Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Perdjuangan Segala Zaman

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Jusuf di Mesir

    Saudara-saudara Jusuf bermaksud hendak membunuhnja, tetapi achirnja merasa puas mendjual dia sebagai budak, untuk menghindarkan supaja djangan ia mendjadi lebih besar daripada mereka itu. Pikir mereka telah ditempatkannja dia pada satu tempat dimana mereka tidak akan lagi disusahkan oleh segala mimpinja, dan dimana tidak akan ada kemungkinan mimpi itu digenapkan. Tetapi tindakan jang diambilnja itulah pula jang ditakdirkan Allah untuk melaksanakan hal jang dimaksud mereka djangan sampai pernah djadi — ia akan memerintah atas mereka itu.PZ 122.2

    Allah tidak membiarkan Jusuf pergi ke-Mesir dengan sendirian. Malaikat-malaikat telah menjediakan djalan hendak menerima dia disana. Potipar, seorang pegawai Piraun dan penghulu biduanda, membeli dia dari orang-orang Isamili itu. Maka disertai Tuhan akan Jusuf sehingga ia orang jang beruntung baik dalam segala perkara lalu djadikan ia berkenan kepada tuannja, sampai segala sesuatu hartabendanja diserahkannja kepada Jusuf. “Maka segala sesuatu jang padanja diserahkannja ketangan Jusuf, sehingga tidak diketahuinja akan barang suatu djuga pun, melainkan akan makanan jang dimakannja. Maka dianggaplah suatu hal jang nadjis bagi seorang Iberani menjediakan makanan bagi seorang orang Mesir.PZ 122.3

    Ketika Jusuf digoda supaja menjimpang daripada djalan jang benar, melanggar hukum Allah supaja menundjukkan kurang setianja kepada tuannja, dengan keras ia melawan serta menjatakan kuasa jang meninggikan dari perbaktiar, kepada Allah dalam djawabnja kepada isteri tuannja itu. Setelah mengutjapkan pertjaja tuannja jang besar kepadanja, oleh menjerahkan segala sesuatu jang ada padanja kedalam tangannja, serunja, “manakah boleh sahaja berbuat djahat jang besar ini dan berdosa kepada Allah?” Ia tidak mau dibudjuk supaja menjimpang daripada djalan kebenaran serta meng-indjak-meng-indjak hukum Allah oleh sesuatu budjukan atau antjaman.PZ 123.1

    Maka ketika ia dituduh, dan suatu dosa jang amat hina didakwakan kepadanja, tidaklah ia terbenam dalam putus asa. Dalam keinsjafan akan pergi tiada bersalah serta kebenaran tetaplah ia pertjaja kepada Allah. Maka Allah, jang sampai kini telah membantu dia, tidaklah meninggalkannja. Jusuf dirantai lalu dimasukkan dalam pendjara jang gelap. Tetapi Allah pun mengobahkan meski kemalangan inipun mendjadi satu bahagia. Diadakan Tuhan supaja Jusuf mendapat kasihan daripada penghulu pendjara itu, dan oleh penghulu pendjara itu diserahkan segala orang jang terpendjara itu ketangannja.PZ 123.2

    Disinilah suatu teladan kepada segala keturunan jang akan hidup kelak diatas bumi. Meski mereka itu boleh djadi terdedah kepada pentjobaan, tetapi wadjiblah diingatnja selalu bahwa perlindungan dekat adanja, maka akan salahnja sendirilah kalau mereka tidak terpelihara. Allah akan mendjadi penulung besar dalam kepitjikan, dan RohNja suatu perisai. Meski dikelilingi oleh pentjobaan jang keras, adalah suatu sumber kekuatan kemana mereka boleh minta dan melawan segala pentjobaan itu.PZ 123.3

    Alangkah hebatnja serangan itu atas batin Jusuf. Jaitu datang dari seorang jang berpengaruh, jang mempunjai banjak sekali kemungkinan menjesatkan. Tetapi betapa segera dan teguh serangan itu dilawan. Jusuf menanggung sengsara oleh karena keichlasan dan ketulusannja, karena dia jang hendak menjesatkannja itu membalas dendam atas keichlasan jang tidak dapat dibelokkan olehnja sendiri, maka. oleh pengaruhnja disebabkannja Jusuf dimasukkan dalam pendjara, oleh menuduh dia dengan suatu kesalahan jang kedji. Disinilah Jusuf menanggung sengsara karena tidak mau ia menjerahkan ketulusan hatinja. Telah diserahkannja nama baik serta perkaranja dalam tangan Allah. Maka meskipun ia dibolehkan supaja menanggung sengsara seketika lamanja, untuk menjediakan dia kepada satu kedudukan jang penting, tetaplah Allah memeliharakan nama baik jang telah dihitamkan oleh seorang penuduh jang djahat, lalu kemudian, pada waktu jang telah ditentukanNja, menjebabkan nama baik itu ber-kilau-ber-kilauan. Allah membikin pendjara itu sekalipun suatu djalan kepada pengangkatannja. Ketulusan akan mendatangkan upahnja sendiri pada waktunja. Parisai jang membungkus hati Jusuf jaitu takut kepada Allah, jang membikin dia setia dan adil terhadap tuannja dan setia kepada Allah.PZ 124.1

    Meskipun Jusuf ditinggikan sebagai kepala pemerintah atas seluruh negeri, tidaklah ia lupa kepada Allah. Diketahuinja bahwa ia seorang asing dalam suatu negeri asing pula, tertjerai daripada bapa dan saudara-saudara-nja, hal mana seringkali mendatangkan kemasjgulan hatinja, tetapi pertjajalah ia dengan teguh bahwa tangan Allahlah jang menakdirkan kehidupannja, menempatkan dia pada kedudukan jang penting itu. Maka, oleh selalu bergantung kepada Allah, dilaksanakannjaiah segala kewadjiban pangkatnja, sebagai pemerintah atas segenap negeri Mesir, dengan kesetiaan. Jusuf berbakti kepada Allah. Tidak mau ia dibudjuk supaja menjimpang daripada djalan kebenaran serta melanggar hukum Allah, oleh sesuatu budjukan atau antjaman. Pemerintahannja atas diri sendiri serta kesabarannja dalam kesusahan dan ketulusannja jang tidak pernah terguntjang telah dituliskan untuk kepentingan semua orang jang kemudian akan hidup dalam dunia ini. Ketika saudara-saudara Jusuf mengaku dosanja kepadanja, dengan segala senang hati diberikannja keampunan serta menundjukkan oleh segala kebadjikan dan tjinta bahwa tiada padanja perasaan bentji oleh karena perbuatannja jang kedjam dahulu kepadanja.PZ 124.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents