaan, tidak ada dukacita, tidak ada dosa, tidak seorang pun akan mengatakan, Saya sakit; tidak ada kereta mayat, tidak ada ratapan, tidak ada kematian, tidak ada perpisahan, tidak ada yang patah hati; tetapi di sanalah Yesus dan ke-damaian. Di sana “mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air.” Yesaya 49:10.KAB 27.4