Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Perdjuangan Segala Zaman

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Musa

    Ketika titah jang kedjam ini sedang berlaku dengan kerasnja, Musa pun lahirlah. Ibunja menjembunjikan dia seberapa lama dapat dibuatnja dengan selamat, dan kemudian sediakan sebuah peti daripada buluh, disapukannja minjak keruing dan gala-gala, supaja djangan masuk air kedalamnja, lalu tempatkan peti ketjil itu dalam keretjut pada tepi sungai, sementara saudaranja perempuan tinggallah pada tempat sekelilingnja se-olah-se-olah memperhatikannja. Sebetulnja ia dengan tjemas meng-amat-meng-amati apakah jang akan djadi kepada saudaranja itu. Malaikat-malaikat pun sedang meng-amat-meng-amati, supaja djangan ada sesuatu bahaja datang kepada kanak-kanak jang ta’berdaja itu, jang telah ditempatkan disana oleh seorang ibu jang berkasih-sajang lalu diserahkan kepada pemeliharaan Allah oleh doa tekun jang bertjampur dengan air mata.PZ 128.1

    Maka malaikat-malaikat tadi memimpin kaki puteri radja Piraun ketepi sungai, dekat kepada tempat dimana terletak anak ketjil bangsa asing jang ta’berdaja itu. Perhatiannja tertarik kepada peti ketjil jang gandjil itu, maka disuruhnjalah dajang-dajang-nja supaja mengambilkannja. Maka ketika dibukakannja tutup peti jang aneh itu, dilihatnjalah seorang kanak-kanak jang elok parasnja, “heran, kanak-kanak itupun menangislah, sebab itu tergeraklah hati tuan puteri oleh kasihan akan dia.” Diketahuinjalah bahwa seorang ibu bangsa Ibrani jang berkasihan telah mengambil djalan istimewa ini untuk memeliharakan djiwa anak jang kekasih itu, maka dengan segera diambilnja keputusan hendak mengambil dia djadi anaknja. Abang perempuan Musa dengan segera datang lalu bertanja: “Bolehkah sahaja pergi memanggilkan tuan seorang penjusu daripada orang Ibrani, supaja ia menjusui kanak-kanak itu karena tuan? Maka kata puteri Piraun kepadanja: Baik!”PZ 128.2

    Dengan kesukaan besar abang perempuan itu berlari kepada ibunja lalu tjeriterakan kepadanja kabar gembira itu serta membawa dia dengan se-tjepat-se-tjepat-nia kepada puteri Piraun, dimana anak ketjil itu kemudian diserahkan kepada ibunja untuk dipelihara, maka iapun diberikan upah besar buat pemeliharaan anaknja sendiri. Dengan bersukur ibu itu melakukan kewadjibannja jang gembira dan sekarang tidak berbahaja lagi. Pertjajalah ibu itu bahwa Allah telah memeliharakan njawa anaknja itu. Dengan setia dipergunakannja segala kesempatan jang baik dalam mendidik anaknja berhubung dengan satu kehidupan jang berguna. Iapun lebih ber-hati-ber-hati dalam pendidikan anak ini daripada anak-anak-nja jang lain; karena ia merasa pasti bahwa ia telah terpelihara untuk sesuatu pekerdjaan jang besar. Oleh pengadjarannja jang setia ditanamkannjalah dalam pikiran jang muda itu supaja takut kepada Allah serta tjinta kepada kebenaran dan keadilan.PZ 129.1

    Ibu itu tidak merasa puas dengan usaha jang demikian sadja melainkan dipintanja doa dengan tekun kepada Allah akan anaknja itu agar supaja ia dapat terpelihara daripada segala pengaruh jang merusakkan. Diadjarnjalah anak itu supaja berlutut dan minta doa kepada Allah, jaitu Allah jang hidup, karena Dia sadjalah jang dapat mendengar serta menolong dia pada tiap-tiap sesuatu kedjadian jang sukar. Ibu itu berusaha menekankan pada pikiran anak itu bagaimana djahat adanja perbaktian kepada berhala itu. Diketahui olehnja bahwa anaknja itu tidak lama lagi akan ditjeraikan daripada pengaruhnja serta diserahkan kepada puteri Piraun, ibu angkatnja itu, untuk dikelilingi dengan segala pengaruh jang telah disengadja membikin dia tidak pertjaja dalam adanja Chalik serwa sekalian alam.PZ 129.2

    Pengadjaran jang diterimanja daripada ibu-bapanja adalah demikian rupa sehingga dapat memperkuat pikirannja serta melindungi dia daripada mendjadi bongkak dan korrup dengan dosa serta mendjadi sombong di-tengah-di-tengah segala kemuliaan dan kemewahan kehidupan dalam istana. Padanja ada satu otak jang terang dan hati jang berpengetahuan, dan tidak pernah ia kehilangan kesan-kesan peribadatan jang telah diterimanja pada waktu ia masih kanak-kanak. Ibunja memeliharakan dia seberapa lama boleh, tetapi achirnja terpaksalah ia bertjerai daripadanja ketika ia sudah hampir berumur kira-kira duabelas tahun, maka ketika itu iapun mendjadi anak puteri radja Piraun.PZ 130.1

    Disinilah Setan telah dikalahkan. Oleh menggerakkan hati radja Piraun supaja membunuh semua anak laki-laki, dipikirnja hendak menjampingkan segala maksud Allah dan membinasakan orang jang kelak hendak diangkat Allah untuk melepaskan umatNja. Tetapi titah itu djuga, jang menentukan supaja anak-anak bangsa Israil dibinasakan, itulah djalan jang telah ditakdirkan Allah untuk membawa Musa kepada keluarga radja, dimana padanja ada segala keuntungan hendak mendjadi seorang jang terpeladjar dan dipatutkan dengan se-patut-se-patut-nja mendjadi pemimpin bangsanja dari negeri Mesir.PZ 130.2

    Radja Piraun mempunjai pengharapan hendak meninggikan tjutju angkatnja itu keatas tachta keradjaan. Disekolahkannja ia supaja dapat mengepalai tentara negeri Mesir serta memimpin mereka itu dalam peperangan. Musa disukai betul oleh tentera radja Piraun serta dihormati karena ia memimpin peperangan dengan kepandaian dan kebidjaksanaan jang lebih tinggi. “Maka kepada Musa pun diadjarkanlah segala ilmu orang Mesir, sehingga pandailah ia pada segala perkataan dan pekerdjaan.” Orang Mesir menghargakan Musa sebagai seorang jang luar biasa.PZ 130.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents