Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Perdjuangan Segala Zaman

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Korban Nuh dan Djandji Allah

    Nuh tidak lupakan Allah, jang telah begitu murah memeliharakan mereka, melainkan dengan segera ia mendirikan sebuah mezbah lalu mengambil dari tiap-tiap binatang jang halal, dan dari tiap-tiap burung jang halal, lalu mempersembahkan korban bakaran pada mezbah itu, menundjukkan pertjajanja dalam al-Maseh, korban jang besar itu, serta menjatakan sjukurnja kepada Allah karena pemeliharaanNja jang adjaib itu. Korban Nuh itu naiklah kehadirat Allah sebagai bau-bauan jang harum. Korban itu berkenan kepada Allah lalu memberkati Nuh dan keluarganja. Disinilah diadjarkan satu peladjaran kepada semua orang jang kelak hidup didunia ini, bahwa buat tiap-tiap kenjataan kemurahan dan tjinta Allah kepada mereka, tindakan mereka jang pertama haruslah mempersembahkan kepada Allah sjukur terimakasih serta perbaktian dengan rendah hati.PZ 79.3

    Maka supaja manusia djangan mendjadi ketakutan kalau melihat awan-awan jang berkumpul dan hudjan jang turun, dan akan selalu dalam ketakutan kalau-kalau air bah akan datang lagi, Allah dengan murah hati memberanikan hati keluarga Nuh dengan suatu perdjandjian. “Aku akan meneguhkan perdjandjianKu ini dengan kamu, bahwa segala keadaan jang berdaging itu se-kali-se-kali tidak akan dibinasakan lagi dengan air bah dan akan tiada lagi air bah jang membinasakan bumi. Maka sabda Allah: Bahwa inilah tanda perdjandjianKu jang Kuperbuat diantara Aku dengan kamu dan dengan segala kedjadian hidup jang sertamu turun-temurun sampai se-lama-se-lama-nja. Bahwa pelangiKu telah Kutaroh dalam awan-awan, maka jaitulah akan tanda perdjandjian diantara Aku dengan bumi. Maka akan djadi kelak apabila Aku mendatangkan awan-awan keatas bumi dan pelangi itupun kelihatan dalam awan-awan, . . . Maka apabila pelangi itu dalam awan-awan Aku menilik akandia kelak hendak ingat akan perdjandjian jang kekal, jang antara Allah dengan segala kedjadian jang hidup dan jang berdaging diatas bumi.”PZ 80.1

    Betapa besar keridlaan itu pada pihak Allah! Betapa kasihan bagi manusia jang berdosa, untuk menempatkan pelangi jang permai serta beraneka-warna, suatu tanda perdjandjian Allah jang maha kuasa itu dengan manusia! Pelangi itu harus membuktikan kenjataan kepada segala turunan bahwa Allah telah membinasakan penduduk bumi ini oleh air bah, karena besarlah kedjahatan mereka itu. Adalah maksud Allah supaja apabila anak-anak keturunan jang akan datang kelak melihat pelangi itu di-awan-di-awan serta bertanja apakah gunanja pelangi jang begitu mulia membentang diatas langit, ibu-bapanja dapatlah memberitahukan kepada mereka itu tentang kebinasaan dunia ini dahulukala oleh air bah, karena orang banjak telah menjerahkan dirinja kepada segala matjam kedjahatan, lalu Allah taala telah melengkungkan pelangi itu serta menempatkannja didalam awan-awan sebagai satu tanda bahwa Ia tidak akan pernah lagi mendatangkan air bah atas dunia ini.PZ 80.2

    Symbol tadi pada awan-awan adalah untuk menetapkan pertjaja orang semuanja, serta memperkokoh harap mereka pada Allah, karena adalah jaitu suatu tanda kemurahan dan kebadjikan sorga kepada manusia; bahwa meskipun Allah telah dibangkitkan murkaNja untuk membinasakan bumi oleh Air Bah, tetapi kemurahanNja tetaplah melingkungi bumi. Allah bersabda apabila Ia memandang kepada pelangi jang di-awan-di-awan itu, bahwa Ia akan ingat. Allah tidak mau kita memperoleh pengertiap bahwa Ia akan pernah lupa, melainkan bersabdalah Ia kepada manusia dalam bahasaNja sendiri, agar supaja manusia dapat mengetahui maksudNja lebih sempurnaPZ 81.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents