Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Kehidupan Abadi

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Tanah di Pinggir Jalan

    Sebagian besar yang menyangkut perumpamaan tentang penabur ialah pengaruh yang dihasilkan pada pertumbuhan benih oleh tanah di mana ia ditaburkan. Dengan perumpamaan ini Kristus pada hakikatnya mengatakan kepada para pendengar-Nya, tidak aman bagimu berdiri sebagai pengkritik pekerjaan-Ku, atau memanjakan rasa kecewa karena itu tidak sesuai dengan cita-citamu. Masalah yang teramat penting bagimu ialah, Bagaimanakah engkau memperlakukan pekabaran-Ku? Nasibmu yang kekal bergantung atas penerimaan atau penolakan kepada pekabaran itu. Menerangkan benih yang jatuh di pinggir jalan, Ia berkata, “Kepada setiap orang yang mendengar firman dari hal kerajaan surga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang dita-burkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”MKA 27.1

    Benih yang ditaburkan di pinggir jalan melukiskan firman Allah manakala ia jatuh ke dalam hati seorang pendengar yang tidak memperhatikan. Seperti jalan yang sukar, dipijak oleh kaki manusia dan binatang, demikianlah hati yang menjadi jalan bagi lalu lintas dunia, kepelesiran serta dosa-dosanya. Tenggelam dalam cita-cita yang mementingkan diri serta pemanjaan-pemanjaan yang penuh dosa, jiwa itu, “menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.” 16Ibrani 3:13; Kecakapan rohani dilumpuhkan. Manusia mendengar firman itu, tetapi tidak memahaminya. Mereka tidak melihat bahwa hal itu dimaksudkan untuk dirinya. Mereka tidak dapat merasakan kasih Kristus dan mereka melewatkan pekabaran rahmat-Nya sebagai sesuatu yang tidak mengkhawatirkan mereka.MKA 27.2

    Sebagaimana burung-burung siap sedia untuk mematuk benih-benih itu dari pinggir jalan, demikianlah Setan sudah siap sedia untuk mengambil benih-benih kebenaran Ilahi dari jiwa itu. Dia takut jangan-jangan firman Allah dapat menyadarkan orang yang lalai dan mempengaruhi hati yang keras. Setan dan malaikatnya berada dalam perhimpunan di mana Injil dikhotbahkan. Sementara malaikat surga berusaha untuk memberi kesan kepada hati dengan firman Allah, musuh waspada untuk menjadikan firman itu tidak berpengaruh. Dengan kesungguh-sungguhan yang setara dengan kebenciannya, ia berusaha untuk menghalangi pekerjaan Roh Allah. Sementara Kristus menarik jiwa dengan kasih-Nya, Setan berusaha untuk mengalihkan perhatian orang yang tergerak mencari Juruselamat. Ia memenuhi pikiran dengan rencana-rencana duniawi. Ia membangkitkan sifat suka mengritik atau membangkitkan keraguraguan dan tidak percaya. Tutur kata si pembaca atau sikapnya mungkin tidak menyenangkan para pendengar dan mereka memperhatikan kekurangan-kekurangan ini. Jadi kebenaran yang diperlukannya dan yang telah dikirim Allah karena kemurahannya, tidak memberikan kesan yang mendalam.MKA 28.1

    Setan mempunyai banyak penolong. Banyak orang yang mengaku umat Allah membantu si penggoda ini untuk mengambil benih-benih kebenaran dari hati orang lain. Banyak orang yang mendengar khotbah firman Allah menjadikannya pokok kritik di rumah. Mereka duduk menghakimkan khotbah seperti mereka menghakimkan kata-kata seorang penceramah atau seorang pembicara politik. Pekabaran yang harus dianggap sebagai firman Tuhan untuk mereka dibicarakan panjang lebar dengan komentar yang kasar dan meremehkan. Tabiat pendeta, motif dan tindak tanduk serta tingkah laku sesama anggota jemaat diperbincangkan dengan bebasnya. Pehukuman yang kejam dijatuhkan, desas desus atau ocehan diulangi dan ini didengar oleh orang yang belum bertobat. Se-ringkah hal-hal ini diucapkan oleh orangtua di depan anak-anaknya sendiri. Sehingga rasa hormat terhadap pembawa kabar Allah serta penghormatan terhadap pekabarannya dirusakkan. Dan banyak orang diajar untuk menganggap remeh firman Allah itu sendiri.MKA 28.2

    Dengan demikian di rumah orang-orang yang mengaku Nasrani banyak orang muda dididik supaya menjadi tidak setia. Dan orangtua bertanya-tanya mengapa anak-anaknya mempunyai sedikit perhatian terhadap firman Allah dan mudah meragukan kebenaran Kitab Suci. Mereka heran mengapa begitu sulit untuk menjangkau mereka dengan pengaruhpengaruh moral dan keagamaan. Mereka tidak melihat bahwa teladan mereka sendiri telah mengeraskan hati anak-anak mereka. Benih yang baik, tidak mendapat tempat untuk berakar, lalu Setan mengambilnya.MKA 28.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents