Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Perdjuangan Segala Zaman

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Asal Mulanja Kematian

    Sementara Habil membela rentjana Allah, Kain djadi naik darah, dan amarahnjapun makin ber-tambah-ber-tambah dan ber-njala-ber-njala terhadap Habil, sehingga dalam berangnja dibunuhnjalah Habil itu. Allah bertanjakan kepada Kain tentang adiknja itu, lalu Kain mengutjapkan satu dusta jang djahat: “Ta’ tahu aku, akukah penunggu adikku?” Allah beritahukan kepada Kain bahwa tahulah Ia tentang dosanja itu — bahwa diketahuinja tiap-tiap perbuatannja, bahkan segala pikiran hatinja djuga, lalu bersabda kepadanja, “Suara darah adikmu itu berseru kepadaKu dari bumi. Maka sekarang terkutuklah engkau diatas bumi, jang telah mengangakan mulutnja akan menerima darah adikmu itu daripada tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah ini kelak, nistjaja akan tidak diberinja hasilnja kepadamu, bahwa engkau akan mengembara dan melarat diatas bumi.”PZ 61.1

    Kutuk atas tanah itu pada mulanja hanja terasa ringan sekali; tetapi sekarang kutuk jang bersifat dua tertanggung atasnja. Kain dan Habil mengibaratkan dua kelas manusia, jang benar dan jang djahat, jang pertjaja dan jang tidak pertjaja, jang akan ada dalam dunia sedjak kedjatuhan dalam dosa sampai kepada kedatangan al-Maseh jang kedua kali. Hal Kain membunuh adiknja Habil itu mengibaratkan orang-orang djahat jang akan berdengki terhadap orang jang benar dan akan membentji mereka itu karena adalah mereka itu lebih baik daripada dirinja sendiri. Mereka akan iri hati terhadap orang-orang jang benar lalu akan menganiaja serta membunuh mereka itu karena perbuatannja jang benar menghukumkan kehidupan mereka jang djahat itu.PZ 61.2

    Hidup Adam adalah penuh dukatjita, kerendahan hati, dan penjesalan jang terus menerus. Sementara ia mengadjar anak-anak dan tjutju-tjutju-nja supaja takut kepada Tuhan, seringkali ia ditjela dengan hebat karena dosanja jang berakibat dalam begitu banjak kemelaratan atas keturunannja. Ketika ia meninggalkan taman Eden jang permai itu, pikiran jang mengatakan bahwa ia mesti mati menggentarkan hatinja dengan ketakutan jang besar. Ia memandang kepada kematian itu sebagai satu bentjana jang amat hebat sekali. Perkenalan jang pertama kepadanja tentang sungguh adanja kematian itu dalam keluarga manusia adalah ketika Kain, anaknja sendiri, membunuh adiknja Habil. Diliputi oleh penjesalan jang se-pahit-se-pahit-nja karena pelanggarannja sendiri, dan kehilangan anaknja Habil, serta memandang kepada Kain sebagai pembunuhnja, dan mengetahui kutuk Allah jang telah diutjapkan atas dia, hati Adam lalu dihantjurkan oleh dukatjita. Dengan kesedihan jang amat sangat disalahkannja dirinja oleh karena pelanggarannja pertama jang besar itu. Dia ber-seru-ber-seru meminta ampunan daripada Allah dengan perantaraan Korban jang telah didjandjikan itu. Dengan pahit betul telah dirasanja murka Allah karena dosa jang telah dibuatnja ditaman Pirdaus. Dia menjaksikan keburukan umum jang kemudian telah mendatangkan murka Allah sehingga hendak dibinasakanNja penduduk bumi dengan Air Bah. Hukuman mati jang didjatuhkan atasnja oleh Chaliknja, jang pada mulanja kelihatan begitu hebat kepadanja, setelah ia hidup beberapa ratus tahun lamanja, kelihatan adil dan kasihan pada pihak Allah dalam mengachirkan satu kehidupan jang begitu sengsara.PZ 62.1

    Ketika Adam menjaksikan tanda-tanda jang pertama dalam alam jang mendjadi buruk dengan kedjatuhannja daun-daun dan lajunja kembang-kembang, berdukatjitalah hatinja lebih besar lagi daripada manusia sekarang berdukatjita atas kekasihnja jang mati. Kembang-kembang jang laju itu tidaklah mendjadi sebab dukatjita jang begitu besar, karena adalah jaitu lebih lembut dan halus; tetapi pohon-pohon kaju jang tinggi, mulia, dan teguh-teguh meruntuhkan daunnja, sehingga achirnja rubuh, menghadapkan kepadanja kebinasaan umum dari alam jang permai itu, jang Allah telah djadikan untuk kebadjiban istimewa bagi manusia.PZ 63.1

    Kepada anak-anak-nja, dan kepada keturunan mereka itu, sampai kepada keturunan jang kesembilan, Adam mentjeriterakan kesempurnaan tempat tinggalnja jang ditaman Eden, dan djuga kedjatuhannja dalam dosa dan segala akibatnja jang hebat itu, dan pikulan dukatjita jang didatangkan kepadanja oleh karena perpetjahan dalam keluarganja jang berachir dengan kematian Habil. Ditjeritakannja kepada mereka itu kesengsaraan jang dibiarkan Allah datang kepadanja untuk mengadjar dia perlunja penurutan jang saksama kepada hukumNja. Diberitahukannja kepada mereka itu bahwa dosa akan dihukum dalam rupa apa sadjapun dosa itu ada. Dia membudjuk mereka itu supaja menurut Allah, karena Dia akan bertindak dengan kasihan kepada mereka itu kalau mereka tjinta dan takut kepadaNja.PZ 63.2

    Malaikat-malaikat mengadakan perhubungan dengan Adam setelah kedjatuhannja dalam dosa, dan memberitahukan kepadanja tentang ichtiar selamat itu, dan mengatakan bahwa bangsa manusia bukanlah tidak dapat ditebus lagi. Meskipun pertjeraian jang hebat telah djadi diantara Allah dan manusia, tetapi persediaan telah diadakan dengan perantaraan korban AnakNja jang kekasih oleh mana manusia dapat diselamatkan. Tetapi pengharapan mereka satu-satu nja adalah kalau mereka bertobat dengan rendah hati dan pertjaja dalam persediaan jang telah diadakan itu. Segala orang jang dapat menerima al-Maseh dengan demikian sebagai Djuruselamatnja satu-satu-nja, akan dibawa kembali dalam keridlaan Allah dengan djasa-djasa AnakNja.PZ 63.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents