PASAL 5—Kitab Suci Sebagai Buku Pelajaran
Buku Pelajaran yang Pertama untuk Anak-anak. Kitab Suci harus menjadi buku pelajaran yang pertama untuk anak-anak. Dari buku ini, para orangtua harus memberikan pengajaran yang bijaksana. Firman Allah harus dijadikan sebagai peraturan hidup. Darinya anak-anak harus belajar bahwa Allah adalah Bapa mereka, dan dari pelajaran yang indah dari Sabda-Nya itu, mereka harus memperoleh suatu pengetahuan tentang tabiat-Nya. Melalui pengajaran yang terus-menerus akan prin-sip-prinsip-Nya, mereka harus belajar untuk melakukan keadilan dan kebenaran. MABJ 37.1
Sebuah Buku Perjanjian, Berkat dan Teguran. Ibu harus memelihara pikirannya tetap segar dan dipenuhi dengan janji-janji serta ber-kat-berkat firman-Nya, dan juga mengetahui hal-hal yang dilarang, agar supaya bilamana anak-anaknya berbuat salah ia dapat menghadapkan firman Allah sebagai satu teguran, dan menunjukkan kepada mereka bagaimana mereka telah mendukakan Roh Allah. Ajarkan kepada me reka bahwa persetujuan dan senyuman Yesus lebih berguna daripada sanjungan dan pujian serta persetujuan orang yang paling kaya, orang yang paling tinggi, orang yang paling terpelajar di dunia ini. Tuntun mereka kepada Tuhan hari demi hari, dengan penuh kasih, lemah lembut dan dengan sungguh-sungguh. Jangan biarkan sesuatu hal menghalangi engkau untuk melakukan pekerjaan yang besar ini. MABJ 38.1
Mempelajari Buku itu Akan Membangun Tabiat. Pelajaran dari Kitab Suci mempunyai suatu pengaruh moral dan keagamaan terhadap tabiat, apabila sekaliannya itu di-praktikkan dalam kehidupan yang praktis. Timotius mempelajari dan mempraktikkan pelajaran-pelajaran ini. Rasul yang besar itu sering mengasingkan dan menanyai dia sehubungan dengan sejarah Alkitab. Ia menunjukkan kepadanya perlunya menjauhkan diri dari setiap jalan yang jahat dan mengatakan kepadanya bahwa berkat pasti akan menjadi bagian semua orang yang setia dan jujur, serta memberikan kepada mereka sifat kedewasaan yang agung dan setia. Sifat kedewasaan yang agung dan baik dalam segala hal tidaklah datang secara kebetulan. Hal itu adalah merupakan hasil proses pembentukan pembangunan tabiat pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan orang muda, dan dipraktik-kannya hukum Allah di dalam rumah tangga. Allah akan memberkati semua usaha orang yang setia mengajar anak-anak mereka sebagaimana yang telah diperintahkan-Nya. MABJ 38.2
Buku Itu Menghadapkan Kasih Allah sebagai Satu Tema yang Menyenangkan. Anak-anak di dalam setiap keluarga harus dibesarkan dalam asuhan dan nasihat Tuhan. Kecenderungan-kecenderungan yang jahat harus dikendalikan, sifat-sifat jahat harus dikalahkan; dan anak-anak harus diajar bahwa mereka adalah milik Tuhan, yang telah dibeli oleh darah-Nya sendiri yang amat mahal itu, dan bahwa mereka tidak dapat menghidupkan suatu kehidupan yang penuh kepelesiran dan sia-sia, melakukan kehendak dan pikirannya sendiri, dan pada saat yang sama tergolong kepada anak-anak Allah. Anak-anak harus diajar dengan manis budi dan sabar.... Biarlah para orangtua mengajar mereka tentang kasih Allah dengan cara sedemikian rupa sehingga hal itu akan menjadi suatu tema yang menyenangkan di dalam lingkungan rumah tangga, dan biarlah sidang jemaat memikul tanggung jawab untuk memberi makan anak-anak domba ini sebagaimana halnya kawanan domba itu. MABJ 38.3
Cerita-ceritanya Memberikan Jaminan kepada Anak yang Penakut. Hanya kepekaan terhadap hadirnya Allah dapat melenyapkan perasaan takut, yang bagi seorang anak penakut, akan menjadikan hi-dup ini sebagai satu beban. Biarlah ia mencamkan di dalam pikirannya janji ini, “Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” Biarlah ia membaca cerita yang ajaib dari hal Elisa di kota pegunungan itu, dan di antara dia dengan bala tentara musuh yang bersenjata itu, terdapat satu bala tentara malaikat yang amat hebat mengelilinginya. Biarlah ia membaca bagaimana kepada Petrus, di dalam penjara dan telah dijatuhi hukuman mati, malaikat Allah telah menampakkan diri; bagaimana melewati pengawal yang bersenjata, pintu-pintu gerbang besi yang besar dengan kunci dan palangnya, malaikat itu telah memimpin hamba Allah keluar dengan selamat. Biarlah ia membaca tentang peristiwa di laut itu, pada waktu kepada para awak kapal dan serdadu yang sedang diombang-ambing-kan oleh topan, letih oleh karena kerja keras, menjaga dan lama berpuasa, Paulus yang tertawan itu, dalam perjalanannya menuju ke pengadilan dan pehukuman, mengucapkan kata-kata yang penuh semangat dan harapan: “Tetaplah tabah, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa.... Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersa-ma-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.” Di dalam iman akan janji ini Paulus memberikan jaminan kepada sahabat-sahabatnya, “Tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai rambut pun dari kepalanya.” Demikianlah jadinya. Oleh sebab di atas kapal itu ada seseorang, yang melalui dia Allah dapat bekerja, maka seluruh tentara dan awak kapal orang kafir itu pun diselamatkan. “Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.”MABJ 39.1
Semuanya ini ditulis bukan semata-mata supaya kita bisa membaca dan mengaguminya saja, melainkan agar iman yang sama yang bekerja di dalam diri hamba Allah pada zaman dulu itu bisa bekerja juga di dalam diri kita. Dengan cara yang sama mencoloknya seperti yang telah dilakukan-Nya pada saat itu demikian pula Ia akan bekerja sekarang ini jikalau ada hati yang penuh iman untuk menjadi saluran kua-sa-Nya. MABJ 40.1
Teguhlah di dalam iman, dan ajar anak-anakmu bahwa kita semua ini bergantung kepada Allah. Bacakan kepada mereka cerita tentang keempat anak Ibrani itu, dan tanamkan di dalam pikiran mereka suatu kesadaran tentang pengaruh yang baik yang telah diberikan pada zaman Daniel oleh karena adanya penurutan yang saksama kepada prinsip. MABJ 40.2
Jadikan Pelajaran Kitab Suci itu Sederhana. Para orangtua harus mengajar pada anak-anak mereka pelajaran dari Kitab Suci, sambil menjadikan semuanya itu begitu sederhana sehingga dengan mudah dapat dipahami. MABJ 40.3
Ajarkan anak-anakmu bahwa hukum Allah harus menjadi peraturan hidup. Keadaan lingkungan bisa saja terjadi yang akan memisahkan mereka dari orangtua dan dari rumah tangga mereka, tetapi pelajaran-pelajaran yang berisi petunjuk yang telah diberikan pada masa kanak-kanak dan pada masa muda akan menjadi suatu berkat kepada mereka sepanjang umur hidup mereka. MABJ 40.4