Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Anak yang Bertanggung Jawab

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    PASAL 49—Sikap Keluarga

    Keluarga yang Suka Memanjakan adalah Satu Masalah. Berhati-hatilah bagaimana engkau menyerahkan pemerintahan terhadap anak-anakmu kepada orang lain. Tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan engkau untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan Allah kepadamu. Banyak anak-anak telah hancur sama sekali oleh adanya campur tangan keluarga atau sahabat di dalam pemerintahan rumah tangga mereka. Para ibu janganlah sekali-kali mengizinkan saudara-saudara atau ibunya untuk campur tangan dalam pemerintahan yang bijaksana terhadap anak-anak mereka. Sekalipun ibu itu pernah menerima pendidikan yang terbaik di bawah asuhan ibunya namun demikian dalam sembilan dari antara sepuluh kasus, sebagai seorang nenek ia akan merusak anak-anak dari putrinya itu, oleh memanjakan dan memuji-mujinya dengan cara yang tidak bijaksana. Segala usaha ibu yang penuh kesabaran itu akan dihapuskan oleh cara perlakuan seperti ini. Sudah menjadi peribahasa bahwa nenek, pada umumnya tidak pantas untuk membesarkan cucu-cucu mereka. Pria dan wanita harus menunjukkan segala hormat dan tunduk kepada orangtua mereka; tetapi di dalam hal mengurus anak-anak mereka sendiri, mereka jangan membiarkan adanya campur tangan, melainkan memegang tali pemerintahan itu dalam tangannya sendiri. 1Pacific Health Journal, Januari 1890.MABJ 307.1

    Bilamana Mereka Menertawai Sikap Tidak Hormat dan Geram. Ke mana saja saya pergi, saya merasa sakit hati oleh adanya kelalaian dalam disiplin dan pengendalian dalam rumah tangga dengan sepatutnya. Anak-anak dibiarkan untuk membantah, untuk menunjukkan sikap tidak hormat dan kasar, sambil menggunakan bahasa yang tidak boleh diucap-kan oleh seorang anak terhadap orang yang lebih tua darinya. Orangtua yang membiarkan digunakannya kata-kata yang tidak sepantasnya harus lebih dipersalahkan dari anak-anak mereka itu. Kekasaran tidak boleh dibiarkan di dalam diri seorang anak meskipun hanya satu kali. Tetapi para bapa dan ibu, paman dan bibi dan, nenek tertawa pada waktu ditunjukkannya kemarahan oleh makhluk kecil yang berumur satu tahun itu. Ucapan-ucapan tidak hormat yang belum sempurna itu, kekerasan hati yang bersifat kekanak-kanakan itu, dianggap sebagai sesuatu yang cerdik. Dengan cara demikian kebiasaan-kebiasaan yang salah ditanamkan, dan anak itu menjadi besar untuk menjadi sasaran kebencian bagi semua orang yang ada di sekelilingnya. 2Signs of the Times, 9 Februari 1882.MABJ 308.1

    Bilamana Mereka Menghalangi Diadakannya Perbaikan yang Sepatutnya. Saya gemetar terutama sekali atas kaum ibu, apabila saya melihat mereka begitu buta, dan merasakan begitu remehnya tanggung jawab yang terletak di atas bahu seorang ibu. Mereka melihat Setan sedang bekerja di dalam diri anak yang keras hati sekalipun baru berumur beberapa bulan saja. Dipenuhi dengan kemarahan yang meluap-luap, Setan nampaknya sedang menguasai dia dengan sepenuhnya. Tetapi di dalam rumah itu boleh jadi ada seorang nenek, seorang bibi, seorang anggota keluarga yang lain atau seorang sahabat, yang akan berusaha untuk menjadikan orangtua itu percaya bahwa adalah satu kekejaman untuk memperbaiki anak itu; di mana justru yang sebaliknyalah yang benar; dan adalah satu kekejaman yang paling besar untuk membiarkan Setan menguasai anak yang kecil dan tidak berdaya itu. Setan harus dihardik. Cengkeramannya terhadap anak itu harus dipatahkan. Jikalau perbaikan diperlukan, jadilah setia, jadilah benar. Kasih Allah, belas kasihan yang benar terhadap anak itu, akan menuntut pelaksanaan tugas itu dengan setia. 3Review and Herald, 14 April 1885.MABJ 308.2

    Kesulitan-kesulitan dari Keluarga-keluarga yang Tinggal Berde-katan. Bukanlah peraturan yang terbaik bagi anak-anak dari satu, dua atau tiga keluarga yang ada hubungan melalui pernikahan untuk tinggal dalam jarak beberapa mil satu dari yang lainnya. Pengaruhnya tidaklah baik bagi kedua belah pihak. Urusan yang satu menjadi urusan semuanya. Kesulitan dan kesukaran-kesukaran yang sedikit banyak harus dialami oleh setiap keluarga, dan yang sedapat-dapatnya harus dibatasi pada lingkungan keluarga itu saja, telah diperluas kepada orang-orang yang ada hubungan keluarga dan memberikan satu pengaruh terhadap kumpulan-kumpulan peribadatan. Ada hal-hal yang tidak seharusnya diketahui oleh orang ketiga, bagaimanapun intim dan eratnya hubungan dengan orang itu. Pribadi-pribadi dan keluarga-keluargalah yang harus memikulnya. Tetapi hubungan yang erat dari beberapa keluarga, yang selalu bergaul satu dengan yang lainnya, mempunyai satu kecenderungan untuk menghancurkan martabat yang harus dipertahankan di dalam setiap keluarga. Di dalam melaksanakan tugas yang pelik untuk menegur dan menasihati, akan ada bahaya untuk melukai perasaan, kecuali hal itu dilakukan dengan amat hati-hati dan lemah lembut. Tabiat yang terbaik sekalipun bisa saja berbuat kesalahan dan kekhilafan, dan kewaspadaan yang besar harus dijalankan supaya hal-hal yang kecil tidak dibesar-besarkan.MABJ 309.1

    Hubungan keluarga dan jemaat yang seperti itu . . . sangat menyenangkan kepada perasaan manusia; tetapi itu bukanlah yang terbaik, bilamana segala sesuatu dipertimbangkan, untuk perkembangan tabiat umat Tuhan yang simetris. . . . Semua pihak akan menjadi lebih berbahagia bila terpisah dan mengadakan kunjungan sekali-sekali, dan pengaruh mereka terhadap satu dengan yang lainnya akan sepuluh kali lipat lebih besar.MABJ 309.2

    Bagaimanapun bersatunya keluarga-keluarga ini oleh pernikahan, dan bercampurnya mereka satu dengan yang lainnya, masing-masing melihat kesalahan dan kekhilafan yang lainnya, dan merasa bahwa adalah tugasnya untuk memperbaiki mereka; dan oleh karena keluarga-keluarga ini sangat erat satu dengan yang lainnya, maka mereka menjadi susah hati atas perkara-perkara remeh yang mereka tidak akan pedulikan bilamana itu terjadi di dalam diri orang-orang yang tidak sedemikian eratnya dengan mereka. Penderitaan pikiran yang dalam dialami, oleh sebab perasaan-perasaan akan timbul di dalam diri beberapa orang bahwa mereka tidak diperlakukan secara adil, dan dengan segala pertimbangan sebagaimana harusnya. Kecemburuan kadang-kadang timbul, dan soal kecil menjadi besar. Kesalahpahaman dan sengketa yang kecil-kecil ini menyebabkan adanya penderitaan pikiran yang lebih berat dari ujian-ujian yang berasal dari sumber-sumber yang lain. 4Testimonies for the Church, jilid 3, him. 55,56.MABJ 310.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents