Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Perdjuangan Segala Zaman

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Angin Ribut Mulai

    Tetapi pada hari jang kedelapan awan gelap makin ber-tambah-ber-tambah diudara. Guruh jang menderu serta kilat jang sulak-salik mulai mendatangkan ketakutan kepada manusia dan binatang-binatang. Hudjan turun bagai dituangkan dari atas awan jang diatas mereka. Inilah satu perkara jang belum pernah mereka saksikan dahulu, maka hatinja nulai gentar oleh ketakutan. Binatang-binatang berkeliaran dalam cetakutan jang amat besar, dan suara mereka jang beraneka-warna itu se-olah-se-olah meraungkan nasibnja dan adjal manusia. Angin ribut itu makin ber-tambah-ber-tambah kuatnja sampai air se-olah-se-olah ditjurahkan dari surga seperti djeram jang amat besar. Perbatasan segala sungai petjah, lalu air mengalir dengan tjepat kepada segala lembah. Segala pantjaran tubir jang besar itupun terpetjahlah. Pantjuran-pantjuran air meretas dari dalam tanah dengan kekuatan jang amat sangat, melemparkan batu besar-besar be-ratus-be-ratus kaki tingginja keudara, dan kemudian djatuh kembali lalu tertanam dalam-dalam didalam tanah.PZ 76.1

    Orang banjak mula-mula menjaksikan kebinasaan segala perbuatan tangannja. Gedung-gedung-nja jang permai, taman-taman serta kebunnja jang diatur dengan tjantiknja, dimana mereka telah menempatkan segala berhalanja, telah dibinasakan oleh kilat jang dari sorga. Kerubuhannja itu tersebar di-mana-di-mana. Mereka telah mendirikan mezbah pada pohon-pohon, serta mentahbiskannja kepada berhalanja, dimana mempersembahkan korban-korban manusia. Segala perkara jang dibentji oleh Allah ini telah dihantjurkan dalam murkaNja dihadapan mereka itu, maka merekapun dibikin takut gemetar dihadapan kuasa Allah jang hidup Chalik segala langit dan bumi, lalu mereka pun diinsjafkan bahwa segala kenadjisan dan korban-korban jang dahsjat dan berhala itulah jang telah mendatangkan kebinasaannja.PZ 76.2

    Kekuatan angin ribut itu makin ber-tambah-ber-tambah, maka bertjampur baur dengan anasir-anasir jang sedang berperang itu, kedengaranlah ratap tangis orang banjak jang telah menghinakan kekuasaan Allah. Pohon-pohon kaju, gedung-gedung, gunung-gunung batu, serta tanah terlempar kesegala pendjuru. Kegentaran manusia dan segala binatang tidaklah dapat tergambai-kan. Meski Setan sendiri pun, jang terpaksa harus ada di-tengah-di-tengah anasir alam jang sedang berperang itu, takutlah akan keselamatan djiwanja sendiri. Ia telah bergembira dapat memerintahkan bangsa manusia jang begitu berkuasa, dan rindu supaja mereka itu hidup dan mendjalankan kekedjiannja serta memperhebat pendurhakaannja melawan Allah jang disorga. Dari mulutnja keluar sumpah terhadap Allah, menuduh Dia dengan pergi tidak adil dan kedjam. Banjak diantara orang banjak itu menghudjat Allah, seperti Setan, maka djikalau kiranja mereka dapat mendjalankan pendurhakaannja, akan dikojakkannjalah Tuhan dari atas tachta keadilanNja itu.PZ 77.1

    Sementara banjak orang sedang menghudjat dan mengutuki Chalik, setengah jang lain sedang gentar oleh ketakutan, menadahkan tangannja kepada bachtera itu, dengan permohonan jang amat sangat supaja dibolehkan masuk. Tetapi hal ini mustahil adanja. Allah telah menutup pintu itu, satu-satu-nja djalan masuk kedalam bachtera, serta menguntjikan Nuh didalamnja dan orang-orang djahat diluarnja. Hanja Tuhan sadja jang dapat membuka pintu itu. Takut dan pertobatan mereka itu datang terlalu lambat. Mereka telah terpaksa mengetahui bahwa adalah seorang Allah jang lebih berkuasa daripada manusia, jang telah dilawan dan dihudjat oleh mereka. Mereka berseru kepadaNja dengan tekun, tetapi Ia tidak mendengar seruan mereka itu. Dalam putus harapnja ada djuga orang jang mentjoba hendak memaksa masuk kedalam bachtera itu, tetapi bangunan jang kokoh itu membatalkan segala usahanja. Sebahagian berpaut kepada bachtera itu sampai dihanjutkan oleh arus gelumbang jang keras, atau pegangannja itu dipatahkan oleh batu-batu dan pohon-pohon kaju jang dilemparkan kepada segala pendjuru.PZ 77.2

    Setelah orang jang telah memandang hina kepada amaran jang diberikan oleh Nuh dan meng-olok-meng-olok guru indjil jang setia itu telah terlambat menjesal akan kurang pertjajanja. Bachtera itu tergontjang dan ter-katung-ter-katung dengan hebatnja. Binatang-binatang jang didalamnja, menjatakan oleh bunji suaranja jang ber-matjam-ber-matjam itu satu ketakutan jang se-hebat-se-hebat-nja; tetapi di-tengah-di-tengah segala anasir jang sedang mengamuk itu, gelumbang ombak jang besar itu, serta dilontarkannja berkeliling pohon-pohon kaju dan batu-batu, bachtera itu terapung dengan selamat. Malaikat-malaikat jang gagah perkara inemimpin bachtera itu dan memeliharakannja daripada kebinasaan. Tiap-tiap saat sepandjang angin ribut hebat selama empatpuluh hari dan empatpuluh malam itu, hal terpeliharanja bachtera itu adalah suatu mudjizat kuasa jang amat besar sekali.PZ 78.1

    Binatang-binatang jang terdedah kepada angin ribut itu ber-lari-ber-lari mendapatkan manusia, se-olahmengharap pertolongan daripadanja. Sebahagian orang mengikat anak-anak-nja dengan dirinja sendiri atas binatang-binatang jang amat kuat, dengan pengetahuan bahwa binatang-binatang itu dapat tahan hidup lama, serta akan mendaki kemuntjak jang se-tinggi-se-tinggi-nja untuk melepaskan diri dari air jang makin naik itu. Angin ribut itu tidak berkurang sedikitpun kekerasannja — air itu ber-tambah-ber-tambah lebih lekas daripada permulaannja. Setengah orang mengikat dirinja kepada pohon-pohon kaju jang amat tinggi pada tempat jang tinggi-tinggi pula, tetapi pohon-pohon tersebut telah tertjabut pada akarnja dan terdampar dengan kekerasan melalui udara dan kelihatan se-olah-se-olah dilontarkan dengan murkanja, beserta dengan batu-batu dan tanah kedalam ombak jang menderu dan mendidih. Diatas kemuntjak gunung jang se-tinggi-se-tinggi nja manusia dan binatang berusaha mempertahankan kedudukannja sampai semuanja telah terlontar ber-sama-ber-sama kedalam air jang membuih itu, jang sudah hampir mentjapai kemuntjak tanah jang paling tinggi. Kemuntjak gunung jang paling tinggi pun achirnja tertjapailah, maka manusia dan binatang ber-sama-ber-sama binasa oleh bandjir Air Bah itu.PZ 78.2

    Dengan tjemas Nuh dan keluarganja meng-amat-meng-amati air jang makin surut itu. Ia merindu hendak keluar dan berdjalan diatas tanah kembali. Dilepaskannja seekor burung gagak jang terbang pergi datang kedalam bachtera itu. Tidak ia menerima keterangan jang dirindukannja, maka dilepaskannja seekor burung merpati, tetapi oleh karena merpati itu tidak mendapati tempat akan bertengger, iapun kembali pulang kedalam bachtera itu. Setelah tudjuh hari dilepaskannja pula merpati itu, maka setelah kelihatan sehelai daun zait pada peruhnja, terdjadilah suatu kesukaan besar dalam keluarga jang delapan orang itu, jang telah begitu lama terkurung dalam bachtera itu.PZ 79.1

    Sekali lagi seorang malaikat turun dari sorga lalu membukakan pintu bachtera itu. Nuh dapat membongkar bahagian atasnja tetapi ta’dapat ia membuka pintu jang telah ditutup oleh Allah. Allah berfirman kepada Nuh oleh malaikat jang membukakan pintu itu, dan menjuruhkan keluarga Nuh itu supaja keluar dari dalam bachtera serta membawa keluar segala binatang hidup ber-sama-ber-sama.PZ 79.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents