Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pintu Jang Terbuka dan Tertutup Itu

    Pada Sabat tanggai 2 Maret 1849 kami berkumpul dengan saudara2 di Topsham, Maine. Amatlah sedapnja kumpulan itu. Roh Sutji adalah tertjurah atas kami dan saja diangkat dalam Roh ke-kota Allah jang hidup. Kemudian ditundjukkan kepada saja bahwa hukum Allah dan kesaksian Isa Almaseh berkenaan dengan pintu tertutup itu tak dapat ditjeraikan, dan waktunja hukum Allah itu harus bertjahaja dengan gemilang serta waktu umat Allah akan ditjoba dengan kebenaran Sabat, ialah bila pintu bilik jang maha sutji dikaabah jang disorga itu terbuka, dimana ditaroh tabut itu, didalamnja tersimpan sepuluh hukum itu. Pintu ini belum lagi terbuka sampai pekerdjaan Isa sebagai pengantara selesai ditempat jang sutji dari kaabah semawi itu pada tahun 1844. Kemudian Isa bangkit dan tutupkan pintu bilik jang sutji itu serta membuka pintu kebilik jang maha sutji itu, lalu masuk kedalam tirai jang kedua, dimana Dia sekarang berdiri dekat tabut itu dan kesanalah iman orang Israel sekarang sampai.TP 49.1

    Saja lihat bahwa Isa telah menutup pintu bilik jang sutji itu, dan siapapun tiada dapat membukakannja; dan bahwa Dia telah membuka pintu kebilik jang maha sutji itu dan siapapun tiada dapat menutupnja (Wahju 3:7, 8);*)Lihat muka 107. dan sedjak Jesus membuka pintu kebilik jang maha sutji, jang berisi tabut itu, hukum itu pun telah bertjahaja kepada umat Tuhan, dan mereka pun sedang ditjoba tentang soal Sabat.TP 49.2

    Saja lihat bahwa udjian tentang Sabat tidak bisa datang sampai pekerdjaan Jesus sebagai pengantara dibilik jang sutji selesai dan Dia masuk kebelakang tirai jang kedua; sebab itu orang Kristen jang meninggal sebelum pintu terbuka kedalam tempat jang maha sutji bila seruan tengah malam siap pada bulan jang ketudjuh pada tahun 1844, dan jang belum pelihara Sabat jang benar mereka sekarang berhenti dalam pengharapan; karena mereka belum lagi mendapat terang itu dan udjian tentang hari Sabat jang ada pada kita sesudah pintu itu terbuka. Saja lihat bahwa Setan sedang mentjobai seba-hagian umat Allah dalam soal Sabat itu. Oleh karena banjak orang Kristen jang baik telah meninggal dalam kemenangan pertjaja, dengan tiada memelihara Sabat jang benar, maka mereka bimbang apakah betul Sabat itu mendjadi satu udjian bagi kita sekarang.TP 49.3

    Musuh2 kebenaran buat zaman ini telah berusaha hendak membuka pintu kebilik jang sutji, jang Isa telah tutup, dan menutup pintu kebilik jang maha sutji, jang dibukaNja pada tahun 1844, tempat tabut jang berisikan dua loh batu dimana tertulis sepuluh hukum oleh djari Tuhan Huwa.TP 50.1

    Setan sekarang memakai segala tipu muslihat pada masa memeteraikan ini buat mendjauhkan pikiran umat Allah dari kebenaran sekarang dan mendjadikan mereka bimbang. Saja melihat satu penutup jang ditarik Allah buat menudungi umatNja, buat melindungi mereka pada masa kesukaran itu; maka tiap2 orang jang berdiri teguh pada pihak kebenaran dan jang sutji hatinja akan ditudungi oleh Jang Maha Kuasa.TP 50.2

    Setan tahu ini, dan ia berusaha keras buat membikin hati seberapa banjak orang mungkin didapatnja bimbang dan ragu2 tentang kebenaran. Saja lihat bahwa ketokketokan*Lihat muka 107. Pada masa itu mulailah timbul Spiritisme, satu ilmu sihit dimana Setan ditempat jang digelapkan mengetok, kemudian berkata mengatakan perkara2 jang mengherankan. jang adjaib di New York serta tempat lain2 kuasa Setan adanja, dan perkara2 jang demikian akan menular ke-mana2; dengan berpakaian djubah agama agar supaja menina-bobokan orang2 jang tertipu itu kepada perasaan jang lebih sedjahtera, serta menarik pikiran umat Allah, kalau bisa, kepada segala perkara itu dan djadikan mereka bimbang tentang segala pengadjaran dan kuasa Roh Sutji.TP 50.3

    Saja lihat Setan berusaha memakai kaki-tangan dan be-rupa2 akal. Dia bekerdja dengan perantaraan pendeta2 jang telah menolak kebenaran itu dan telah serahkan diri kepada kuasa jang kesasar sehingga mereka pertjaja akan dusta, supaja mereka nanti binasa. Waktu mereka berchotbah atau sembahjang, adalah dari antaranja jang djatuh ketanah dan tiada berdaja, bukan oleh kuasa Roh Sutji tetapi oleh kuasa Setan jang dia datangkan atas kaki-tangannja itu dan dari mereka itu kepada orang banjak. Beberapa orang jang mengaku Adventist, jang telah menolak kebenaran, ada jang memakai mesmer (ilmu pelelap) bila mereka berchotbah, sembahjang atau ber-tjakap2 buat mendapat pengikut2nja; dan orang2 itupun bersuka hatilah dalam pengaruh ilmu pelelap itu, karena disangkanja itu Roh Sutji adanja. Ada beberapa orang jang memakai mesmer itu sudah begitu kesasar masuk kedalam kegelapan dan djerat Setan sehingga mereka sangka bahwa mesmer itulah kuasa Allah adanja jang diserahkan kepada mereka untuk dipakainja. Mereka telah samakan Allah se-mata2 serupa dengan mereka, dan anggap kuasa Tuhan itu seperti satu barang jang tiada berharga.TP 51.1

    Beberapa dari kaki-tangan Setan itu menganiaja tubuh berbagai orang saleh, jaitu jang mereka tak dapat sesatkan dan tarik dari kebenaran oleh kuasa Setan. Aduh, djikalau kiranja sekalian orang melihat hal itu sebagaimana Allah telah njatakan kepada saja, supaja mereka mengetahui lebih banjak dari hal tipu muslihat Iblis dan mereka mendjadi lebih waspada. Saja lihat Setan kerdja dengan tjara begitu untuk mengatjaukan umat Allah, menjesatkan dan menarik mereka tepat pada masa pemeteraian ini. Saja lihat beberapa orang jang tak teguh berdiri dalam kebenaran sekarang ini. Lututnja gementar, kakinja tergelintjuh karena mereka tidak didjedjakkan teguh atas kebenaran, dan lindungan dari Allah tidak bisa dikembangkan atas mereka selama mereka selalu bimbangbimbang.TP 51.2

    Setan mendjalankan segala akalnja buat menahankan semua pada tempat mereka, sehingga lewat pemeteraian itu, dan sehingga Allah telah lindungi umatNja, dan mereka tinggal tanpa perlindungan dari murka Allah jang ber-njala2 itu jang ditjurahkan dalam tudjuh bela itu. Allah telah mulai menudungi umatNja dan tidak lama lagi tudung itupun akan ditudungkan atas segala orang jang harus dapat perlindungan pada hari pembantaian itu. Tuhan bekerdja dengan kuasa untuk umatNja, dan Setanpun dibebaskan pula bekerdja.TP 52.1

    Saja lihat bahwa tanda2 dan keheranan jang adjaib dan gerakan2 reformasi palsu akan ber-tambah2 dan meluas. Gerakan reformasi jang ditundjukkan kepada saja itu bukanlah gerakan2 dari kekeliruan kepada kebe-naran. Malaekat pengawal saja itu menjuruh supaja saja mentjahari kesengsaraan djiwa buat menjelamatkan orang2 berdosa seperti jang dahulu. Saja pandang, tetapi tak dapat lihat apa2; karena masa untuk menjelamatkan mereka telah lewat.*).Adapun penulis perkataan ini (Nj. E. G. White) tidak mengandung pengertian kepadanja se-olah2 mengadjarkan bahwa waktu untuk menjelamatkan sekalian orang berdosa telah lewat. Pada masa bila dia menuliskan segala perkara ini dia sendiri ada berusaha menjelamatkan orang’ berdosa, sebagaimana dia selalu perbuat sedjak waktu itu.
    Pengertiannja tentang perkara ini sebagaimana telah ditundjukkan kepadanja, ditjeritakan dalam bab2 jang berikut, jang pertama disiarkan pada tahun 1854 dan jang kedua pada tahun 1888.
    Reformasi palsu’ jang disebut disini akan lebih njata nanti kelihatan.
    Pemandangan itu menerangkan terutama terlebih dari hal orang jang telah mendengar dan menolak terang pengadjaran Advent itu. Mereka telah menjerah kepada penjesalan jang besar. Orang3 jang begitu tidak lagi mempunjai keluh kesah djiwa bagi orang2 jang berdosa seperti dahulu. Setelah mereka menolakkan Advent dan sesudah terserah kepada tipu-daja Setan, ‘maka waktu buat keselamatan mereka telah lewat.’ Tetapi ini tiada mengenai kepada mereka jang belum mendengar dan menolak pengadjaran kedatangan kedua kali itu.”
    TP 52.2

    “Tjelaka besarlah adanja kalau kita memandang enteng kebenaran jang telah njata benar kepada pengertian dan telah menggerakkan hati kita. Tak dapat kita luput dari hukuman bila kita menolak amaran jang Allah dalam kemurahanNja kirim kepada kita. Satu pechabaran telah dikirim dari sorga kedunia ini pada zaman Nuh, dan keselamatan manusia bergantung atas bagaimana mereka memandang pekabaran itu. Oleh karena mereka tolak amaran itu, Roh Allah diangkat dari bangsa durhaka itu sehingga mereka binasa dalam air bah itu. Pada zaman Ibrahim, kemurahan Allah berhenti membudjuk penduduk Sodom jang djahat itu, dan mereka sekalian, ketjuali Lot, isteri dan dua orang anaknja habis musnah dimakan api jang diturunkan dari sorga. Demikian djuga djadi pada zaman Kristus. Anak Allah katakan kepada orang Jahudi jang tak pertjaja pada keturunan itu : ‘Rumahmu mendjadi satu keluburan padamu.’ Memandang kepada achir zaman, kuasa jang se-lama2nja itu mengatakan tentang orang jang tak menerima ‘kasih akan kebenaran itu supaja beroleh selamat.’ ‘Maka sebab itu didatangkan Allah bagai mereka itu satu kuasa penipu, sehingga mereka itu pertjaja akan dusta, supaja dihukumkanNja segala mereka, jang tidak pertjaja akan kebenaran itu, melainkan jang berkenan akan djahat ‘Bila mereka menolak segala pengadjaran perkataanNja itu, Allah mengangkat Roh Sutji itu dan serahkan mereka itu kepada tipuan kesasaran jang mereka kasihi itu.”TP 53.1

    ——————

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents