Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    58—“HAI LAZARUS, MARILAH KELUAR!”

    DI ANTARA murid-murid Kristus yang paling tekun terdapatlah Lazarus dan Betania. Dari pertemuan mereka yang mula-mula imannya kepada Kristus sudah kuat sekali, kasihnya terhadap Kristus sangat mendalam, dan ia sangat dikasihi oleh Juruselamat. Untuk Lazaruslah mukjizat Kristus yang terbesar telah diadakan. Juruselamat memberkati semua orang yang mencari pertolongan-Nya, Ia mengasihi semua umat manusia, tetapi kepada beberapa orang ia terikat dengan persekutuan yang sangat ramah. Hatinya terjalin dengan ikatan cinta yang kuat kepada keluarga di Betania, dan bagi salah seorang dari mereka pekerjaanNya yang paling ajaib telah dilakukan.KSZ2 141.1

    Di rumah Lazarus, Yesus sering beristirahat. Juruselamat tidak memiliki rumah sendiri. Ia bergantung pada sifat suka menerima tamu di pihak sahabat-sahabat dan murid-murid-Nya, dan sering bila sudah letih, haus akan persekutuan manusia, Ia merasa senang menyingkir ke rumah keluarga yang tenteram ini, jauh dari prasangka dan kedengkian orang Farisi yang berang. Di sinilah Ia mendapat sambutan yang tulus hati, serta persahabatan yang suci. Di sinilah Ia dapat berbicara dengan kese- derhanaan dan kebebasan yang sempurna, karena mengatahui bahwa perkataan-Nya akan dipahami dan diingat baik-baik.KSZ2 141.2

    Juruselamat kita menghargai rumah tangga yang tenang dan para pendengar yang menaruh minat. Ia merindukan kelemahlembutan, kesopanan dan kasih sayang manusia. Mereka yang menerima petunjuk surga yang senantiasa diberikan-Nya, mendapat berkat besar. Pada waktu orang banyak mengikuti Kristus melalui ladang-ladang yang luas, Ia memaparkan kepada mereka keindahan dunia alami. Ia berusaha membukakan mata pengertian mereka, agar mereka dapat melihat bagaimana tangan Allah menopang dunia ini. Untuk mendapatkan penghargaan terhadap kemurahan dan kebajikan Allah, Ia menaruh perhatian para pendengar-Nya kepada embun yang turun perlahan-lahan, kepada hujan gerimis serta sinar matahari yang cerah, yang diberikan kepada orang baik maupun kepada orang jahat. Ia rindu agar manusia menyadari lebih sempurna mengenai perhatian yang diberikan Allah kepada manusia yang telah diciptakan-Nya. Tetapi orang banyak itu sangat lambat mendengar, dan di rumah di Betania Kristus mendapat perhentian dari pertentangan yang meletihkan dari hidup dengan khalayak ramai. Di sinilah dibukakan-Nya buku Allah kepada hadirin yang menaruh penghargaan. Dalam wawancara tersendiri ini Ia memaparkan kepada para pendengar-Nya sesuatu yang tidak diusahakan-Nya untuk diceritakan kepada orang banyak. Ia tidak perlu berbicara kepada sahabat-sahabat-Nya dengan menggunakan perumpamaan.KSZ2 142.1

    Sementara Kristus memberikan pelajaran yang ajaib ini, Marik duduk di dekat kaki-Nya sebagai seorang pendengar yang penuh rasa hormat dan tekun. Pada suatu kesempatan, Marta yang bingung karena sibuk menyediakan makanan, datang kepada Kristus seraya berkata, “Tuhan tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Surunlah dia membantu aku.” Inilah saat kuniungan Kristus yang pertama Ke Betania. Juruselamat dan murid-murid-Nya baru saja datang berjalan kaki dengan susah payah dari Yerikho. Marta ingin sekali menyediakan hidangan untuk menjamu mereka, dan dalam kecemasannya ia lupa akan kesopanan yang harus diberikan kepada Tamunya. Yesus menjawab dia dengan perkataan yang lemah lembut dan sabar, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak per- kara; tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah mengambil bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Maria sedang mengisi pikirannya dengan perkataan yang berharga yang keluar dari bibir Juruselamat, perkataan yang lebih berharga baginya daripada permata dunia yang termahal sekalipun.KSZ2 142.2

    “Satu perkara” yang diperlukan Marta ialah Roh yang tenang dan penuh penyerahan, suatu kerinduan yang lebih dalam untuk memperoleh pengetahuan tentang masa depan, hidup yang tidak akan mati, serta budi bahasa yang perlu untuk kemajuan rohani. Ia perlu mengurangi kecemasan terhadap perkara-perkara yang bakal berlalu, dan lebih mementingkan perkara-perkara yang baka. Yesus mau mengajar anak-anak-Nya untuk menggunakan setiap kesempatan guna memperoleh pengetahuan yang akan menjadikan mereka bijaksana menuju keselamatan. Pekerjaan Kristus memerlukan pekerja-pekerja yang teliti dan bersemangat. Banyak bidang pekerjaan yang luas bagi kaum Marta, dengan semangat mereka dalam pekerjaan agama yang giat. Tetapi biarlah mereka duduk dengan Maria lebih dulu di dekat kaki Yesus. Biarlah kerajinan, ketangkasan, dan tenaga mereka disucikan oleh anugerah Kristus, dengan demikian kehidupan akan menjadi suatu kuasa yang tidak terkalahkan bagi kebaikan.KSZ2 143.1

    Kesusahan menimpa rumah tangga yang penuh damai tempat Yesus beristirahat. Lazarus tiba-tiba jatuh sakit, dan saudara-saudaranya yang perempuan mengirim utusan kepada Juruselamat, berkata, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi sakit.” Mereka melihat beratnya penyakit yang menimpa saudara mereka, tetapi mereka mengetahui bahwa Kristus telah menyatakan bahwa Ia sanggup menyembuhkan segala jenis penyakit. Mereka percaya bahwa Ia akan menaruh simpati terhadap mereka dalam dukacita mereka, sebab itu mereka tidak mendesak kehadiran-Nya dengan segera, melainkan hanya mengirim kabar yang meyakinkan itu, “dia yang Engkau kasihi sakit.” Mereka berpendapat bahwa Ia akan menyambut kabar yang mereka kirim itu dengan segera, serta berada dengan mereka setibanya Ia di Betania.KSZ2 143.2

    Dengan cemasnya mereka menunggu kabar dari Yesus. Selama mereka melihat masih ada hayat di kandung badan saudara mereka, mereka berdoa sambil menunggu Yesus datang. Tetapi utusan itu pulang tanpa Dia. Meskipun demikian ia membawa kabar, “penyakit itu tidak akan membawa kematian,1’ dan mereka bergantung pada pengharapan bahwa Lazarus akan hidup. Dengan lemah lembut mereka berusaha mengucapkan perkataan pengharapan dan keberanian kepada penderitaan yang hampir tidak sadarkan diri itu. Ketika Lazarus meninggal, mereka sangat kecewa, tetapi mereka merasakan rahmat Kristus yang menguatkan itu, dan hal inilah yang menahan mereka dari kecenderungan untuk memantulkan kesalahan pada Juruselamat.KSZ2 143.3

    Setelah Kristus mendengar kabar itu, murid-murid berpendapat bahwa Ia menerimanya dengan sikap dingin. Ia tidak menunjukkan kesedihan yang mereka harapkan akan ditunjukkan-Nya. Sambil memandang kepada mereka, Ia berkata, “Penyakit ini tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah.” Selama dua hari Ia tinggal di tempat Ia berada. Penangguhan itu merupakan suatu rahasia bagi murid-murid. Betapa besarnya penghiburan yang akan diberikan oleh kehadiran-Nya di rumah tangga yang dirundung malang itu! Pikir mereka. Kasih sayang yang mesra terhadap keluarga di Betania diketahui benarbenar oleh murid-murid, dan mereka heran karena Ia tidak memberikan sambutan terhadap berita dukacita itu, “dia yang Engkau kasihi sakit.”KSZ2 144.1

    Selama dua hari itu Kristus tampaknya hanya melupakan kabar itu, karena Ia tidak berbicara tentang Lazarus. Murid-murid memikirkan tentang Yohanes Pembaptis, bentara Yesus. Mereka berpikir mengapa Yesus, yang mempunyai kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat yang ajaib, telah membiarkan Yohanes merana di dalam penjara, dan menemui ajalnya dengan kejamnya. Dengan memiliki kuasa seperti itu, mengapa Kristus tidak menyelamatkan hidup Yohanes? Pertanyaan ini sudah sering ditanyakan oleh orang Farisi, yang mengemukakannya sebagai suatu alasan yang tak dapat dijawab terhadap tuntutan Kristus bahwa Ialah Anak Allah. Juruselamat telah mengamarkan murid-murid-Nya tentang ujian, kerugian, dan penganiayaan. Apakah Ia akan meninggalkan mereka dalam ujian. Ada yang merasa ragu jangan-jangan mereka telah salah mengerti akan tugas-Nya. Semuanya merasa sangat sedihKSZ2 144.2

    Sesudah menunggu selama dua hari, Yesus berkata kepada muridmurid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” Murid-murid merasa ragu mengapa, jika Yesus hendak pergi ke Yudea, Ia telah menunggu sam- pai dua hari. Tetapi kecemasan bagi Kristus dan bagi diri mereka sendiri kini sangat menjadi-jadi dalam pikiran mereka. Mereka tidak dapat melihat sesuatu yang lain kecuali bahaya di jalan yang hendak ditempuhNya. “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” Lalu jawab Yesus, “Bukankah ada dua belas jam satu hari?” Aku ada di bawah bimbingan Bapa-Ku; selama Aku melakukan kehendak-Nya, hidup-Ku selamat. Dua belas jam sehari belum berakhir bagi-Ku. Aku telah memasuki bagian terakhir dari hari-Ku; tetapi selama sisa waktu ini, Aku berada dalam keadaan aman.KSZ2 144.3

    “Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.” Ia yang melakukan kehendak Allah, yang berjalan pada jalan yang telah ditentukan Allah, tidak dapat terantuk jatuh. Terang Roh Allah yang menuntun memberi dia suatu pandangan yang terang tentang kewajibannya, dan memimpin dia dengan benar sampai akhir pekerjaan-Nya. “Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” Ia yang berjalan pada jalan pilihannya sendiri, ke mana Allah tidak memanggil dia, akan terantuk. Baginya siang berubah menjadi malam, dan di mana saja ia berada, ia tidak aman.KSZ2 145.1

    “Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: Lazarus, saudara kita, telah tertidur.” Betapa mengharukan perkataan itu! Betapa mengandung banyak simpati! Dalam memikirkan tentang bahaya yang mengancam Tuhannya bila Ia ke Yerusalem, muridmurid sudah hampir lupa akan keluarga yang kematian kekasih di Betania. Tetapi bukannya demikian halnya dengan Kristus. Murid-murid merasa dicela. Mereka sudah dikecewakan karena Kristus tidak memberikan sambutan yang lebih cepat terhadap kabar itu. Mereka telah tergoda untuk berpikir bahwa Ia tidak menaruh kasih sayang terhadap Lazarus dan saudara-saudaranya yang pada hemat mereka ada pada-Nya. kalau tidak sudah tentu Ia cepat-cepat pulang bersama-sama dengan pembawa kabar itu. Tetapi perkataan, “Lazarus, saudara kita telah tertidur,” menimbulkan perasaan benar dalam pikiran mereka. Mereka yakin bahwa Kristus lupa akan sahabat-sahabat-Nya yang sedang menderita.KSZ2 145.2

    “Lalu kata murid-murid itu kepada-Nya, Tuhan, jikalau ia tertidur ia akan sembuh.’ Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.” Kristus menggambarkan kematian sebagai keadaan tidur, kepada anakanak-Nya yang percaya. Hidup mereka terlindung dengan Kristus dalam Allah, dan sampai nafiri yang terakhir akan berbunyi mereka yang sudah mati akan tidur dalam Dia.KSZ2 146.1

    “Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: “Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, supaya kami’ dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.” Tomas tidak dapat melihat sesuatu kecuali kematian yang menunggu Tuhannya jika ia pergi ke Yudea, tetapi ia meneguhkan semangatnya dan mengatakan kepada murid-murid yang lain, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Ia mengetahui kebencian orang Yahudi terhadap Kristus. Mereka bermaksud merencanakan kematian-Nya, tetapi maksud ini tidak berhasil, karena sebagian dari waktu yang ditentukan bagi-Nya masih tinggal. Selama waktu ini Yesus dikawal oleh malaikatmalaikat surga; dan di daerah-daerah Yudea sekalipun, tempat rabi-rabi sedang merencanakan bagaimana mereka dapat menangkap Dia serta membunuh Dia, tidak ada bahaya dapat menimpa Dia.KSZ2 146.2

    Murid-murid heran mendengar perkataan Kristus ketika Ia mengatakan bahwa “Lazarus sudah mati. Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu.” Apakah Juruselamat dengan sengaja menghindari rumah tangga sahabat-sahabat-Nya yang sedang menderita? Tampaknya Maria dan Marta serta Lazarus yang sedang mati ditinggalkan sendirian. Tetapi mereka tidak sendirian. Kristus melihat segenap peristiwa itu, dan sesudah kematian Lazarus, saudara-saudaranya perempuan yang ditinggalkan kekasih itu dikuatkan oleh anugerah-Nya. Yesus menyaksikan kesusahan hati mereka yang hancur, ketika saudara mereka bergumul dengan musuhnya yang kuat, yakni kematian. Ia merasakan setiap kesedihan,v ketika Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Lazarus sudah mati.” Tetapi Kristus bukan saja memikirkan kekasih-kekasih-Nya di Betania, Ia harus mempertimbangkan latihan bagi murid-murid-Nya. Mereka harus menjadi wakil-wakil-Nya kepada dunia, agar berkat Bapa dapat meliputi semua orang. Untuk kepentingan mereka Ia mengizinkan Lazarus mati. Seandainya Ia telah memulihkan dia dari penyakitnya kepada kesehatan, maka mukjizat yang merupakan bukti yang paling meyakinkan tentang sifat Ilahi-Nya tidak dapat diadakan-Nya.KSZ2 146.3

    Seandainya Kristus berada d kamar si sakit, sudah tentu Lazarus tidak mati, karena Setan tidak berkuasa atasnya. Kematian tidak dapat membidikkan anak panahnya kepada Lazarus bila Pemberi Hidup hadir Sebab itu Kristus menjauhinya. Ia membiarkan musuh menjalankan kuasanya, supaya Ia dapat mengusirnya, suatu musuh yang dikalahkan. Ia mengizinkan Lazarus melewati kuasa maut, dan saudara-saudara perempuan yang sedang menderita itu melihat saudara mereka terbaring dalam kubur. Kristus mengetahui bahwa ketika mereka memandang pada wajah saudara mereka yang sudah meninggal itu, iman mereka pada Penebus diuji keras. Tetapi Ia mengetahui bahwa karena pergumulan yang sedang mereka lalui sekarang iman mereka akan bersinar dengan kuasa yang jauh lebih besar. Ia menderita setiap kesusahan yang mereka derita. Kasih-Nya bagi mereka tidak berkurang justru karena Ia lambat datang, tetapi Ia mengetahui bahwa bagi mereka, bagi Lazarus, bagi diri-Nya sendiri, dan bagi murid-murid-Nyalah, suatu kemenangan harus didapat.KSZ2 147.1

    “Karena kamu,” “supaya kamu dapat belajar percaya. Kepada semua orang yang menjangkau hendak merasakan tangan Allah yang menuntun, saat kekecewaan yang paling besar merupakan saat pertolongan Ilahi paling dekat. Mereka akan menoleh ke belakang dengan rasa terima kasih terhadap bagian yang paling gelap dari jalan mereka. Tuhan tahu melepaskan orang-orang saleh dari pencobaan. 2 Pet. 2:9. Dari setiap pencobaan dan setiap ujian Ia akan membawa mereka k luar dengan iman yang lebih teguh serta suatu pengalaman yang lebih limpahKSZ2 147.2

    Dalam menangguhkan waktu untuk datang kepada Lazarus, Kristus bermaksud menunjukkan kemurahan terhadap mereka yang belum menerima Dia. Ia berlambat-lambat, supaya oleh membangkitkan Lazarus dari kematian dapatlah Ia memberikan bukti lain kepada orang-orang yang keras kepala dan tidak percaya bahwa sesungguhnya Ialah “kebangkitan dan hidup.” la tidak ingin melepaskan segala harapan orang banyak, domba dari rumah Israel yang miskin dan tersesat. Hati-Nya hancur karena sifat mereka yang tidak mau bertobat. Dalam kemurahanNya Ia bermaksud memberi mereka satu bukti lagi bahwa Ialah yang memulihkan, Seorang yang satu-satunya dapat menyatakan hidup dan sifat baka. Inilah yang seharusnya menjadi bukti yang tidak dapat disalahtafsirkan oleh para imam. Inilah alasan penangguhan-Nya untuk pergi ke Betania. Mukjizat yang paling utama, membangkitkan Lazarus, mem-berikan meterai Allah pada pekerjaan-Nya dan pada tuntutan-Nya bahwa Ia Allah adanya.KSZ2 147.3

    Dalam perjalanan-Nya ke Betania Yesus sesuai dengan kebiasaanNya, melayani orang sakit dan yang kekurangan. Setibanya di kota itu Ia mengutus seorang pesuruh kepada saudara-saudara perempuan itu untuk menyampaikan kabar tentang kedatangan-Nya. Kristus tidak memasuki rumah itu dengan segera, melainkan tinggal di suatu tempat yang terang di tepi jalan. Pertunjukan besar secara lahiriah yang diadakan oleh orang Yahudi Dila sahabat atau sanak saudara meninggal dunia tidaklah sesuai dengan Roh Kristus. Ia mendengar suara tangisan dari penangis sewaan, dan Ia tidak mau berjumpa dengan saudara-saudara perempuan itu dalam suasana kekacauan. Di antara sahabat-sahabat yang sedang berkabung terdapatlah sanak saudara dari keluarga itu, beberapa dari antaranya menduduki jabatan yang penuh tanggung jawab yang tinggi di Yerusalem. Di antara orang-orang ini terdapatlah musuh-musuh Kristus yang paling keras. Kristus mengetahui maksud mereka, dan itulah sebabnya Ia tidak dengan segera menunjukkan diri-Nya.KSZ2 148.1

    Kabar itu disampaikan kepada Marta dengan diam-diam agar orangorang lain di dalam ruangan tidak mendengarnya. Karena dipenuhi kesedihan, Maria tidak mendengar perkataan itu. Setelah berdiri dengan segera, Marta keluar hendak bertemu dengan Tuhan, tetapi karena anggapan bahwa Marta telah pergi ke tempat Lazarus dikuburkan, Maria duduk diam dalam kesedihannya, tanpa menangis keras.KSZ2 148.2

    Marta tergesa-gesa hendak berjumpa dengan Yesus, hatinya terganggu oleh pergumulan perasaan. Pada wajah-Nya yang penuh perasaan ia membaca kelemahlembutan dan kasih yang sama yang senantiasa terdapat pada-Nya. Keyakinannya pada-Nya tidak putus, tetapi ia memikirkan tentang saudaranya yang kekasih, yang dikasihi juga oleh Yesus. Dengan kesedihan yang berkecamuk dalam hatinya karena Kristus tidak datang sebelumnya, namun dengan harapan bahwa sekarang pun Ia akan melakukan sesuatu untuk menghiburkan mereka, ia berkata, “Tuhan sekira- nya Engkau ada di sini, saudaraku tidak akan mati.” Berkali-kali, di tengah keributan para penangis, saudara-saudara perempuan itu mengulangi perkataan itu.KSZ2 148.3

    Dengan belas kasihan manusia dan Ilahi Yesus memandang kepada wajah yang sedih dan letih karena kesusahan. Marta tidak mempunyai kecenderungan untuk menceritakan kembali masa lampau itu; semuanya diungkapkan dengan perkataan yang mengibakan, “Tuhan sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku tidak akan mati.” Tetapisambil memandang pada wajah yang penuh kasih, ia menambahkan, “Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang kauminta pada-Nya.”KSZ2 149.1

    Yesus menguatkan imannya, dengan berkata, “Saudaramu akan bangkit.” Jawab-Nya bukannya dimaksudkan untuk membangkitkan harapan tentang suatu perubahan yang segera. Ia membawa pikiran Marta jauh ai balik pemulihan saudaranya sekarang ini, dan menujukannya kepada kebangkitan orang benar. Ia melakukannya agar ia dapat melihat dalam kebangkitan Lazarus suatu janji kebangkitan bagi semua orang benar yang sudah mati, serta suatu jaminan bahwa hal itu akan dilaksanakan oleh kuasa Juruselamat.KSZ2 149.2

    Marta menjawab, “Aku tahu, bahwa ia bangikit pada waktu orangorang bangkit pada akhir zaman.”KSZ2 149.3

    Sementara berusaha memberi arah yang benar bagi imannya, Yesus menyatakan, “Akulah kebangkitan dan hidup.” Dalam Kristus adalah hidup yang asli, tidak dipinjam, tidak diperoleh dari orang lain. “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup.” 1 Yoh. 5:12. Keilahian Kristus merupakan jaminan hidup kekal bagi orang percaya.” Yesus berkata: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Di sini Kristus memandang kepada saat kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Pada saat itulah orang benar yang sudah mati akan dibangkitkan dengan keadaan yang tidak akan binasa, dan orang benar yang masih hidup akan diubahkan ke surga tanpa melihat kematian. Mukjizat yang hendak diadakan oleh Kristus, dalam membangkitkan Lazarus dari antara orang mati, akan menggambarkan kebangkitan semua orang benar yang sudah mati.Oleh perkataan dan perbuatan-Nya Ia menyatakan diri-Nya sebagai Sumber kebangkitan. Ia sendiri yang tidak lama lagi akan mati di salib berdiri dengan kunci maut, seorang pemenang atas kubur, dan menyatakan hak dan kuasa-Nya untuk memberikan hidup.KSZ2 149.4

    Terhadap perkataan Juruselamat, “percayakah engkau akan hal ini?” Marta menyahut, “Ya, Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dunia ini.” Ia tidak mengerti segala makna perkataan yang diucapkan oleh Kristus, tetapi ia mengakui imannya pada Keilahian-Nya, serta keyakinannya bahwa Ia sanggup melaksanakan apa saja yang berkenan kepada-Nya.KSZ2 150.1

    “Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya, “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.” Ia menyampaikan kabarnya setenang-tenangnya, karena imam-imam dan penghulu-penghulu sudah bersiap-siap hendak menangkap Yesus bila ada kesempatan. Tangisan para penangis menghalangi sehingga suaranya sukar didengar.KSZ2 150.2

    Setelah mendengar kabar itu, Maria pun segera berdiri dan meninggalkan ruangan itu dengan pandangan yang penuh harap pada wajahnya. Karena berpendapat bahwa ia telah pergi ke kubur untuk menangis, para penangis pun mengikuti dia. Ketika ia tiba di tempat Yesus sedang menunggu, ia pun bertelutlah di kaki-Nya, dan berkata dengan bibir yang gemetar, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku tidak akan mati.” Ratapan para penangis sangat memilukan hatinya, karena ia merindukan perkataan yang menenteramkan ketika sendirian bersama Yesus. Tetapi ia mengetahui kedengkian dan kecemburuan yang terdapat dalam hati beberapa orang yang hadir itu terhadap Kristus, dan itulah sebabnya ia menahan diri dari mengungkapkan perasaannya sepenuhnya,KSZ2 150.3

    “Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya.” Ia membaca hati semua orang yang berhimpun. la melihat bahwa bagi kebanyakan dari mereka, penampakan kesedihan hanyalah merupakan kepura-puraan belaka. Ia mengetahui bahwa beberapa dari rombongan itu, yang kini menyatakan kesusahan secara pura-pura, telah merencanakan hendak membunuh, bukan saja Orang yang mengadakan mukjizat yang besar itu, tetapi juga orang yang akan dibangkitkan dari kematian. Kristus sebenarnya dapat menanggalkan jubah kesusahan secara purapura itu dari mereka. Tetapi Ia menahan murka-Nya. Perkataan yang dapat diucapkan-Nya dalam segala kebenaran, tidaklah diucapkar-Nya, sebab melihat seorang yang dikasihi yang bertelut di kaki-Nya dalam kesedihan, yang sungguh-sungguh percaya pada-Nya.KSZ2 150.4

    “Di manakah kamu baringkan dia?” Ia bertanya. Jawab mereka: Tuhan marilah dan lihatlah!” Mereka pun pergilah bersama-sama ke kubur itu. Hal itu merupakan suatu peristiwa yang menyedihkan. Lazarus sangat dikasihi, dan saudara-saudaranya perempuan menangisi dia dengan hati yang hancur, sementara mereka yang sudah bersahabat dengan dia mencucurkan air mata bersama-sama dengan saudara-saudara perempuan yang kehilangan kekasih itu. Melihat kesedihan manusia, serta kenyataan bahwa sahabat-sahabat yang dirundung malang itu dapat meratapi orang mati sementara Juruselamat dunia berdiri di samping— “Maka menangislah Yesus.” Meskipun Ia Anak Allah, namun Ia telah mengambil sifat manusia ke atas-Nya, dan Ia terharu oleh kesusahan manusia. Hati-Nya yang lemah lembut dan penuh belas kasihan itu selalu tergerak dengan perasaan simpati bila terdapat penderitaan. Ia menangis dengan mereka yang menangis, dan bersukacita dengan mereka yang bcrsukscita.KSZ2 151.1

    Tetapi bukan saja karena simpati kemanusiaan-Nya terhadap Maria dan Marta Yesus menangis. Dalam mencucurkan air mata-Nya terdapatlah kesusahan yang jauh melebihi kesusahan manusia sebagaimana langit lebih tinggi daripada bumi. Kristus tidak menangisi Lazarus, karena Ia sudah hampir memanggil dia keluar dari kubur. Ia menangis karena banyak dari antara mereka yang sekarang meratapi Lazarus segera akan merencanakan hendak membunuh Dia yang menjadi kebangkitan dan hidup. Tetapi alangkah sukar bagi orang Yahudi yang tidak percaya itu menafsirkan air mata-Nya dengan sebenarnya! Beberapa orang yang tidak dapat melihat sesuatu lebih daripada secara lahir dari peristiwa di hadapan-Nya sebagai sebab kesedihan-Nya,. mengatakan perlahan-lahan, “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya! Orang-orang lain pula, yang berusaha menanamkan benih kurang percaya ke dalam hati orangorang yang hadir, berkata secara mengejek, Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak sehingga orang ini tidak mati?” Jika ada dalam kuasa Kristus menyelamatkan Lazarus, mengapa Ia membiarkan dia mati?KSZ2 151.2

    Dengan mata nubuatan Kristus melihat permusuhan antara orang Farisi dan orang Saduki. Ia mengetahui bahwa mereka sedang merencanakan untuk membunuh Dia. Ia mengetahui bahwa beberapa dari mereka yang sekarang tampaknya sangat menaruh simpati segera akan menutup pintu harapan serta gerbang kota Allah bagi diri sendiri. Suatu peristiwa hampir terjadi, dalam hal merendahkan dan menyalibkan Dia, yang akan mengakibatkan kebinasaan Yerusalem, dan pada saat itu tidak seorang pun akan meratapi orang mati. Pembalasan yang akan menimpa Yerusalem terbayang dengan jelas di hadapan-Nya. Ia melihat Yerusalem dikelilingi oleh bala tentara Roma. Ia mengetahui bahwa banyak orang yang menangisi Lazarus sekarang akan menemui ajalnya dalam pengepungan kota itu, dan dalam kematian mereka tidak akan ada harapan lagi.KSZ2 152.1

    Bukan saja karena peristiwa di hadapan-Nya Kristus menangis. Beratnya tekanan kesusahan berabad-abad lamanya tertanggung di atas-Nya. la melihat akibat pelanggaran hukum Allah yang mengerikan itu. Ia melihat bahwa dalam sejarah dunia, mulai dari kematian Habel, pertentangan antara baik dan jahat tidak henti-hentinya. Ketika memandang kepada tahun-tahun mendatang, Ia melihat adanya penderitaan dan kesusahan, airmata dan kematian, yang menjadi nasib umat manusia. HatiNya tertusuk dengan kesedihan umat manusia pada segala zaman dan pada semua negeri. Malapetaka bangsa yang berdosa sangat besar di atas jiwa-Nya, dan air mata-Nya pun tercurah ketika ia merindukan untuk meringankan segala kesusahan mereka.KSZ2 152.2

    “Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu.” Lazarus sudah ditaruh di dalam satu gua batu, dan sebuah batu besar sudah ditaruh sebagai penutupnya. “Angkatlah baiu itu,” kata Kristus. Karena menganggap bahwa Ia hanya hendak melihat pada orang mati itu, Marta berkeberatan, seraya mengatakan bahwa tubuh itu sudah dikuburkan empat hari yang lalu, dan sudah mulai membusuk. Pernyataan ini, yang diberikan sebelum membangkitkan Lazarus, tidak memberi peluang bagi musuh-musuh Kristus untuk mengatakan bahwa suatu penipuan telah dijalankan. Pada masa yang lampau orang Farisi telah menyiarkan pernyataan yang tidak benar mengenai pertunjukan kuasa Allah yang paling ajaib. Ketika Kristus membangkitkan anak perempuan Yairus, Ia telah mengatakan bahwa “anak ini tidak mati, tetapi ia tidur. Mrk. 5:39. Karena ia sakit hanya dalam waktu yang singkat, dan dibangkitkan segera sesudah kematiannya, maka orang Farisi menyatakan bahwa anak itu sebenarnya tidak mati, dan Kristus Sendiri telah mengatakan bahwa ia hanya tidur. Mereka telah mencoba menyatakan seolah-olah Kristus tidak dapat menyembuhkan penyakit, bahwa ada permainan dalam mukjizat-mukjizat-Nya. Tetapi dalam hal ini, tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa Lazarus sudah mati.KSZ2 152.3

    Ketika Tuhan sudah hampir akan melakukan suatu pekerjaan, Setan menggerakkan hati seseorang untuk menentang. Angkatlah batu itu, kata Kristus. Sedapat-dapatnya, sediakanlah jalan bagi pekerjaan-Ku. Tetapi sifat Marta yang tegas dan ambisius itu nyata dengan sendirinya. Ia tidak mau melihat tubuh yang sedang membusuk itu diperlihatkan. Hati manusia sangat lambat mengerti perkataan Kristus, dan iman Marta tidak menangkap makna yang sebenarnya dari janji-Nya.KSZ2 153.1

    Kristus menegur Marta, tetapi perkataan-Nya diucapkan dengan sangat ramah. “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu. Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah? Mengapa engkau ragu mengenai kuasa-Ku? Mengapa memberikan alasan untuki menentang tuntutan-Ku? Engkau telah mendengar perkataan-Ku. Jika engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah. Kemustahilan alamiah tidak dapat menghalangi pekerjaan Yang Mahakuasa. Sikap tidak percaya pada Allah dan keragu-raguan bukan kerendahan hati. Iman yang mutlak pada perkataan Kristus merupakan kerendahan hati yang sejati, penyerahan diri yang sejati.KSZ2 153.2

    “Angkat batu itu.” Sebenarnya Kristus dapat memerintahkan batu itu berpindah, dan batu itu tentu saja akan mentaati suara-Nya. Ia dapat menyuruh malaikat-malaikat yang ada dekat di sisi-Nya untuk melakukannya. Atas perintah-Nya, tangan-tangan yang tidak kelihatan dapat memindahkan batu itu. Tetapi batu itu harus dikeluarkan oleh tangan manusia. Dengan demikian Kristus menunjukkan bahwa kemanusiaan bekerjasama dengan Keilahian. Apa yang dapat dilakukan oleh kuasa manusia tidak memerlukan pengerahan kuasa Ilahi untuk melakukannya. Allah tidak meniadakan bantuan manusia. Ia menguatkan dia, bekerja- sama dengan dia sementara ia menggunakan kuasa dan kesanggupan yang diberikan kepadanya.KSZ2 153.3

    Perintah itu ditaati. Batu digulingkan. Segala sesuatu dilakukan dengan terang-terangan dan dengan sengaja. Semua orang diberi kesempatan untuk melihat bahwa tidak ada penipuan yang dilakukan. Di situlah terletak tubuh Lazarus di dalam kubur batu, dingin dan diam karena sudah mati. Tangisan para peratap didiamkan. Dalam keadaan keheranan dan menunggu, rombongan orang-orang itu berdiri mengelilingi kubur, menunggu hendak melihat apa yang akan terjadi berikutnya.KSZ2 154.1

    Dengan tenang Kristus berdiri di muka kubur. Suatu suasana yang penuh khidmat meliputi semua orang yang hadir. Kristus melangkah lebih dekat ke kubur. Sambil menengadah ke langit, Ia berkata, “Ya Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu karena Engkau telah mendengarkan Aku.” Belum berapa lama sebelum peristiwa itu, musuh-musuh Kristus telah menuduh bahwa Ia menghujat dan sudah mengambil batu hendak dilemparkan kepada-Nya sebao Ia mengaku diri-Nya Anak Allah. Mereka menuduh Dia mengadakan mukjizat-mukjizat oleh kuasa Setan. Tetapi di sini Kristus mengakui Allah sebagai Bapa-Nya, dan dengan keyakinan yang sempurna, menyatakan bahwa Ialah Anak Allah.KSZ2 154.2

    Dalam segala perkara yang dilakukan-Nya, Kristus bekerja dengan Bapa-Nya. Ia selalu berhati-hati membuktikan bahwa Ia tidak bekerja sendiri, dengan iman dan doalah Ia mengadakan mukjizat-mukjizat-Nya. Kristus menghendaki agar semua orang mengetahui hubungan-Nya dengan Bapa-Nya. “Ya Bapa,” kata-Nya, “Aku mengucap syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya supaya mereka percaya, banwa Engkaulah yang telah mngutus Aku.” Di sinilah murid-murid dan orang banyak harus diberi bukti yang paling meyakinkan mengenai hubungan antara Kristus dan Allah. Kepada mereka harus ditunjukkan bahwa pengakuan Kristus bukannya suatu penipuan.KSZ2 154.3

    “Setelah Ia berkata demikian, berserulah Ia dengan suara yang keras, kata-Nya, Hai Lazarus, marilah ke luar!” Suara-Nya yang terang dan tajam, memasuki telinga orang mati itu. Sementara Ia berbicara. Keilahian bersinar melalui kemanusiaan. Pada wajah-Nya, yang diterangi oleh kemuliaan Allah, orang banyak itu melihat jaminan kuasa-Nya. Setiap mata menatap pintu gua itu. Setiap telinga dipasang baik-baik hendak mendengar bunyi yang paling halus sekalipun. Dengan perhatian yang tekun dan pedih semua orang menunggu ujian Keilahian Kristus, bukti yang membenarkan pengakuan-Nya bahwa Ialah Anak Allah, kalau tidak memadamkan harapan selama-lamanya.KSZ2 154.4

    Terdengarlah gerakan di dalam kubur yang sunyi itu, dan ia yang sudah mati berdiri di pintu kubur. Gerakannya dihalangi dengan kain kafan yang dengannya ia dibaringkan, dan Kristus mengatakan kepada para penonton yang keheran-heranan, “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.” Sekali lagi ditunjukkan kepada mereka bahwa manusia harus bekerja dengan Allah. Kemanusiaan harus bekerja bagi kemanusiaan. Lazarus dilepaskan, dan berdiri di hadapan rombongan orang banyak, bukannya sebagai seorang yang sudah kurus kering karena penyakit, dengan anggota badan yang lemah dan terhuyung-huyung, melainkan sebagai seorang yang sedang menikmati masa hidup yang terbaik, dan dalam kekuatan masa dewasa yang mulia. Matanya berseri-seri dengan kecerdasan dan dengan kasih bagi Juruselamat. la tersungkur menyembah di kaki Yesus.KSZ2 155.1

    Orang-orang yang melihatnya mula-mula bungkam karena keheranan. Kemudian diikuti dengan peristiwa bersuka ria dengan pengucapan syukur yang tidak terperikan. Saudara-saudaranya perempuan menerimanya kembali dalam keadaan hidup sebagai pemberian Allah dan dengan air mata kegirangan mereka mengucapkan syukur mereka dengan terputus-putus kepada Juruselamat. Tetapi sementara saudara laki-laki, saudara-saudara perempuan, serta sahabat-sahabat bersukaria, dalam pertemuan kembali keluarga, Yesus mengundurkan diri dari situ. Ketika mereka mencari Pemberi hidup itu, Ia tidak ada lagi di situ.KSZ2 155.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents