Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Perdjuangan Segala Zaman

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Persediaan Istimewa Untuk Djadi Pemimpin

    Malaikat-malaikat memberitahukan kepada Musa bahwa Allah telah memilihnja hendak melepaskan bangsa Israil. Penghulu-penghulu bangsa Israil djuga diadjar oleh malaikat-malaikat bahwa waktu kelepasan mereka sudah dekat, dan Musalah orang jang akan dipakai Allah untuk melaksanakan pekerdjaan ini. Musa berpikir bahwa bangsa Israil akan dilepaskan oleh peperangan, dan iapun akan mengepalai tentara orang Ibrani itu, serta memimpin perang melawan tentara orang Mesir dan melepaskan saudara-saudara-nja daripada pikulan aniaja itu. Mengingat akan hal ini, Musa berhati-berhati betul dengan kasih-sajangnja, agar supaja jang demikian djangan terlalu keras dihubungkan kepada ibu angkatnja atau kepada Piraun, supaja djangan kelak lebih sukar baginja tinggal bebas melakukan kehendak Allah.PZ 131.1

    Tuhan memeliharakan Musa daripada dirusakkan oleh segala pengaruh jang merusakkan pada sekelilingnja. Azas-azas kebenaran, jang diterima pada waktu masih kanak-kanak daripada ibu-bapa jang takut kepada Allah, tidak pernah dilupakannja. Maka ketika ia berkeperluan sangat supaja dilindungkan dari segala pengaruh jang merusakkan sebagaimana adanja pada istana, segala peladjaran jang didapatnja pada waktu masih kanak-kanak pun mengeluarkan buah-buah-nja. Takut kepada Allah selalu dihadapannja. Maka demikian kuat tjintanja kepada saudara-saudara-nja, dan begitu besar penghormatannja kepada pertjaja orang Ibrani, sehingga ia tidak mau menjembunjikan hal keturunannja oleh karena kehormatan mendjadi seorang waris keluarga radjaPZ 131.2

    Setelah Musa sudah berumur empatpuluh tahun, “keluarlah ia pergi mendapatkan segala saudaranja, hendak melihat segala tanggungan mereka itu; maka dilihatnja seorang orang Ibrani daripada segala saudaranja dipalu oleh seorang orang Mesir. Maka berpalinglah Musa kesana kemari, setelah dilihatnja seorang pun tiada, dibunuhnja orang Mesir itu lalu disembunjikannja bangkainja dalam pasir. Maka pada keesokan harinja keluarlah pula ia, dilihatnja dua orang orang Ibrani tengah berkelahi, lalu katanja kepada orang jang salah itu: Mengapa engkau memalu saudaramu? Maka sahutnja: Siapa mendjadikan dikau penghulu dan hakim atas kami? Maka katamu demikianlah, sebab hendak membunuh aku pun, seperti kaubunuh orang Mesir itu? Maka takutlah Musa, lalu katanja: Bahwasanja sudah ketahuan perkara ini! Maka kedengaranlah perkara ini kepada Piraunpun, lalu ditjaharinja djalan hendak membunuh Musa, tetapi larilah Musa dari hadapan Piraun kenegeri Midian,” Tuhan memimpin djalannja, maka didapatnjalah penumpangan dirumah Djetero, seorang jang berbakti kepada Allah. Adapun Djetero itu seorang jang mempunjai lembu-kambing, dan djuga seorang imam bangsa Midian. Anaknja jang perempuan mendjagai kawan dombanja. Tetapi kawan domba inipun segera diberikan kepada pendjagaan Musa, jang kemudian kawin dengan anak Djetero dan tinggal di Midian empatpuluh tahun lamanja.PZ 131.3

    Musa telah bertindak ter-gesa-ter-gesa dalam membunuh orang Mesir itu. Disangkanja bahwa bangsa Israil sudah mengerti bahwa takdir Allah telah mengangkat dia supaja melepaskan mereka itu. Tetapi tidaklah maksud Allah hendak melepaskan bangsa Israil oleh djalan peperangan, seperti pikir Musa, melainkan oleh kuasaNja jang besar itu, agar supaja kemuliaan itu boleh diberikan kepadanja sendiri. Allah mengubahkan tindakan Musa dalam membunuh orang Mesir itu untuk melaksanakan maksudNja Dalam takdirNja Allah telah membawa Musa kedalam keluarga radja Mesir, dimana telah diterimanja pendidikan jang amat sempurna; tetapi meskipun demikian belumlah ia disediakan oleh Allah untuk mempertjajakan kepadanja pekerdjaan jang besar buat mana ia telah diangkat hendak melaksanakannja. Tidaklah dapat Musa dengan segera meninggalkan istana radja serta segala kemewahan jang dimandjakan kepadanja sebagai tjutju radja untuk melakukan pekerdjaan istimewa bagi Allah. Harus padanja ada waktu untuk memperoleh satu pengalaman serta dilatih dalam sekolah kemalangan dan kemiskinan. Ketika ia hidup dalam pengasingan, Tuhan mengirimkan malaikatNja supaja mendidiknja terutama tentang hari kemudian. Disinilah dipeladjarinja lebih terang lagi peladjaran tentang memerintahkan diri serta kerendahan hati. Dipeliharakannja kawanan kambing Djetero, maka sementara ia melakukan segala kewadjibannja jang hina sebagai gembala, Allah sedang menjediakan dia mendjadi gembala rohani dari kambing-kambing-Nja, bahkan umatNja bangsa Israil.PZ 132.1

    Maka sementara Musa memimpin kawan domba Djetero kepadang belantara sampai ke-bukit Allah, jaitu Horeb, “kelihatanlah kepadanja malaikat Tuhan dalam njala api di-tengah-di-tengah belukar duri.” “Maka sabda Tuhan; Bahwa sesungguhnja Kulihat segala aniaja, jang berlaku atas umatKu di-Mesir itu dan Kudengar tangisnja dari karena segala pengerahnja; bahkan, Kuketahui akan segala sengsaranja. Sebab itu turunlah Aku hendak melepaskan mereka itu daripada tangan orang Mesir dan membawa mereka itu keluar dari dalam negeri itu kepada sebuah negeri jang baik lagi luas, kepada sebuah negeri jang berkelimpahan air susu dan madu, . . . Maka sekarang sesungguhnja tangis bani Israil itu naik sampai kehadapan hadiratKu dan lagi Kulihat segala penganiaja orang Mesir akan mereka itu. Marilah, sekarang Aku hendak menjuruhkan dikau menghadap Piraun, supaja engkau membawa umatKu, jaitu bani Israil, keluar dari negeri Mesir.”PZ 133.1

    Waktunja telah tiba apabila Allah mau supaja Musa menggantikan tungkat gembala itu dengan tungkat Allah, jang akan didjadikanNja amat berkuasa dalam melaksanakan segala tanda dan adjaib, dalam melepaskan umatNja daripada aniaja, serta dalam memeliharakan mereka itu apabila dikedjar oleh musuhnja.PZ 133.2

    Musa bersetudju hendak melakukan tugas itu. Pertama-pertama ia pergi mengundjungi mertuanja serta mendapat izinnja bagi dirinja sendiri serta keluarganja supaja pulang ke-Mesir. Tidak berani ia memberitahukan kepada Djetero tentang pekabarannja kepada Piraun itu, kalau-kalau tidak dibolehkannja isteri dan anak-anak-nja menjertai dia dalam satu pekerdjaan jang begitu berbahaja. Tuhan memperkuatkan dia serta menghilangkan segala takutnja oleh bersabda kepadanja, “Pergilah engkau, pulanglah ke-Mesir, karena segala orang, jang hendak membunuh engkau itu sudah mati.”PZ 134.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents